Anda di halaman 1dari 43

UPAYA PENINGKATAN STATUS KESEHATAN LANSIA

TERHADAP PERILAKU KESEHATAN TENTANG


PERSONAL HYGINE DIDESA TANGKIT
KECAMATAN SUNGAI GELAM

PROPOSAL

OLEH

OKTIKA RATNA PURNAMASARI


21.10.15201.011

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


STIKES KELUARGA BUNDA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
UPAYA PENINGKATAN STATUS KESEHATAN LANSIA
TERHADAP PERILAKU KESEHATAN TENTANG
PERSONAL HYGINE DIDESA TANGKIT
KECAMATAN SUNGAI GELAM

OLEH

OKTIKA RATNA PURNAMASARI


21.10.15201.011

PROPOSAL

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


MemperolehGelarSarjanaKebida
nanPadaProgramStudiKebidanan
ProgramSarjana

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


STIKES KELUARGA BUNDA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan

denganpendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahanpenyakit(preventif),penyembuhanpenyakit(kuratif),danpemulih

ankesehatan(rehabilitatif),yangdilaksanakanmenyeluruh,terpadudanberkesi

nambungan. Konsep kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit.Rumah

sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan,

merupakanrujukanpelayanankesehatandenganfungsiutamamenyelenggarak

anupaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi

pasien(Menkes,2017).

Kesehatan sangatlah mahal harganya sehingga tidak seorangpun

ingin sakit, tetapi seringkali penyakit datang dengan tiba-tiba hanya karena

manusia lalai menjaga kesehatan. Tanpa disadari terkadang kurangnya

menjaga kebersihan diri sehari-hari dapat menyebabkan seseorang jatuh

sakit. Pola hidup sehat memang berpegang pada prinsip menjaga

kebersihan diri. (Irianto, 2017)


Personalhygiene(kebersihanperorangan)salahsatuupayamengatasim

asalahkesehatan.Dalamkehidupansehari-haripersonalhygienemerupakan

hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena

personalhygienemempengaruhikesehatan,kenyamanan,keamanan,dankesej

ahteraan”(Isro’in&Andarmoyo,2018).

Dengantubuhyangbersihmeminimalkan resiko terhadap

kemungkinan terjangkitnya suatu

penyakit,terutamapenyakityangberhubungandengankebersihandiriyangbur

uk.Adanyamasalahpadapersonalhygieneakanberdampakpadakesehatansese

orang.Saatseseorangsakit,salahsatupenyebabnyamungkinadalahpersonalhy

gieneyang kurang.Ini harus menjadi perhatian kita bersama,sebab personal

hygiene merupakan faktor penting dalam

mempertahankanderajatkesehatanindividu.Sebagaicontoh,adanyaperubaha

npadakulitdapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis.

Gangguan

fisikyangterjadidapatmengakibatkanperubahankonsepdiri.Sedangkangangg

uanpsikologisdapatterjadikarenakondisitersebutmungkinmengurangi

keindahan penampilan dan reaksi emosional.Personal

hygieneitusendirisangatdipengaruhiolehnilaiindividudankebiasaan.Selainit

u,ada juga faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap personal

hygiene

diantaranya:citratubuh,kebudayaan,praktiksosial,keluarga,pendidikan,pers

epsiseseorangterhadapkesehatan.(Isro’in &Andarmoyo,2019)
Hal-

halyangmunculbilalansiakurangmenjagapersonalhygienenyadiantaranya

penyakit kulit. Penampilan tidak rapi dan bau badan tidak sedap,serta kuku

yang panjang dan kotor dapat menjadi sarang kuman penyebabpenyakit

saluran pencernaan, pada gigi dan mulut akan menyebabkan

kariesgigi,gigiberlubang,sakitgigi,danbaumulut,padarambutterdapatketomb

e/kutu”.(dalamWahyuni,2017).

Untukitu,“personalhygiene”menjadi penting bagi lansia. karena

personal hygiene yang baik merupakanlangkah awal mewujudkan derajat

kesehatan. Selain itu, akan meminimalkanpintu masuk (portal of entry)

mikroorganisme yang ada dimana-mana,

danpadaakhirnyamencegahseseorangterkenapenyakit”(dalamListiyani,201

3).

Diseluruh dunia penduduk lansia tumbuh dengan sangat cepat

bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Menurut undang-

undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, batasan

lansia adalah penduduk yang telah mencapat usia 60 tahun keatas. (WHO,

2016)

Berdasarkan Data Pusat Statistik merilis data jumlah berdasarkan

hasil survey penduduk jumlah lansia pada tahun 2016 berjumlah


22.630.882 jiwa. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi

31.320.066 jiwa pada tahun 2022. (BPS, 2017)

Berdasarkandatadaripopulasilansiadiindonesiadi perkirakan hampir

68% dari jumlah lansia mengalami personal hygieneyang kurang baik,

lansia tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene( Depkes

RI,2017 )

Berdasarkanprofilkesehatanindonesiatahun2013tentangprevalensi

penyakit-penyakityangdisebabkan

olehpersonalhygiene:Penyakitkulit:diperolehkasusgangguankulitdiIndone

siasebesar122.076 kasus. Prevalensi dermatitis

diIndonesiasebesar6,78%sedangkanprevalensidermatitisdiSumaterabarats

ebesar 2,63% PengakitkulitAlergisebanyak89.163jiwaDiaresebanyak

85.733jiwa.Kulitinfeksisebanyak60.652jiwaPenyakit gastritis yang

tertangani sebanyak 32.831 jiwa”. Dinas

kesehatanindonesiamemintamasyarakatdiwilayahituagarmenjagakesehata

nlingkungan dan membiasakan hidup bersih agar terhindar dari penyakit.

(Riskesdas,2017)

Berdasarkan survei awal peneliti di wilayah Desa Tangkit RT 07

Kecamatan Sungai Gelam tanggal 03 Februari 2023,

berdasarkanwawancaradenganketua RT dan Bidan yang berpraktik

mandiri diwilayah RT 07 tersebut mengatakan, dari 54jumlah lansia

yang tinggal diwilayah terdapat23orangoranglansialaki-

lakidan31oranglansiaperempuan.Dan sebagianlansiamasihkurang
perawatan diri seperti kuku panjang, tempat tidur tidak rapi, sikat

gigikurangdari2x/hari,rambutacak-

acakandanlubangtelingayangkurangbersih.Banyakdarijumlahlansiayanga

dadiwilayahtersebutyangmasihmemilikipengetahuanyangkurangtentangm

anfaatpersonalhygiene,dampakdanpenyakityangditimbulkanjikapersonal

hygiene dilakukan, diperkirakan sekitar 65% dari jumlah populasi lansia

yangada diwilayah RT 07. Ketika dilakukan wawancara

awalterhadapbeberapalansiamengatakanmandikurangdari2xsehari,mengg

osok gigi kurang dari 2 x sehari, jarangmembersihkan lubang hidung dan

lubang telinga, jarang memotong kuku,sertamencuci rambut.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitianmengenai “Upaya Peningkatan Kesehatan Lansia Terhadap

Perilaku Kesehatan Tentang Personal Hygine Didesa Tangkit Kecamatan

Sungai Gelam”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan

diatas, penelitimerumuskanmasalahpenelitianyaitu “Upaya apa yang dapat

dilakukan untuk dapat meningkatkan perilaku kesehatan Lansia terhadap

personal hygiene di Desa Tangkit Kecamatan Sungai Gelam.

C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui perilaku kesehatan Lansia tentang Personal Hygiene di

Desa Tangkit RT 07 Desa Sungai Gelam

D. MANFAAT PENELITIAN

A. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan bagi

peneliti tentang upaya peningkatan kesehatan terhadap perilaku

kesehatan lansia tentang Personal Hygiene.

B. Bagi Wilayah RT 07 Desa Tangkit

Sebagai bukti data informasi terkait kesehatan lansia serta upaya

peningkatan yang dilakukan agar dapat menjadi kegiatan rutin yang

dilakukan didesa tersebut.

C. Bagi Stikes Keluarga Bunda Jambi

Sebagai masukan data untuk pengembangan ilmu serta referensi,

khususnya mengenai upaya-upaya peningkatan kesehatan kelompok

lansia terhadap perilaku kesehatan tentang personal hygiene.

D. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya dan dapat juga

dijadikan data pembanding pada penelitian dengan topik yang sama.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode

pendekatan eksperimen yang akan dilakukan di desa Tangkit RT 07


Kecamatan Sungai Gelam pada Bulan Maret 2023. Penelitian ini membahas

tentang “Upaya Peningkatan Kesehatan Lansia Terhadap Perilaku

Kesehatan Tentang Personal Hygine Didesa Tangkit Kecamatan Sungai

Gelam”. Dimana variabel independen yang akan diteliti adalah Upaya

Peningkatan Kesehatan (Promotif). Sedangkan variabel dependen adalah

Personal Hygiene Pada Lansia.

PopulasidalampenelitianiniadalahsemualansiaDesa Tangkit RT 07

Kecamatan Sungai Gelam denganteknikpengambilan sampel“Total

Sampling” dimana jumlah populasi kurang dari 100, seluruh populasi

dijadikan semua sampel dalam penelitian ini. Jadi jumlah sampel dalam

penelitian ini berjumlah 54 orang. Dalam penelitian ini data diperoleh

dengan melakukan eksperimen kepada populasi yang dibagi menjadi 2

kelompok sampel, sampel pertama diberikan penyuluhan terkait upaya

peningkatan kesehatan, dan populasi kedua tidak diberikan penyuluhan

terkait upaya peningkatan kesehatan yang kemudian dua kelompok ini

diberikan quisioner penelitian untuk melihat perubahan perilaku kesehatan

terhadap personal hygiene.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KonsepLansia

1. Defenisilansia

Menurut undang undang nomor13 tahun1998 tentang kesejahteraan

lansia pada bab 1 pasal 2 menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang

yang telah mencapai umur 60 keatas.

Departemen kesehatan RI membuat pengelompokan sebagai berikut :

a) Kelompok pertengahan umur : kelompok usia dalam masa vertilitas

yaitumasapersiapanusialanjutyangmenunjukankeperkasaanfisikdankemat

anganjiwa (45-54tahun)

b) Kelompokusialanjutdini:kelompokdalammasapraseniumyaitukelompoky

angmulai memasuki usialanjut (55-64 tahun )

c) Kelompok lanjut usia : kelompok dalam masa senium yaitu (65 tahun
keatas)

d) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi :kelompok yang berusia

lebihdari70tahunataukelompokusialanjutyanghidupsendiri,terpencil,mend

eritapenyakit berat dan cacat.

Menurut second world assembly on ageing (SWAA) di madrid (8-12

april 2002) yang menghasilkan rencana aksi internasional lanjut usia(madrid

international plan of action on ageing). Seseorang disebut

lansiajikaberumur60tahunkeatas(dinegaraberkembang)atau65tahunkeatas di

negara maju.
2. Teori-teoripenuaan

a. Teoribiologik oleh Busses EW, 2022,dapatdigolongkanmenjadi2golonganbesar,yaitu:

1) teoriperkembangangenetik(penuaanprimer)atauteorinonstokhastik.Teor

iinimenunjukanadanyapenuaanfungsiyangterkontrolsecara genetik.

2) Teori stokhastik (proses penuaan sekunder),dimana terjadi

perubahanacaksebagaiakibatpenyakityangdidapatdan/atautrauma

b. Teori“genetikclock”

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk

spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai didalam nuclei (inti sel)

nya suatujam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.

Jam ini akanmenghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak

diputar, jadimenurut konsep ini bila jam kita itu berhenti akan meninggal

dunia,meskipuntanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir

yang katastrofal.Konsep “genetik clock” didukung oleh kenyataan bahwa

ini merupakan

caramenerangkanmengapapadabeberapaspesiesterlihatadanyaperbedaanha

rapan hidup yang nyata. Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar

jamini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pengaruh-pengaruh

dariluar,berupapeningkatankesehatan,pencegahanpenyakitdenganobat-

obat
atautindakan-tindakantertentu.SlahsatupengembanganteoriiniadalahTeori

Telomere, yang menunjukan bahwa pada setiap mitosis sel,sebagiantelomere

DNA akan memendek. Dengan demikian pendeknya telomere inimaka

kemampuan sel untuk membelah menjadi terbatas dan pada akhirnyaberhenti.

Teori ini diajukan oleh Hayflick dan Moorhead (1961) pengontrolan

umurgenetik,rupanyadikontroldalamtingkatseluler.Mengenaihalinihayflick(19

80) melakukan penelitian melalui kultur sel in vitro yang menunjukkanbahwa

ada hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur

denganumurspesies.

c. Mutasisomatik(teorierrorcatastrophe)

Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-

faktorpenyebabterjadinyaprosesmenuaadalahfaktorlingkunganyangmenyebabk

an terjadinyamutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahuibahwa radiasi

dan zat kimia dapat memperpendek umur, menurut teori initerjadinya mutasi

yang progresif pada DNA sel somatik,akan menyebabkanterjadinya penurunan

kemampuan fungsionalseltersebut.

d. Rusaknyasistemimuntubuh

Mutasiyangberulangatauperubahanproteinpascatranslasidapatmenyebabk

anberkurangnyakemampuansistemimuntubuhmengenalidirinyasendiri(selfrec

ognition).Jikamutasisomatikmenyebabkanterjadinyakelainanpadaantigenperm

ukaansel,makahalinidapatmenyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel

yang mengalami

perubahantersebutsebagaiselasingdanmenghancurkannya.Perubahaninilahyan

g
menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (goldstein,1989) . Teori

autoimuniniawalnyadiajukanoleh Burnet,Walfort,danComfort (Busse, 2002)

Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen/antibodi yang luas

mengenaijaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan

menyebabkan reaksihistoinkompatibilitas pada banyak jaringan. Salah satu

bukti yang ditemukanialah bertambahnya prevalensi outobodi bermacam-

macam pada awal usialanjut(Brocklehurst, 1987)

Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya

mengalamipenurunanpadaprosesmenua,dayaserangnyapadaselkankermenjadi

menurun,sehinggaselkankerleluasamembelah-

belah.Inilahyangmenyebabkanterjadinyakankermeningkatsesuaidenganmenin

gkatnyaumur(Suhana, 1994)

e. Teorimenua akibatmetabolisme

Pada tahun 1935, McKay et al. (terdapat dalam goldstein, et al.

1989),memperlihatkan bahwa pengurangan “intake” kalori pada rodentia

muda

akanmenghambatpertumbuhandanperpanjanganumur.Hewanyangpalingterha

mbat pertumbuhannya dapat mencapai umur 2 x lebih panjang

umurkontrolnya.Lebihjauhternyatabahwaperpanjanganumurtersebutberasosia

si dengan tertundanya proses degenerasi. Perpanjangan umur

karenapenurunan jumlah kalori tersebut, antara lain disebabkan karena

menurunnyasalah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan

pengeluaranhormonyangmerangsangproliferasisel,misalnyainsulin,danhormo

npertumbuhan.
f. Kerusakanakibatradikal bebas

Radikalbebasyangseringdianggapsebagaifragmenmulekuleryangmemp

unyai elektron tidak berpasangan, dapat terbentuk didalam tubuh akibatproses

metabolik normal didalam mitokondri juga sebagai produk

sampingandidalamrantaipernafasan(Oen,1993,Busse.2002).Untukorganismeae

robik,radikalbebasterutamaterbentukpadawakturespirasi(aerob)didalammetoko

ndria,karena90%oksigenyangdiambiltubuh,masukkedalammitokondria.Waktut

erjadiprosesrespirasitersebutoksigendilibatkan dalam mengubah bahan bakar

menjadi ATP, melalui enzim-enzimrespirasididalammitokondria, maka radikal

bebas akan dihasilkan sebagaizat antara. Radikal bebas yang terbentuk

tersebut adalah : superoksida (O2),radikal hidroksil (OH), dan juga peroksida

hidrogen (H2O). Radikal bebasbersifat merusak, karena sangat reaktif,

sehingga dapat beraksi dengan DNA,protein, asam lemak tak jenuh, seperti

dalam membran sel, dan dengan gugusSH.

3. Konsep“menuasehat“

Tujuan hidup manusia itu ialah menjadi tua tetapi tetap sehat

(healthyaging).Healthyagingartinyamenjadituadalamkeadaansehat.AdalahTake

mi yang pertama kali menyatakan “gerontology is concerned primarilywith

problem of healthy aging rather then the prevention of aging

”.Menurutpersepsi anggapan penulis, prevensi disini hanyalah mencegah agar

prosesmenuataditidakdisertaidenganprosespatologik.Healthyagingakandipenga

ruhioleh faktor :
1) Endogenic aging, yang dimulai dengan celluler aging, lewat tissue

dananatomical aging ke arah proses menuanya organ tubuh.proses ini

sepertijamyangterus berputar.

2) Exogenix factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan

(environment)dimana seseorang hidup dan faktor sosio budaya yang paling

tepat disebutgaya hidup (lifestyle). Faktor exogenix aging tadi, sekarang

lebih dikenaldengansebutanfaktor resiko.

4. Teoripenuaanpsikologik

Dalam teori psikologik beberapa ahli memaparkan tentang

perkembangandari muda hingga usia tua. Secara umum dikatakan bahwa

manusia

dewasadenganpendidikandanintelegensiatinggiakanmenunjukkanpenurunanya

nglebihsedikitdibandingmerekayangpendidikandanintelegensiarendah.

Perlmutter menyatakan bahwa kognisi akan meningkat atau membaikdengan

bertambahnya usia, sampai mencapai suatu tahap “terminal

drop”kemudianfungsiintelektualnyaakanmenurun.SedangkanSchaiememberik

anteori30tahapperkembangankognitif,yangmembagiperkembangankognitifber

turut-turutdalam4tahap.Ribotmenyatakandalam hipotesis regresi kognitif

bahwa struktur pertama-tama dibentuk akanberdegenerasipalingakhir.

2.1.2 Teoripenuaansosial

Secara umum teori sosiologis tentang penuaan dapat dibagi menjadi

teoriyangmempelajaritentanghubunganantaraparalanjutusiadenganmasyarak

atdan teori yang mempelajari status dan peran para lanjut


usia.Dalamteoripemisahan,CummingdanHenrymenyatakanbahwapenarikan
diriparausialanjutdariperanmerekasebelumnyadalammasyarakatdisertaipenur

unandarisemuatipeinteraksi,terutamapenggeserandariperhatian kedunia luar

dalam dirinya sendiri, sangat di perlukan dan

akanmembantuparalanjutusiauntuk mempertahankankepuasan hidup.

2.2 Personalhygiene

2.2.1 Pengertianpersonalhygiene

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan

diriyang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku,

kulit,dankebersihandalamberpakaiandalammeningkatkankesehatanyangopti

mal(Effendy,1997).Dalamkehidupansehari-

harikebersihanmerupakanhalyangsangatpentingdanharusdiperhatikankarena

kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.

Kebersihanitu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.

Hal-halyang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial,

keluarga,pendidikan,persepsiseseorangterhadapkesehatan,sertatingkatperke

mbangan. Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personalyang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan

seseorangadalahsuatutindakanuntukmemeliharakebersihandankesehatansese

oranguntuk kesejahteraanfisikdan psikis(Tarwoto, 2004).

2.2.2 Tujuanpersonal hygiene

Tujuandaripersonalhygieneadalah(Tarwoto,2004):

1. Meningkatkanderajatkesehatanseseorang
2. Memeliharakebersihandiriseseorang

3. Memperbaikipersonalhygieneyangkurang
4. Mencegahpenyakit

5. Menciptakankeindahan

6. Meningkatkanrasapercayadiri

2.2.3 Macam–macampersonalhygiene

1. PerawatanRambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari

carapenampilandanperasaanmengenairambutnya.Penyakitatauketidakmampua

n mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambutsehari-

sehari.Menyikat,menyisirdanbersampoadalahcara-

caradasarhygienisuntuksemuausia.Pertumbuhan,distribusipolarambutdapatme

njadiindikatorstatuskesehatanumum,perubahanhormonal,stressemosional

maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau

obatobatandapatmempengaruhikarakteristikrambut.Rambutnormaladalahbersi

h, bercahaya, dan tidak Kusut, untuk kulit kepala harus bebas dari

lesikehilangandisebabkankarenapraktikperawatanyangtidaktepatataupenggun

aanmedikasikemoterapi.PotterdanPerri(2005),menjelaskanmengenaimasalah

rambutdan kulitkepalayangseringterjadiyaitu:

a. Ketombe

b. Pediculosis(kutu)
c. pediculosiscapitis(kutukepala)

d. pediculosiscorporis(kutubadan)

e. pediculosispubis(kukukepiting)

f. kehilanganrambut(alopesia)
2. PerawatanMata,TelingadanHidung

Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, telinga dan

hidungsecara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata

karenasecara terus-menerus dibersihkan air mata, dan kelopak mata, dan bulu

matamencegah partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk

memindahkansekresikeringyangterkumpulkepadakantussebelah,dalambuluma

tahygiene telinga mempunyai implikasi ketajaman pendengaran sebasea

lilinataubendaasingberkumpulpadakanaltelingaluaryangmengganggukonduksi

suara. Khususnya pada lansia rentan masalah. Hidung memberikantemperatur

dan kelembaban udara yang pernafasan dihirup serta mencegahmasuknya

partikel asing ke dalam sistem kumulasi sekresi yang mengeras didalam nares

dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan (Potter dan Perry,2005).

3. PerawatanKulit

Kondisikulittergantungpadapraktekhygienedanpaparaniritanlingkungan,sej

alandenganusia,kulitkehilanganlayakkenyaldankelembaban,padakelenjarsebas

eadankeringatmenjadikurangaktif.Epitaliummenipisdanserabutkolagenelastik,

menyusutsehinggakulitmudahpecah.Perubahaninimerupakanperingatanketika

bergerakdanmengatur posisi pada lansia. Khas kulit lansia adalah kering dan

berkerut,masalah kulit yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan

suam.Kulittujuan dari membersihkan kulit denganmandiyaitu;

membersihkankulit, stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan bau badan dan

peningkatanrentanggerak.Tipemandiyangterapeutikterdiridarimandibakmandi

air
panas,mandibakairhangat,mandibakairdingin,berendamdanrendamduduk(Pott

er dan Perry,2005).

4. PerawatanKaki,TangandanKuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus untuk

mencegahinfeksi,baudancederapadajaringan.Perawatandapatdigabungkanpad

asaat mandi atau pada waktu yang terpisah. Masalah yang timbul bukan

karenaperawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti

menggigitkuku atau memotong yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat

kimia

yangtajamdanpemakaiansepatuyangtidakpas.Ketidaknyamanandapatmengara

hpadastresfisik dan emosional(Potterdan Perry,2005).

2.2.4 TandadanGejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit

perawatandiriadalah:

1) Fisik

Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang

dankotor,Gigi kotordisertaimulut bau, Penampilantidak rapi

2) Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak

berdaya,rendahdiri danmerasahina.

3) Sosial
Interaksikurang,Kegiatankurang,Tidakmampuberperilakusesuainorma,

Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat,gosokgigi

dan mandi tidak mampumandiri.


2.3 Faktor-faktoryangmempengaruhipersonalhygien

2.3.1 Pengetahuan

1) Defenisipengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena

pengetahuanyang baik dapat meningkatkan kesehatan. Menurut Purwanto

(1999)

dalamFriedman(1998),domainkognitifberkaitandenganpengetahuanyangbe

rsifatintelektual(caraberpikir,berabstraks,analisa,memecahkanmasalahdanl

ain-lain).Yangmeliputipengetahuan(knowledge),pemahaman

(comperehension), penerapan (aplication), analisa

(analysis),sintesis(synthesis)danevaluasi(evaluation).Individudenganpenge

tahuantentangpentingnyakebersihandiriakanselalumenjagakebersihandirin

yauntukmencegahdarikondisi/keadaansakit(Notoatmodjo,1998).

MenurutNotoatmodjo(2003)bahwa,pengetahuanmerupakanhasil

dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadapobjek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui penca indra manusia, yakniindra

penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba. Sebagian

besarpengetahuandi peroleh dari mata dan telinga.

2) Tingakatpengetahuan

Menurutnotoatmodjo(2003)pengetahuanyangdicakupdidalamdomaink

ognitif mempunyai 6 tingkat,yakni :

1. Tahu(know)
Tahudiuraikansebagaimengingatsuatumateriyangdipelajarisebelunn

ya.Termasukkedalampengetahuantingkatiniadalah
mengingatkembali(recall)terhadapsesuatuyangspesifikdariseluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Katakerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari,antara lain :

menyebutkan, mendefenisikan, menyatakan, dll

misalnyadapatmenyebutkanapaitu artidaripersonal hygiene.

2. Memahami(comprehension)

Memehamidiartikansebagaisesuatukemampuanmenjelaskansecara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat diinterprestasikanmateri

tersebut secara benar. Orangyang telahmemahami

tentangobjekataumateriharusdapatmenjelaskan,menyebutkancontoh,m

enyimpulkan,meramalkan,dansebagainyaterhadapobjekyangdipelajari.

Misalnya, dapat menjelaskan apa saja yang harus dilakukandalamhal

melakukan personal hygiene.

3. Aplikasi(application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materiyangtelahdipelajaripadasituasiataukondisireal(sebenarnya).Apli

kasidisinidapatdiartikanaplikasiataupenggunaanhukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atausituasitertentu,sertadapatmenggunakanprinsip-

prinsipsikluspemecahanmasalahkesehatandarikasuspemecahanmasala

h(problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan

yangdiberikan.Misalnyadapatmengaplikasikandalammelakukanperson
alhygiene.
4. Analisis(analysis)

Analisisadalahsesuatukemampuanuntukmenjabarkanmateriatau

suat objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalamsuatu

struktur organisasi tersebut,dan masih ada kaitannya satu samalain.

Kemampuan analisi ini dapat menggambarkan (membuat

bagan),membedakan,memisahkan,mengelompokan,dansebagainya.Mi

salnya,dapatmengelompokankegiatan-kegiatanpersonalhygiene.

5. Sintesis(synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkanataumenghubungkanbagian-

bagiandidalamsuatubentukkeseluruhanyangbaru.Misalnya,dapatmeny

usun,dapatmerencanakan,dapatmeringkas,dandapatmenyesuaikandans

ebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada

yangberhubungandengan prilaku personal hygiene.

6. Eveluasi(evaluation)

Evaluasiiniberkaitandengankamampuanuntukmelakukanjustifikasia

taupenilaianterhadappersonalhygiene.Penilaian-

penilaianitudidasarkanpadasuatukriteriayangditentukansendiri,menggu

nakankriteriayangtelah ada.

2.3.1 Statusekonomi

Statusekonomiadalahkedudukanseseorangataukeluargadimasyaraka

t berdasarkan pendapatan perbulan. Status ekonomi dapatdilihat dari


pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang

pokok(Kartono,2006)
Ekonomimemangtidakmempunyaipengaruhlangsungterhadappengetahuan,

namun ekonomi ini erat hubungannya dengan ketersediaanfasilitas

(Notoatmodjo, 2010). Orang atau lansia yang berpenghasilan

tinggiakanmenyediakanfasilitaskesehatanyanglebihlengkapdibandingkanden

ganlansiayangberpenghasilanrendah.Lansiayangberpenghasilantinggi akan

melakukan perawatan kesehatan dan personal hygiene ke

dokterpribadiataumelengkapifasilitasyangdibutuhkanuntukmelakukanperaw

atan diri. Sebaliknya lansia yang berpenghasilan rendah tentu

akanmelaksanakan perawatan sederhana dan meminimalisir pengeluaran

untukperawatanpersonal hygieneatau perawatanyanglainnya.

Pada umumnya para usia lanjut adalah pensiunan atau mereka yang

kurangproduktif lagi. Secara ekonomis keadaanusia lanjut dapat

digolongkanmenjadi3golonganyaitu,golonganmantap,kurang

mantapdanrawan(Trimarjono,1997).Golonganmantapadalahparalansiayangb

erpendidikantinggi,sempatataumenikmatikedudukan/jabatanyangbaik.

Mapan pada usia produktif, sehingga pada usia lanjut dapat mandiridan

tidak tergantung pada pihakyang lain. Pada golonganyang kurangmantap

lanjut usia kurang berhasil mencapai kedudukan yang tinggi, tetapisempat

mengadakan investasi pada anak-anaknya, misalnya mengantarkananak-

anaknyakejenjangpendidikanyangtinggi,sehinggakelakakandibantu oleh

anak-anaknya. Sedangkan golongan rawan yaitu lanjut usiayang tidak

mampu memberikan bekal yang cukup pada anaknya

sehinggaketikapunyatugasakanmendatangkankecemasankarenaterancamkes

ejahteraanpemenuhanekonomidapatditinjaudaripendapatanlanjut
usiadankesempatankerja.

TingkatanstatusekonomimenurutSaraswati(2009):

a. Tipekelas atas( >Rp. 2.000.000 )

b. Tipekelas menengah ( Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 )

c. Tipe kelas bawah ( <

Rp.1000.000 )Tingkatanstatusekomonijugabisa

dilihatdari:

1. Pendapatan

Pendapatan lanjut usia berasal dari berbagai sumber, bagi

merekayang dahulunya bekerja, mendapat penghasilan dari dana pensiun.

Bagiusia lanjut yang sampai saat ini bekerja mendapat penghasilan dari

gajiatauupah.Selainitusumberkeuanganyanglainadalahkeuntungan,bisnis,

sewa , investasi, sokongan dari pemerintah atau swasta, atau

darianak,kawan dan keluarga(Kartari,1993 ; Yulmardi 1995).

Upah atau gaji sebagai imbalan dari hasil kerja usia lanjut

tidaklahtinggi.Datadarihasilsensustenagakerjanasional(SAKERNAS),mem

perlihatkanbahwaupahyangdterima olehlanjutusiaantaraRp.

50.000,-sampaidenganRp.300.000,-perbulan(Wirakartakusuma,2000

). Diperkotaan upah/gaji para usia lanjut yang bekerja relatif lebih

rendahdaripadapedesaan.SekedardiketahuiUMPsumbartahuniniRp.1.615.0
00,-.AngkaininaikdaritahunsebelumnyahanyaRp.1.490.000,-(WWW.UMR

Pessel.com, 2015 ).

Tingkat pendidikan lansia pada umumnya sangat rendah. Hal

iniberpengaruhterhadapproduktivitaskerjasehinggapendapatanyangdiperol

ehjugasemakinkecil.MenurutSudarmayanti(2001)pekerjaan
yangdisertaidenganpendidikandanketerampilanakanmendorongkemajuanse

tiapusaha.Dengankemajuanmerekaakanmeningkatkanpendapatan,baikpend

apatanindividu,kelompokmaupunpendapatannasional. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa sumber utama kinerja yang

efektifyangmempengaruhiindividuadalahkelemahanintelektual,kelemahan

psikologi,kelemahanfisik.

2. Kesempatankerja

Bekerjaadalahsuatukegiatanjasmaniataurohaniyangmenghasilkan

sesuatu ( Sumarto ,1997 ). Bekerja sering dikaitkan denganpenghasilan

dan penghasilan sering dikaitkan dengan kebutuhan manusia.Untuk itu

agar tetap hidup manusia harus bekerja. Dengan bekerja

orangakandapatmemberimakandirinyadankeluarganya,dapatmembelisesuat

u, dapat memenuhi kebutuhannyayang lain. Saat initernyata diantaralanjut

usia banyakyangtidak bekerja.

Pembinaanketerampilandanpelatihanyangdilakukanterus-

menerushanyaberlakubagiorang–

orangmuda.Haliniyangmenyebabkansulitnyausialanjutbersaingdipasaranke

rja,sehinggabanya lanjut usia yang tidak bekerja meskipun tenaganya

masih kuat danmerekamasih berkeinginan untuk bekerja.

Semakinbertambahumurseseorang,semakinsiappuladalammenerim

acobaan.Haliniyangdidukungolehteoriaktifitasyangmenyatakanbahwahubu

nganantarasistemsosialdenganindividubertahan stabil pada saat individu

bergerak dari usia pertengahan

menujuusiatua.Olehsebabitutidakdibutuhkansuatukompensasiterhadap
kehilangan,sepertipensiunandariperansosialkerenamenua.Keterkaitannyade

nganjenispekerjaanjugamembawadampakyangberarti(S. Tamher, 2011: 7).

Ada beberapa kondisi yang membatasi kesempatan kerja bagi

pekerjalanjutusia.(Hurlock, 1994 ):

a. Wajibpensiun,pemerintahdansebagianbesarindustri/

perusahaanmewajibkan pekerja pada usia tertentu untuk pensiun.

Mereka tidakmau lagi merekrut pekerja yang mendekati usia wajib

pensiun, karenawaktu, tenaga dan biaya untuk melatih mereka

sebelumnya bekerjarelatifmahal.

b. Jika personalia perusahaan dijabat orang yang lebih muda, maka

paralanjutusia sulit mendapat pekerjaan.

c. Sikap sosial. Kepercayaan bahwa pekerja yang sudah tua mudah

kenekecelakaan,karenakerjalamban,perludilatihagarmenggunakantekn

ik-teknik modern merupakan penghalang utama bagi

perusahaanuntukmempekerjakan oranglanjut usia.

d. Fluktuasi dalam daur usia. Jika kondisi usaha suram maka lanjut

usiayang pertama kali harus diberhentikan dan kemudian digantikan

orangyanglebih mudaapabilakondisi usahasudah membaik.


2.3.2 Dukungankeluarga

a. Defenisidukungankeluarga

Komponenpentingyang laindarimasa tuayang suksesdankesehatanmental

adalah sistem pendukung yang efektif. Sumber pendukung pertamabiasanya

merupakan anggota keluarga seperti pasangan, anak-anak, saudarakandung,

atau cucu. Namun struktur keluarga akan mengalami perubahan jikaada

anggota keluarga yang meniggal dunia, pindah ke daerah yang lain

ataumenjadisakit.Beberapadarikelompokiniadalah

tetangga,temandekat,kolega sebelumnya dari tempat kerja atau organisasi,

dan anggota lansia ditempatibadah ( Stanley,2006: 22)

Keluarga merupakan support sistem utama bagi lansia

dalammempertahankankesehatannya.Peranankeluargadalamperawatanlansiaa

ntaralainmenjagaataumerawatlansia,mempertahankandanmeningkatkanstatus

mental,mengantisifasiperubahansosialekonomi,sertamemberikanmotivasi dan

memfasilitasi kebutuhan spritual bagi lansia (Mryam, 2008:

42 )Keluargamasihmerupakantempatberlindungyangpalingdisukaiparalansia.

Sampaisekarangpenelitiandanobservasitidakmenemukanbukti-

buktiyangmenunjukanbahwaanakdankeluargaseganuntukmelakukanhalini.Me

nempatkanlansiadipantiwerdamerupakanalternatifterakhir.Martabatlansiadala

mkeluargadankeakrabanhidupkekeluargaandiduniatimursepertiyangkitarasaka

nperluuntukdipertahankan(Stuartdan

Sudden,1995 )
Dukungandarikeluargamerupakanunsurpentingdalammembantuindividume

nyelesaikanmasalah.Apabilaadadukungan,Rasapercayadiri
akanbertambahdanmotivasiuntukmenghadapimasalahyangterjadiakanmening

kat(Stuart dan Sudden, 1995 )

b. Klasifikasidukungankeluarga

Caplan(1964)dalamFriedman(1998)menjelaskanbahwakeluargamemilikibe

berapafungsidukunganyaitu:

1. Dukunganinformasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan seminar

(penyebar)informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberina saran,

sugesti,informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.

Manfaatdari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stresor

karenainformasiyangdiberikandapatmenyumbangkanaksisugestiyangkhusu

s.pada individu. Aspek-aspek dalam dukungna ini adalah nasehat,usulan,

saran, petunjuk pemberian informasi. Hal ini menjelaskan bahwafungsi

dukungan keluarga sebagai informasional, pemberi saran, sugestidapat

mengungkapkan masalah-masalah terkait dengan personal

hygienepadalansia.

2. Dukunganpenilaian

keluargabertindaksebagaisebuahbimbinganumpanbalik,membimbing

danmenengahipemecahanmasalah,sebagaisumberdanvalidatoridentitasang

gotakeluargadiantaranyamemberikansupport,penghargaan dan perhatian.

hal ini dapat disimpulkan bahwa dukunganpenilaian keluarga dapat

membimbing lansia dalam memenuhi kebutuhanpersonalhygiene.


3. Dukunganinstrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit,diantaranya : kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan

minum,istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. Dalam hal ini,

dukunganinstrumental keluarga dapat membantu lansia dalam memenuhi

aktifitaspersonal hygiene pada lansia-lansia yang bermasalah dengan

keterbatasanfisik.

4. Dukunganemosional

Keluargasebagaitempatyangamandandamaiuntukistirahatdanpemulihan

serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek daridukungan

emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam

bentukafeksi,adanyakepercayaan,perhatian,mendengardandidengar.Padadu

kungan emosional keluarga ini dapat membantu lansia dalam

memnuhikebutuhan personal hygiene khususnya dalam menigkatkan

kepercayaandirilansia dalam melakukan tindakanpersonal hygiene.

2.3.3 Citratubuh

Penampilanumumlansiadapatmenggambarkanpentingnyahygienepa

dalansiatersebut.Citratubuhmerupakankonsepsubjektifseseorang tentang

penampilan fisiknya. Citra tubuh ini seringkali dapatberubah. Citra tubuh

mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.

Jikaseorangklienrapisekalimakaperawatmempertimbangkanrinciankerapia

nketikamerencanakanperawatandanberkansultasipadakliensebelum

membuat keputusan tentang bagaimana memberikan


perawatanhygienis.Klienyangkelihatantidakrapiatautidaktertarikpadahygie

ne
membutuhkanpendidikantentangpentingnyahygienesecarateratur.Perawatti

dakharusmenyampaikanperasaantentangpenolakanatauperubahanketikame

rawatklienyangpraktikhygieneberbedadariperawat.

Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau

penyakitfisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk

meningkatkanhygiene.Sebagaicontoh,klienyangtelahmenjalanikolostomim

emperhatikan tentang penampilan stoma atau bau fekal. Selain itu,

untukmembantuklienmenjagaareastomatetapbersih,perawatdapatmendisku

sikancara-carauntukmengurangiataumenghilangkanbau.

2.3.4 praktiksosial

kelompok-kelompoksosialwadahseorangklienberhubungandapat

mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak,anak-

anak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.

Kebiasaankeluarga, jumlah orang yang dirumah, dan ketersediaan air

panas dan/atauair yang mengalir hanya merupakan faktor yang

mempengaruhi perawatankebersihan. Remaja dapat menjadi lebih

perhatian pada hygiene

sepertipeningkatanketertarikanmerekapadatemankencannya.Selanjutnyadal

am kehidupan, teman-teman dan kelompok kerja membentuk

harapanorangmengenaipenempilanpribadimerekadanperawatanyangdilakk

ukan dalam mempertahankan hygiene yang adekuat. Praktik hygienelansia

dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan. Misalnya, jika

merekameninggaldalamrumahperawatan,merekatidakdapatmempunyaipriv

asidalamlingkungannyayangbaru,privasitersebutakanmereka
dapatkandalamrumahmerekasendiri.Merekatidak

mempunyaikemampuan fisik untuk masuk

dalam maupun keluar bakmandi

kecualikamarmanditelahdibentukuntukmengako

modasiketerbatasanfisikmereka.

2.3.5 kondisifisik

lansiayangmemilikipenyakittertentu,misa

lnyakankertahaplanjut atau yang menjalani

operasi seringkali kekurangan energi fisik

atauketangkasanuntukmelakukanhygienepribadi.

Seorangklienyangmenggunakangipspadatangann

yaataumenggunakantraksimembutuhkanbantuan

untukmandiyanglengkap.Kondisijantung,neurolo

gis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat

melemahkan ataumenjadikan klien tidak mampu

dan memerlukan perawat untuk

melakukanperawatanhygienetotal.

Anda mungkin juga menyukai