Menurut Anugraheni, Wahyuningsih (2013) Kompres hangat dapat dilakukan dengan
menempelkan kantong karet/buli-buli yang di isi air hangat atau handuk yang telah di rendam di dalam air hangat, kebagian tubuh yang nyeri, dengan di ikutii latihan pergerakan atau pemijatan. Dampak fisiologis dari kompres hangat ini adalah pelunkakan jaringan fibrosa, membuat otot-otot tubuh lebih rileks, menu runkan atau menghilangkan rasa nyeri dan memperlancar aliran darah. Menurut Kusyati (2009) standar operasional (SOP) kompres hangat sebagai berikut : I. Pengertian Kompres Hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan mengunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. II.Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah 2. Menurunkan suhu tubuh 3. Mengurangi rasa sakit ( nyeri ) 4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien 5. Memperlancar pengeluaran eksudat 6. Merangsang peristaltik usus III.Indikasi Kompres Hangat 1. Mengurangi nyeri 2. Meningkatkan aliran darah 3. Mengurangi kejang otot 4. Menurunkan kekakuan tulang sendi IV.Kontra Indikasi Kompres Hangat 1. Ganguan stabilitas 2. Buerger disease (suatu peradangan pada pembuluh darah arteri dan vena serta saraf pada tungkai yang menyebabkan ganguan aliran darah) Ganguan peredaran darah arterial perifer (ganguan sirkulasi umum dimana arteri yang menyempit mengurangi aliran daranh ke anggota badan). V.Alat dan Bahan 1. Buli-buli panas dan sarungnya 2. Termos/baskom berisi air panas sesuai kebutuhan (40-46 c) 3. Termometer air panas 4. Pengalas 5. Sarung tangan bersih di tempatnya 6. Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan 7. Bengkok 8. Lap kerja (handuk kering) 9. Korentang VI.Periapan Pasien 1. Mengatur posisi pasien 2. Memasang skres atau gorden penutup VII.Persiapan Perawat 1. Mengucapkan salam teraupetik 2. Mengkaji kondisi klien 3. Melakukan kontrak ( waktu, tindakan ) dilakukanya tindakan 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan VIII.Prosedur kerja 1. Cuci tangan 2. Beri tau pasien bahwa tindakan akan segera di mulai (salam taraupetik) 3. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman 4. Cek alat-alat yang di gunakan 5. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien 6. Posisikan pasien senyaman mungkin 7. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan 8. Periksa TTV pasien sebelum memulai backrub(terutama nadi dan tekanan darah 9. Mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (40-46 c) Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengan bagian dari buli-buli tersebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara : 1. Letakkan atau tidurkan bulu-buli di atas meja atau tempat datar 2. Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli 3. Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan rapat/benar 4. Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkan dengan lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli 5. Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien 6. Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan 7. Kaji sacara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang timbul akibat pemberian kompres hangat dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidakyamanan, kebocoran, dan sebagainya. 8. Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengan air panas lagi, sesuai yang di kehendaki 9. Minta pasien untuk mengungkapkan ketidakyamanan saat di lakukan kompres 10. Pengompresan dihentikan sesuai waktu yang telah di tentukan 11. Rapikan pasien ke posisi semula 12. Beri tahu bahwa tindakan sudah selesai 13. Bereskan alat-alat yang telah di gunakan dan lepas sarung tangan 14. Kaji respon pasien (respon subjektif dan objektif) 15. Berikan reinforcement positif pada pasien 16. Buat kontrak petemuan selanjutnya 17. Akhiri kegiatan dengan baik IX.Evaluasi 1. Respon klien X.Dokumentasi 1. Waktu pelaksanaan 2. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang di lakukan dan di evaluasi 3. Nama perawat yang melaksanakan