Tipe I: merupakan kegagalan oksigenasi atau hypoxaemia arteri ditandai dengan tekanan parsial O2 arteri yang
rendah.
Tipe II: yaitu kegagalan ventilasi atau hypercapnia ditandai dengan peningkatan tekanan parsial Co2 arteri yang
abnormal (PaCO2 >46mmHg), dan di ikuti secarasimultan dengan turunnya PaO2)
Tipe III: adalah gabungan antara kegagalan oksigenasi dan ventilasi ditandai dengan hipoksemia dan hiperkapnia
penurunan PaO2 ndan peningkatan PaCo2
Etiologi
Gagal nafas akut disebabkan oleh kelainan intrapulmonal dan ekstrapulmonal. Kelainan
intrapulmonal meliputi kelainan pada saluran nafas bawah, sirkulasi pulmoner, jaringan
intersitial, kapiler alveolar. Kelainan ekstrapulmonal merupakan kelainan pada pusat nafas,
neuromuscular, pleura maupun saluran nafas atas.
Phathofisiologis
Status Asmatikus, pneumonia, bronkiolitis
Ds:
Tinjauan Kasus DS: Pasien mengatakan sesaknya
Pasien mengatakan batuk (+) dan tidak
tidak berkurang
dapat mengeluarkan dahak
DO:
DS : • pasien tampak sesak
DO:
Pasien mengatakan nafasnya sesak • Nilai AGD
• Pasien tampak sesak
DO : • Pasien tambak batuk PH : 7, 18
• Nafas spontan • Pasien tampak kesulitan PO2 :88,70
• Terpasang NRM 15 liter/menit mengeluarkan dahak pCO2: 139.6
• Frekuensi nafas 35x/menit • Suara nafas pasien terdengan ronchi HCO3: 53,7
• Pasien tampak dyspnea BE: 25,0
• Terdapat retraksi intercosta CO2: 58,2
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Spo2 : 93,7
Pola Nafas Tidak Efektif -
DS :
Pasien mengatakan badannya lemas dan Gangguan pertukaran gas
haus
DO: Ketidakseimbangan nurisi
• BB 39 Kg kurang dari kebutuhan tubuh
• (Kriteria Kurus)
• Membran mukosa pucat
• Pasien mengalami melena
• Pasien terpasang NGT dan diberikan BS
3x150 cc dan 3x200cc
Prioritas Diagnosa Keperawatan
dr. jaga malam dr. mila edukasi pada keluarga kondisi di malam--> saran intubasi dan jika cardiac arrest dilakukan
RJP --> keluarga pasien menolak
10.07
(dr. jaga dr. Mila)
S : tidak ada denyut jantung
O : EKG asystole
A : stqa
P : pasien dinyatakan meninggal dunia