Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan Praktikum Kompres

Oleh Siti Fatimah, 1006672996


Keperawatan Gerontik III-Kelas B
A. Pengertian
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau
alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang
memerlukan (Asmadi, 2008).
B. Jenis
1. Kompres Panas
2. Kompres Dingin
C. Tujuan
1. Kompres panas
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Mengurangi rasa sakit
c. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
d. Merangsang peristatik usu
2. Kompres dingin
a. menurunkan suhu tubuh
b. mencegah peradangan meluas
c. mengurangi kongesti
d. mengurangi perdarahan setempat
e. mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
D. Indikasi
1. Kompres panas
a. klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)
b. klien dengan perut kembung
c. Klien dengan perut kembung
d. Klien dengan spasme otot

2. Kompres dingin
a. klien dengan suhu tubuh yang tinggi
b. Klien dengan memar
E. Kontraindikasi
1. Kompres panas
a. Pada 24 jam pertama pasca cedera traumatik. Panas akan meningkatkan
perdarahan dan pembengkakan.
b. Perdarahan aktif
c. Edema noninflamasi. Panas akan meningkatkan permeabilitas kapiler edema
d. Tumor ganas. Panas akan mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan
meningkatkan sirkulasi sehingga mempercepat metastase.
e. Gangguan kulit. Panas dapat menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
2. Kompres dingin
a. Gangguan sirkulasi.
b. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin
F. Efek Fisiologis Kompres Panas dan Dingin
Kompres panas
Vasodilatasi
Meningkatkan permeabilitas kapiler
Meningkatkan metabolisme selulas
Merelaksasi otot
Menigkatkan inflamasi, meningkatkan
aliran darah ke suatu area
Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot

Efek sedatif
Mengurangi kekakuan sendi dengan
menurunkan viskositas cairan senovial
G. Peralatan

Kompres dingin
Vasokontriksi
Menurunkan permeabilitas kapiler
Menurunkan metabolisme selular
Merelaksasi otot
Memperlambat pertumbuhan bakteri,
mengurangi inflamasi
Meredakan nyeri dengan membuat
area menjadi mati rasa,
memperlambat aliran impuls nyeri,
dan menigkatkan ambang nyeri
Efek anastesi lokal
Meredakan perdarahan

1. Kompres panas
a. Botol air panas dengan tutupnya
b. Sarung botol atau handuk
c. Air panas dan termometer
d. Sarung tangan
e. Kom
2. Kompres dingin
a. Kantong es
b. Sarung pelindung
c. Sarung tangan
d. Potongan es
e. Baskom
f. Air
H. Prosedur
1. Kompres panas
1.

2.
3.

4.
5.

Pelaksanaan
Mengukur suhu air. Ikuti praktek
institusi tentang penggunaan suhu yang
tepat.
Suhu yang sering diberikan:
46 52 C untuk orang dewasa
normal
40,5 46 C untuk orang dewasa
yang tidak sadar atau yang
kondisinya sedang lemah
Mengisi sekitar dua pertiga botol dengan
air panas
Mengeluarkan udara dari botol. Udara
yang tetap berada di botol akan
mencegah botol mengikuti bentuk tubuh
yang sedang dikompres.
Menutup botol dengan kencang
Membalikkan botol
adanya kebocoran

dan

Rasional
Memastikan suhu yang akan
diberikan agar terapi berefek
maksimal

Agar air tidak terlalu penuh dan


tidak tumpah
Untuk menjaga suhu agar tetap
stabil

Agar air tidak tumpah dari


tempatnya
memeriksa Untuk memastikan ada atau
tidaknya kebocoran

6.

7.

8.

Mengeringkan botol

Agar saat terapi dilaksanakan


pakaian pasien tidak terkena
basah
Membungkus botol dengan handuk atau Agar panas air tidak langsung
sarung botol air panas
menyentuh kulit. Ditakutkan kulit
melepuh
Meletakkan bantalan pada bagian tubuh Untuk memberikan kenyamanan
dan
menggunakan
bantal
untuk pada pasien
menyangganya jika perlu

2. Kompres dingin
1

2.

3.

Pelaksanaan
Menyiapkan alat dan bahan
1. Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es,
potongan es dicelupkan dulu ke dalam air
untuk menghilangkan ujung- ujungnya
yang runcing.
2. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah
hingga dua pertiga kantong.
3. Keluarkan udara yang berlebihan dengan
menekuk atau memelintir alat
4. Pasang tutup kantong atau kolar es dengan
kuat, atau buat sebauh simpul pada
sarung tangan di bagian ujung yang
terbuka. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kebocoran cairan jika es
meleleh.
5. Pegang alat secara terbalik dan periksa jika
ada kebocoran
6. Bungkus alat dengan sarung penutup yang
lembut, jika alat tersebut belum
dibungkus.
7. Pertahankan alat tersebut pada tempatnya
dengan menggunakan kasa gulung,
pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan
plester sesuai kebutuhan.
Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap
pasien
Melakukan informed concent

Rasional
Memudahkan kita dalam
melakukan tindakan

Memastikan apakah kompres


tersebut benar diberikan untuk
pasien tersebut
Mempermudah kita dalam
melakukan tindakan dengan

4.
5.
6.
7.
8.

9.
11.
12.

bekerja sama dengan pasien


karena antara bidan dan pasien
sudah ada perjanjian
Mencuci tangan di bawah air mengalir
Mencegah penularan infeksi
Memasang perlak dan alasnya
Mencegah air membasahi kasur
pasien
Mendekatkan peralatan
Memudahkan dalam
pelaksanaan prosedur kerja
Memakai sarung tangan
Pencegahan infeksi
Memasang kompres pada bagian tubuh yang Memberikan efek kompres yang
memerlukan dan hanya pada jangka waktu optimal
yang telah ditentukan guna menghindari efek
yang mebahayakan dari kompres dingin yang
berkepanjangan
Membereskan alat- alat
Mencuci tangan
Pencegahan infeksi
Mendokumentasikan di buku catatan
Pencatatan yang tepat pada
waktunya mencegah kesalahan
dalam pemberian kompres
(misal, pengulangan pemberian
atau pemberian terlewat)

I. Hal yang Diperhatikan


1. Kompres panas
a. Kompres panas tidak boleh diberikan pada klien dengan pendarahan
b. Pemakaian botol panas pada bagian abdomen, tutup botol mengarah ke samping
c. Pemakaian botol panas pada bagian kaki, tutup botol mengarah ke samping atau ke
bawah
d. Botol panas perlu selalu diperiksa apakah ada kebocoran atau tidak terlebih dahulu.
2. Kompres dingin
a. Bila klien merasa kedinginan atau sianosis, kompres es harus segera diangkat.
b. Selama pemberian kompres, perhatikan kulit klien apakah terdapat iritasi atau
kerusakan kulit lainnya.
c. Bila pemberian kompres untuk menurunkan suhu tubuh, maka suhu tubuh perlu
diperiksa setiap 30 hingga 60 menit. Hentikan kompres bila suhu tubuh telah turun.
d. Bila terapi kompres dingin masih perlu dilanjutkan dan es dalam kantong telah mencair

mak es harus diganti.


Referensi
Asmadi. (2008). Tehnik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika
Kozier, dkk. (2003). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Laporan Pendahuluan Praktikum ROM (Range of Motion)


Oleh Ratna Wulandari, 1006759580
Keperawatan Gerontik III-Kelas B
A. Pengertian
ROM adalah latihan gerak sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi

dan

pergerakan otot, dimana klien menggerakkan masing-masing persendiannya

sesuai

gerakan normal baik secara aktif maupun pasif (Reese & Bandy, 2010).
B. Tujuan
1. Meningkatkan atau mempertahankan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan
3. Mencegah kontraktur pada sendi
C. Indikasi
1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring lama
D. Kontraindikasi
1. Kelainan sendi atau tulang
2. Trombus atau emboli pada pembuluh darah
3. Klien dengan fase imobilisasi karena penyakit jantung
E. Jenis ROM
Latihan ROM dapat dibedakan menjadi tiga katagori yaitu
1. ROM Aktif dilakukan pada klien yang mampu menggerakkan seluruh sendi tanpa
bantuan
2. ROM Pasif dilakukan pada klien yang tidak mampu menggerakkan tubuhnya
secara mandiri
3. ROM Aktif-assistif dilakukan pada klien yang memiliki keterbatasan dalam
menggerakkan tubuhnya sehingga perlu mendapatkan beberapa bantuan.

F. Prinsip ROM
1. Gerakan ROM diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM dilakukan hati-hati sehingga tidak melelahkan klien
3. Melakukan ROM harus sesuai dengan jadwalnya.
G. Jenis Pergerakan Sendi
1. Fleksi yaitu berkurangnya sudut persendian
2. Ekstensi yaitu bertambahnya sudut persendian
3. Hiperekstensi yaitu ekstensi lebih lanjut
4. Abduksi yaitu gerakan menjauhi garis tengah tubuh
5. Adduksi yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh
6. Rotasi yaitu gerakan memutar
7. Eversi yaitu perputaran telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian
8. Inversi yaitu putaran telapak kaki ke bagian dalam, bergerak membentuk sudut sendi.
9. Pronasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah
10. Supinasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan menghadap ke
atas
11. Oposisi yaitu pergerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan
yang sama
H. Prosedur Gerakan ROM
1. Leher, Spina, Serfikal
Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Hiperektensi
Fleksi lateral
Rotasi

Penjelasan
Menggerakan dagu menempel ke
dada,
Mengembalikan kepala ke posisi
tegak,
Menekuk kepala ke belakang
sejauh mungkin,
Memiringkan
kepala
sejauh
mungkin kearah setiap bahu,
Memutar kepala sejauh mungkin

Rentang
rentang 45
rentang 45
rentang 40-45
rentang 40-45
rentang 180

dalam gerakan sirkuler

2. Bahu
Gerakan
Fleksi

Ekstensi
Hiperektensi
Abduksi

Adduksi

Rotasi dalam

Rotasi luar

Sirkumduksi

Penjelasan
Menaikan lengan dari posisi di
samping tubuh ke depan ke posisi
di atas kepala,
Mengembalikan lengan ke posisi
di samping tubuh,
Mengerkan lengan kebelakang
tubuh, siku tetap lurus,
Menaikan lengan ke posisi
samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala,
Menurunkan lengan ke samping
dan menyilang tubuh sejauh
mungkin,
Dengan siku pleksi, memutar
bahu
dengan
menggerakan
lengan
sampai
ibu
jari
menghadap ke dalam dan ke
belakang,
Dengan siku fleksi, menggerakan
lengan sampai ibu jari ke atas
dan samping kepala,
Menggerakan lengan dengan
lingkaran penuh,

Rentang
rentang 180

rentang 180
rentang 45-60
rentang 180

rentang 320

rentang 90

rentang 90

rentang 360

3. Siku
Gerakan
Fleksi

Ektensi

Penjelasan
Rentang
Menggerakkan siku sehingga lengan rentang 150
bahu bergerak ke depan sendi bahu
dan tangan sejajar bahu,
Meluruskan
siku
dengan rentang 150
menurunkan tangan,

4. Lengan bawah
Gerakan
Supinasi

Pronasi

Penjelasan
Memutar lengan bawah dan tangan
sehingga telapak tangan menghadap
ke atas,
Memutar lengan bawah sehingga
telapak tangan menghadap ke bawah,

Rentang
rentang
7090
rentang
90

70-

5. Pergelangan tangan
Gerakan
Fleksi
Ekstensi

Hiperekstensi

Abduksi
Adduksi

Penjelasan
Menggerakan telapak tangan ke
sisi bagian dalam lengan bawah,
Mengerakan jari-jari tangan
sehingga jari-jari, tangan, lengan
bawah berada dalam arah yang
sama,
Membawa permukaan tangan
dorsal ke belakang sejauh
mungkin,
Menekuk pergelangan tangan
miring ke ibu jari,
Menekuk pergelangan tangan
miring ke arah lima jari,

Rentang
rentang 80-90

Penjelasan
Membuat genggaman,
Meluruskan jari-jari tangan,
Menggerakan jari-jari tangan ke
belakang sejauh mungkin,
Mereggangkan jari-jari tangan
yang satu dengan yang lain,
Merapatkan kembali jari-jari
tangan,

Rentang
rentang 90
rentang 90
rentang 30-60

rentang 80-90

rentang 89-90

rentang 30
rentang 30-50

6. Jari tangan
Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Abduksi
Adduksi

7. Ibu jari

rentang 30
rentang 30

Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Oposisi

Penjelasan
Mengerakan ibu jari menyilang
permukaan telapak tangan,
menggerakan ibu jari lurus menjauh
dari tangan,
Menjauhkan ibu jari ke samping,
Mengerakan ibu jari ke depan
tangan,
Menyentuhkan ibu jari ke setiap jarijari tangan pada tangan yang sama.

Rentang
rentang 90
rentang 90
rentang 30
rentang 30
-

8. Pinggul
Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Abduksi
Adduksi

Rotasi dalam
Rotasi luar
Sirkumduksi

Penjelasan
Mengerakan tungkai ke depan
dan atas,
Menggerakan
kembali
ke
samping tungkai yang lain,
Mengerakan
tungkai
ke
belakang tubuh,
Menggerakan
tungkai
ke
samping menjauhi tubuh,
Mengerakan tungkai kembali
ke posisi media dan melebihi
jika mungkin,
Memutar kaki dan tungkai ke
arah tungkai lain,
Memutar kaki dan tungkai
menjauhi tungkai lain,
Menggerakan
tungkai
melingkar

Rentang
rentang 90-120
rentang 90-120
rentang 30-50
rentang 30-50

rentang 30-50
rentang 90
rentang 90
-

9. Lutut
Gerakan
Fleksi
Ekstensi

Penjelasan
Rentang
Mengerakan tumit ke arah rentang 120-130
belakang paha,
Mengembalikan tungkai kelantai,
rentang 120-130

10. Mata kaki


Gerakan

Penjelasan

Rentang

Dorsifleksi

Menggerakan kaki sehingga rentang 20-30


jari-jari kaki menekuk ke atas,
Menggerakan kaki sehingga rentang 45-50
jari-jari kaki menekuk ke
bawah,

Plantarfleksi

11. Kaki
Gerakan
Inversi
Eversi

Penjelasan
Rentang
Memutar telapak kaki ke samping rentang 10
dalam,
Memutar telapak kaki ke samping rentang 10
luar,

12. Jari kaki


Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi

Penjelasan
Menekukkan jari-jari kaki ke
bawah,
Meluruskan jari-jari kaki,
Menggerakan jari-jari kaki satu
dengan yang lain,
Merapatkan kembali bersamasama,

Rentang
rentang 30-60
rentang 30-60
rentang 15
rentang 15

Referensi
Potter, P. A., Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Ed. 4. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Reese, N. B. Bandy, W. D. (2010). Joint Range of Motion and Muscle Length Testing.
Missouri: Saunders Elsevier

Anda mungkin juga menyukai