Anda di halaman 1dari 3

1.

Analisa jurnal intervensi keperawatan

1. Judul : Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Suhu Tubuh pada Pasien


Hipertermi di Rumah Sakit PGI CIKINI
Penulis : Ardianson Tiyel Dkk
Tahun : 2020

P(Patient, Popul Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Groups
ation, Problem) Pretest-Posttest Design, yaitu desain penelitian yang terdapat pretest sebel
um diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan demiki
an dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan diad
akan sebelum diberi perlakuan. Tujuan penelitian yaitu tentang pengaruh k
ompres hangat terhadap suhu tubuh pada pasien hipertermi. peneliti juga m
enyajikan tentang analisis bivariat dengan uji statistik paired sample T- Tes
t.
I (Intervention) Penelitian berlangsung selama 6 hari dan waktu pelaksanaan tindakan
dilakukan di pagi dan sore hari , observasi dilakukan sebanyak dua(2) kali
yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.Perkenalan, menjelaskan
tujuan intervensi yang akan dilaksanakan dan kontrak waktu pada pasien.
Melakukan pengkajian untuk mendapat data dan informasi tentang status
kesehatan pasien, pengkajian dilakukan dengan wawancara untuk
mendapat data subjektif dan juga dengan pemeriksaan fisik untuk
mendapat data objektif. Ukur suhu tubuh pasien sebelum diberikan
kompres hangat Intervensi sesuai SOP kompres hangat selama 15
menit.Ukur suhu tubuh pasien setelah 15 menit dilakukan kompres.
Memuat hasil pengukuran pre dan post intervensi dilembar observasi
Terminasi dan edukasi terhadap pasien
C (Comparison) -
O (Outcome) Berdasarkan hasil penelitian “ Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Suhu
Tubuh pada Pasien Hipertermi di RS PGI CIKINI“. maka dapat diambil ke
simpulan sebagai berikut : Berdasarkan perubahan suhu tubuh pada pasien
hipertermi di RS PGI Cikini setelah dilakuakan kompres hangat
membuktikan adanya pengaruh kompres hangat terhadap suhu tubuh. Hasil
analisis menunjukan penurunan suhu tubuh rata - rata setelah dilakukan
kompres hangat adalah 38.093 ˚C. Menunjukkan rata-rata suhu tubuh
sebelum diberi tindakan kompres hangat adalah 38,57°C. sedangkan rerata
suhu sesudah diberikan kompres hangat adalah 38,093°C. Sehingga ada
penurunan sebesar 0,48°C. Penurunan suhu ini tidak drastis hal yang
demikian adalah baik karena akan membuat mekanisme penyesuaian tubuh
yang baik. Mekanisme penurunan suhu tubuh dari tindakan kompres
hangat meningkatkan aliran darah dengan cara melebarkan pembuluh
darah dan menurunkan suhu tubuh dengan mengirim rangsangan ke pusat
pengaturan suhu atau hipotalamus posterior bahwa suhu luar lebih rendah
dari suhu tubuh maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan
metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk mengigil serta
pengeluaran panas dikurangi dan suhu tubuh menjadi turun. Hangat dari
air kompres tersebut merangsang memvasodilatasi sehingga mempercepat
proses evaporasi dan konduksi yang pada akhirnya dapat menurunkan suhu
tubuh
2. Judul : Evaluation Of Effectiveness Of Washing Procedure Onoperator Pungsi
Lumbal In Part Neurology Rsup R.D. Kandou Manado
Penulis : Arthur H.P. Mawuntu Dkk
Tahun : 2020

P(Patient, Popul Penelitian ini ingin mengevaluasi apakah prosedur cuci tangan yang diajar
ation, Problem) kan selama ini memberikan hasil buruk, baik, atau sempurna. Metode: Ka
mi mengembangkan cara evaluasi dengan sistem skoring. Komponen penil
aian dibagi atas Kepatuhan Saat, Teknik, dan Efikasi. Selanjutnya dibuat E
valuasi Keseluruhan. Untuk Efikasi kami menggunakan simulasi kuman de
ngan losion fluoresen yang dapat dibilas air, Lumigerm® dan mengevaluas
inya di bawah lampu ultraviolet oleh dua penilai.
I (Intervention) Tindakan pungsi lumbal (lumbar puncture = LP) adalah tindakan
memasukkan jarum ke dalam ruang subaraknoid yang steril (Gambar 1).
Tindakan ini harus dikerjakan secara steril untuk menghindari penyulit
seperti infeksi susunan saraf pusat.
World Health Organization (WHO) mencanangkan program Save Lives:
Clean Your Hands. Program ini menekankan untuk melakukan cuci tangan
di lima saat dengan enam langkah. Lima saat mencakup
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan
aseptik
3. Setelah kontak dengan cairan
tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien.

Enam langkah cuci tangan menurut WHO adalah :


1. Meratakan sabun cair atau handrub di telapak tangan.
2. Punggung tangan dan sela-sela jari.
3. Telapak tangan.
4. Punggung jari-jari.
5. Ibu jari dan punggung ibu jari.
6. Ujung-ujung jari.

Teknik mencuci tangan dapat dikerjakan menggunakan hand rub atau


sabun cair di bawah air mengalir. Saat menggunakan hand rub, lama cuci
tangan adalah 20-30 detik sedangkan di bawah air mengalir 40-60 detik.
Teknik mencuci tangan dengan enam langkah bertujuan agar seluruh
permukaan tangan berkontak dengan zat antiseptik dan dengan demikian
akan membunuh kuman secara maksima

C (Comparison) -
O (Outcome) Untuk operator LP, prosedur cuci tangan dengan air mengalir perlu
dimodifikasi dengan memperlama waktu cuci tangan dan memberi
perhatian khusus pada daerah sela-sela jari dan punggung tangan.Daerah
sela-sela jari dan punggung tangan menjadi daerah yang paling tidak bersih
setelah cuci tangan. Cuci tangan terbukti efektif untuk mencegah
terjadinya infeksi pada saat LP.

Anda mungkin juga menyukai