b. Tuntutan konsumen terhadap kebersihan, keamanan dan rasa makanan yang dibeli serta
kenyamanan lingkungan serta kecepatan pelayanan makanan yang disajikan.
c. Kompensasi biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha bila terjadi resiko hygiene.
d. Kelangsungan hidup perusahaan jika terjadi resiko hygiene.
Namun penerapan hygiene dan sanitasi makanan saat ini masih menemui beberapa
kendala antara lain:
a. Hygiene dan sanitasi makanan masih dianggap sebatas ilmu, belum diterapkan secara
menyeluruh.
b. Masih ada sebagian pengusaha kurang menyadari, kurang peduli terhadap hygiene dan
sanitasi makanan serta kurang tanggung jawab terhadap kualitas produk makanan yang
diproduksinya.
Berdasarkan
Pasal 1 butir (1) diatas jelas bahwa makanan dalam hal ini adalah makanandan minuman
yang dikonsumsi oleh manusia (dikenal dengan istilah pangan), bukan obat. Sedangkan
Pasal 2 mensyaratkan bahwa Hygiene dan sanitasi makanan merupakan satu kesatuan kata
yang digunakan untuk menggambarkan tentang kebersihan dan keamanan
makanan,menjadi syarat penting yang harus dipenuhi dalam menyediakan atau menjajakan
makanan.
Hygiene” yang dituliskan dalam bahasa Indonesia ”higiena”, berasal dari bahasa Yunani dari
nama seorang Dewi yaitu Dewi Hygea yang merupakan seorang Dewi, yaitu Dewi pencegah
penyakit).
Hygiene diartikan antara lain sebagai:
a. Ilmu untuk membentuk dan menjaga Kesehatan (Strecth, JA and
Southgate, HA, 1986).
b. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani dan
sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan lebih tinggi.
c. Cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.
Kata sanitasi berasal dari bahasa Latin yaitu "sanitas" yang berarti "sehat".
Berdasarkan pengertian diatas jelas bahwa hygiene lebih diarahkan pada ilmu sedangkan
penerapannya lebih mengarah pada sanitasi atausanitasi merupakan suatu usaha/upaya
yang berarti tindakan atau langkah-langkah preventif yang dilakukan untuk menciptakan
lingkungan hidup yang sehat.
Pernyataan senada dikemukakan DepartemenKesehatan (2004) bahwa hygiene dan
sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya, misalnya
hygiene sudah diterapkan dengan mau mencuci tangan, tetapi factor sanitasinya tidak
mendukung (tidak tersedia air bersih), maka mencuci tangan menjadi tidak sempurna.
Knight, John B dan Kotschevar (2000) berpendapat bahwa sanitasi dan keselamatan dalam
operasional pelayanan makanan adalah tanggung jawab bagi setiap orang yang bekerja
dalam bidang tersebut
2) Sanitasi Makanan
a. Sanitasi Peralatan : membahas tentang cara memilih bahan pembersih dan bahan
saniter,alat pembersih dan cara pembersihan peralatan.
b.Sanitasi ruang dan perabot : menyiapkan bahan pembersih dan bahan saniter, tehnik
pembersihan dan pensanitasian ruang dan perabot serta jadwal pembersihan.
c.Penyediaan air bersih: sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi proses snitasi
peralatan dan ruang pengolahan makanan a) Sanitasi Peralatan: membahas
tentang cara memilih bahan
pembersih dan bahan saniter,
pemilihan alat pembersih, dan teknik
pembersihan peralatan.