Anda di halaman 1dari 26

2023 ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS BAYI NY.

DENGAN RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

DI RUANG NICU RSU BUNDA MARGONDA

Ns. Ika Ariyatiningsih, S.Kep


RS PERMATA DEPOK
PENGERTIAN

Respiratory Distress
Syndrom (RDS)
Merupakan kumpulan gejala
yang terdiri dari dispnea,
frekuensi pernapasan yang lebih
dari 60 kali per menit, adanya
sianosis, adanya rintihan pada
saat ekspirasi serta ada retraksi
dinding dada saat inspirasi.
ETIOLOGI

1
Faktor ibu
Penyebab terjadinya RDS
dikarenakan kurangnya surfaktan, 2
yang dimana surfaktan tersebut Faktor Janin
adalah suatu zat aktif pada alveoli
yang dapat mencegah terjadinya
kolaps paru. (Rahardjo & Marmi, 3
Faktor Persalinan
2012
PATOFISIOLOGI
2023
MANIFESTASI KLINIS

1.Pernafasan cepat/hiperpnea atau dispnea dengan


frekuensi pernafasan lebih dari 60x/menit.
2.Retraksi interkostal, epigastrium atau suprasternal
pada inspirasi
3.Sianosis
4.Grunting (terdengar seperti suara rintihan) saat
ekspirasi
5.Takikardia (160x/menit).
Nilai darah lengkap bayi

Pemeriksaan Pemeriksaan Analisa gas


Penunjang darah

Pemeriksaan radiologis
PENATALAKSANAAN

Mencegah terjadinya hipoksemia dan


asidosis respiratorik, mencegah perburukan
PRINSIP atelectasis dan edema pulmoner, mengurangi
oxidant lung injury, dan mengurangi
kerusakan yang terjadi pada paru akibat dari
ventilasi mekanik.
PENATALAKSANAAN

1. Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder


2. Pertahankan PO2 dalam batas normal
3. Ventilasi dan oksigenasi
4. Metilksantin (teofilin dan kafein) untuk
mengobati apneu

5. Salah satu pengobatan terbaru dan telah


diterima penggunaannya dalam pengobatan RDS
adalah pemberian terapy surfaktan eksogen.
TINJAUAN KASUS
2023

Keluhan utama
Pengkajian Bayi tampak sesak, retraksi dada, tangisan merintih, instabilitas
Pasien suhu tidak ada, bayi terpasang ventilator mode CPAP FIO2 30%
Nama : Bayi Ny. P PEEP 7.
Tanggal lahir/ Usia : 18 Desember 2023/ 0 hari
Riwayat Kehamilan
Jenis kelamin : Perempuan
Ibu periksa kehamilan di RS setiap bulan, Kehamilan
Tanggal masuk RS : 18 Desember 2023
sebelumnya gemelli lahir pada usia gestasi 32minggu
Diagnosa Medis : NKB KMK RDS Riwayat Persalinan
Orang tua / Penanggung Jawab Bayi Perempuan lahir jam 03.42 di RSU Bunda Margonda dari
Nama : Ny. P seorang Ibu P2A0 hamil 32 minggu 4hari secara SC atas
Hubungan dengan pasien : Orangtua indikasi gawat janin, oligohydramnion, BSC 1x dan kontraksi.
Alamat : Jl. H. Mandor no. 35, Cilandak Air ketuban habis, saat lahir bayi merintih apgar score 7/9.
barat, Jakarta Selatan
Nomor Telepone : 0812xxxxxxxx
Riwayat penyakit Sekarang
Keadaan Umum : Kesadaran : composmentis, Pemeriksaan tanda-tanda vital : Pernafasan : 60-67x/menit, Suhu : 36,9 C,
Nadi : 130-145x/m, SPO2 : 97-98%
Oksigenasi : Irama nafas irregular, terpasang ventilator mode CPAP, Penggunaan otot bantu nafas (retraksi) ,Sianosis tidak
ada
Nutrisi : Berat badan : 1258gram, Panjang Badan : 37,5cm, Lingkar Kepala : 27cm, Lingkar dada : 27cm, Lingkar Perut :
22,5cm, Jenis Nutrisi : Parenteral : D10% 48cc + Ca Gluconas 2cc, terpasang OGT dialirkan ,residu OGT : Jernih, Muntah :
tidak ada
Cairan : Kebutuhan cairan : 80cc/kgBB , Jenis : D10% 48cc + Ca Gluconas 2cc, Turgor kulit : elatis, Capilary refil : <
3detik
Eliminasi : BAK : Spontan berwarna kuning jernih, BAB : Meconium
Aktifitas : Gerakan : Aktif , Tangisan : Cukup kuat
Sistem musculoskeletal : Postur : Fleksi, Tonus otot : Kuat
Pemeriksaan head to toe
Integumen : Teraba hangat, Warna kulit kemerahan, Lanugo (+), Integritas kulit : Elastis
Kepala dan leher : Tengkorak simetris, tidak ada kelainan, sutura belum menutup, ubun – ubun : Normal, teraba datar, Warna
rambut hitam, Tipis
Mata : Simetris, Sklera normal, konjungtiva kemerahan, reflek pupil positif
Telinga : Bentuk dan ukuran simetris, Bersih
Hidung : Terpasang CPAP , tidak ada septum deviasi,
Bibir : Lembab
Leher : Normal
Dada, Paru-paru dan jantung : Pengembangan dada Simetris, terdapat retraksi dada, Ictus cordis : Teraba, Suara Paru
Vesikuler, suara jantung S1 dan S2 Murni
Abdomen : Bentuk simetris, Lambung timpani, Hepar tidak teraba, Tali Pusat : Lembab
Alat kelamin : Tidak ada kelainan, Bersih, tidak ada iritasi
Ekstremitas : Tidak ada kelainan, Akral teraba hangat, edema tidak ada
Reflek Bayi : Moro, Menghisap, Menelan, Rooting, Babinsky, Menangis , Menggenggam, menoleh
PENUNJANG
a. Bactesyn 94mg/12 jam/iv
b. Sagestam 6mg/36 jam/iv

PENGOBATAN c. Aminophylin 3mg/12jam iv


d. Nymico drop 3 x 1ml p.oral
ANALISA DATA

No Data Problem Etiologi


1 DS : Pola Nafas tidak efektif Hambatan Upaya Nafas
DO :
Kesadaran : Composmentis, menagis
kuat, Gerakan aktif
Tampak sesak
Retraksi dada (+)
Nafas cuping hidung (-)
Sianosis (-)
RR : 60-67x/menit
SpO2 : 97-98%
Terpasang ventilator mode CPAP PEEP
7 Fio2 30%
No Data Problem Etiologi
2 DS : Gangguan Perubahan Membran
DO:
Kesadaran : Composmentis Pertukaran gas Alveolar kapiler
TTV :
S : 36,9°C, R : 60-67x/menit
N: 130 – 145x/menit, Spo2 : 97 – 98%
Terpasang alat bantu nafas ventilator
mode CPAP PEEP 7, Fio2 30%
Bayi tampak sesak, terdapat retraksi
dinding dada minimal
Hasil AGD : pH 7.328, PCo2
44.7mmHg, PO2 34mmHg, HCO3
23.5 mmol/L, BE – 3 mmol/L, SaO2
60%
No Data Problem Etiologi
3 DS : Resiko Hipotermia Berat badan lahir
DO : Kesadaran CM
TTV : rendah, prematuritas
S : 36,9°C, R : 60-67x/menit
N: 130 – 145x/menit, Spo2 : 97 – 98%
Bayi lahir dari ibu P2A0 dengan usia
gestasi 32minggu, BBL : 1258gram
1. Pola Nafas tidak efektif b.d Hambatan Upaya Nafas
2. Gangguan pertukaran gas b.d Perubahan membrane
alveolar kapiler
Diagnosa Keperawatan 3. Resiko Hipotermia b.d Berat badan lahir rendah,
Prematuritas
RENCANA
KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan


1. Pola Nafas tidak Efektif Tujuan: Manajemen Jalan Napas
(D.0005) Setelah dilakukan tindakan
Definisi : keperawatan selama 3x24 jam Observasi
Inspirasi dan/ ekspirasi tidak diharapkan ventilasi adekuat
● Monitor pola napas
memberikan ventilasi
adekuat Kriteria hasil: ● Monitor bunyi napas tambahan
Dispnea berkurang ● Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Penggunaan otot bantu
Terapeutik
pernapasan berkurang
Frekuensi napas dalam batas ● Pertahankan kepatenan jalan napas
normal Kedalaman napas ● Beri posisi semi fowler
dalam batas normal
● Berikan O2 support
Edukasi
● Edukasi orang tua untuk memenuhi kebutuhan
cairan
Kolaborasi
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
2. Gangguan Pertukaran Gas Tujuan: Pemantauan Respirasi
(D.0003) Setelah dilakukan tindakan Observasi
Definisi : keperawatan selama 3x24 jam ● Monitor pola napas dan Sp. O2
Kelebihan atau diharapkan pertukaran gas pada ● Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
kekurangan oksigenasi membrane alveolar-kapiler ● Monitor adanya sumbatan jalan napas
dan/ eliminasi membaik dalam batas normal.
Terapeutik
karbondioksida pada
Kriteria Hasil :
membrane alveolus ● Minimal handling, atur interval pemantauan respirasi
 Tingkat kesadaran membaik
kapiler. Edukasi
 Dipsnea berkurang
● Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 PO2 dalam batas normal,
PCO2 dalam batas normal Terapi O2
Observasi
● Monitor ketepatan setting CPAP
● Monitor tanda-tanda hipoventilasi
● Monitor integritas mukosa hidung
Terapeutik
● Bersihkan sekret hidung dan mulut jika diperlukan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
3. Resiko Hipotermia Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Hipotermi
(D.0140) keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Observasi
Definisi : hypothermia tidak terjadi.
● Monitor suhu tubuh
Berisiko mengalami
● Identifikasi faktor risiko penyebab hipotermi
kegagalan termoregulasi yang
Kriteria Hasil :
dapat mengakibatkan suhu Terapeutik
 Pasien tidak menggigil
tubuh berada dibawah rentang ● Berikan lingkungan yang hangat dengan suhu
 Pasien tidak pucat
normal. ruangan 28 C
 Suhu tubuh dalam batas normal.
● Segera ganti popok atau linen jika basah

Edukasi
● Jelaskan tujuan dan prosedur Kangaroo Mother
Care untuk mencegah terjadinya hipotermi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TANGGAL & IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


KEPERAWATAN JAM

1 Pola Nafas tidak 18/12/2023 Observasi : S:


efektif b.d 20.00 O : Kesadaran bayi Composmentis,
Hambatan Upaya  Memonitor pola napas, bunyi napas menangis kuat, Gerakan aktif, sesak
Nafas (D.0005) tampak berkurang, Retraksi dada minimal,
tambahan Nafas cuping hidung (-) Sianosis (-)
 Memonitor sputum (jumlah, warna, TTV :
S: 36,9°C, RR : 59-63x/menit
aroma) SpO2 : 97-98%, Terpasang ventilator mode
CPAP PEEP 7 Fio2 30%, posisi bayi semi
Terapeutik:
fowler.
 Mempertahankan kepatenan jalan napas A : Pola nafas tidak efektif teratasi
Sebagian
 Memberikan posisi semi fowler P : Lanjutkan Intervensi
 Memberikan O2 support
Kolaborasi :
● Melakukan kolaborasi dengan DPJP
NO DIAGNOSA TANGGAL & IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
KEPERAWATAN JAM

2 Gangguan 18/12/2023 Observasi : S:


Pertukaran gas b.d 20.00
perubahan  Memonitor adanya sumbatan jalan napas O : Kesadaran : Composmentis,
membrane alveolar Gerakan bayi aktif, sesak bayi tampak
kapiler.  Memonitor pola napas, frekuensi, irama,
kedalaman, upaya napas, dan SPO2 berkurang, terdapat retraksi dinding

 Memonitor ketepatan setting CPAP, dan dada minimal


tanda tanda hipoventilasi TTV :

 Memonitor integritas mukosa hidung S: 36,9°C, RR : 59-63x/menit


SpO2 : 97-98%, Terpasang ventilator
Terapeutik :
mode CPAP PEEP 7 Fio2 30%, posisi
 Mempertahankan kepatenan jalan napas
bayi semi fowler, tidak terdapat lesi
 Membersihkan sekret hidung dan mulut
pada hidung yang terpasang CPAP, tidak
jika diperlukan
ada slym atau lendir pada hidung, orang
Edukasi : tua sudah teredukasi mengenai tujuan
 Menjelaskan tujuan penggunaan CPAP pemasangan alat bantu nafas CPAP
Kolaborasi : A : Gangguan pertukaran gas teratasi
Sebagian
 Melakukan kolaborasi dengan DPJP
P : Lanjutkan Intervensi
dalam penentuan setting CPAP
NO DIAGNOSA TANGGAL & IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
KEPERAWATAN JAM

3 Resiko 18/12/2023 Observasi : S:


Hipotermi b.d 20.00  Memonitor suhu tubuh, dan Identifikasi O : Kesadaran : Composmentis,
Berat badan faktor risiko penyebab hipotermi Gerakan bayi aktif, bayi dirawat dalam
Lahir rendah, incubator,
Terapeutik :
Prematuritas TTV :
 Memberikan lingkungan yang hangat
S: 36,9°C, RR : 59-63x/menit
dengan suhu ruangan 28˚C
SpO2 : 97-98%
 Mengganti popok atau linen jika basah Akral teraba hangat, linen kering, bayi
Edukasi : bab meconium, dan bak 1x berwarna

 Menjelaskan tujuan dan prosedur kuning jernih, menjelaskan kepada


Kangaroo Mother Care untuk mencegah orangtua tujuan dan prosedur KMC
terjadinya hipotermi A : Resiko Hipotermi teratasi Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
KESIMPULAN

Pada pengkajian bayi didapatkan hasil pada Analisa data sehingga timbul masalah keperawatan pola nafas tidak efektif,
gangguan pertukaran gas dan resiko hipotermia. Pada diagnose keperawatan yang utama pada bayi Ny. P ini adalah pola
nafas tidak efektif karena adanya distress pernafasan yang disebabkan karena pasien lahir dengan premature sehingga
membrane hyalin belum terbentuk sempurnya yang menyebabkan pola nafas tidak efektif. Perencanaan disesuaikan
dengan tujuan utama yaitu observasi pola nafas,tanda dypsnea, takipnea, kaji frekuensi nafas, irama nafas, status pO2.
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mempertahan CPAP, mengkaji nafas, suction berkala jika ada
slym, serta memberikan obat-obatan sesuai dengan program therapy sehingga masalah dapat teratasi,
REFERENSI

Bella Laksono, 2022. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS BBLR + RDS
(RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME) DI NICU CENTRAL RSPAL Dr. Ramelan SURABAYA
Haryani, Hardiani, S., & Thoyibah, Z. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Risiko Tinggi. CV. Trans Info
Media.
Kosim. (2008). Buku ajar neonatologi (edisi 1 cetakan pertama). Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Ngatisyah. (2005). Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC
Rahardjo, & Marmi. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Prasekolah.
Pustaka Belajar.
DPP PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP
PPNI.
DPP PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan. DPP PPNI.
Suminto, S. (2017). Peranan Surfaktan Eksogen pada Tatalaksana Respiratory Distress Syndrome Bayi Prematur.
Cermin Dunia Kedokteran, 44(8), 568– 571.
Surasmi, & Asrining. (2013). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai