DS :
Sirkulasi DO : TD : 100/69 mmHg
- Nadi: 137 x/menit
DS :
Eliminasi DO :
Aktivitas Dan DS :
Istirahat DO:
DS:
Neurosensori DO:
Reproduksi dan DS :
Seksualitas DO:
Nyeri dan DS :
Kenyamanan DO:
Psikologis DS:
Integritas ego DO:
Pertumbuhan dan DS:
Perkembangan DO:
DS :
Kebersihan diri DO :
Perilaku Penyuluhan dan DS:
DO:
pembelajaran
Interaksi Sosial DS :
Relasional DO:
Lingkungan Keamanan dan DS :
Proteksi DO:
ANALISA DATA
DS : - Pasien mengatakan batuk sejak Ketidakmampuan dalam Bersihan jalan nafas tidak
± 3 bulan lalu membersihkan secret atau efektif
- Pasien mengatakan batuk obstruksi yang terdapat
bercampur berdarah dan dijalan nafas untuk
lendir berwarna kuning mempertahnkan kepatenan
- Pasien mengatakan tidak jalan nafas sehingga
pernah melakukan menimbulkan batuk yang
pengobatan tidak efektif dan terjadi
bersihan jalaan tidak efektif
DO: - Pasien nampak kesulitan
batuk
- Pasien sering berkeringat
pada malam hari
- Pasien mengkonsumsi obat
Hepa Q 2 ckl
DS: - Pasien mengatakan sesak Pola napas tidak efektif Pola nafas tidak efektif
DO: - Terdengar suara napas ronki terjadi karena adanya
+
/+ gangguan pernapasan
- Pernapasan: 32x/menit sehingga menyebabkan
- Tekanan Darah : 100/69 gagal nafas yang
mmHg meningktkan permeabilitas
- Nadi: 137 x/menit membrane alveoli kapiler
- Suhu: 36,70C sehingga terjadi ekpansi
paru yang menyebabkan
pola nafas tidak efektif.
DS: - Pasien mengatakan tidak Kesulitan pada saat menelan Risiko defisit nutrisi
nafsu makan menyebabkan penekanan
DO: - Pasien nampak tidak nafsu pada esofagus sehingga
makan terjadi gangguan menelan
- Porsi makan tidak dihabiskan yang menimbulkan risiko
gangguan nutrisi yang tidak
adekuat dan menyebabkan
nafsu makan menjadi
berkurang.
A. DIAGNOSA PRIORITAS
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
dibuktikan dengan mengeluh batuk, dan batuk darah bercampur lender.
.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas tidak Setelah dilakukan intervensi Latihan batuk efektif
efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, Observasi Observasi
spasme jalan nafas maka bersihan jalan nafas 1. Identifikasi kemampuan batuk 1. Untuk mengetahui kemampuan batuk
dibuktikan dengan meningkat. yang dimiliki
mengeluh batuk, dan batuk 2. Monitor adanya retensi sputum 2. Agar dapat diketahui peningkatan
darah bercampur lendir. Kriteria hasil: sputum dalam tubuh.
1. Batuk efektif 3. Monitor tanda dan gejala infeksi 3. Untuk mengetahui tanda dan
meningkat saluran nafas gejalanya infeksi saluran nafas,
2. Sulit bicara menurun 4. Monitor input dan output cairan 4. Untuk mengetahui kebutuhan cairan
3. Gelisah menurn dalam tubuh.
4. Frekuensi nafas
membaik Terapeutik Terapeutik
5. Pola nafas membaik 5. Atur posisi semi fowler atau fowler 5. Posisi semi fowler efektif dalam
mengurangi rasa sesak
6. Pasang perlak dan bengkok di 6. Untuk mempermudakan pasien dalam
pangkuan pasien membuang sputum ketika batuk
7. Buang secret pada tempat sputum 7. Agar tidak menyebabkan atau
menularkan ke orang lain.
Edukasi Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk 8. Agar pasien dan keluarga mengetahui
efektif prosedur batuk efektif yang baik dan
benar
9. Anjurkan tarik nafas dalam melalui 9. Teknik nafas dalam efektif dalam
hidung selama 4 detik, ditahan selama merelaksasikan perasaan yang
2 detik, kemudian keluarkan dari dirasakan
mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
10. Anjurkan mengumangi tarik nafas 10. Teknik nafas dalam efektif dalam
dalam hingga 3 kali merelaksasikan perasaan yang
dirasakan
11. Anjurkan batuk dengan kuat langsung 11. Pempermudah pelepasan sputum
setelah tarik napas dalam yang ke 3 dirongga dada dan agar sputum keluar
dengan mudah
Kolaborasi Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian mukolitik atau 12. Mempermudah dalam pengeceran
ekspektoran, jika perlu. dahak agar keluar.
2. Pola Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan Managemen Jalan Napas Manajemen Jalan Nafas
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam Observasi Observasi
hambatan upaya napas Pola Napas membaik dengan 1. Monitor pola napas 1. Menentukan intervensi yang akan
ditandai dengan dipsnea, kriteria hasil: diberikan
2. Monitor bunyi napas 2. Mengetahui adanya
kapasitas vital menurun,
respirasi 32 kali/menit. 1. Dispnea menurun atau kelainan/sumbatan pada sistem
dalam rentan normal 3. Monitor sputum (jumlah, warna, pernapasan atau jalan napas
2. Kedalaman napas aroma) 3. Mengetahui adanya infeksi jalan
membaik Terapeutik napas
3. Penggunaan otot bantu Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan napas
menurun 4. Agar tidak terjadi sumbatan jalan
dengan head-tilt dan chin-lift
5. Posisikan semifowler an fowler napas
6. Berikan minum hangat 5. Mengurangi sesak napas
6. Mengencerkan dahak atau
7. Berikan fisioterapi dada bila perlu membantu mengurangi batuk
8. Lakukan pengisapan lendir kurang 7. Mengetahui adnya hiperoksigenasi
dari 15 detik 8. Agar tidak terjadi sumbatan jalan
9. Berikan oksigen, jika perlu napas
Edukasi 9. Mengurangi sesak
10.Anjurkan asupan cairan 2000 mil/hari Edukasi
jika tidak kontra indikasi 10. Agar pasien tidak kekurangan cairan
11. Ajarkan teknik batuk efektif
11. Mengurangi upaya napas berlebihan
karena batuk
12. Ajarkan diet yang diprogramkan
12. Agar lendir tidak mengalami
penumpukkan
Kolaborasi
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
13. Mengurangi sesak
ekspetoran, mukolitik, jika perlu.
3. Risiko Defisit Nutris Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
ditandai dengan ditandai keperawatan, maka status Observasi Observasi
dengan ketidakmampuan nutrisi membaik, dengan 1. Identifikasi status nutrisi 1. Mempermuda dalam memantau atau
menelan makanan. kriteria hasil: mengetahui status nutrisi pasien.
1. Porsi makanan yang 2. Identifikasi alergi dan intoleransi 2. Untuk mengethaui jenis makan yang
dihabiskan makanan dapat membuat alergi
meningkat 3. Identifikasi makanan yang disukai 3. Makanan yang disukai pasien akan
2. Kekuatan otot lebih memicu nafsu makan.
pengunyah 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis 4. Untuk membuat berat badan kembali
meningkat nutrient normal
3. Kekuatan otot 5. Identifikasi perlunya penggunaan 5. Mempermuda proses masuknya
menelan meningkat selang nasogastric makanan kedalam tubuh
4. Berat badan 6. Monitor asupan makanan 6. Untuk mengetahui perubahan nutrisi
membaik yang terjadi atau penurunan berat
5. Frekuensi makan badan.
membaik 7. Monitor berat badan 7. Untuk mengetahui status nutrisi dan
tingkat keberhasilan tindakan
8. Monitor hasil pemeriksaan 8. Untuk mengetahui hasil dari
laboratorium laboratorium
Terapeutik Terapeutik
9. Lakukan oral hygiene sebelum makan, 9. Agar mulut tetap terjaga kebersihannya
jika perlu
10. Fasilitasi menentukan pedoman diet 10. Dapat membuat berat badan stbail dan
normal
11. Sajikan makanan secara menarik dan 11. Menyajikan makanan lebih menarik
suhu yang sesuai dapat menambah nafsu makan.
12. Berikan makanan tinggi serat untuk 12. Dapat mencegah terjadinya konstipasi.
mencegah konstipasi
13. Berikan makanan tinggi kalori dan 13. Makanan tinggi kalori dan protein
tinggi protein dapat memberikan energy dan
menjaga energy tetap stabil saat
beraktivitas
14. Berikan suplemen makanan, jika 14. Untuk menambah asupan makanan
perlu
15. Hentikan pemberian makan melaui 15.
selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi Edukasi
16. Anjurkan posisi duduk, jika perlu 16. Posisi duduk dapat membuat tubuh
lebih fleksibel, berat badan lebih baik dan
dapat memperbaiki aliran darah dan
sirkulasi.
17. Ajarkan diet yang diprogramkan 17. untuk mengembalikan berat badan
dan statsu nutrisi kembali normal
Kolaborasi Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian medikasi 18. Dalam menentukan jumlah kalori
sebelum makan yang dibutuhkan dapat atau
memulihkan status nutrisi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
P: Intervensi dilanjutkan
1. Identifikasi kemampuan batuk
2. Atur posisi semi fowler atau fowler
3. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
4. Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam
hingga 3 kali
5. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke 3
Pola Nafas Tidak S:Pasien mengatakan masih merasakan
Efektif kesulitan menarik nafas
berhubungan O: - Terdengar ekspirasi lebih panjang dari
dengan hambatan inspirasi
upaya napas - Terpasang oksigen 3 lpm
ditandai dengan A: Pola napas tidak efektif belum teratasi
dipsnea,
P: Intervensi dilanjutkan
kapasitas vital
menurun, 1. Monitor pola napas
respirasi 32 2. Monitor bunyi napas
kali/menit. 3. Berikan oksigen
Risiko Defisit S: - Pasien mengatakan masih tidak nafsu
Nutris ditandai makan
dengan ditandai - Keluarga pasien mengatakan makanan tidak
dengan dihabiskan
ketidakmampuan O: Pasien masih kesulitan menelan
menelan makanan. - Porsi makan dihabiskan sebagian
A: Masalah Risiko defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor asupan makanan
4. Anjurkan posisi duduk
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN