AST : 5
2 Data Subjektif:
1. Identifikasi pasien
2. Mempersiapkan alat: washlap, baskom
3. Mengisi baskom dengan air hangat
4. Merasakan suhu air dengan telapak tangan
5. Menanyakan apakah pasien dapat menoleransi kompres hangat tersebut
6. Membersihkan area ketiak dan leher
7. Memasukan washlap ke dalam baskom yang berisi air hangat
8. Meletakkan washlap di kedua ketiak
9. Memberikan kompres selama 5 menit
10. Merendam kembali washlap ke dalam baskom dan mengulanginya kembali
hingga 30 menit
11. Merapikan peralatan
12. Mengeringkan area leher dan kedua ketiak
13. Mengukur suhu pasien setelah dilakukan kompres
14. Terminasi
15. Mencucui tangan
5 Dasar Pemikiran
disebabkan oleh serotype virus dengue yang ditandai dengan empat gejala klinis
akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Sucipto, 2011).
virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty
yang menyerang pada anak dan orang dewasa dengan gejala demam, perdarahan
pada gusi serta buang air besar dan syok (Soedarto, 2012).
Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus yang masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty, yang menyerang pada anak dan orang dewasa
dengan gejala utama demam tinggi, nyeri otot dan nyeri sendi, kegagalan sirkulasi,
perdarahan hingga kematian yang disebabkan oleh kebocoran plasma.
menggunakan pakaian yang tidak tebal, dan memberikan kompres (Wardiyah,et al,
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang
ada dalam tubuh. Panas dalam tubuh keluar melalui pembuluh-pembuluh darah
besar yang dekat dengan kulit yang berada di leher, axila dan lipatan paha. Sehingga
berikan pada tempat tersebut, tidak di dahi karena tidak terdapat pembuluh darah
tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering menggunakan buli
buli hangat, kompres dingin basah dengan larutan obat anti septik, kompres dingin
basah dengan air biasa atau air mengalir. Mekanisme hilangnya panas dengan
kompres air biasa atau air mengalir melalui proses konduksi pada pemberian
kompres yang bekerja sebagai isolator yang efektif terhadap hilangnya panas yang
penurunan suhu tubuh. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini terjadi karena
panas tubuh digunakan untuk penguapan air pada kain kompres (Fatkularini, Asih,
& Solechan, 2014, hal. 6).
Panas yang keluar dari tubuh melalui kulit dipengaruhi oleh perbedaan antara
suhu tubuh dan lingkungan, jumlah permukaan tubuh yang terpapar udara, jenis
pakaian yang dikenakan, serta pemberian kompres. Hal ini di dukung oleh penelitian
tertinggi pada kompres air biasa yaitu 1,10C sedangkan penurunan terendah yaitu
0,7 0C dan rata-rata penurunannya yaitu 0,8°C (Fatkularini, Asih, & Solechan, 2014,
hal. 6).
Pada kasus Ny. A.P yang mengalami demam dengan suhu tubuh 39,30c,
penurunan suhu tubuh. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini terjadi karena
dengan teori
Menurut Kusyati (2006), kompres air biasa diberikan dengan menggunakan
wahsalp atau kain kasa yang dimasukkan ke dalam air bersuhu normal (18-
26°C) dan diletakan pada area yang akan dikompres. Kompres dilakukan
dilakukan pada Ny. A.P sudah sesuai dengan teori, dimana kompres
ulang sedangkan kasa harus diganti setelah dipakai (sekali penggunaan), hal
ini juga meminimalkan penggunaan kasa diruangan (Fatkularini, Asih, &
memiliki atau jika pasien kurang nyaman dengan washlap dari rumah sakit
karena dipakai oleh banyak orang. Selain itu, perawat dapat mengajarkan
dimana demam mungkin akan turun setelah kompres namun demam dapat
pasien.
- Bagaimana cara menentukan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan
kebutuhan pasien
Tindakan pemberian kompres pada Ny. A.P sudah sesuai dengan kebutuhan
pasien karena saat itu klien sedang demam dan setelah di beri kompres
Efek samping : Menurut Asmadi (2008) untuk kompres air biasa atau air dingin
O:
A:
- Hipertermi teratasi
P:
kompres saya tidak lagi mengevaluasi apakah sudah sesuai atau tidak
Sagung Seto.
Fatkularini, D., Asih, S. H., & Solechan, A. (2014). Efektivitas Kompres Air Suhu
Biasa Dan Kompres Plester Terhadap Penurunan Suhu Tubuh. Jurnal Ilmu
Herdman, PhD, RN, FNI, T. H., & Kamitsuru, PhD, RN, FNI, S. (2018). NANDA
SDKI, DPP & PPNI. (2016). Stndar Diagnosis Keperawatan Indonesia : defenisi