Anda di halaman 1dari 6

Water Tepid Sponge (WTS)

A. SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu memahami prosedur tindakan Water Tepid Sponge (WTS)
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk tindakan Water Tepid Sponge (WTS)
3. Mahasiswa mampu melakukan skill Water Tepid Sponge (WTS) secara mandiri
B. RENCANA PEMBELAJARAN

Waktu praktikum : 1 x 100 menit

Panduan instrukstur : 1. 10 menit : persiapan dan pre test materi


2. 30 menit : mendemonstrasikan skill Water
Tepid Sponge (WTS)
3. 30 menit : membimbing mahasiswa dalam
melatih kemampuan melakukan skillWater Tepid Sponge (WTS)
4. 10 menit : memberikan umpan balik
5. 30 menit : mengobservasi dan mengevaluasi
skill mandiri mahasiswa

Panduan Mahasiswa : 1. 10 menit : persiapan dan mengerjakan soal pre


test
2. 30 menit : mahasiswa mengamati demonstrasi
yang dilakukan oleh instruktur
3. 30 menit : mahasiswa melatih kemampuan
dalam melakukan skill Water Tepid Sponge (WTS) dibawah bimbingan instruktur
4. 10 menit : mahasiwa merespon umpan balik
dari instrukstur
5. 30 menit : mahasiswa melakukan skill Water
Tepid Sponge (WTS) secara mandiri dengan diobservasi dan dievaluasi oleh instruktur
C. PERALATAN DAN BAHAN
1. Perlak pengalas
2. Baskom berisi air hangat (320C – 370C)
3. Washlap
4. Selimut mandi
5. Handuk
6. Thermometer dan set pemeriksaan suhu
7. Sarung tangan
8. Botol berisi air hangat dan kantong/bantalan es

D. DASAR TEORI
PENDAHULUAN
Water tepid sponge merupakan prosedur perawatan pada anak sakit demam dengan mengusap dan
melap seluruh bagian tubuh anak dengan air hangat yang bertujuan untuk mendorong darah ke
permukaan tubuh sehingga darah dapat mengalir dengan lancar, dan tindakan ini akan memberikan
sinyal ke hipotalamus anterior yang akan merangsang sistem effektor sehingga diharapkan terjadi
penurunan suhu tubuh pada anak ( Craven, 2007; Taylor, 2006).
Penelitian oleh Sharber (1997, dalam Joyce, 2006) menunjukkan bahwa pemberian acetominophen
dan antipiretik akan lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh dan memberikan kenyamanan
pada anak usia prasekolah dan sekolah, jika disertai dengan tindakan water tapid sponge.
Penelitian oleh Kusnanto, dkk, (2008), water tapid sponge dengan suhu 37 0C lebih efektif
menurunkan suhu tubuh anak demam dibandingkan dengan water tapid sponge suhu 320C

MEKANISME TERJADINYA PENURUNAN SUHU TUBUH


Tindakan perawatan dengan water tapid sponge yang dilakukan pada daerah tubuh akan
mengakibatkan anak berkeringat. Water tapid sponge sendiri bertujuan untuk mendorong darah ke
permukaan tubuh sehingga darah dapat mengalir dengan lancar. Ketika suhu tubuh meningkat dan
dilakukan water tapid sponge, hipotalamus anterior memberi sinyal pada kelenjar keringat untuk
melepaskan keringat, sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh dan mencapai keadaan normal
kembali (Taylor, 2008).
Mekanisme water tapid sponge dalam menurunkan suhu tubuh (Potter dan Perry, 2005) :
Anak Demam Hipotalamus Anterior
Water Tapid Sponge
Sinyal menurunkan set point

Vasodilatasi, berkeringat

Penurunan suhu tubuh pada anak

TUJUAN TINDAKAN WTS (Vij, 2007)


1. Membantu menurunkan suhu antara 102 – 102,80F
2. Menstimulasi sirkulasi darah
3. Menurunkan toksisitas
4. Nervousness and delirium
5. To soothe the nerves and promote sleep

INDIKASI TINDAKAN WTS (Taylor, 2006 & Schilling, 2009)


1. Anak dengan demam dan menggigil
2. Anak dengan peningkatan suhu tubuh yang sangat cepat dan tinggi
3. Bila pengobatan demam rutin gagal/tidak efektif menurunkan panas.

KONTRAINDIKASI TINDAKAN WTS (Kowalski, 2007)


1. Pasien dengan arteriosclerosis
2. Pasien dengan arthritis atau immunosuppesi
3. Bayi baru lahir

PERHATIAN KHUSUS (Schilling, 2009)


1. Jika pasien mendapat antipiretik, berikan 15-20 menit sebelum tindakan
2. Untuk mendapat suhu yang akurat, kaji suhu rektal jika tdk ada kontraindikasi
3. Jika hanya bisa dengan suhu mulut, gunakan termometer elektrik
KOMPLIKASI TINDAKAN WTS (Schilling, 2009)
Mempercepat penurunan suhu dapat memicu terjadinya kejang.

DOKUMENTASI (Schilling, 2009)


1. Catat tanggal, waktu, dan lama tindakan
2. Suhu air
3. Suhu, HR, RR pasien sebelum, selama, dan setelah tindakan
4. Komplikasi yang muncul, jika ada
5. Respon pasien dari tindakan

Reference

Craven, R.F., and Hirnle, C.J. Fundamentals of Nursing : Human Health and Function, 5th ed.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2007

Taylor, C. “Managing Infants with Pyrexia,” Nursing Times 102(39):42-43, September-


October 2006.

Taylor, C.,et al. Fundamentals of Nursing : The Arte and Science of Nursing Care, 6th ed.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2008

Schilling, Juddith A., Lippincott’s Nursing procedures, 5th ed. Philadelphia : Lippincott
Williams & Walkins, 2009

Kusnanto, dkk. Efektifitas tepid sponge bath suhu 320C dan 370C dalam menurunkan suhu anak
demam. Surabaya : Jurnal Ners, 2008

Kowalski, Mary T., & Rosdahl, C. B. Textbook of Basic Nursing. Philadelphia : Lippincott Williams
& Walkins, 2007

Vij, Jitendar P., Basic Consept on Nursing Procedures. New Delhi : Jaypee Brothers Medical
Publishers, 2007

Joyce J. Fitzpatrick and Meredith Wallace (editors). Encyclopedia of Nursing research. 2nd ed.
USA : Maple-Vail Book, 2006

Potter, P.A., Perry A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Praktik. Edisi 4.
Volume 2. Alih bahasa : RenataKomalasari, dkk. Jakarta : EGC, 200
E. PROSEDUR KETRAMPILAN
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengecek program terapi.
b. Mencuci tangan.
c. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
d. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.

2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien, memperkenalkan diri.
b. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
d. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.

3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy.
b. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa.
c. Memakai sarung tangan.
d. Memasang pengalas dibawah tubuh bayi.
e. Memasang selimut mandi.
f. Melepaskan pakaian bayi.
g. Mengkaji suhu, RR, HR bayi
h. Meletakkan botol air hangat di kaki (mengurangi sensasi panas) dan meletakkan
bantalan es di kepala (mencegah pusing dan kongesti nasal)
i. Mencelupkan washlap/handuk kecil ke baskom yang berisi air hangat, peras
sebelum mengusapkannya ke seluruh tubuh bayi.
j. Tempatkan waslap di axilla, lipat paha, lipat lutut, ganti ketika waslap kering.
k. Usap masing-masing ekstremitas 5 menit, kemudian dada dan abdomen 5 menit.
Balik pasien, usapkan punggung dan bokong 5-10 menit. Selimuti tubuh selain yang
sedang diusap.
l. Tambahkan air hangat ke baskom jika perlu
m. Cek suhu, HR, RR tiap 10 menit. Catat/informasikan ke dokter yang bertanggung
jawab jika suhu tidak turun selama 30 menit.
n. Menghentikan prosedur bila terjadi penurunan suhu tubuh (0.6-1)0C (karena suhu
akan turun dengan sendirinya secara normal)
o. Observasi adanya panas, menggigil, pucat, bercak/bintik-bintik, sianosis, perubahan TTV
(khususnya HR yang cepat, lemah, tdk teratur). Jika ada tanda tersebut, hentikan tindakan,
selimuti pasien, informasikan ke dokter yang bertanggungjawab.
p. Jika tidak ada masalah yang muncul, tindakan dilakukan sampai 30 menit.
q. Mengeringkan tubuh dengan cara menepuk setiap area sampai kering dengan menggunakan
handuk. Hindari mengeringkan dengan cara menggosok karena dapat meningkatkan metabolisme
sel dan memproduksi panas.
r. Pastikan pasien kering dan nyaman, pakaikan baju.
s. Melepas sarung tangan.
t. Merapikan pasien.

4. Tahap terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan (kaji suhu, HR, RR setelah tindakan)
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL (kaji suhu, HR, RR 30 menit setelah tindakan
untuk menentukan efektifitas WTS)
c. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
d. Berpamitan dengan pasien.
e. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
f. Mencuci tangan.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai