Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN

JAMBAN DI DESA SIDOREJO KECAMATAN LANGSA LAMA


KOTA LANGSA TAHUN 2021
Ilham Mustaqim¹, Ayunin Syahida², Muhammad Khairurrozi³
Stikes Butanul Ulum Langsa
Prodi S1-Kesehatan Lingkungan
ilhammustaqim0110@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya (Kemenkes, 2016). Desa Sidorejo merupakan salah satu
desa yang sebahagian penduduk nya tinggal di kawasan pinggiran sungai yang ada dalam wilayah Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa. Dari data wilayah kerja
Puskesmas UPTD Langsa lama Tahun 2019 jumlah kepala keluarga yang mempunyai jamban yaitu 645 kepala keluarga dan yang tidak mempunyai jamban sebanyak 119
kepala keluarga. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban
di Desa Sidorejo Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa dengan menggunakan metode cross sectional yang bertujuan untuk mengkaji determinan dari suatu fenomena Cross
sectional adalah pendekatan waktu dalam penelitian, Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 88 responden dengan pendapatan penduduk terhadap kepemilikan jamban
di desa sidorejo diperoleh dari 64 responden (72,7%) yang memiliki pendapatan < Rp. 3.165.030 serta ada dalam kepemilikan jamban adalah sebanyak 25
responden(28,4%) dan yang tidak ada dalam kepemilikan jamban sebanyak 39 responden (43,3%). Sedangkan dari 24 (27,3%) responden yang memiliki pendapatan > Rp.
3.165.030 serta ada dalam kepemilikan jamban adalah sebanyak 19 responden (21,6%) dan yang tidakada dalam kepemilikan jamban sebanyak 5 responden (5,7%).).Hasil
uji statistik diperoleh nilai p(sig)= 0,002 < 0,05 yang artinya Ada Hubungan pendapatan penduduk terhadap kepemilikan jamban di desa sidorejo.
Kata Kunci : Penduduk Desa Sidorejo, Kepemilikan Jamban

ABSTRACT

Health is essentially an effort carried out by all components of the Indonesian nation which aims to increase awareness, willingness, and ability to live healthy for
everyone in order to realize the highest degree of public health (Kemenkes, 2016). Sidorejo Village is one of the villages where most of the residents live in the riverside
area in the Langsa Lama District, Langsa City. From the data on the working area of the UPTD Langsa Health Center in 2019, the number of family heads who have la -
trines is 645 families and those who do not have latrines are 119 families. Based on the description above, the researcher is interested in conducting a study entitled Factors
Related to Latrine Ownership in Sidorejo Village, Langsa Lama District, Langsa City by using a cross sectional method which aims to examine the determinants of a phe -
nomenon. Cross sectional is the time approach in research, The results of this study indicate that of the 88 respondents with a resident income of latrine ownership in the
village of Sidorejo obtained from 64 respondents (72.7%) who have an income of < Rp. 3,165,030 and there were 25 respondents (28.4%) in latrine ownership and 39 re -
spondents (43.3%). Meanwhile, from 24 (27.3%) respondents who have income > Rp. 3,165,030 and there were 19 respondents (21.6%) in latrine ownership and 5 respon -
dents (5.7%). 05 which means that there is a relationship between the income of the population and the ownership of the latrine in the village of Sidorejo.
Keywords : Sidorejo Village Residents, Latrine Ownership
PENDAHULUAN pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap
sarana yang digunakan.Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan di
Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh masyarakat adalah penyediaan sanitasi dasar, salah satu dari beberapa fasilitas
semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan sanitasi dasar yang ada di masyarakat adalah jamban (WHO, 2014).
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar Penyediaan sarana jamban merupakan
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya (Kemenkes, bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting
2016). Menurut Peraturan Menteri RI Kesehatan No 3 Tahun 2014 Tentang peranannya. Salah satu masalah kesehatan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Stop Buang Air Besar lingkungan di Indonesia adalah masalah
Sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas pembuangan kotoran/tinja. Ditinjau dari sudut
tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi kesehatan lingkungan, pembuangan
menyebarkan penyakit. Diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas kotoran/tinja yang tidak saniter dapat
membudayakan perilaku buang air besar sehat yang dapat memutus alur mencemari lingkungan terutama tanah dan
kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara berkelanjutan. sumber air (Indahsah,2017).
Derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tentang
berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia yang akan lebih produktif dan
penduduk yang membuang air besar, pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 4,5
meningkatkan daya saing manusia. Masalah kondisi lingkungan tempat
milyar orang hidup tanpa toilet yang aman dan 892 juta orang masih melakukan

Jurnal Edukes Page 1


Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Indonesia sebagai negara kedua dengan tingkat pendapatan yang tinggi cenderung memiliki jamban sehat
terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu India dibanding kepala keluarga dengan tingkat pendapatan rendah. Kepala keluarga
(58%), Indonesia (12,9), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik cenderung memiliki sikap dan
Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%). perilaku yang positif dalam membangun jamban yang sehat (Putra,2017).
(WHO,2017) Berdasarkan profil kesehatan Indonesia, secara nasional Sedangkan menurut Ibrahim, dkk (2012), alasan Kepala Keluarga
persentase rumah tangga dengan akses air minum layak pada tahun 2015 yang Buang Air Besar di sembarang tempat adalah faktor ekonomi keluarga
sebesar 70,97%, tahun 2016 sebesar 71,14% dan meningkat menjadi 72,04% yang rendah menyebabkan masalah kesehatan bukan prioritas utama seperti
pada tahun 2017. Rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak (jamban memiliki jamban dalam rumah sendiri serta memperbaiki jamban yang tidak
sehat) pada tahun 2014 sebesar 61,08%, tahun 2015 sebesar 62,14% , tahun memenuhi syarat agar layak pakai, rendahnya kesadaran masyarakat mengenai
2016 sebesar 67,80% dan meningkat menjadi 67,89% pada tahun 2017. perlunya pemanfaatan jamban dan kualitas pendidikan masyarakat yang relatif
(Kemenkes RI,2018). rendah juga berpengaruh.
Persentase Rumah Tangga (RT) di Indonesia yang memiliki akses Desa Sidorejo merupakan sebuah gampong yang terletak di
2
terhadap sanitasi layak tahun 2013 yaitu 60,5% dan meningkat pada tahun 2014 Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa dengan luas wilayah 1.234 k m
menjadi 61,08% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 62%, 14% proporsi dengan jumlah kartu keluarga 764 (KK) dan mempunyai empat Dusun yaitu
Rumah Tangga (RT) di Indonesia menggunakan fasilitas BAB milik sendiri Dusun Mulia, Dusun Sentral, Dusun Damai, dan Dusun Setia.Desa Sidorejo
adalah 76,2%, milik bersama sebanyak 6,7%, dan fasilitas umum adalah 4,2% merupakan salah satu desa yang sebahagian penduduk nya tinggal di kawasan
Masih terdapat rumah tangga memiliki fasilitas BAB/BAB sembarangan, yaitu pinggiran sungai yang ada dalam wilayah Kecamatan Langsa Lama Kota
sebesar 12,9%. Lima provinsi tertinggi Rumah Tangga yang tidak Langsa. Dari data wilayah kerja Puskesmas UPTD Langsa lama Tahun 2019
memilikifasilitas adalah Sulawesi Barat (34,4%), NTB (29,3%), Sulawesi jumlah kepala keluarga yang mempunyai jamban yaitu 645 kepala keluarga dan
Tengah (28,2%), Papua (27,9%), dan Gorontalo (24,1%) (Kemenkes RI, yang tidak mempunyai jamban sebanyak 119 kepala keluarga.
2016).fasilitas adalah Sulawesi Barat (34,4%), NTB (29,3%), Sulawesi Tengah Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti lakukan
(28,2%), Papua (27,9%), dan Gorontalo (24,1%) (Kemenkes RI, 2016). terhadap 10 orang kepala keluarga, ditemukan hanya 4 kepala keluarga (40%)
Data dari profil sanitasi di Provinsi Aceh tahun 2017 menunjukkan yang telah memiliki jamban yaitu dengan model leher angsa dan plengsengan.
bahwa aksessanitasi layak di provinsi Aceh menduduki peringkat ke 21 dari 33 Sementara pada 6 keluarga lainnya (60%) belum memiliki jamban, sehingga
provinsi di Indonesia sebesar 53,5%, target pencapaian sanitasi layak di Aceh melakukan buang air besar langsung kesungai,Menurut sebagian penduduk
tahun 2019 sebesar 83%. Sedangkan fasilitas BAB berdasarkan kepemilikan yang belum memiliki jamban antara lain dikarenakan faktor ekonomi atau
menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki fasilitias sendiri sebesar 62,7%, pendapatan keluarga yang rendah dan kebiasaan membuang air besar ke
milik bersama 6,7%, milik umum 7,3% dan masih ada yang tidak memiliki sungai,dan menurut sebagian penduduk yang mempunyai jamban menyebutkan
fasilitas sebesar 23,3%. Menurut data profil sanitasi di Aceh, fasilitas tempat bahwa jamban sangat penting , agar terhindar dari penyakit dan mempunyai
pembuangan tinja menunjukkan bahwa 62,8% menggunakan tangi, rasa nyaman saat buang air besar pada malam hari.Sedangkan menurut
septik/SPAL, 11,9% menggunakan lubang tanah, dan 25,3% yang masih pandangan peneliti dikarenakan faktor ekonomi atau pendapatan
menggunakan kolam/sawah, sungai /danau /laut, pantai/kebun, danlainnya. keluarga,kurangnya pengetahuan bahayanya buang air besar sembarangan,
Jamban yang didirikan mempunyai beberapa pilihan.Pilihan yang keengganan mengeluarkan uang untuk membuat jamban, dan kebiasaan buang
terbaik adalah jamban yang tidak menimbulkan bau, dan memiliki kebutuhan air besar di pinggir sungai serta kesadaran yang rendah.
air yang tercukupi. Menurut Chayatin (2009), jenis-jenis jamban dibedakan Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
berdasarkan konstruksi dan cara menggunakannya yaitu : Jamban cemplung, penelitian yang berjudul Faktor-faktor Berhubungan dengan Kepemilikan
jamban plengsengan, jamban bor, jamban angsatrine, jamban diatas balong Jamban di Desa Sidorejo Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa.
(empang), dan jamban septic tank (Pemiliana, 2019).).
Kotoran/tinja, yang biasa juga di sebut dengan tempat Buang Air METODE

Besar (BAB) merupakan bagian yang penting dalam sanitasi lingkungan.


Jenis penelitian ini adalah analitik dengan metode cross sectional
Pembuangan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat sanitasi dapat
yang bertujuan untuk mengkaji determinan dari suatu fenomena Cross sectional
menyebabkan terjadinya pencemaran tanah serta penyediaan air bersih, dan
adalah pendekatan waktu dalam penelitian, dimana pengumpulan atau
memicu hewan vektor penyakit, misalnya lalat, tikus atau serangga lain untuk
pengukuran variabel independen dan variabel dependen dilakukan sekaligus
bersarang, berkembang biak serta menyebarkan penyakit. Hal tersebut juga
dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidorejo
tidak jarang dapat menyebababkan timbulnya bau yang tidak sedap
Kecamatan Langsa Lama Kota Langs dilakukan pada tanggal 8-13 November
(Putranti,2013).
2021. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang ada di
Kepemilikan jamban sehat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
Desa Sidorejo Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa yang berjumlah 764
yaitu tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan dan sikap. Tingkat pendapatan
Responden. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus
sangat mempengaruhi kepemilikan jamban sehat karena kepala keluarga
Slovin. Rumus tersebut adalah :

Jurnal Edukes Page 2


N Data Kepemilikan
n= No Frekuensi (f) %
1+(Nx d 2) Jamban

1 Ada 44 50,0
2 Tidak Ada 44 50,0

HASIL Total 88 100,0

Penelitian yang dilakukan pada bulan November tahun 2021 Berdasarkan tabel 5.2 diatasdiketahui bahwa dari 88
terhadap 88 Responden yang bertempat tinggal di Desa Sidorejo,hasil tabulasi Respondenfrekuensi jumlah kepemilikan jamban antara ada dan tidak ada
data primer yaitu dengan variabel dependen Kepemilikan jamban dan variabel sebanyak 44 responden (50%).
Independen pendapatan keluarga, pengetahuan dan sikap. Berdasarkan jawaban
responden dari kuesinoner didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden 3. Pendapatan

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Sidorejo


Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Pendapatan Responden di Desa
Karakteristik Frekuensi (f) %
Sidorejo
Umur
Pendapatan
<35 Tahun 19 21,6 No Frekuensi (f) %
Responden
>35 Tahun 69 78,4
1 Tinggi 24 27,3
Total 88 100,0
2 Rendah 64 72,7
Jenis Kelamin
Total 88 100,0
Laki-Laki 78 88,6
Perempuan 10 11,4
Berdasarkan tabel 5.3 diatasdiketahui bahwa
Total 88 100,0
dari 88 Responden mayoritas karakteristik
Pendidikan
responden dengan Pendapatan penduduk
SD 11 12,5
rendah sebanyak 64 responden (72,7%).
SMP 23 26,1
SMK 1 1,1
4. Pengetahuan
SMA 50 56,8
DIII 2 2,3
S1 1 1,1 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Sidorejo

Total 88 100,0 No Pengetahuan Frekuensi (f) %

Pekerjaan 1 Baik 38 43,2


2 Cukup 30 34,1
Buruh 37 42,0
3 Kurang 20 20
Tani 4 4,5
Swasta 24 27,3 Total 88 100,0

IRT 9 10,2
Pedagang 10 11,4 Berdasarkan tabel 5.4 diatasdiketahui bahwa
Supir 4 4,5 dari 88 Responden mayoritas karakteristik
Total 88 100,0 responden dengan Pengetahuan baik
penduduk sebanyak 38 responden (43,2%).
Berdasarkan table 5.1 diatasdiketahui bahwa dari 88 Responden
mayoritas karakteristik responden dengan usia >35 Tahun sebanyak 69 5. Sikap
responden (78,4%). Dari 88 Responden mayoritas karakteristik responden
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 78 responden (88,6%). Dari 88 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Data Sikap Responden di Desa Sidorejo
Responden mayoritas karakteristik responden dengan Pendidikan terakhir SMA No Pendapatan Sikap Frekuensi (f) %

sebanyak 50 responden (56,8%). Dan dari 88 Responden mayoritas 1 Baik 42 47,7

karakteristik responden dengan Pekerjaan sebagai Buruh sebanyak 37 2 Kurang Baik 46 52,3

responden (42%). Total 88 100,0

2. Data Kepemilikan Jamban Berdasarkan tabel 5.5 diatasdiketahui bahwa


Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Kepemilikan Jamban di Desa Sidorejo dari 88 Responden mayoritas karakteristik

Jurnal Edukes Page 3


responden dengan Sikap kurang baik 2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepemilikan jamban di desa
penduduk sebanyak 46 responden (52,3%). sidorejo kecamatan langsa lama kota langsa tahun 2021.
3. Ada hubungan antara sikap dengan kepemilikan jamban di desa sidorejo
PEMBAHASAN kecamatan langsa lama kota langsa tahun 2021.

Pendapatan adalah hasil, gaji, upah atau imbalan yang diterima SARAN
seseorang atau kegiatan yang dilakukannya. Pendapatan akan banyak
1. Kepada Institusi Pendidikan agar menambah referensi perpustakaan un-
mempengaruhi pola kegiatandan pola pikir termasuk kesempatan untuk
tuk bahan acuan penelitian yang akan datang dan menambah bahan ka-
memanfaatkan potensi dan fasilitas yang tersedia guna memenuhi kebutuhan
jian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan
hidupnya.
jamban yang dapat digunakan meningkatkan pendidikan dan referensi
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 88 responden
perpustakaan.
denganpendapatan penduduk terhadap kepemilikan jamban di desa sidorejo
2. Kepada semua kepala keluarga kususnya Desa Sidorejo Kecamatan
diperoleh dari 64 responden (72,7%) yang memiliki pendapatan < Rp.
Langsa Lama Kota Langsa agar semua kepala keluarga dapat mengusa-
3.165.030 serta ada dalam kepemilikan jamban adalah sebanyak 25
hakan agar mempunyai jamban dan tidak membuang kotoran/feses ke
responden(28,4%) dan yang tidak ada dalam kepemilikan jamban sebanyak 39
sembarang tempat agar terhindar dari penyakit akibat kotoran/feses.
responden (43,3%). Sedangkan dari 24 (27,3%) responden yang memiliki
3. Kepada semua puskesmas khususnya puskesmas Langsa Lama agar da-
pendapatan > Rp. 3.165.030serta ada dalam kepemilikan jamban adalah
pat menambah promosi kesehatan tentang kepemilikan jamban kepada
sebanyak 19 responden (21,6%) dan yang tidakada dalam kepemilikan jamban
setiap warga.
sebanyak 5 responden (5,7%).).Hasil uji statistik diperoleh nilai p(sig)= 0,002 <
4. Kepada Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat di-
0,05 yang artinya Ada Hubungan pendapatan penduduk terhadap kepemilikan
jadikan referensi bagi yang ingin lebih mengembangkan penelitian
jamban di desa sidorejo.
dalam bidang Kesehatan Lingkungan.
Dari hasil penelitian diatas peneliti berasumsi dengan 88 responden
kepala keluarga yang memiliki pendapatan tinggi bekerja sebagai wiraswasta
dan pedagang dankepala keluarga yang memiliki pendapatan rendahbekerja
DAFTAR PUSTAKA
sebagai buruh harian. Kepala keluarga yang berpenghasilan rendah tidak
Aminah. (2018). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan
mengadakan jamban dikarenakan penghasilan yang tidakmenentu dengan
Jamban Keluarga Didesa Sipange Julu Kecamatan Sayur Matinggi
jumlah keluarga yang banyak serta kebutuhan hidup yang tinggi dan terbagi-
Kabupaten Tapanuli Selatan.
bagi sehinngga mempengaruhi responden untuk mengadakanjamban dan
Putra. (2017), faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban
biasanya buang air besar dirumah tetangga yang masih keluarga.
Dedi, A., & Wati, ratna M. (2013). pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Dari hasil penelitian diatas peneliti berasumsi sikap kepala
Detik Health. (2019). Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat.
keluarga dalam kepemilikan jamban di Desa Sidorejo Kecamatan Langsa Lama
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Keputusan Menteri
Kota Langsakepala keluarga yang memiliki sikap baik ssebahagian kepala
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852 Tahun 2008 Tentang
keluarga sudah mengetahuijamban keluargalayak yang memenuhi syarat
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
kesehatan, serta jarak penampungan tinja dengan sumber air bersih, Dan
Kurniawati, L. D. (2015). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
mengetahui cara untuk memutuskan rantai penularan penyakit..Sikap kepala
kepala keluarg dalam pemanfaatan jamban di pemukiman kampung
keluarga kurang baik sebahagian kepala keluarga tidak mengetahui penyakit
nelyan tambak lorok semarang.
yang ditimbulkan dari buang air besar sembarangan dan jugatidak mengetahui
Made. (2018). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan
jamban yang sehat yang mmenuhi syarat serta jarak lubang penampungan tinja
Jamban Keluarga Didesa Jehem Kecamatan Tembuku Kabupaten
dari sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
Bangli.
Notoatmodjo, P. D. S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
KESIMPULAN

Notoatmodjo, P. D. S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.


Berdasarkan hasil penelitian dan analisis variabel yang di teliti
Novianti, A. (2017). Hubungan Karakteristik Individu dengan kepemilikan
tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan kepemilikanjamban di desa
jamban keluarga di desa aek goti kecamatan silingkitang kabupaten
sidorejo kecamatan langsa lamakota langsa tahun 2021 dapat disimpulkan
labuhanbatu selatan.
bahwa:
Noya, H. (2016). Kajian Pencapaian Stop Buang Air Besar Sembarangan
1. Ada hubungan antara pendapatan penduduk dengan kepemilikan jam-
(BABS) di Desa Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota
ban di desa sidorejo kecamatan langsa lama kota langsa tahun 2021.
Ambon.
Nurmalawati. (2013). Faktor-Faktor yang berhubangan dengan Penggunaan

Jurnal Edukes Page 4


Jamban oleh masyarakat di Desa Marek Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat.
Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.
Pemerintah, P. (2017). Profil Kesehatan Aceh Timur.
Peraturan Gubernur Aceh. (2019). Penetapan Upah Minimum provinsi Aceh
tahun 2019.
Permenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2014 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Permenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2016 Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Permenkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2019 Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Rizki. (2021). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan Jamban
Keluarga Didesa Sungai Itik Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
Safriani, M., Putri, E. S., & Rafshanjani, M. A. (2020). Pembuatan Jamban
Rumah Lingkungan Sebagai Upaya Mengurangi perilaku BABS di
Desa Cotkuta kabupaten Nagan Raya.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.
Suparyanto. (2014). Konsep dasar pendapatan Keluarga.
Wawan, & Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika.
Wijayanti, W., & Maulana, M. (2019). Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan kepemilikan jamban sehat di dusun tanggungrejo desa
karangpatihan kecamatan balong kabupaten ponogoro.

Jurnal Edukes Page 5

Anda mungkin juga menyukai