Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

Oleh :
Kelompok 5
1. Hilda Jamilah (2111005)
2. Safira Khoirina Syaharani (2111016)
3. Sindhi (2111047)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


ITSK RS Dr. SOEPRAOEN KESDAM V/BRAWIJAYA MALANG
2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam
proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme
tubuh. Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila
berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila
berlangsung lama akan menyebabkan kematian. Proses pemenuhan kebutuhan
oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen
melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang
menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ
pernafasan agar berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, Ficka, 2013).
Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke
dalam sistem tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan
ke dalam tubuh secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau respirasi
merupakan proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan yang
dilakukan dengan cara menghirup udara untuk mendapatkan oksigen dari
lingkungan dan kemudian udara dihembuskan untuk mengeluarkan karbon
dioksida ke lingkungan (Saputra, 2013).
Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan
dasarmanusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh dalam
kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh beberapa
factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku, dan lingkungan (Ernawati,
2012).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan SPO2?
b. Apakah diagnose keperawatan yang tepat pada pasien tersebut?
c. Apakah teknik pernafasan dalam dapat mengurangi sesak nafas pasien
COPD?
d. Apakah mengatur posisi dapat mengurangi sesak nafas pada pasien
COPD?
e. Apakah nebulizer dapat mengurangi sesak nafas pada pasien COPD?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian SPO2


SPO2 merupakan konsentrasi oksigen dalam darah manusia
2.2 Diagnosa keperawatan yang tepat
Kemungkinan diagnose keperawatan pada Tn. S yang tepat adalah
gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan tidak seimbangan
ventilasi-perfusi ditandai dengan dispnea
2.3 Teknik pernafasan dalam
Teknik pernafasan dalam harapannya dapat mengurangi sesak
nafas pasien COPD dikarenakan pernapasan dalam dapat membantu kinerja
otot pernafasan
2.4 Pengaturan posisi (semi fowler)
Pengaturan posisi semi fowler dapat mengurangi sesak nafas pada
pasien COPD dikarenakan jika posisi supinasi gaya gravitasi dada lebih besar.
2.5 Penggunaan nebulizer
Penggunaan Nebulizer juga dapat membantu memberikan
kelonggaran dan mencairkan lendir pada saluran nafas
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
1) Identitas Klien
Nomer Rekam Medik : 521808
Nama Pasien : Tn. S
NIK (KTP) :-
Umur : 68 tahun
Tempat/Tgl Lahir : Malang, 06 April 1955
Kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 13 Januari 2023
Jam : 08.49
Alamat : Dukuh wonorejo, sumber manjing wetan
Sumber Informasi : Anak
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Saat masuk rumah sakit : Pasien mengeluh panas 4 hari, badan terasa
lemas, dan dada terasa sesak
Saat pengkajian : Pasien mengeluh sesak nafas
b) Riwayat kesehatan sekarang : Pasien datang ke IGD tanggal 13
Januari 2023 melalui rujukan dari puskesmas sumber manjing wetan
dengan keluhan panas 4 hari, badan terasa sakit semua, mual,
muntah, nyeri ulu hati dan nyeri kepala, dada terasa sesak, serta
nafsu makan menurun
c) Diagnosa medis :
OF tanggal 13 Januari 2023
COPD tanggal 17 Januari 2023
d) Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami : Emfisema
Alergi : Pasien tidak ada riwayat alergi
Kebiasaan : merokok sudah lama beberapa tahun
3) Pola Kesehatan
a) Pola nutrisi : Makan 3x sehari, nafsu makan baik, tidak ada alergi
makanan
b) Pola eliminasi :
BAK 2-3x/sehari, warna kuning muda, tidak ada keluhan
BAB 1x/sehari, warna kecoklatan, konsistensi lunak, tidak ada
keluhan
c) Pola personal hygiene
Mandi 1x/sehari, diseka tanpa menggunakan sabun
Oral hygiene 1x/sehari, waktu pagi
Cuci rambut belum pernah
d) Pola istirahat tidur
Waktu tidur siang dan malam, lama tidur 8 jam, tidak ada keluhan
e) Pola Aktivitas
Tidak ada keluhan dalam aktivitasnya
4) Pengkajian Fisik
a) Hidung : tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung,
terpasang O2 nasal kanul 6tpm
b) Respirasi : Pola nafas tidak teratur dengan frekuensi 30x/menit,
bunyi nafas tambahan wheezing, tidak ada bunyi nafas tambahan
ronchi
c) Tanda-tanda vital :
Pasien tampak kesulitan untuk bernafas
TD : 143/80 mmhg
N : 108x/menit
S : 37oC
SPO2 : 92%
3.2 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah/Problem
(Menggunakan Peta (Aktual/risiko/
Konsep) potensial)
1 Data Faktor lingkungan (udara, Gangguan
subjektif bakteri, virus) masuk melalui pertukaran gas
Pasien saluran pernafasan atas berhubungan
mengeluh dengan
sesak nafas Terjadi infeksi dan proses ketidakseimbangan
Data Objektif peradangan ventilasi-perfusi
- Pasien ditandai dengan
tampak Hipersekresi kelenjar mukosa dispnea
kesulitan
bernafas Akumulasi secret berlebih

- TTV
Secret mengental di jalan
TD : 143/80
nafas
mmhg
N :
Gangguan penerimaan O2 dan
108x/menit
pengeluaran CO2
RR :
30x/menit
Dispnea, fase ekspirasi
S : 370C
memanjang, pola nafas
SPO2 : 92%
abnormal, takipnea,
- Terpasang
pernafasan sukar
O2 Nasal
kanul 6tpm
Gangguan pertukaran gas
- Tidak ada
pernafasan
cuping
hidung
- Bunyi nafas
tambahan
wheezing
3.3 Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal
muncul teratasi
1 Gangguan pertukaran gas berhubungan 17 18
dengan ketidakseimbangan vertilasi-perfusi Januari Januari
ditandai dengan dispnea 2023 2023

3.4 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan kriteria hasil
1 Gangguan Setelah Pemantauan Untuk
pertukaran gas dilakukan Respirasi mengeta
berhubungan asuhan Observasi hui
dengan keperawatan 1. Monitor frekuensi
ketidakseimba selama 2x24 frekuensi, irama, , irama,
ngan vertilasi- jam kedalaman dan kedalam
perfusi diharapkan upaya nafas an upaya
ditandai pertukaran 2. Monitor pola nafas
dengan gas nafas (seperti baik atau
dispnea meningkat bradipnea, buruk
dengan takipnea) serta
kriteria hasil : 3. Monitor adanya mengeta
- Dispnea sumbatan jalan hui
menurun nafas adanya
- Bunyi nafas 4. Auskultasi bunyi bunyi
tambahan nafas nafas
menurun 5. Monitor saturasi tambaha
- Takikardia oksigen n saat
membaik Terapeutik bernafas
- Pola nafas 6. Dokumentasikan
membaik hasil pemeriksaan
7. Anjurkan posisi
semi fowler
8. Ajarkan teknik
pernafasan dalam

3.5 Implementasi Keperawatan


No. Tanggal Implementasi Evaluasi
DK dan jam
D. 17 Januari 1. Memonitor frekuensi, S : Pasien mengeluh sesak
000 2023 irama, kedalaman dan kadang batuk
3 11.00 dan upaya nafas O : Pasien tampak
2. Memonitor pola nafas kesulitan bernafas
(seperti bradipnea, TD : 143/80 mmhg
takipnea) N : 108x/menit
3. Memonitor adanya RR : 30x/menit
sumbatan jalan nafas S : 370C
4. Mengauskultasi bunyi SPO2 : 92%
nafas A : Masalah belum teratasi
5. Memonitor saturasi
oksigen
6. Mendokumentasikan
hasil pemeriksaan
7. Menganjurkan posisi
semi fowler
8. Mengajarkan teknik
pernafasan dalam
18 Januari 1. Memonitor pola S : Pasien mengatakan
2023 nafas (seperti sesak nafas sudah
14.00 bradipnea, takipnea) berkurang
2. Mengauskultasi O : Pasien tampak lebih
bunyi nafas nyaman dari sebelumnya
3. Memonitor saturasi TD : 135/80 mmhg
oksigen N : 100x/menit
4. Mendokumentasikan RR : 24x/menit
hasil pemeriksaan S : 37,50C
5. Menganjurkan posisi SPO2 : 95%
semi fowler A : Masalah teratasi
6. Mengajarkan teknik sebagian
pernafasan dalam P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Jurnal 1
Pengaruh fisioterapi dada, batuk efektif, dan nebulizer terhadap
peningkatan saturasi oksigen dalam darah pasien ppok (Nurmayanti, agung
waluyo, wati jumaiyah, rohman azzam)
Populasi Intervensi Comparison Outcome Times
atau
identifikasi
pasien
Pasien Pemberian Perbandingan Dari hasil penelitian -
PPOK di fisioterapi sebelum menunjukkan bahwa
RS Islam dada, diberikan Ada pengaruh
Jakarta batuk intervensi fisioterapi dada, batuk
Cempaka efektif, fisioterapi efektif, dan nebulizer
Putih dan dada, batuk terhadap peningkatan
nebulizer efektif, dan saturasi oksigen
nebulizer sebelum dan sesudah
dengan diberikan intervensi di
sesudah rumah sakit islam
diberikan Jakarta cempaka putih
intervensi
fisioterapi
dada, batuk
efektif, dan
nebulizer
4.2 Jurnal 2
Pengaruh nafas dalam dan posisi terhadap saturasi oksigen dan
frekuensi nafas pada pasien asma (Anita yulia, dahrizal, widia lestari)
Populasi Intervensi Comparison Outcome Times
atau
identifikasi
pasien
Seluruh Nafas Perbandingan Dari hasil penelitian -
pasien dalam dan sebelum menunjukkan bahwa
asma posisi diberikan ada pengaruh sesudah
berjumlah semi intervensi diberikan intervensi
30 orang fowler nafas dalam nafas dalam dan posisi
di IGD dan posisi semi semi fowler terhadap
RSUD Dr. fowler dengan nilai saturasi oksigen
M. Yunus sesudah dan frekuensi nafas
diberikan pada pasien asma
intervensi
nafas dalam
dan posisi semi
fowler

4.3 Jurnal 3
Pengaruh pursed lip breathing dan meniup balon terhadap kekuatan
otot pernafasan, saturasi oksigen dan respiratory rate pada pasien ppok
(Junaidin, yuliana syam, andi masyitha irwan)
Populasi Intervensi Comparison Outcome Times
atau
identifikasi
pasien
Pasien Pursed lip Perbandingan Dari hasil penelitian -
PPOK di breathing antara pursed menunjukkan bahwa
Indonesia dan ballon lip breathing pursed lip breathing
terdapat blowing dan ballon dapat memperbaiki
4,8 juta blowing kekuatan otot
pasien meningkatan pernafasan, saturasi
otot oksigen, dan
pernafasan, menurunkan frekuensi
mempengaruhi pernafasan, begitu
saturasi pula dengan ballon
oksigen blowing

4.4 Jurnal 4
Relaksasi pernafasan dengan teknik ballon blowing terhadap
peningkatan saturasi oksigen pada pasien ppok (Ni made dwi yunica astriani,
putu indah sintya dewi, kadek hendri yanti)
Populasi Intervensi Comparison Outcome Times
atau
identifikasi
pasien
Pasien Teknik Perbandingan Dari hasil penelitian 5-10
PPOK di relaksasi sebelum menunjukkan bahwa menit
RSUD pernafasan diberikan teknik ballon blowing selama
kabupaten dengan teknik ballon dapat meningkatkan 4
Buleleng teknik blowing saturasi oksigen pada minggu
sejumlah ballon dengan pasien PPOK
30 blowing sesudah
responden diberikan
teknik ballon
blowing

4.5 Jurnal 5
The effectiveness of tripod position and pursed lips breathing to
enhance oxygen saturation in patiens with copd (Hilma wahidati, sri utami
dwiningsih, putrono)
Populasi Intervensi Comparison Outcome Times
atau
identifikasi
pasien
Pada Tripod Perbandingan Dari hasil penelitian 15
penelitian position tripod position menunjukkan bahwa menit
ini dan dan pursed lips teknik pursed lips selama
didapatkan pursed breathing breathing lebih efektif 3 hari
sebanyak lips terhadap dibandingkan dengan
34 breathing peningkatan tripod position
responden saturasi
oksigen pada
pasien PPOK
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jadi bisa disimpulkan dari intervensi yang telah diberikan menurut
referensi dari literatur teknik fisioterapi dada (pernafasan dalam), Pengaturan
posisi (semi fowler), dan memberikan nebulizer dapat meningkatkan saturasi
oksigen pada pasien COPD.
S : Pasien mengatakan sesak nafas berkurang setelah dilakukan intervensi
keperawatan
O : Pasien tampak lebih nyaman dari pada sebelumnya, dengan hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal (N : 100x/mnt, RR :
24x/mnt dan SPO2 : 95%)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

5.2 Saran
Diharapkan teknik fisioterapi dada (pernafasan dalam), Pengaturan
posisi (semi fowler), dan memberikan nebulizer dapat diberikan pada pasien
dengan keluhan sesak nafas

Anda mungkin juga menyukai