Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN ANESTESI PEDIATRIK

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN


RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG
Jln. Dr. Soetomo No. 792 Telp. 0271-6811839 Fax . 0271-6811439
Email : rsudgemolong@yahoo.com SRAGEN 57274
I. Definisi
Anestesi yang dilakukan pada pediatric dengan berat badan< 20 kg
yang memerlukan persiapan khusus baik alat maupun obat.
Pembagian pediatrik menurut perkembangan biologis

Orok ( neonatus ) < 28 hari

Bayi ( infant ) 1 bulan – 1 tahun

Anak ( child ) 1 tahun – 12 tahun

II. Tujuan
1. Mengoptimalkan keadaan pasien pra, intra dan pasca anestesi.
2. Mempertahankan kondisi dan keselamatan pasien selama tidakan
induksi.
3. Peningkatan kualitas pelayanan anestesi pada pediatrik.

III. Ruang Lingkup


1. Setiap pasien yang akan dilakukan anestesi khusus pediatrik harus
melalui proses kunjungan pra anestesi dan penilaian pra anestesi.
2. Harus terdapat proses komunikasi antara dokter dan keluarga
sedangkan pada keadaan darurat disesuaikan dengan kondisi saat
itu.
3. Semua proses anestesi harus dicatat atau didokumentasikan
secara terpisah di dalam status anestesi dan dimasukan ke dalam
rekam medis pasien.
4. Proses anestesi pediatrik dilakukan oleh DPJP anestesiologi.
.
IV. Tata Laksana
Ketentuan yang harusdiperhatikan

1. Dilakukan oleh dokter spesialis anestesi


2. Penata anestesi di bawah pengawasan dokter anestesi
3. Anestetist harus memahami problem anestesi pada anak:
 Anatomi
 Lubang hidung sempit,rongga hidung berbentuk corong
makin dalam makin menyempit.
 Lidahbesar
 Rima glottis tinggi → C4
 Vocal cord miring
 Epiglotis sempit dan berbentuk U terbalik.
 Crycoid sempit
 Tulang rusu lebih besar sehingga gerak kurang bebas
 Abdomen lebih besar daripada thorax.
 Fisiologi
 CNS
 Parasympatis lebih dominan sehingga hypoxia
menyebabkan bradikardia
 Chemoreceptor CO2 belum berfungsi dengan baik
 Pernafasan
 Bayi bernafas lewat hidung type abdominal
 Dead space anatomi besar
 Tidal volum pada neonatus : 20 ml / kgbb
 Kardiovaskuler
 HR pada neonatus 2 x dewasa, turun secara
progressive sampai usia 12 tahun
 Stroke volum fixed, sehingga CO sangat tergantung
HR, bila bradikardia harus diatasi
 Temperatur (Poikilotermik ).
Neonatus sangat peka terhadap“ heat loss “, karena :
surface area relative lebihbesar, lack of subcutaneus fat,
poor vasomotor control → mudah alami shevering
 Renal → belum sempurna, matur setelah 1 bulan
 Hepar → masih dalam proses perkembangan
 Cairantubuh / EBV
Neonatus TBW : 80% dari BB ( 40% intraceluller,
40 % extraceluller )
Newborn → EBV : 85 cc / kgbb
Infant → EBV : 80 cc / kgbb
Child → EBV : 75 cc / kgbb

 Farmakologi →Fungsi hepar,ren dan SSP belum sempurna,


sehingga sulit menentukan dosis obat. Neonatus sangat peka
terhadap CNS depressant tetapi setelah usia 1 tahun jadi kurang
peka
 Patologi → Neonatus lebih toleran terhadap operasi. infant and
child banyak kelainan congenital
Psikologi → pada infant respon emosional minimal sedangkan
pada usia 1 – 2 tahun emosi hipersensitif.

Langkah-langkah :

1. Puasakan,lihatprotappuasa.
2. Premedikasi
 Bayisampaiumur 1 tahunataubayi / anakdengan BB < 10 kg
hanyadiberikan Sulfas Atropin 0,01 – 0,02 mg kg bb.
Maksimumdosis 0,1 mg secarainduksi (IV)
 Anak > 1 tahun selain SA dapat diberikan :
1) Phenergan : 0,5 – 1 mg / kgbb
2) DBP : 0,1 – 0,15 mg / kgbb
3) Pethidin : 1 mg / kgbb
4) Morphin : 0,1 mg / kgbb
5) Fentanil : 0,001 mg / kgbb
3. Induksi
 Induksidapatdilakukandenganvolatil agent denganN2O : O2,
menggunakan semi open Jakson Rees.
 Pada anak yang terpasang IV line dapat diberikan :
1) Pentotal : 3 – 5 mg / kgbb
2) Ketamin : 1 – 2 mg / kgbb
3) Propofol : 2 – 2,5 mg / kgbb ( tidak direkomendasikan
pada anak < 3 tahun ).
4. Intubasi
 Pada neonates dilakukan intubasi sadar, tapi sebelumnya
dilakukan oksigenasi
 Dapat difasilitasi dengan pelumpuh otot
1) Succinylcholin : 1 – 2 mg / kgbb
2) Vecuronium : 0,1 mg / kgBB
3) Attracurium : 0,5 mg / kgBB
4) Rocuronium : 0,5 mg / kgBB
5) Pancuronium : 0,06 – 0,08 mg / kgBB
5. Rumatananestesi
 Dengan inhalasi Jakson Rees ( Semi Open ), aliran gas anestesi
sebesar 2 -3 kali ventilasi semenit.
 Pelumpuh otot dapat diberikan 10 % - 50% dosis intubasi.

6. Pemantauan.
Untuk pemantauan pernafasan, suara jantung, pasang stetoskop
prekordial.

Vital sign ( mean )

Puls rate BP RR

Premature 140 50 / 30 35 - 80

Infant 140 80 40

Preschool 120 90 30

Adolescent 100 100 20

Rumus BP padaanak → SYSTOLIC = 80 + ( 2 x umurdalamtahun )

DIASTOLIC = ⅔ systolic BP

Normal urine output

Age ml / kg / hour

1 – 4 days 0,3 – 0,7

4 – 7 days 1 – 2,7
over 7 days 3

over 2 years 2

5 years to adult 1

7. Pemberiancairan
Lihat protap cairan dan transfusi

8. Extubasi
 Sebelumnya dapat diberikan reversal bila diperlukan dengan
dosis SA 0,02 mg / kgbb dan prostigmin 0,04 mg / kgbb.
 Pada bayi dilakukan extubasi sadar bila : bayi sudah sadar,
anggota badan bergerak – gerak, matter buka, nafas spontan
adequat.

Extubasi dalam dikerjakan bila nafas spontan adequat, keadaan


umum baik, dan diperkirakan tidak akan menimbulkan kesulitan pasca
extubasi

V. Dokumentasi
RSUD dr Soeratno Gemolong Kab. Sragen memberikan gambaran
bahwa penulisan sebagai dokumentasi anestesi pediatrik yang
dilakukan petugas dibukukan dalam Rekam Medis..

VI. Rujukan
1. Marshall S Chung F Assessment of ‘home readiness’ : discharge
criteria and post discharge complication. Current Opinion in
Anesthesiology 1997 ; 10 : 445 - 450
2. PetunjukPraktisAnestesiologi FKUI 2001
3. Jacob R, Saravanan PA, Cote CJ, Thirlwell J. Pyloric
stenosis. Dalam:Understanding Paediatric Anaesthesia. 2008. h
: 210-212.
4. Bell C, Kain ZN. Anesthesia for gastrointestinal disorder. Dala
m: The PediatriAnesthesiaHandbook.Edisi II. 1997. h:250-2

Anda mungkin juga menyukai