A. SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu memahami prosedur tindakan Water Tepid Sponge (WTS)
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk tindakan Water Tepid Sponge (WTS)
3. Mahasiswa mampu melakukan skill Water Tepid Sponge (WTS) secara mandiri
B. RENCANA PEMBELAJARAN
D. DASAR TEORI
PENDAHULUAN
Water tepid sponge merupakan prosedur perawatan pada anak sakit demam dengan mengusap dan
melap seluruh bagian tubuh anak dengan air hangat yang bertujuan untuk mendorong darah ke
permukaan tubuh sehingga darah dapat mengalir dengan lancar, dan tindakan ini akan memberikan
sinyal ke hipotalamus anterior yang akan merangsang sistem effektor sehingga diharapkan terjadi
penurunan suhu tubuh pada anak ( Craven, 2007; Taylor, 2006).
Penelitian oleh Sharber (1997, dalam Joyce, 2006) menunjukkan bahwa pemberian acetominophen
dan antipiretik akan lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh dan memberikan kenyamanan
pada anak usia prasekolah dan sekolah, jika disertai dengan tindakan water tapid sponge.
Penelitian oleh Kusnanto, dkk, (2008), water tapid sponge dengan suhu 37 0C lebih efektif
menurunkan suhu tubuh anak demam dibandingkan dengan water tapid sponge suhu 320C
Vasodilatasi, berkeringat
Reference
Craven, R.F., and Hirnle, C.J. Fundamentals of Nursing : Human Health and Function, 5th ed.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2007
Taylor, C.,et al. Fundamentals of Nursing : The Arte and Science of Nursing Care, 6th ed.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2008
Schilling, Juddith A., Lippincott’s Nursing procedures, 5th ed. Philadelphia : Lippincott
Williams & Walkins, 2009
Kusnanto, dkk. Efektifitas tepid sponge bath suhu 320C dan 370C dalam menurunkan suhu anak
demam. Surabaya : Jurnal Ners, 2008
Kowalski, Mary T., & Rosdahl, C. B. Textbook of Basic Nursing. Philadelphia : Lippincott Williams
& Walkins, 2007
Vij, Jitendar P., Basic Consept on Nursing Procedures. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers, 2007
Joyce J. Fitzpatrick and Meredith Wallace (editors). Encyclopedia of Nursing research. 2nd ed.
USA : Maple-Vail Book, 2006
Potter, P.A., Perry A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Praktik. Edisi 4.
Volume 2. Alih bahasa : RenataKomalasari, dkk. Jakarta : EGC, 200
E. PROSEDUR KETRAMPILAN
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengecek program terapi.
b. Mencuci tangan.
c. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
d. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien, memperkenalkan diri.
b. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
d. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy.
b. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa.
c. Memakai sarung tangan.
d. Memasang pengalas dibawah tubuh bayi.
e. Memasang selimut mandi.
f. Melepaskan pakaian bayi.
g. Mengkaji suhu, RR, HR bayi
h. Meletakkan botol air hangat di kaki (mengurangi sensasi panas) dan meletakkan
bantalan es di kepala (mencegah pusing dan kongesti nasal)
i. Mencelupkan washlap/handuk kecil ke baskom yang berisi air hangat, peras
sebelum mengusapkannya ke seluruh tubuh bayi.
j. Tempatkan waslap di axilla, lipat paha, lipat lutut, ganti ketika waslap kering.
k. Usap masing-masing ekstremitas 5 menit, kemudian dada dan abdomen 5 menit.
Balik pasien, usapkan punggung dan bokong 5-10 menit. Selimuti tubuh selain yang
sedang diusap.
l. Tambahkan air hangat ke baskom jika perlu
m. Cek suhu, HR, RR tiap 10 menit. Catat/informasikan ke dokter yang bertanggung
jawab jika suhu tidak turun selama 30 menit.
n. Menghentikan prosedur bila terjadi penurunan suhu tubuh (0.6-1)0C (karena suhu
akan turun dengan sendirinya secara normal)
o. Observasi adanya panas, menggigil, pucat, bercak/bintik-bintik, sianosis, perubahan TTV
(khususnya HR yang cepat, lemah, tdk teratur). Jika ada tanda tersebut, hentikan tindakan,
selimuti pasien, informasikan ke dokter yang bertanggungjawab.
p. Jika tidak ada masalah yang muncul, tindakan dilakukan sampai 30 menit.
q. Mengeringkan tubuh dengan cara menepuk setiap area sampai kering dengan menggunakan
handuk. Hindari mengeringkan dengan cara menggosok karena dapat meningkatkan metabolisme
sel dan memproduksi panas.
r. Pastikan pasien kering dan nyaman, pakaikan baju.
s. Melepas sarung tangan.
t. Merapikan pasien.
4. Tahap terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan (kaji suhu, HR, RR setelah tindakan)
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL (kaji suhu, HR, RR 30 menit setelah tindakan
untuk menentukan efektifitas WTS)
c. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
d. Berpamitan dengan pasien.
e. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
f. Mencuci tangan.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.