Anda di halaman 1dari 17

Program Studi : D III KEBIDANAN

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Kebidanan

Job/ Kegiatan : Terapi Panas Dingin dan Zid Bath/Kompres

REFERENSI

1. www.terapiperilaku.blogspot.com

2. www.google.com

3. Rochimah,Ns.Dalimi,E.Maryani,S.dkk.2011.Keterampilan Dasar Praktik

Klinik.Jakarta:Trans Info Media

4. Eko, Nurul W. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jogjakarta:Pustaka

Rihana
Dasar Teori

Terapi adalah suatu proses berjangka panjang berkenaan dengan rekonstruksi

pribadi. Dalam kamus Bahasa Indonesia, definisi terapi adalah “usaha untuk memulihkan

kesehatan orang yang sedang sakit”. Tidak disebut ‘usaha medis’ dan juga tidak disebut

menyembuhkan penyakit. Maka kita bisa paham bahwa terapi adalah lebih luas daripada sekadar

pengobatan atau perawatan. Apa yang dapat memberi kesenangan, baik fisik maupun mental,

pada seseorang yang sedang sakit dapat dianggap terapi.

1. Terapi Panas

Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas. Sedangkan kompres adalah

salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak demam yang

sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit yang berhubungan

dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan melancarkan aliran

darah.

a.      Tujuan Terapi Panas

Terapi Panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan

jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres panas akan

menghangatkan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan perubahan

fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler

untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga

memengaruhi respons . 4
b.      Jenis

Kompres panas pada tubuh berbentuk:

1. Kering

Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan

menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan

pemanas disposabel.

2.  Basah.

Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan

pemanas, berendam, atau mandi.

2. Terapi Dingin

a.      Pengertian

Terapi dingin dikenal sebagai cryotherapy yang bekerja pada prinsip pertukaran panas.

Hal ini terjadi ketika menempatkan objek pendingin dalam kontak langsung dengan objek suhu

yang lebih hangat, seperti es terhadap kulit. Objek dingin akan menyerap panas dari objek yang

lebih hangat. Setelah cedera, pembuluh darah akan memberikan oksigen dan nutrisi kepada sel-

sel yang rusak. Sel-sel di sekitar cedera meningkatkan metabolisme dalam upaya mengkonsumsi

lebih banyak oksigen. Ketika seluruh oksigen digunakan, sel-sel akan mati serta pembuluh darah

yang rusak tidak bisa membuang sampah. Sel darah dan cairan meresap ke dalam ruang di

sekitar otot yang mengakibatkan pembengkakan dan memar. Saat es ditempelkan akan

menyebabkan suhu jaringan yang rusak menurun melalui pertukaran panas dan menyempitkan

pembuluh darah lokal. Hal ini memperlambat metabolisme dan konsumsi oksigen, sehingga

mengurangi laju kerusakan. Proses tersebut menghentikan transfer impuls ke otak yang
mendaftar sebagai nyeri. Kebanyakan terapis dan dokter menyarankan untuk tidak menggunakan

terapi panas setelah cedera, karena hal ini akan memiliki efek sebaliknya dari terapi dingin.

Panas meningkatkan aliran darah dan melemaskan otot-otot. Hal itu baik untuk meredakan

ketegangan otot, tetapi hanya akan meningkatkan rasa sakit dan pembengkakan cedera dengan

mempercepat metabolisme. Terapi dingin harus selalu digunakan sesegera mungkin setelah

cedera terjadi. Terapi dingin dilakukan sekitar 15 hingga 20 menit selama 48 jam.

b.      Tujuan

a.       Mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau mengecilkan pembuluh

darah

b.      Mengurangi rasa sakit

c.       Mengurangi kejang otot

d.      Mengurangi kerusakan jaringan

e.       Mengurangi pembengkakakan

f.       Mengurangi pembentukan udema (Pembekuan darah di bawah kulit)

c.       Jenis-jenis

1.       Kantong Es

Teknik ini menggunakan tas sederhana seperti kantong plastik, botol air panas,

kemasan dingin kimia atau sayuran beku. Caranya dengan menerapkan kain handuk

kering di atas area tersebut untuk mencegah kontak langsung es untuk kulit. Kulit akan

melewati empat tahapan sensasi dalam 10-15 menit. Sensasi ini dalam rangka adalah:

1) Dingin kulit

2) Merasa Burning

3) Sakit
4) Kekebasan

2. Pijat Es

Es merupakan material dari teknik terapi dingin. Es adalah sebuah air bersih yang

dimasukkan ke dalam wadah lalu dibekukan di dalam lemari es samapi benar-benar beku.

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam teknik ini yaitu sedikit demi sedikit

membuka es lalu pijatkan ke area yang sakit dengan menggunakan gerakan melingkar

konstan. Jangan meletakkan es di satu daerah selama lebih dari 3 menit karena hal ini

dapat menyebabkan radang dingin. Terapi dingin harus dihentikan setelah kulit terasa

mati rasa.

PETUNJUK KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk Terapi Panas Dingin dan Kompres

2. Baca dan pelajari Job Sheet

3. Ikuti petunjuk instruktur

4. Tanyakan pada instruktur hal-hal yang belum difahami/dimengerti

5. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan

KESELAMATAN KERJA

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan

2. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

3. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaanya

4. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas
PERALATAN DAN BAHAN

1. Terapi panas

 Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)

 Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai

 Kasa perban atau kain segitiga

 Pengalas

 Sarung tangan bersih di tempatnya

 Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)

 Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan

 Pinset anatomi 2 buah

 Korentang

2. Terapi dingin

 Bengkok

 Handuk kering

 Kom

 Kirbat es atau eskap dengan sarungnya

 Kom berisi potongan-potongan kecil es serta satu sendok teh garam agar es tidak

cepat mencair

 Air dalam kom


PERLENGKAPAN

 Baki dan alas

 Perlak kecil atau handuk kecil

 Tempet cuci tangan

 Alat tulis dan buku catatan

 Tempat sampah basah

 Tempat sampah kering

 Baskom
PROSEDUR KERJA
1. Kompres Terapi Panas
1. Dekatkan alat-alat kedekat klien

” Agar bidan atau perawat mudah

menjangkau alat “

2. Perhatikan privacy klien

“ Agar menjaga privacy klien ”

3. Cuci tangan

“ Untuk pencegahan infeksi ”


4. Atur posisi klien yang nyaman

“ Agar saat pemberian obat, klien

merasa nyaman ”

5. Pasang pengalas dibawah daerah

yang akan dikompres

“Agar menjaga kebersihan dan

kenyamanan klien di tempat tidur

atau tempat klien saat diberikan obat

6. Kenakan sarung tangan lalu buka

balutan perban bila diperban.

Kemudian, buang bekas balutan ke

dalam bengkok kosong

“ Untuk perlindungan diri ”

7. Ambil beberapa potong kasa dengan

pinset dari bak seteril, lalu masukkan

ke dalam kom yang berisi cairan

hangat.

“Untuk merendam kasa yang akan

digunakan untuk terapi kompres


hangat “
8. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu

bentangkan dan letakkan pada area

yang akan dikompres

Bila klien menoleransi kompres

hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi

dengan kasa kering. selanjutnya

dibalut dengan kasa perban atau kain

segitiga.

“ Untuk mengompres daerah yang

nyeri agar klien merasa nyaman dan

mengurangi rasa sakit klien ”


9. Lakukan prasat ini selama 15-30

menit atau sesuai program dengan

anti balutan kompres tiap 5 menit

“Agar hasil dari kompresan tersebut

maksimal “
10. Lepaskan sarung tangan

“ Untuk pencegahan infeksi “

11. Atur kembali posisi klien dengan

posisi yang nyaman

“ Agar klien merasa nyaman “

12. Bereskan semua alat-alat untuk

disimpan kembali

“ Agar alat terlihat rapi dan bersih,

juga berpengaruh pada kenyamanan

klien maupun perawat atau bidan “


13. Cuci tangan

“ Untuk pencegahan infeksi “

14. Dokumentasikan tindakan ini beserta

responnya

2. Kompres Terapi Dingin


1. Siapkan alat dan bahan serta susun

secara ergonomis

“Persiapan alat dan bahan secara

ergonomis akan memudahkan dalam

memberikan pengobatan serta

mengefektifkan waktu “

2. Kajian pasien

“Pengkajian dilakukan untuk

memastikan keadaan pasien serta

tepat dalam memberikan pengobatan


3. Informed Consent

“Dilakukan untuk mendapatkan

persetujuan dari pasien untuk

mempermudah pengobatan ”

4. Bawa alat-alat ke dekat klien

“Agar alat dan bahan dapat dengan

mudah di jangkau”
5. Cuci tangan

“Untuk pencegahan infeksi”

6. Masukkan batuan es ke dalam kom

air

“Agar bagian pinggir es tidak tajam”

7. Isi kirbat es dengan potongan es

sebanyak kurang lebih setengah


bagian dari kirbat tersebut

“Pemakaian es yang berlebihan akan

membuat mati rasa pada kulit”


8. Keluarkan udara dari eskap dengan

melipat bagian yang kosong, lalu di

tutup rapat “Agar terapi dapat

bekerja dengan maksimal “


9. Periksa skap

“Untuk memastikan agar tidak ada

kebocoran”

10. Keringkan eskap dengan lap, lalu

masukkan ke dalam sarungnya

“Agar air yang keluar dari es tidak

berceceran”

11. Buka area yang akan di obati dan

atur yang nyaman pada klien


“Posisi yang nyaman bagi pasien

akan membantu terapi”


12. Pasang perlak pengalas pada bagian

tubuh yang akan di obati

“Perlak berfungsi sebagai alas agar

air tidak menetes ke kasur atau ke

tempat terapi dilakukan”

13. Letakkan eskap pada bagian yang

memerlukan terapi

“Peletakkan eskap pada bagian yang

memerlukan terapi akan

mempercepat terapi karena terapi

langsung ke tempat yang

memerlukannya”
14. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit

terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu

tubuh

“Pengkajian yang lebih dari 20 menit

akan membuat pasien tidak nyaman”


15. Angkat eskap bila sudah selesai
16. Atur posisi klien kembali pada posisi

yang nyaman

“Agar pasien lebih nyaman setelah

terapi”

17. Bereskan alat setelah selesai

melakukan terapi ini

“Agar alat dan bahan yang sudah

dipakai tidak mengganggu

kenyamanan klien”
18. Cuci tangan

“Untuk pencegahan infeksi”

19. Dokumentasikan

“Untuk mencatat hasil dari

pengobatan”

EVALUASI
1. Persiapan alat dilakukan dengan benar

2. Seluruh langkah kerja dilakukan dengan urutan yang benar

3. Aturan keselamatan kerja dilakukan saat melaksanakan tindakan

4. Terapi dilakukan sesuai standar

5. Mahasiswa melaksanakan setiap langkah teknik terapi dengan benar

Anda mungkin juga menyukai