Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MENTORING 1

BLOK KMB

KELOMPOK 4
Aisyah Az Zahra (20220320028)
Dhella Angelica (20220320046)
Dea Putri Islamiati (20220320057)
Afdhal Anfasa Fadillah (20220320058)

Nor Fauziyah Rahmah (20220320096)


Salvia Antania Hanjani (20220320104)
Ika Agustina Sari (20220320124)
Aprilia Kartika Sari (20220320134)
Difa Rizky Amirudin (20220320147)
Anastasya Herawati (20220320154)
Masna Al Sari (20220320177) – Tidak Hadir

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN … DENGAN PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)

A. ANALISA DATA

Masalah Etiologi/Faktor
Tanggal Data
Keperawatan Resiko
DS : Bersihan Jalan nafas Sekresi yang
- Pasien mengatakan batuknya berdahak tidak efektif tertahan
atau lendir berwarna putih, kemudian
lendir kental berwarna kekuningan Terpajan polutan
sehingga sulit untuk dibatukkan
- Pasien mengeluh sesak nafas sejak Merokok aktif
satu minggu yang lalu dan semakin
memburuk sejak dua hari sebelum
dirawat di rumah sakit
- Pasien seorang karyawan proyek
pembangunan jalan dan tidak pernah
menggunakan masker saat bekerja
- Pasien memiliki riwayat merokok
sebanyak 24 batang/hari selama 35
tahun dan masih merokok hingga saat
ini
- Sesak gejalanya tidak membaik saat
istirahat, duduk, atau tidur
- Pasien mengeluh batuk sejak satu
minggu yang lalu dan memburuk sejak
dua hari yang lalu

DO:
- Terdengar suara nafas ronkhi dan
mengi pada paru kanan dan kiri
Masalah Etiologi/Faktor
Tanggal Data
Keperawatan Resiko
- Ritme pernafasan tidak teratur dengan
frekuensi 28x/menit
- Tampak barel chest pada dadanya, sela
iga melebar, dan tampak retraksi
dinding dada
DS : Gangguan Ketidakseimbangan
- Pasien mengeluh sesak nafas pertukaran gas ventilasi perfusi

DO:
- Kadar pCO2 72 meningkat
- Terdengar bunyi nafas tambahan
- Frekuensi nafas berubah
- Pola nafas berubah
- Hasil rontgen dada menunjukkan pola
bronkovaskuler
- peningkatan saturasi oksigen paru
kanan 89%
- gerakan dinding dada simetris, irama
nafas tidak teratur
- pH arteri 7,26
- pasien terlihat melakukan pernafasan
lubang hidung
- pasien diketahui menderita PPOK
sejak 2 tahun yang lalu
- pasien tampak menggunakan otot
sternokleidomastoid untuk bernafas
DS : Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan
- pasien mengeluh merasakan sesak antara suplai dan
nafas secara terus menerus, gejala kebutuhan oksigen
tidak kunjung membaik meski ia
Masalah Etiologi/Faktor
Tanggal Data
Keperawatan Resiko
- pasien mengatakan masih lemas dan
mudah lelah sehingga hanya berbaring
di tempat tidur
- Pasien mengatakan sesak nafas
dirasakan terus menerus disertai mengi
dan bertambah berat ketika pasien
melakukan aktivitas berjalan selama
beberapa menit

DO:
- Hasil pemeriksaan fotothorax
didapatkan corakan bronkovaskuler
bertambah banyak pada paru kanan
B. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Aktual : Masalah b.d. Penyebab


Risiko : Masalah d.d. Faktor Resiko
Promkes : Masalah d.d. Tanda/Gejala

Tanggal Jam No Diagnosa Keperawatan


1 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan, terpajan polutan,
merokok aktif

2 Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi

3 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan pertukaran gas

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan
1 Bersihan jalan napas tidak efektif
2 Gangguan pertukaran gas
3 Intoleransi aktivitas
D. Rencana Asuhan Keperawatan

Rencana Asuhan Keperawatan

Nama Pasien : Diagnosa:

TTL : NRM :

Tgl Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
Bersihan jalan Bersihan Jalan Napas Manajemen Jalan Napas
napas tidak efektif
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 Observasi
b.d sekresi yang
tertahan, terpajan maka didapatkan bersihan jalan napas - Monitor pola nafas (frekuensi)
polutan, merokok
meningkat, dengan kriteria hasil: - Monitor bunyi nafas tambahan
aktif
- Batuk efektif meningkat - Monitor sputum
- Produksi sputum menurun Terapeutik
- Mengi menurun - Memberikan minuman hangat
- Dispnea menurun - Posisikan semi-fowler
- Frekuensi nafas membaik dari - Lakukan fisioterapi dada
28x/menit menjadi 16-24x/menit - Lakukan pengisapan lendir
- Pola nafas membaik dari tidak - Berikan oksigen
beraturan menjadi beraturan Edukasi
- Ortopnea menurun - Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran,
mukolitik
- Kolaborasi pemberian antibiotik

Edukasi berhenti merokok


Observasi:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media edukasi
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan gejala fisik penarikan nikotin
- Jelaskan gejala berhenti merokok
- Ajarkan cara berhenti merokok
- Jelaskan aspek psikososial yang memengaruhi perilaku
merokok
- Informasikan produk pengganti nikotin
Latihan batuk efektif
Observasi:
- Identifikasi kemampuan batuk
- Memonitor adanya retensi sputum
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dari prosedur batuk efektif
- Mengajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
- Memberikan nebulizer
Gangguan Pertukaran gas Pemantauan respirasi
pertukaran gas b.d Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 Observasi:
ketidakseimbangan maka didapatkan bersihan jalan napas - Monitor pola nafas seperti takipnea
ventilasi perfusi meningkat, dengan kriteria hasil: - Monitor adanya produksi sputum
- Tidak lagi dispnea saat istirahat - Saturasi oksigen
- Bunyi nafas tambahan ronkhi dan - Monitor nilai AGD
mengi berkurang - Monitor adanya sumbatan jalan napas
- pCO2 cukup membaik dari 72 - Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas
menjadi 35-45 - Auskultasi bunyi nafas
- pH arteri cukup membaik dari 7,26 Terapeutik
menjadi 7,35-7,45 - Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Pola nafas membaik - Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Terapi Oksigen
Observasi
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor efektifitas terapi oksigen
- Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Terapeutik
- Bersihkan sekret pada mulut, hidung, dan trakea, jika
perlu
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen, gunakan
peralatan oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
Kolaborasi
- Penentuan dosis oksigen
EBN untuk SIKI

1 Judul Pengaruh Penerapan Batuk Efektif dalam Mengatasi


Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Pasien Penyakit
Paru Obstruksi Kronik

2 Tahun 2021

3 Nama Jurnal Jurnal Ilmu Kesehatan Dharmas Indonesia

4 Untuk Diagnosis dan Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d hipersekresi jalan
SIKI nafas, merokok aktif, proses infeksi, spasme jalan nafas dan
terpajan polutan

Manajemen Jalan Napas (L.01011)


5 Metode Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian
Quasy Eksperimen dengan rancangan One group pretest dan
posttest design. Penelitian ini dilaksanakan di ruang Paru
RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci 2021. Penelitian
dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2021. Populasi
pada penelitian ini adalah jumlah pasien dengan diagnos
medis penyakit paru obstruksi kronik di ruang Paru RSU
Mayjen H.A Thalib yaitu sebanyak 16 orang. Teknik
pengambilan sampel adalah total sampling. Dalam
pengumpulan data dari responden, peneliti menggunakan
instrument berupa lembar observasi yaitu dengan cara
menghitung frekuensi nafas dan mendengarkan bunyi nafas,
di mana tindakan tersebut dilakukan sebelum dan sesudah
dilakukannya pemberian batuk efektif

6 Hasil Berdasarkan table 3 didapatkan bahwa bunyi nafas


responden sesudah dilakukan tindakan batuk efektif adalah
lebih dari setengah responden 81,25% dengan bunyi nafas
vesikuler dan dengan lebih dari setengah 87,50% dengan
frekuensi nafas normal.
Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
rata-rata frekuensi napas responden sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan keperawatan batuk efektif. Hal ini
menunjukkan bahwa tindakan keperawatan batuk efektif
mempengaruhi pengukuran frekuensi napas responden
pasien Penyakit paru obstruksi kronik di RSU Mayjend HA
Thalib Kabupaten Kerinci tahun 2021.

1 Judul PENERAPAN CLAPPING DAN BATUK EFEKTIF


TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM PADA
PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
(PPOK)
2 Tahun Tahun 2022

3 Nama Jurnal Jurnal Cendikia Muda


Volume 2, Nomor 3
4 Untuk Diagnosis dan Bersihan Jalan nafas tidak efektif dan Manajemen Jalan
SIKI Nafas

5 Metode Menggunakan desain studi kasus (Case study)

6 Hasil Hasil penerapan menunjukkan bahwa dari tidak dapat


mengeluarkan sputum menjadi dapat mengeluarkan
sputum, suara nafas ronchi berkurang, nilai RR dari 28
x/menit menjadi 22 x/menit, dan saturasi oksigen dari
90% menjadi 99% setelah dilakukan penerapan clapping
dan batuk efektif, subyek mampu setelah penerapan
selama 3 hari. Kesimpulan teknik clapping dan batuk
efektif dapat membantu pengeluaran sputum pada
penderita PPOK. Bagi pasien PPOK dan keluarga
hendaknya dapat melakukan clapping dan batuk efektif
secara mandiri untuk membantu mengeluarkan sputum.
1 Judul PENGARUH PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER
DAN TEKNIK PURSED LIPS BREATHING
TERHADAP SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN
PPOK DI RUANG HCU RSD MANGUSADA

2 Tahun Vol 7, No 1, Tahun 2021

3 Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing)

4 Untuk Diagnosis dan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


SIKI
Manajemen jalan napas/ Latihan batuk efektif

5 Metode Penelitian kuantitatif Pre-Experimental design, dengan


rancangan One – Group Pretest-Posttest Design. Sampel
penelitian menggunakan teknik Non Probabilty Sampling
yaitu Consecutive Sampling dengan jumlah sampel 30
orang

6 Hasil Sebelum pemberian posisi semifowler dan teknik pursed


lips breathing pada pasien dengan PPOK rata-rata saturasi
oksigen pasien 93.10%.

Terjadi peningkatan saturasi oksigen pasien sebelum dan


setelah pemberian posisi semifowler dan teknik pursed lips
breathing terhadap saturasi oksigen pasien dengan nilai
rata-rata 97.00%.

Terdapat pengaruh pemberian posisi semifowler dan teknik


pursed lips breathing yang signifikan terhadap saturasi
oksigen pasien dengan PPOK
1 Judul PENGARUH FISIOTERAPI DADA, BATUK EFEKTIF
DAN NEBULIZER TERHADAP PENINGKATAN
SATURASI OKSIGEN DALAM DARAH PADA
PASIEN PPOK

2 Tahun 2019

3 Nama Jurnal Jurnal Keperawatan Silampari

4 Untuk Diagnosis dan PPOK Dan Manajemen jalan napas


SIKI

5 Metode Metode Penelitian adalah quasi eksperimen dengan


menggunakan metode observasi dengan pendekatan
desain one group pre – post test. Pada penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh fisioterapi dada,
batuk efektif, dan nebulizer terhadap peningkatan saturasi
oksigen. Penelitian ini diberikan intervensi fisioterapi
dada, batuk efektif, dan nebulizer.

6 Hasil Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan yang


didapat adalah Rata-rata saturasi oksigen sebelum
diberikan intervensi yaitu 93, sedangkan rata-rata sesudah
diberikan intervensi meningkat menjadi yaitu 97. Sehingga
ada pengaruh fisioterapi dada, batuk efektif dan nebulizer
terhadap peningkatan saturasi oksigen sebelum dan
sesudah diberikan intervensi.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa Tanggal dan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Jam

Bersihan jalan napas 26 September - Memonitor pola nafas


tidak efektif 2023 Irama pernapasan teratur
- Memonitor bunyi napas tambahan
08.00
Auskultasi masih didapatkan wheezing (+++) dan
ronkhi (+++) di paru kanan dan kiri
- Memonitor tanda vital (TD dan nadi)
TD 150/100 mmHg, nadi 130x/menit
- Memonitor saturasi oksigen
- Mengajarkan teknik batuk efektif
Pasien mampu melakukan teknik batuk efektif
- Memonitor sputum (jumlah dan warna)
Sputum berwarna kuning kehijauan
- Memonitor batuk efektif
Pasien mengatakan masih sesak napas dan batuk
berdahak
26 September - Memonitor frekuensi nafas
2023
Dari 27x/menit menjadi 25x/menit
10.00
- Kolaborasi pemberian mukolitik dan ..
Inhalasi salbutamol 5m, budenoside 0,5mg, injeksi
cefepime 1 gram iv, dan memberikan N-
asetilsistein 15cc oral dan bromhexine 8mg
- Memonitor terapi oksigen
- Memantau hasil analisa gas darah
- Melakukan auskultasi setelah pemberian terapi
inhalasi
- Memonitor bunyi napas tambahan
Wheezing (+) dan ronkhi sudah menurun (++)

26 September - Memberikan fisioterapi dada S:


2023 Setelah fisioterapi dada didapatkan hasil
auskultasi wheezing (+) dan ronkhi (+)
13.00
- Memberikan batuk efektif O:
Pasien mampu mengeluarkan dahaknya, dahak
- Pasien mampu
berwarna kuning kehijauan
mengeluarkan dahaknya
- Dahak berwarna kuning
kehijauan
- Hasil auskultasi wheezing
(+) dan ronkhi (+)
- Frekuensi nafas membaik

A:

Bersihan jalan napas tidak efektif


belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai