Disusun Oleh:
RETNO INDRIYANI
028200210
RS HERMINA PURWOKERTO
PURWOKERTO 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada By. Ny. S dengan Asfiksia Neonatorum di Ruang NICU RS Hermina
Purwokerto”.
1. Allah swt karena dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas ini
2. Orang tua, dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan dan kasih
sayang yang tak terhingga.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yg membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Dengan laporan ini semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan pada bayi Ny. S dengan asfiksa di ruang
NICU Rumah Sakit Hermina Purwokerto
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengumpulkan data subjektif pada bayi Ny. S dengan asfiksia
di ruang NICU Rumah Sakit Hermina Purwokerto
b. Mampu mengumpulkan data objektif pada bayi Ny. S dengan asfiksa
di ruang NICU Rumah Sakit Hermina Purwokerto
4
c. Mampu menentukan assesmen pada bayi Ny. S dengan asfiksa di
ruang NICU Rumah Sakit Hermina Purwokerto.
d. Mampu menentukan diagnosa pada bayi Ny. S dengan asfiksia di
ruang NICU Rumah Sakit Hermina Purwokerto.
e. Mampu melakukan implementasi pada bayi Ny. S dengan asfiksia di ruang NICU Rumah
Sakit Hermina Purwokerto
f. Mampu melakukan evaluasi pada bayi Ny. S dengan asfiksia ruang
NICU Rumah Sakit Hermina Purwokerto.
5
II KONSEP DASAR
B
A A. Medis
B
1. Definisi
2. Etiologi
6
3. Patofisiologis
7
4. Manifestasi Klinis
Skor
Pemeriksaan
0 1 2
Frekuensi napas < 60 /menit 60-80 /menit > 80/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap
dengan 02 walaupun diberi
O2
Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
8
Evaluasi: < 4 = gawat napas ringan
4-5 = gawat napas sedang
≥ 6 = gawat napas berat
5. Penatalaksanaan
9
Komplikasi
Pencegahan RDS
10
Pathway
Infeksi antepartum
Resiko Infeksi
11
B. KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
tanggal pengkajian.
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat maternal
a. Cardiovaskuler
Murmur sistolik
b. Integumen
Mottling
c. Neurologis
Immobilitas, kelemahan
d. Pulmonary
12
Takipnea (> 60 x/i, mungkin 30-100 x/i)
Nafas grunting
Pernapasan dangkal
Sianosis
e. Status behavioral
Letargi
4) Pemeriksaan Doagnostik
c. Data laboratorium :
maturitas paru
Tingkat phospatydylinositol
92%-94%, pH 7,3-7,45.
13
2. DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN
NO DIAGNOSA INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1 Pola nafas tidak Tujuan: ☑ Kaji keadaan umum dan
efektif Setelah dilakukan adanya tanda-tanda
b.d ekspansi paru tindakan distres nafas
yang keperawatan dengan Rasional : mengetahui
tidak adekuat di kriteria keadaan umum dan
tandai dengan: waktu yang telah bila terjadi perubahan
DS: - ditentukan pola kondisi
DO: Sesak, nafas kembali ☑ Atur posisi bayi
syanosis, efektif Kriteria semi ekstensi
retraksi, NCH, hasil: Rasioal :
Merintih, Tanda-tanda mempertahankan
saturasi O2 distres nafas jalan nafas agar
tidak ada, SpO2 88- terjaga dengan baik
92%, ☑ Beri Oksigen sesuai
RR 40-60 x/menit kebutuhan
Rasional : memenuhi
kebutuhan Oksigen
☑ Monitor saturasi
Oksigen
Rasional
:mempertahankan jalan
nafas tetap
terjaga dengan baik
☑ Beri pendidikan
kesehatan
ke Ortu tentang tanda
tanda distress nafas
Rasional : mengetahui
tanda-tanda distress
nafas
dan kondisi bayi
☑ Libatkan ortu dalam
mengenali tanda-tanda
distress nafas
14
Rasional :mengetahui
secara langsung tanda
tanda distress nafas
☑ Kolaborasi
dengan dokter
untuk foto thorax, BGA
Rasional : mengetahui
masalah pada paru dan
adanya kondisi
respiratori
II Gangguan Tujuan: ☑ Observasi keadaan umum
pertukaran gas Setelah dilakukan dan adanya tanda-tanda
b.d peningkatan tindakan distress nafas
kebutuhan keperawatan dengan Rasional : memelihara
O2, di tandai kriteria ventilasi adekuat dan
dengan; waktu yang telah oksigenasi selama
Ds: - ditentukan periode
Do: sesak, pertukaran gas kritis hipoksemia
syanosis, teratasi ☑ Pertahankan jalan nafas
retraksi, Kriteria hasil: tetap terbuka
NCH, SpO2, Tidak ada tanda Rasional : Akumulasi
nilai AGD distres nafas, secret
RR 40-60 x/menit, dan berkurangnya
SpO2 88-92%, jaringan paru yang sehat
nilai AGD dalam dapat mengganggu
batas normal oksigenasi organ vital
dan
jaringan tubuh
☑ Beri Oksigen sesuai
kebutuhan
Rasional :Oksigen adalah
obat dengan
sifatterapeutik penting
dan secara potensial
mempunyai efek samping
toksik jumlah oksigen
yang
diberikan harus paling
rendah
dari FiO2 yang
menghasilkan
kandungan oksigen
adekuat
(misalnya kandungan
oksihemoglobin >
90%)
☑ Beri penkes tentang
kebutuhan Oksigen bayi
Rasional :mengetahui
15
kebutuhan Oksigen dan
efek samping pemberian
Oksigen
☑ Libatkan Orang tua
dalam memenuhi
kebutuhan Oksigen
Rasional : mengetahui
manfaat pemberian
Oksigen
dalam proses penyembuhan
☑ Kolaborasi
pemberian terapi
Oksigen
Rasional :memenuhi
kebutuhan Oksigen
III Gangguan perfusi Tujuan: ☑ Kaji tingkat kesadaran
cerebral b.d Setelah bdilakukan dan nilai GCS
penurunan aliran tindakan Rasional : mengetahui
darah ke otak, keperawatan dengan tingkat kesadaran
cardiac kriteria waktu ☑ Kaji tanda-tanda kejang
output kurang yang telah ditentukan Rasional : mengetahui
Di tandai dengan perfusi adanya peningkatan
Ds: - cerebral adekuat TIK
Do: ku lemah, Kriteria hasil: ☑ Observasi KU dan TTV
TTV, letargi, Ku bayi aktif, TTV Rasional : mengetahui
kejang, apneu, normal, kondisi umum pasien
nilai GCS kejang tidak ada, ☑ Beri pendidikan
apneu tidak ada, kesehatan tentang resiko
GCS dalam batas terjadinya kejang
normal Rasional : mengetahui
gejala awal adanya
gangguan perfusi
serebral
☑ Libatkan Orang tua dalam
perawatan
Rasional :Orang tua
mengetahui proses
penyakit
☑ Kolaborasi untuk
pemeriksaan USG kepala
Rasional :untuk
mengetahui adanya
perdarahan intra cranial
dan kerusakan sel otak
IV Gangguan Tujuan: ☑ Observasi tanda-
keseimbangan Setelah dilakukan tanda vital
cairan dan tindakan Rasional : mengetahui
elektrolit b.d keperawatan dengan kondisi umum pasien
penurunan perfusi Kriteria ☑ Ukur intake dan output
16
ke ginjal di tandai waktu yang telah Rasional :untuk mengukur
dengan: ditentukan keseimbangan cairan
Ds: - keseimbangan ☑ Observasi adannya
Do: TTV, akral cairan dan elektrolit tanda- tanda gangguan
dingin, adekuat keseimbangan cairan,
CRT/detik Kriteria hasil: seperti penurunan
balance, TTV normal, tidak dieresis dan CRT
diuresis, ada oedem, memanjang
diuresis normal, Rasional :untuk mengkaji
CRT <3detik, kecukupan cairan dan
hasil laboratorium tanda-tanda syock
dalam ☑ Libatkan keluarga dalam
batas normal perawatan bayinya
Raionlal :OT lebih
kooperatif dalam
perawatan.
☑ Jelaskan ke ortu tentang
kondisi bayi
Rasional :OT
memperoleh informasi
yang jelas
tentang kondisi bayi
☑ Kolaborasi
Pemeriksaan
elektrolit dan BJ urin
Pemberian cairan
parenteral
Rasional : untuk menilai
status hidrasi cairan
dan elektrolit serta nutrisi
parenteral
V Gangguan Tujuan: ☑ Kaji adanya tanda-tanda
pemenuhan Setelah dilakukan NEC seperti muntah,
kebutuhan nutrisi tindakan kembung, cairan NGT
b.d keperawatan dengan kecoklatan atau darah
penurunan kriteria waktu Rasional :mengetahui
peristaltik usus, yang telah adanya toleransi nutrisi
absorbsi nutrisi ditentukan ☑ Timbang BB setiap hari
yang tidak kebutuhan Rasional : mengetahui
adekuat di tandai nutrisi terpenuhi jika ada penurunan
dengan Kriteria hasil: kebutuhan nutrisi
Ds: - Penurunan BB ☑ Berikan nutrisi sesuai
Do: BB turun, <10%, abdomen program
muntah, lembek, muntah Rasional :nutrisi dapat
kembung, residu, tidak, reflek hisap langsung di absorbsi
reflek hisap dan dan menelan baik ☑ Beri pendidikan
menelan kesehatan ke Orang tua
tentang
proses pencernaan yang
17
belum maksimal
Rasional :agar OT tidak
cemas kondisi bayi
☑ Libatkan ke OT dalam
penyediaan ASI
Rasional : untuk
pemenuhan kebutuhan
nutrisi
☑ Kolaborasi pemberian
cairan parenteral
Rasional : bila toleransi
nutrisi belum maksimal
18
informasi di keperawatan dengan seberapa pengetahuan ortu
tandai dengan: kriteria waktu mengenai penyakit
Ds: ortu yang telah ☑ Beri kesempatan ortu
menanyakan ditentukan untuk bertanya mengenai
tentang penyakit pengetahuan kondisi anaknya
anaknya ortu bertambah Rasional : menjelaskan
Do: ortu sering Kriteria hasil: lebil detail tentang kondisi
menanyakan Ortu dapat anaknya
tentang penyakit memahami akan ☑ Beri penkes ke ortu
anaknya, ortu penyakit tentang penyakit dan
tampak bingung dan prognosa pengobatan yang akan
anaknya, ortu ikut diberikan
serta dalam Rasional : ortu mengetahui
pengobatan anaknya tentang penyakit dan
pengobatan yang
diberikan
☑ Libatkan ortu dalam
perawatan anaknya
Rasional : ortu mengetahui
perkembangan anaknya
☑ Kolaborasi dengan dokter
untuk penjelasan
mengenai proses
penyakitnya
Rasional :ortu lebih
mengetahui proses
penyakit
BAB III
LAPORAN
KASUS
I. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien :
a. Nama bayi : By. Ny. “S”
b. Umur / Tanggal lahir : 0 hari, 01/7//2022
c. No CM : B2083884
d. Suku Bangsa : Jawa
19
e. Alamat : Rempoah, RT.001/005
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. T
b. Umur : 32 Tahun
c. Pekerjaan : Swasta
d. Suku Bangsa : Jawa
f. Alamat : Rempoah,
RT.001/005
20
6. Obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan:Tidak ada Ada,
jenis vitamin hamil
7. Kebiasaan ibu : Merokok Minum Jamu Minuman beralkohol Tidak ada
8. Riwayat persalinan : Spontan kepala SC VE FORCEP
Ketuban : Jernih Hijau encer/kental Meconium Darah Putih keruuh
lain-lain : hijau kehitaman campur meco
Volume :Normal Oligohidramnion Poligohidramnion, APGAR
SCORE: 0/3
9. Antropometri BBL: BB: 4246 gr, PB: 51 cm, LK: 35 cm, LD: 35m, LP:
32cm
10. Riwayat penyakit ibu : Tidak ada Ada:Diabetes Kanker
Asthma Hipertensi ibu bayi Jantung Lain-lain : KPD 19 jam
Riwayat alergi obat/makanan : Tidak ada Ada, sebutkan
11. Riwayat tranfusi darah : Tidak Ya, kapan? Timbul reaksi
Tidak/Ya
12. Riwayat imunisasi : Tidak Ya, sebutkan
13.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak Tidak Sakit Sakit Ringan Sakit Sedang Sakit Berat
2. Kesadaran : Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Sopor Coma Coma
3. GCS : E1M1V1
4. Tanda Vital: Sh: 36C, Nadi: 58x/mnt, RR: 82 x/mnt, SpO 2: 26
% ,TD: tidak diukur mmHg, Down Score: 10 (Retraksi berat (2),
RR : 82 x/mnt, sianosis menetap dengan O2 (2), merintih terdengar
tanpa stetoskop(2), air entry : tidak ada udara masuk (0)
5. Berat badan : 4246 gr, TB: 51 cm, LK: 35 cm, LD: 35 cm, LP:
32cm
6. Gol darah/Rh (Bayi) : A B O AB Rh: Positif Negatif
Belum dicek
22
Gol darah/Rh (Ibu) : A B O AB Rh: Positif Negatif OTLupa
Gol darah/Rh (Ayah) : A B O AB Rh: Positif Negatif OTLupa
7. Pengkajian Persistem :
23
Irama Nafas: Teratur Tidak
Retraksi : Tidak Ada Ringan Sedang Berat
Air Entri : Udara masuk baik Penurunan udara
masuk Tidak ada udara masuk
Merintih :Tidak ada Terdengar dengan stetoskop
Terdengar tanpa stetoskop
Suara Nafas: Vesikuler Wheezing Ronchi Stridor
Sistem Mulut : Tidak ada kelainan Simetris Asimetris
Pencernaan Mucosa mulut kering Bibir pucat Lain-lain
Lidah :Tidak ada kelainan Kotor Gerakan asimetris
Lain-lain
Oesofagus: Tidak ada kelainan Lain-lain
Abdomen : Supel Asites Tegang Bising usus: 12
x/mnt
BAB : Normal Konstipasi Melena Colostomy
Diare, frekuensi: /hari .x/7jam
24
tanpa lanugo Sebagian besar tanpa lanugo
Warna : Pucat Ikterik Sianosis Normal
Lain-lain
Turgor : Baik Sedang Buruk
Kulit : : Normal Rash/kemerahan Lesi Luka
Memar (area bahu) Ptechie Bula
Kriteria Resiko dekubitus: Jaringan/elastisitas kulit
kurang Immobilisasi Perawatan NICU
(Bila terdapat satu atau lebih kriteria di atas, lakukan
pengkajian dengan menggunakan formulir
pengkajian resiko dekubitus)
Segera Lain-lain
Garis telapak kaki: Tipis Garis transversal anterior
Garis 2/3 anterior Seluruh telapak kaki
26
Sulit/tidak dapat ditenangkan, sentuhan, atau distraksi 2
TOTAL 0
Nama dan tanda tangan yang melakukan asesmen
Jika terdapat nyeri, lakukan observasi lanjutan dengan menggunakan
formulir observasi pasien nyeri
CRP 10 mg/L
Baby gram kesan : infiltrat parakardial kanan
27
I. Terapi
1. Rawat NICU
2. Pasang NCPAP + Fio2 40%, PEEP 7, PC 14, Ti 0,50, Flow 10.0
3. Pasang infus dengan D10%
4. Kebutuhan cairan 80cc/kgbb/hari
5. Pasang OGT No 6, mulai sonde 12x2,5 cc
6. Vicillin 2x100 mg, sagestam 1x10 mg
Total score
Jika < 2 : diet yang diberikan ASI PASI tunda Per OGT
Jika > 2 : Lapor DPJP Asesmen lanjut oleh ahli gizi
28
J. Rencana Keperawatan
1. Observasi ku, ttv dan tanda-tanda distress nafas
2. Bebaskan jalan nafas dengan atur posisi semi ekstensi
3. Monitor saturasi oksigen
4. Libatkan OT dalam mengenali tanda-tanda distress nafas
5. Beri penkes ke OT tentang tanda-tanda distress nafas
6. Kolaborasi dengan DPJP untuk pemeriksaan AGD bila terjadi perburukan
29
4. Bayi tinggal bersama : OT Kandung Keluarga
5. Transportasi yang digunakan : Kendaraan Pribadi (mobil, beroda dua dll)
Kendaraan Umum Mobil ambulance Lain-lain
DATA FOKUS
No. DS DO
1. Tidak ada Rr : 50x/menit, Hr : 140x/menit, Retraksi
ada berat, down score 5, A/S: 6/8,SPO2
91-97 %
2 Ibu mengatakan nampak ikterik Hasil RO infiltrat parakardial kanan
Terapi AB vicillin dan sagestam
3 Ibu mengatakan ASI belum keluar Bayi puasa, tunggu ASI
30
PATHWAY
Infeksi antepartum
KPD
15jam dan
CRP 10
Resiko
Infek si
ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGY
31
1 DS : - Pola nafas tidak efektif Ekspansi paru yang
DO : tidak adekuat
DS 5
- Retraksi berat
- Syanosis perifer hilang
dg oksigen
- Merintih terdengar tanpa
stetoskop
- Pasien terpasang
NCPAP+
2 DS : Resiko Infeksi Riwayat Ibu KPD
DO: 15jam
CRP 10
Baby gram kesan : infiltrat
parakardial kanan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Dx I : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak adekuat
2. Dx II : Resti Infeksi berhubungan dengan Riwayat Ibu KPD 15jam dan CRP 10
3. Dx III :Defisit Nutrisi berhubungan dengan intake inadekuat
32
DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
33
dilakuka 120- septik pada pasien
n 140x/mnt, beresiko tinggi
34
3 Resiko Aktual 15-04- Tujuan: Berat Observasi
2022 badan Monitor keadaan
Defisit nutrisi b.d Jam 08.20 Setelah
normal abdomen, bising usus
Kurangnya asupan Sr. E dilakukan Bising dan distensi abdomen
makanan usus Identifikasi adanya
tindakan
DS: - normal mual dan muntah
DO :- keperawata Timbang BB tiap
Membran hari
n selama 7x mukosa
Beri minum sesuai
24 jam membaik advice DPJP
Libatkan OT dalam
diharapkan
pemberian ASI
defisit dengan cara
memompa ASI
nutrisi tidak
Kolaborasi dengan
terjadi DPJP Pemberian
nutrisi parenteral
sesuai indikasi
35
36
IMPLEMENTASI
09.00 III - Mengkaji adanya muntah atau tidak => bayi tidak Sr. E
Muntah
37
10.00 -Mengatur posisi semi ekstensi: bayi posisi semi ekstensi
10.00 III - Mengkaji adanya muntah atau tidak => bayi tidak Sr. E
Muntah
11.30 - Melibatkan OT untuk memompa ASI => OT kooperatif
HARI KE-3
10.00 III - Mengkaji adanya muntah atau tidak => bayi tidak Sr. E
Muntah
12.00 -memberi minum sesuai advice DPJP => Bayi minum
ASI 12x15cc
38
EVALUASI
P :Lanjutkan intervensi
II S:- Sr. E
P :Lanjutkan intervensi
III S:-
Sr. E
O: sonde 12x7,5cc, muntah tidak ada,
abdomenlembek, mukosa bibir lembab,
blewer (+)
P :Lanjutkan intervensi
39
16/04/22 1 S:- Sr. E
P :Lanjutkan intervensi
II S:- Sr. E
P :Lanjutkan intervensi
P :Lanjutkan intervensi
40
P :Lanjutkan intervensi
II S:-
Sr. E
O: bayi nampak ikterik
terjadi P :Lanjutkan
intervensi
III
S:-
P :Lanjutkan intervensi
41
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan keperawatan yang dilakukan pada By
Ny. N - Tn. J dengan RDS di ruang NICU di RSH Purwokerto Asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan,intervensi,implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian ditemukan data yang sesuai dengan tinjauan teori yaitu
Bayi yang lahir premature atau kurang bulan.Bayi diobservasi terdapat distress nafas,
retraksi sedang, merintih terdengar tanpa stetoskop.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan O2 yang tidak adekuat teratasi tidak
ada tanda distress nafas dan bayi bernafas spontan tanpa alat bantu nafas.
Sedangkan diagnosa yang sesuai teori yang tidak muncul dalam kasus antara
lain gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan O 2,
ganguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan aliran darah ke otak,
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan perfusi
ke ginjal, dan kurang pegetahuan ortu tentang kondisi bayi berhubungan dengan
kurang informasi. Hal ini dikarenakan tidak ada data dan pemeriksaan penunjang
yang mendukung untuk menegakkan diagnosa tersebut sehingga penulis tidak
mengangkatnya.
3. Intervensi
Intervensi keperawatan yang disusun sudah sesuai dengan teori. Intervensi lain
yang telah di susun sudah diimplementasikan sesuai dengan intervensi pada masing-
masing diagnosa.
42
4. Implementasi
5. Evaluasi
Diagnosa keperawatan selama 3 hari pola nafas tidak efektif , defisit nutrisi
belum teratasi, cemas orang tua belum teratasi.
43
BAB V
PENUTU
1. KESIMPULAN
RDS adalah suatu sindrom kegawatan pada pernafasan yang terdiri atas gejala
dispneu, pernafasan cepat lebih dari 60 kali permenit, sianosis, merintih pada saat
ekspirasi; terdapat retraksi pada suprasternal, interkostal dan epigastrium. Pada penyakit
ini terjadi perubahan paru yaitu berupa pembentukan jaringan hialin pada membran paru
yang rusak.Kerusakan pada paru timbul akibat kekurangan komponen surfaktan pulmonal.
Surfaktan adalah suatu zat aktif yang memberikan pelumasan pada ruang antar alveoli
sehingga dapat mencegah pergesekan dan timbulnya kerusakan pada alveoli yang
selanjutnya akan mencegah terjadinya kolaps paru..
2. SARAN
44
DAFTAR PUSTAKA
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Volume I. Edisi 15. Jakarta : EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah 3. Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.
Suriadi & Yuliani. 2006. Buku Pegangan Praktik Klinik. Asuhan keperawatan pada Anak
Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto.
45