Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENERAPAN KOMPRES HANGAT


DI RUANG ROSELLA 2 RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Dosen Pembimbing

Dr. Yulis Setiya Dewi, S.Kep.Ns., M.Ng.

Disusun Oleh:
Yuniar Rahma Shofro’in
132013143030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
Penerapan Kompres Hangat
I. Pengertian
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang
dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres
meupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh (Ayu, 2015). Ada 2 jenis kompres yaitu
kompres hangat dan kompres dingin. Pada penelitian ini Peneliti menerapkan penggunaan
kompres hangat. Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk
yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga
dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani dalam Wardiyah
2016).
II. Manfaat dan Tujuan
Manfaat dan tujuan pemberian kompres hangat adalah (Poltekkes Kemenkes Maluku, 2011):
a. Menurunkan suhu tubuh
b. Memperlancar sirkulasi darah
c. Mengurangi rasa sakitatau mengurangi nyeri
d. Memperlancar pengeluaran getah radang/ cairan eksudat
e. Memberi rasa hangat dan nyaman
III. Indikasi
Kompres hangat diberikan pada klien dengan indikasi (Poltekkes Kemenkes Maluku, 2011) :
a. Klien dengan perut kembung
b. Klien dengan hipertermi
c. Klienyang mengalami radang, misalnya radang persendian
d. Kekejangan otot
e. Adanya abses atau akibat penyuntikan
f. Tubuh dengan abses atau hematoma.
IV. Pentalaksanaan Tindakan
Pemberian kompres hangat pada anak dibutuhkan beberapa persiapan alat antara lain
(Poltekkes Kemenkes Maluku, 2011):
a. Air hangat sesuai kebutuhan (30-32oC)
b. Handuk bersih atau washlap
c. Kom dan bengkok
Penggunaan kompres hangat dilakukan selama 10 – 15 menit dengan temperature air 30-32oC,
akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat pori-pori kulit melalui
proses penguapan. Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena pada
daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah yang besar dan banyak terdapat
kelenjar keringat apokrin yang mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas
daerah yang mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan perpindahan panas
dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak (Ayu, 2015).
Penggunaan kompres hangat dapat dilakukan di daerah lipatanlipatan tubuh (seperti lipatan
ketiak (aksila), lipatan selangkanga, dll), karena di lipatan-lipatan tubuh biasanya terdapat
pembuluh darah yang cukup besar sehingga mempercepat vasodilatasi dan proses evaporasi
panas tubuh.
Mengompres dilakukan dengan handuk atau washlap yang dibasahi dengan dibasahi air
hangat (30ºC) kemudian dikompres atau diletakkan padalipatan-lipatan tubuh. Penurunan
suhu tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan
“dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan
terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi (Irdawati, 2017).

V. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Menurut Poltekkes Kemenkes Maluku (2011), standar operasional prosedur pada kompres
hangat adalah sebagai berikut.
a. Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot,
perut kembung, dan kedinginan.
b. Tujuan
• Memperlancar sirkulasi darah
• Menurunkan suhu tubuh
• Mengurangi rasa sakit
• Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
• Memperlancar pengeluaran eksudat
• Merangsang peristaltik usus
c. Indikasi
• Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
• Klien dengan perut kembung
• Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian
• Sepasme otot
• Adanya abses, hematoma
d. Alat dan Bahan
• Larutan kompres berupa air hangat 30-32° dalam wadah (kom)
• Handuk / kain / washlap untuk kompres
• Handuk pengering
• Sarung tangan
• Termometer
e. Prosedur Tindakan
• Beri tahu klien, dan siapkan alat, klien, dan lingkungan
• Cuci tangan
• Ukur suhu tubuh
• Basahi kain pengompres dengan air, peras kain sehingga tidak terlalu basah
• Letakkan kain pada daerah yang akan dikompres (dahi, ketiak, perut, leher, bagian
belakang)
• Tutup kain kompres dengan handuk kering
• Apabila kain telah kering atau suhu kain relatif menjadi dingin, masukkan kembali
kain kompres ke dalam cairan kompres dan letakkan kembali di daerah kompres,
lakukan berulang-ulang hingga efek yang diinginkan dicapai
• Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 20 menit
• Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah dan rapikan
alat
• Cuci tangan
f. Evaluasi
• Respon klien
• Alat kompres terpasang dengan benar
• Suhu tubuh klien membaik
g. Dokumentasi
• Waktu pelaksanaan
• Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan dan di evaluasi dan catat
nama perawat yang melaksanakan

Anda mungkin juga menyukai