Tanggal Pengkajian :
Nama Mahasiswa : Paulus Henry Anggoro
NIM : 01503180316
Inisial Klien : By. Ny. E
Nama Orang Tua/Penanggung Jawab : Tn. E dan Ny. E
Alamat : Sutera Kirana V12 Pondok Jagung Tangerang Selatan, Banten, Indonesia
Data Fokus Pengkajian
Bayi Usia 27 hari dengan hari perawatan ke 28 dengan Preterm 28 minggu, bayi
kurang aktif, refleks hisap tidak adekuat, terpasang OGT, ada desaturasi sampai
spo2 30% , rangsangan taktil respons lama, bayi menangis setelah dirangsang taktil,
Sp02 90 - 95% setelah dirangsang taktil, masih terdapat periode apnea terpasang
NPT denganETT no 2,5 batas hidung 3,5 cm dengan mode ventilator BiPaP FiO2
25%, PEEP 5 cm H20, tampak adanya retraksi dada minimal, RR 45 – 60 x/menit,
nafas ireguler, suara nafas vesikuler, HR = 140 – 160x/menit. BAK dan BAB
spontan. Hasil Ro Thorak tanggal 28 September 2019 HMD Grade IV, BB = 1300,
PB = 37 cm, LK = 27 cm. LP = 25 cm. GDS = 104 mg/dl, Suhu 36,5 derajat Celcius,
Suhu Incubator 36,5 derajat celcius.
DO:
Retraksi intercostal
minimal
Ada desaturasi sampai
spo2 30% , rangsangan
taktil respons lama
Masih terdapat periode
apnea
Pola Nafas Ireguler
TTV
N : 140 - 160 x/menit
RR: 45-60x/menit
SpO2 : 90 – 95%
Hasil X-ray Thorax:
HMD Grade IV
2 DS: Bayi Preterm Resiko Defisit Nutrisi
Tidak dapat dikaji
DO:
DO:
1 Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nafas bayi 1. Perubahan Pola nafas menunjukan
Imaturitas fungsi paru keperawatan selama 7x24 2. Observasi dan catat fekuensi, irama adanya gangguan jalan nafas
jam pola nafas kembali serta kedalaman nafas bayi 2. Frekuensi, irama serta kedalam
Definisi: Pertukaran udara efektif dengan kriteria 3. Observasi adanya sianosis menunjukkan adekuat atau tidaknya
inspirasi dan/atau ekspirasi hasil: 4. Atur posisi bayi dengan kepala sedikit pernafasan bayi
tidak adekuat. ekstensi 3. Sianosis menunjukkan adanya hipoksia
Nafas spontan 5. Auskultasi suara nafas, catat adanya 4. Posisi kepala sedikit ekstensi
Batasan karakteristik : RR 40 – 60x/menit suara tambahan merupakan posisi paling baik bagi bayi
DS: Tidak ada cyanosis perifer 6. Ukur saturasi oksigen untuk memaksimalkan ventilasi
Tidak dapat dikaji dan central 7. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai 5. Adanya suara tambahan paru seperti
indikasi wheezing dan rhonci menunjukan
Tidak ada grunting
gangguan jalan nafas nafas
DO: Tidak ada nafas cuping
6. Saturasi oksigen menunjukan ada
hidung
Retraksi intercostal tidaknya kecukupan oksigen dalam
Periodik apnea + darah
7. Memaksimalkan kebutuhan oksigen
TTV N : 140-160 bayi
x/menit
RR: 47-60x/menit
S : 36,5 oC
SpO2 90-95%
Hasil X-ray Thorax:
HMD grade IV
2 Resiko Tinggi defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kebutuhan kalori yang 1. Pengkajian status nutrisi untuk
keperawatan selama 7x24 dibutuhkan bayi mengetahui kebutuhan nutrisi bayi dan
jamkebutuhan nutrisi bayi 2. Pantau Intake dan output tiap shift rencana tindakan selanjutnya
Definisi: Asupan nutrisi tidak terpenuhi dengan kriteria 3. Timbang BB/hari 2. Memantau keseimbangan cairan tubuh
cukup untuk memenuhi hasil: 4. Pasang NGT/OGT pada bayi
metabolisme tubuh 5. Berikan total parenteral nutrisi sampai 3. memantau adanya peningkatan atau
Tidak ada muntah intake oral penurunan berat badan
Dibuktikan dengan: Refleks hisap kuat 4. Membantu memberikan nutrisi per oral
DS: Refleks menelan baik 5. Memaksimalkan asupan nutrisi pada
Tidak dapat dikaji bayi
DO:
Bayi preterm
Refleks hisap tidak
adekuat
Terpasang OGT
BB 1300
GDS 104 mg/dl
TTV N: 140-160 x/menit
RR: 47-60 x/menit
S : 36,5 oC
SpO2 90-95
3 Resiko Tinggi Hipotermia Setelah dilakukan tindakan 1. Tempatkan bayi dibawah radiant atau 1. Infant warmer dapat
dibuktikan dengan : keperawatan selama 7 hari incubator menghangatkan tubuh bayi
DS = Tidak dapat dikaji perawatan, hipotermia tidak 2. Observasi suhu tubuh tiap 3 jam dan
2. Memantau secara dini terjadinya
DO : terjadi dengan kriteria hasil : pertahankan suhu tubuh 36,5 – 37,5 C
hipotermi
Suhu 36,5 oC Suhu bayi, 36,5 – 37,5 3. Hindarkan bayi kontak dengan benda
3. Mencegah terjadinya perubahan suhu
Usia Kehamilan 28 minggu Akral Hangat atau sumber dingin
menjadi hipotermi pada bayi
Bayi di Incubator Tidak Sianosis 4. Jaga bayi tetap kering, ganti popok
4. Popok yang basah dapat membuat
yang basah
terjadinya perubahan suhu pada tubuh
bayi
Implementasi Keperawatan
Tanggal Pukul No. Dx Implementasi
24/10//2019 07.30 1,2,3 Mengobservasi pasien dengan melakukan pemeriksaan fisik didaptkan hasil ttv pasien S: 36.5 ˚C,
HR: 150x/menit, RR: 55x/menit. Masih terdapat retraksi intercostal minimal, akral teraba hangat
dan tidak ada sianosis, tidak terdapat sumbatan pada jalan napas. Menggunakan BiPaP dengan
PEEP 7 dan FiO2= 25 %. Spo2 = 90 – 95%
07.45 1,3 Meletakkan bayi dalam posisi terlentang dan posisi kepala lebih tinggi dari badan pasien.
08.00 1,2,3 Membantu perawat melakukan pemberian cairan 150 ml/kgBB D10%, aminosteril 10%
2gr/KgBB/day, Smoflipid 20% 2 gr /kgBB,
Membantu perawat senior mengkaji kemampuan refleks hisap dan menelan pasien, sudah membaik
09.00 2
hanya saja masih lemah
10.00 1,2 Mengganti popok bayi dan mengukur kembali suhu tubuh bayi, Suhu pasien 36.5
11.00 1,3 Mengobservasi turgor dan mukosa mulut, didapatkan turgor kulit masih elastis dan kulit tampak
kering dan mukosa bibir kering.
Menimbang BB pasien didapat Berat badan saat ini adalah 1300 gram
12.00 2
Membantu memperbaiki posisi bayi incubator dengan meletakkan bayi diatas kain yang kering
14.00 1,3
Mengobservasi suhu tubuh pasien didapatkan suh 36.5 0C
Tanggal Pukul DP Evaluasi (SOAP) Nama
O: HR: 150x/menit, RR: 55x/menit. Masih terdapat retraksi intercostal minimal, akral teraba
hangat, tidak terdapat sumbatan pada jalan napas. Menggunakan BiPaP dengan PEEP 7
dan FiO2= 27 %. Spo2 90 – 95%
P: Lanjutkan intervensi
O:, pasien tampak diberikan total cairan 150 ml/kgBB/hari, abdomen lembut, BAK ada,
BAB ada dengan konsentrasi lunak, BB pasien 1300 gram, reflek menelan masih lemah.
A: Refleks menelan masih lemah, resiko defisit nutrisi masih bisa terjadi
P: Lanjutkan intervensi:
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. PPNI. Edisi 1: Jakarta Selatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Penerbit DPP, PPNI, Jakarta Selatan