Respiratory Distress
Syndrom (RDS)
Merupakan kumpulan gejala
yang terdiri dari dispnea,
frekuensi pernapasan yang lebih
dari 60 kali per menit, adanya
sianosis, adanya rintihan pada
saat ekspirasi serta ada retraksi
dinding dada saat inspirasi.
ETIOLOGI
1
Faktor ibu
Penyebab terjadinya RDS
dikarenakan kurangnya surfaktan, 2
yang dimana surfaktan tersebut Faktor Janin
adalah suatu zat aktif pada alveoli
yang dapat mencegah terjadinya
kolaps paru. (Rahardjo & Marmi, 3
Faktor Persalinan
2012
PATOFISIOLOGI
2023
MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan radiologis
PENATALAKSANAAN
Keluhan utama
Pengkajian Bayi tampak sesak, retraksi dada, tangisan merintih, instabilitas
Pasien suhu tidak ada, bayi terpasang ventilator mode CPAP FIO2 30%
Nama : Bayi Ny. P PEEP 7.
Tanggal lahir/ Usia : 18 Desember 2023/ 0 hari
Riwayat Kehamilan
Jenis kelamin : Perempuan
Ibu periksa kehamilan di RS setiap bulan, Kehamilan
Tanggal masuk RS : 18 Desember 2023
sebelumnya gemelli lahir pada usia gestasi 32minggu
Diagnosa Medis : NKB KMK RDS Riwayat Persalinan
Orang tua / Penanggung Jawab Bayi Perempuan lahir jam 03.42 di RSU Bunda Margonda dari
Nama : Ny. P seorang Ibu P2A0 hamil 32 minggu 4hari secara SC atas
Hubungan dengan pasien : Orangtua indikasi gawat janin, oligohydramnion, BSC 1x dan kontraksi.
Alamat : Jl. H. Mandor no. 35, Cilandak Air ketuban habis, saat lahir bayi merintih apgar score 7/9.
barat, Jakarta Selatan
Nomor Telepone : 0812xxxxxxxx
Riwayat penyakit Sekarang
Keadaan Umum : Kesadaran : composmentis, Pemeriksaan tanda-tanda vital : Pernafasan : 60-67x/menit, Suhu : 36,9 C,
Nadi : 130-145x/m, SPO2 : 97-98%
Oksigenasi : Irama nafas irregular, terpasang ventilator mode CPAP, Penggunaan otot bantu nafas (retraksi) ,Sianosis tidak
ada
Nutrisi : Berat badan : 1258gram, Panjang Badan : 37,5cm, Lingkar Kepala : 27cm, Lingkar dada : 27cm, Lingkar Perut :
22,5cm, Jenis Nutrisi : Parenteral : D10% 48cc + Ca Gluconas 2cc, terpasang OGT dialirkan ,residu OGT : Jernih, Muntah :
tidak ada
Cairan : Kebutuhan cairan : 80cc/kgBB , Jenis : D10% 48cc + Ca Gluconas 2cc, Turgor kulit : elatis, Capilary refil : <
3detik
Eliminasi : BAK : Spontan berwarna kuning jernih, BAB : Meconium
Aktifitas : Gerakan : Aktif , Tangisan : Cukup kuat
Sistem musculoskeletal : Postur : Fleksi, Tonus otot : Kuat
Pemeriksaan head to toe
Integumen : Teraba hangat, Warna kulit kemerahan, Lanugo (+), Integritas kulit : Elastis
Kepala dan leher : Tengkorak simetris, tidak ada kelainan, sutura belum menutup, ubun – ubun : Normal, teraba datar, Warna
rambut hitam, Tipis
Mata : Simetris, Sklera normal, konjungtiva kemerahan, reflek pupil positif
Telinga : Bentuk dan ukuran simetris, Bersih
Hidung : Terpasang CPAP , tidak ada septum deviasi,
Bibir : Lembab
Leher : Normal
Dada, Paru-paru dan jantung : Pengembangan dada Simetris, terdapat retraksi dada, Ictus cordis : Teraba, Suara Paru
Vesikuler, suara jantung S1 dan S2 Murni
Abdomen : Bentuk simetris, Lambung timpani, Hepar tidak teraba, Tali Pusat : Lembab
Alat kelamin : Tidak ada kelainan, Bersih, tidak ada iritasi
Ekstremitas : Tidak ada kelainan, Akral teraba hangat, edema tidak ada
Reflek Bayi : Moro, Menghisap, Menelan, Rooting, Babinsky, Menangis , Menggenggam, menoleh
PENUNJANG
a. Bactesyn 94mg/12 jam/iv
b. Sagestam 6mg/36 jam/iv
Edukasi
● Jelaskan tujuan dan prosedur Kangaroo Mother
Care untuk mencegah terjadinya hipotermi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Pada pengkajian bayi didapatkan hasil pada Analisa data sehingga timbul masalah keperawatan pola nafas tidak efektif,
gangguan pertukaran gas dan resiko hipotermia. Pada diagnose keperawatan yang utama pada bayi Ny. P ini adalah pola
nafas tidak efektif karena adanya distress pernafasan yang disebabkan karena pasien lahir dengan premature sehingga
membrane hyalin belum terbentuk sempurnya yang menyebabkan pola nafas tidak efektif. Perencanaan disesuaikan
dengan tujuan utama yaitu observasi pola nafas,tanda dypsnea, takipnea, kaji frekuensi nafas, irama nafas, status pO2.
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mempertahan CPAP, mengkaji nafas, suction berkala jika ada
slym, serta memberikan obat-obatan sesuai dengan program therapy sehingga masalah dapat teratasi,
REFERENSI
Bella Laksono, 2022. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS BBLR + RDS
(RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME) DI NICU CENTRAL RSPAL Dr. Ramelan SURABAYA
Haryani, Hardiani, S., & Thoyibah, Z. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Risiko Tinggi. CV. Trans Info
Media.
Kosim. (2008). Buku ajar neonatologi (edisi 1 cetakan pertama). Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Ngatisyah. (2005). Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC
Rahardjo, & Marmi. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Prasekolah.
Pustaka Belajar.
DPP PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP
PPNI.
DPP PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan. DPP PPNI.
Suminto, S. (2017). Peranan Surfaktan Eksogen pada Tatalaksana Respiratory Distress Syndrome Bayi Prematur.
Cermin Dunia Kedokteran, 44(8), 568– 571.
Surasmi, & Asrining. (2013). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC.
TERIMAKASIH