Anda di halaman 1dari 28

A S U H A N K E P E R AWATA N PA D A NY.

A
DENGAN KEHAMILAN SEROTINUS DI
R U A N G M AWA R R S U D WA L E D
CIREBON

K E L O M P O K 10
Latar b e l a k a n g

Angka Kematian Ibu (AKI) di negara indonesia mencapai 259 per 100.000 kelahiran hidup menurut SKDI
pada tahun 2012. Pada tahun 2015, AKI diharapkan akan turun pada angka 102 per 100.000 kelahiran hidup
sesuai dengan komitmen yang dicanangkan Millenium Development Goals, (MGDs), sedangkan untuk angka
kematian bayi di indonesia sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Data capaian kinerja Kemenkes RI tahun
2015-2017 menunjukkan telah terjadi penurunan jumlah kasus kematian ibu. Jika di tahun 2015 AKI mencapai
4.999 kasus maka di tahun 2016 sedikit mengalami penurunan menjadi 4.912 kasus dan di tahun 2017
mengalami penurunan tajam menjadi sebanyak 1.712 kasus AKI.
Angka Kematian Ibu (AKI) tidak bisa dilakukan penghitungan pada tingkat Kabupaten dikarenakan sesuai
standar Angka Kematin Ibu harus ada kelahiran hidup sebanyak 100.000 dalam jangka waktu 1 tahun. Sebagai
gambaran bisa di lihat pada trend jumlah kematian ibu maternal (ibu hamil, melahirkan serta nifas) yang
dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup. Jumlah Kematian ibu tahun 2020 sebanyak 40 dari
47.530 kelahiran hidup dengan rata2 84,2 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2019 sebanyak 34 dari
48.414 kelahiran hidup dengan rata-rata 70,2 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan SDKI tahun 2007 AKI
di Jawa Barat sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Cirebon tahun
2020 mencapai 134 kasus dari 47.530 kelahiran hidup dengan rata-rata 2,82 per 1000 kelahiran hidup serta
tahun 2019 mencapai 2,12 per 1000 kelahiran hidup.
Kehamilan serotinus atau
postmaturus adalah persalinan yang
terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu persalinan yang ditafsirkan
(Yulianti & Karnilan, 2019).
Partus postmaturus atau disebut
Apa itu
serotinus merupakan persalinan yang serotinus?
terjadi dua minggu atau lebih dari
waktu taksiran persalinan (lebih dari
42 minggu).
1. Pengaruh
2. Progesteron
3. Oksitosin Eti ologi
4. Kortisol/ ACTH
Janin
5. Saraf Uterus
P A TO F IS IO L O G I
Fungsi plasenta mencapai puncaknya pa da kehamilan 38 m i n g g u da n kemudi a n
mulai m e n u r u n terutama setelah 42 mi ng gu. Hal ini dapat dibuti kan d e n ga n
penurunan setriol da n plasenta laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan
d e n ga n peningkatan kejadian gawat janin de n ga n resiko 3 kali.
P erm asalah an keh am ilan lew at w ak tu ad alah p lasen ta tid ak san g g u p
memberi ka n nutrisi d a n pertukaran CO2/O2 akibat ti dak ti mbul His sehi ng ga
pe m a s uka n nutrisi d a n O2 m e n u r u n m enu j u janin di s a m p u n g adanya spa sme arteri
spiralis menyebabkan janin resiko asfi ksia sampai kemati an dal am Rahim. Makin
m e n u r u n sirkulasi darah m en uj u sirkulasi plasenta dapat mengaki bat kan
pert umbuhan janin m a ki n menjadi lambat d a n penurunan berat disebut d ism atu r,
seb ag ai jan in b ertam b ah b esar seh in g g a m em erlukan tin d ak an operasi persalinan,
terjadi perubahan metabolisme janin, jumlah air ketuban berkurang da n m a k i n kental
menyeba bka n perubahan abnormal jantung janin
Man ifestasi
Klinis
 Penurunan berat badan serta ukuran uterus (pada saat
bayi menderita akibat disfungsi plasenta).
 Uterus yang sangat besar.
 Cairan terwarnai mekonium.
 Pola denyut jantung janin buruk
 Hasil uji laboratorium serta pemeriksaan diagnostik.
 Pemeriksaan ultrasonografi dapat digunakan untuk
membantu menentukan ukuran janin.
- p em er iksaan Berta b a d a n
- Ro n t g e n
- ultrasonografi
- p em er iksaan air ket u b a n
- a m n io s ko py P em erik saan
- karduotografy
- uji oksitosin
- p em er iksaan kadar estrogen P en u n jan g
- p em er iksaan p H darah kepala janin
- p em er iksaan sitology vag in a
Komplikasi pada ibu
Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan
partus lama, inersia uteri, atonia uteri dan juga
pendarahan postpartum. Komplikasi
Komplikasi pada janin
Komplikasi yang akan terjadi pada janin seperti gawat
janin, gerakan janin berkurang, berat badan janin
bertambah besar, tetap atau berkurang, afiksia
neonatrum, kelainan letak, serta dapat terjadi kematian
janin pada kandungan.
Metode induksi secara farmakologi meliputi :
Prostaglandin (PGE1 : misoprospol) dan oksitosin.
Misoprospol diberikan secara vaginal, oral (buccal)
atau sublingual. Misoprospol tidak dapat digunakan
untuk stimulasi, dan tidak boleh digunakan untuk
induksi persalinan dengan riwayat operasi sesar Terapi
(SC).
Titrasi/drip Oksitosin dosis rendah farm ak olog is
Titrasi oksitosin 2,5-5 IU dalam Dekstrose 5% 500
mL, diberikan secara drip sampai maksimal 2 botol
(1000 mL). bila setelah 3 botol belum terjadi
kontraksi atau belum tercapai scor bishop >5, maka
pasien diistirahatkan selama 24 jam kemudian
diulangi lagi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN DATA
1. Identitas Klien
Nama klien (inisial) : Ny. A
Tempat tanggal lahir (umur) : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status material : Kawin
Suku Bangsa : Jawa PENGKAJIAN
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Ds. Karang tengah Blok Manis
RT/RW001/001 Kec. Karang Sembung Kab. Cirebon
Diagnosa Medis : Serotinus
Tanggal persalinan : 19-11-2022
Tanggal masuk : 18-11-2022
Tanggal Pengkajian : 19-11-2022
Keluhan Utama
Nyeri
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
P : Pasien mengatakan nyeri pada daerah bekas robekan perineum.
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk.
R : Rasien mengatakan nyeri tetap pada satu titik.
S : Pasien mengatakan nyeri sedang skala 4 (1-10).
T : Pasien mengatakan nyeri hilang timbul.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) ImunisasI : Lengkap
2) Alergi : Tidak ada
3) Kebiasaan (merokok, alcohol, obat, kopi) : Tidak
4) Obat – obatan : Vitamin tambah darah
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan dikeluarganya ada yang memiliki riwayat hipertensi dan diabetes.
Analisa Data
N DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
DS : Post partum 
1. Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pada daerah bekas
robekan perineum.
- Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk. Robekan perineum (terputusnya kontuinuitas
- Pasien mengatakan nyeri tetap pada satu titik. jaringan)
- Pasien mengatakan nyeri sedang skala 4 (1-10).
- Pasien mengatakan nyeri hilang timbul. Pelepasan mediator kimia 
DO :
- Pasien tampak meringis Merangsang saraf sensori
- Pasien tampak lemas
- Pasien sulit tidur  
- Luka perineum derajat II
- Luka perineum tampak dijahit Melalui transduksi modulasi
- Skala nyeri 4 (1-10)
- Tanda-tanda Vital Korteks serebri (nyeri dipersepsikan)
 TD : 120/70mmHg
 Nadi : 82x/menit  
 Respirasi : 22x/menit
 SpO2 : 99%
 Suhu : 36,5oC Nyeri akut
 
2 DS : Post partum  Intoleransi aktivitas
Pasien mengatakan mengeluh
lelah.
Pasien mengatakan tidak Robekan perineum (terputusnya kontuinuitas jaringan)
nyaman ketika bergerak.
Pasien mengatakan pergerakan
masih terbatas karena lemah Perubahan fisiologis
dan nyeri.
DO :
Pasien tampak lemah. Energi menurun
Pasien tampak lelah saat
menggerakan badan.
Pasien tampak diabantu
Kelemahan fisik
keluarga.
Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : awal 82x/m, akhir 85x/m Intoleran Aktivitas
SpO2 : 99%
Respirasi: 22x/menit  
Suhu: 36,5ºC
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan
mengeluh nyeri bagian perineum D I AG N O SA
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan K E P E R AWATA N

pasien tampak lemas


I N T ERV EN S I
DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI RASIONAL
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui lokasi,
tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
selama 1X24 jam Observasi: frekuensi, kualitas,
diharapkan masalah intensitas nyeri
keperawatan nyeri  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 2. Untuk dapat menemukan
akut dapat menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri tingkat nyeri yang dialami
dengan kriteria hasil:  Identifikasi skala nyeri pasien
Keluhan nyeri  Indentifikasi respon non verbal 3. Untuk mengetahui
menurun Terapeutik: keluhan nyeri yang dapat
Meringis menurun diamati melalui reaksi non
 Berikan teknik non farmakologis untuk verbal
meredakan nyeri 4. Agar pasien dapat
 Indentifikasi faktor yang memperberat melakukan teknik non
dan memperingan nyeri farmakologis untuk
Edukasi: mengurangi nyeri
5. Untuk mengidentifikasi
 Jelaskan penyebab, periode pemicu hal yang memperberat dan
nyeri memperingan nyeri
Kolaborasi 6. Untuk memberikan
 Kolaborasi pemberian analgetik informasi terkait nyeri
7. Untuk mengurangi nyeri
 
Intoleransi Setelah dilakukan Observasi: 1. Untuk mengetahui gangguan
aktivitas tindakan • Identifikasi gangguan
keperawatan selama fungsi tubuh yang fungsi tubuh yang menyebabkan
1X24 jam mengakibatkan kelelahan.
diharapkan kelelahan.
intoleransi aktivitas • Monitor pola dan jam 2. Untuk mengetahui pola tidur.
dapat meningkat tidur.
dengan kriteria hasil: Terapeutik: 3. Untuk memberikan lingkungan
Frekuensi nadi • Sediakan lingkungan
membaik yang nyaman dan yang nyaman.
Aktifitas membaik rendah stimulus 4. Untuk memberikan kenyamanan
Keluhan Lelah Edukasi:
menurun • Anjurkan tirah baring. pasien saat istirahat.
• Anjurkan melakukan
aktivitas secara 5. Untuk menunjang proses
bertahap. kesembuhan.
I M P L E M E N TA S I
DX TANGGAL Para
f
Nyeri 19/11/20 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
akut 22 nyeri
S: Pasien mengatakan nyeri pada daerah bekas robekan perineum. Pasien
mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan nyeri yang dirasakan hilang
timbul.
O:
01 - 02 03
Pasien tampak meringis 04
- Terdapat jahitan pada perineum.
- Tanda-tanda Vital
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 82x/menit
 Respirasi : 22x/menit
 SpO2 : 99%
 Suhu : 36,5oC
 
 
1. Mengidentifikasi skala nyeri Dr.
Dr.
S: JPasien
e n n a D omengatakan
e A m an d a seperti di tusuk-tusuk
nyerinya
You can replace the image on You caPnaretptleacrse othne
dan nyeri yang
the screen with your own
dirasakan hilang timbul.
image on the screen with
your own
O:
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 4 dari (1-10)
- Tanda-tanda Vital O U R T EA M
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 82x/menit
 Respirasi : 22x/menit
 SpO2 : 99%
 Suhu : 36,5oC
1. Mengindentifikasi respon non verbal
S: -
O: - Pasien tampak meringis kesakitan.
 
2. 3. 4.
2. Memberikan
Mercury is the teknik non
Saturn farmakologis
is Despiteuntuk
being red,meredakan nyeri
S: closest
Pasien
planet mengatakan
to the Sun
nyeri
composed mostly
of hydrogen and
pada Marsdaerah
is a cold
place, not hot
bekas robekan
perineum. helium
C ASE
O:
- Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik distraksi,TIME tarikL IN E
nafas dalam dan mendengarkan lantunan ayat Al-Qur’an
untuk pengalihan nyeri.
1.
  Jupiter is the
biggest planet in
1. Mengindentifikasi
our Solar faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
System

S:Pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak.


O:
- Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik distraksi,
tarik nafas dalam dan mendengarkan lantunan ayat Al-
Qur’an untuk pengalihan nyeri.
 
1. Menjelaskan penyebab, periode pemicu nyeri.
This is where you give credit to the ones who are part of this project.
S: -
Did you like the resources on this template? Get them for free at our
other websites.
O:
- Memberikan penjelasan mengenai penyebab nyeri Cpada
◂Presentation template by Slidesgo R E D ITS
◂Icons by Flatico
n pasien dan faktor pemicu nyeri.
◂I nfographics by Fre pik
e◂Images created by Freepik
 
◂Text & Image slide photo created by
Freepik.com 1. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik.
S: -
O:
- Pemberian asam mefenamat 3x1/IV
Intolera 19/11/2022 • Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
n S:
aktivita Pasien mengatakan tidak nyaman ketika bergerak.
Pasien mengatakan pergerakan masih terbatas karena lemah dan nyeri.
s O:
Pasien tampak lemah.
Pasien tampak di bantu keluarga pada saat melakukan aktivitas.
Pasien
Mercury is the closest planet to the tampak mengalami keterbatasan dalam gerak.
Sun and the smallest one in•theMemonitor pola dan jam tidur.
Solar System—it’s only a bitS: Pasien mengatakan pola dan jam tidurnya tidak menentu dikarenakan
larger
than our Moon. The planet’s name
O: CONCLUSIONS
has nothing to do with the liquid
Pasien tampak lemah.
metal since it
was named after the Roman
• Menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus.
messenger god, Mercury
S: -
O:
• Memasang side rails pada ranjang pasien dan hindari lantai licin pada
kamar.
• Membatasi kunjungan pasien dan membatasi keluarga yang menunggu
didalam hanya diperbolehkan 2 orang
• Menganjurkan tirah baring.
S: -
O:

Pasien selalu istirahat.
atau berbaring dengan posisi
terlentang tetapi
AUTHOR (YEAR)T. itle of the publication
disela waktu dianjurkan untuk miring
Publisher
kanan dan miring . kiri untuk mencegah terjadinya
● AUTHOR (YEAR)T. itle of the publication Publisher
decubitus.
  of the publication .
AUTHOR (YEAR)T. itle
● Publisher
• Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.
S:of the publication .
AUTHOR (YEAR)T. itle
REFERENCES
● Publisher
Pasien mengatakan ingin mencoba bangun, berjalan-
jalan
AUTHOR (YEAR)T. itle of thedidekat
publication ranjang secara perlahan.
.
● Publisher
O:
Pasien
AUTHOR (YEAR)T. itle tampak. lelah saat menggerakan badan.
of the publication

Pasien tampakPublisher diabantu keluarga
EVALUASI
DX Tanggal Paraf
Nyeri akut 19/11/202 S:
2 Pasien mengatakan nyeri bagian perineum
O:
Vector Pasien tampak meringis
Pasien tampak sulit tidur karena nyeri

Medicaments
Skala nyeri 4 (4-6)
● Hospital
Medical TTV
line craft
● TD helping
Hand drawn nurse = 120/70 mmHg
patient background
RESOURCES

● N
Hand drawn nurse = 85
taking x/menit
care patient
Hand drawn nurse taking care of patient Free Vector
● R =helping
Hand drawn nurse 22 x/menit
patient background Free Vector

S = 36,5 °C
SPO2 = 99%
A:
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai
dengan mengeluh nyeri bagian perineum
P:
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
Identifikasi skala nyeri.
Identifikasi respon nyeri non verbal.
Berikan teknik nonfarmakologis untuk meredakan nyeri.
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri.
Kolaborasi pemberia analgetik.
I:
Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
Mengidentifikasi skala nyeri.
Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk meredakan nyeri.
Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
Menjelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri.
Mengkolaborasi pemberia analgetik dengan tenaga kesehatan lainnya
(Dokter, Farmasi).
E : Malasah belum teratasi
R : Intervensi dilanjutkan (1,2,4,7).
Intoleran 19/11/2022 S :
aktivitas Pasien mengatakan lemas jika beraktivitas.
O:
Pasien tampak lemas dan lemah
Pasien tampak Instructipucat ons for use
Kegiatan pasien tampak dibantu
In order to use thisTTVtemplate, you must credit Slidesgo by keeping the Credits slide.

You are allowed to:


TD = 120/70mmHg
N = 85x/menit
- Modify this template.
R = 22
- Use it for both personal andx/menit
commercial projects.
S = 36,5 °C
SPO2 = 99%
You are not allowed to:
- Sublicense, sell orArent
: any of Slidesgo Content (or a modified version of Slidesgo Content).
- Distribute Slidesgo Content unless it has been expressly authorized by Slidesgo.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
- Include Slidesgo Content in an online or offline database or file.
ditandai
- Offer Slidesgo templates dengan
(or modified pasien
versions tampak
of Slidesgo lemas.
templates) for download.
- Acquire the copyright of Slidesgo Content.

For more information about editing slides, please read our FAQs:
https://slidesgo.com/faqs
P:
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan
kelelahan.
Monitor pola jam tidur.
Fonts yang
Sediakan lingkungan & colors
nyamanused dan rendah stimulus.
Anjurkan tirah baring.
This presentation has been made using the following fonts:
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.
I: Reem Kufi
Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan
(https://fonts.google.com/specimen/Reem+Kufi)
kelelahan.
Memonitor pola jam tidur. Anaheim
Menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus.
(https://fonts.google.com/specimen/Anaheim)
Menganjurkan tirah baring.
Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.
E:
Masalah
# 6aadaa intoleransi
# aad3bd aktivitas teratasi
# cbe5dd # df8b60 sebagian.
# dd902e #eecac8
R : Lanjutkan intervensi (2,5)
TH A N K S

Anda mungkin juga menyukai