Anda di halaman 1dari 4

WOC Atresia Esophagus

Kelainan Bawaan Faktor lain:

- Factor gen
Atresia Esofagus - Defisiensi vitamin
- Obat-obatan
- Alcohol
- Paparan virus
Kerongkongan buntu - Bahan kimia

Udara mengalir ke fistula anxietas Kesulitan menelan Mengeluarkan air liur

Pneumonia aspirasi
Gaster perforasi akut

Pneumonia berulang Batuk, sesak nafas

Reflux gastrofageal Perut kembung


membuncit anorexia
- Pola nafas tidak efektif
Kegagalan nafas
- Bersihan jalan nafas tidak efektif

sianosis Pola nafas tidak efektif


Gangguan pemenuhan nutrisi
ATRESIA ESOPHAGUS
Definisi:

Atresia Esophagus adalah kelainan kongenital, yaitu tidak menyambungnya esophagus bagian proksimal
dengan esophagus bagian distal (Rifky, 2019).

Menurut F.A Lubis (2013) atresia esophagus merupakan keadaan tidak adanya lubang atau muara (buntu)
pada esophagus, atau malformasi yang disebabkan kegagalan esophagus membentuk saluran continue
dari faring ke lambung.

Etiologi:

Menurut Solidikin (2011) Atresia Esophagus terjadi sekitar 1 dari 14.425 kelahiran hidup. Atresia
Esophagus merupakan kelainan bawaan, faktor lainnya yaitu faktor genetic, defisiensi vitamin, obat-
obatan, paparan virus, alcohol dan bahan kimia.

Tanda dan Gejala Atrsia Esophagus menurut Sambak, dkk. (2017)

1. Produksi saliva berlebihan, saliva berbentuk buih cenderung mengalir dari mulut
2. Kesulitan bernafas, sianosis dan batuk ketika diberi makanan
3. Kesulitan pada saat pemberian makanan dan mengarah pada pneumonia aspirasi, terbukti pada 2-
3 hari setelah dimulai pemberian intake peroral.
4. Adanya refluks cairan lambung yang menyebabkab terjadinya pneumonia.

Klasifikasi Atresia Esophagus menurut Hanggorowati, dkk. (2018):

1. Tipe A: Atresia esophagus terisolasi


2. Tipe B: Atresia Esophagus distal dengan fistula yang menghubungkan bagian proksimal
esophagus dengan trachea
3. Tipe C: Terdapat proksimal atresia esophagus disertai fistula trakhaesophagus dibagian distal
4. Tipe D: Double fistula tracheoesophagus bagian proksimal dan distal
5. Tipe E: tidak terdapat atresia esophagus tetapi terdapat fistula tracheoesophagus
6. Tipe F: Stenosis esophagus.

Penatalaksanaan Atresia Esophagus menurut Behrman dalam Sambak, dkk. (2017):

1. Pada bayi segera dipasang kateter kedalam esophagus, lakukan suctioning untuk membersihkan
produksi saliva.
2. Pemberian antibiotic dengan resiko infeksi
3. Tindakan bedah 2 tahap, tahap pertama pengikatan fistula dan pemasangan pipa gastrostomy
untuk pemberian intake peroral, sementara tahap kedua yaitu tindakan anastomosis pada kedua
ujung esophagus

Komplikasi Atresia Esophagus menurut Behrman dalam Sambak, dkk. (2017) sebagai berikut:

1. Pneumonia aspirasi
2. Atelektasis
3. Dismotilitas esophagus
4. Gastroesophagus refluks
5. Disfagia (kesulitan menelan)
6. Fistula tracheophagus berulang.

Pemeriksaan penunjang:

- Pada usia kehamilan sekitar 26 minggu ditemukan polyhidramnion


- Foto rontgen
- Fluoroskopi
- Broncoscopy
- Echocardiografi pra operasi untuk mendeteksi malformasi penyerta yang cukup berat.

Prognosis Atresia Esophagus:

Prognosis menjadi buruk bila terlambat terdiagnosa dan untuk jangka panjang tergangtung
kelainan yang lain bahkan multiple. Keberhasilan pembedahan tergantung dari faktor risiko seperti berat
badab lahir bayi, pneumonia dan kelainan congenital yang menyertai.

Daftar Pustaka:

Hanggorowati, dkk. (2018). Penatalaksanaan Anestesi Pada Koreksi Atresia Esophagus. Diakses tanggal
25 Oktober 2019 dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/45da310a1cdd587f884e55255367
0d1a.pdf

Lubis, F. (2013). Penatalaksanaan Anestesi Pada Koreksi Atresia Esophagus. Diakses tanggal 25 Oktober
2019 dari https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6312
Rifky, dkk. (2019). Intervensi Colon Retrosternal dan Esofagoplasty Pada Pasien Atresia Esophagus
Tipe A Long Gab. Diakses tanggal 25 Oktober 2019 dari
jurnal.fk.unand.ac.id/indeks.php/jka/article/view 935/827

Sambak, dkk. (2017). Konsep dan Asuhan Keperawatan Gangguan Pencernaan Anak Atresia
Esophagus. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Hasanudin. Diakses tanggal 25 Oktober 2019
dari http://lms2.unhas.ac.id/cl1/claroline/work/user_work.php?
cmd=exDownload&authId=34320&assigId=3&workId=21&cidReset=true&cidReq=302_001

Anda mungkin juga menyukai