Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“LEUKORRHEA dan GANGGUAN HAID”

DOSEN PEMBIMBING:
VALLIANA RUWANTY MARIES, STr.Keb. M.Keb

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
1. OKTIKA RATNA PURNAMA SARI
2. RANTIKA MUSPA
3. RATNA JUITA
4. RINTA MARIANA
5. RESINTA IMPI ASPIKA
6. SWENI PERANIKA
7. TRI WULANDARI
8. ZAKIYAH DRAJAT
9. DESY AMELIA RASYID

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


STIKES KELUARGA BUNDA JAMBI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kamiberhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Leukorrhea dan Gangguan Haid”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jambi, Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel
tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat
pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun
mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi
biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor,
termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 – 50
tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari
kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari
masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari,
namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu
wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan
tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita
tersebut.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang
dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar
dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai
berkembang dan menebal.Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang
sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam
indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari
indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur
tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan),
lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan
melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau
mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita
menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya
menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita
sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
BAB III

PEMBAHASAN
A. Leukorrhea

a. Pengertian Leukorrhea

Leukorea atau white discharge lebih dikenal dengan keputihan atau flour albus
merupakan keadaan dimana pada alat genital perempuan mengeluarkan cairan yang bukan
merupakan darah, cairan yang keluar ini sebagai pelindung alami yang mengurangi gesekan
dinding vagina saat melakukan hubungan seksual atau berjalan .

b. Etiologi

Leukorea ada dua jenis yaitu leukorea fisiologis dan leukorea patologis.

1) Leukorea fisiologis Leukorea fisiologis merupakan keputihan normal yang


terjadi mendekati masa ovulasi, pada hari ke 10-16 menjelang menstruasi, karena
rangsangan seksual, menjelang atau setelah menstruasi, ataupun pengaruh hormonal
pada saat kehamilan.33 Leukorea fisiologis terjadi akibat hormon estrogen dan
progesteron yang dihasilkan selama ovulasi. Tanda dan gejala leukorea fisiologis
adalah :

a) Cairan tidak menimbulkan keluhan

b) Tidak berbau

c) Cairan tidak berlebihan

d) Cairan bening (tidak berwarna)

2) Leukorea patologis Merupakan keputihan yang terjadi karena infeksi


vagina yang meliputi bakteriologis umum hingga yang bersifat spesifik, infeksi
trikomonas vaginalis, candida albicans, tumor jinak atau perlukaan, keganasan
reproduksi yang meliputi keganasan porsio atau korpus uteri dan vagina, dan leukorea
yang sulit sembuh atau tuba karsinoma yang bersifat khas. Gejala leukorea patologis
adalah :

a) Bertambah banyaknya sekret vagina

b) Keputihan yang disertai rasa gatal, nyeri dan ruam kulit

c) Saat kencing terasa panas.

d) Berwarna putih keabu-abuan/kuning yang berbau

e) Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal.

c. Faktor Penyebab

Beberapa faktor penyebab leukorea antara lain :


1) Infeksi oleh parasit dan jamur Infeksi pada vagina disebabkan oleh
beberapa penyebab antara lain karena bacterial vaginasis, tricomonas, dan candidiasis.
Candida umumnya bersifat normal di selaput mukosa saluran pernafasan maupun
disaluran pencernaan, uretra, vagina, kulit, dan dibawah jari kuku kaki dan tangan.
Candida menjadi tidak normal ketika terjadi penurunan daya tahan tubuh.

2) Faktor hygiene yang buruk Hygiene daerah vagina yang jelek akan
berakibat leukorea atau keputihan. Hal ini dikarenakan peningkatan kelembaban
vagina kemudian bakteri patogen penyebab infeksi mulai menyebar. Keputihan yang
patologis banyak dipicu oleh cara wanita menjaga kebersihan dirinya, terutama alat
kelamin.

3) Pemakaian obat-obatan Konsumsi pil kontrasepsi, obat kortikosteroid, dan


antibiotik dalam waktu yang lama dapat menyebabkan sistem imunitas dalam tubuh
yang akan berpengaruh pada keseimbangan hormon pada wanita.

4) Keadaan stress Jika resepto pada otak mengalami stress, maka hormon
dalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menjadi faktor penyebab
leukorea. Meningkatnya beban fikiran memicu peningkatan sekresi hormon adrenalin
yang menyebabkan pembuluh darah terjadi penyempitan dan mengakibatkan
elastisitas pembuluh darah berkurang. Keadaan ini menyebabkan aliran hormon
estrogen ke organ-organ termasuk vagina terhambat sehingga asam laktat yang
dihasilkan bekurang. Berkurangnya asam laktat menyebabkan keasaman vagina
berkurang sehingga bakteri jamur, dan parasit penyebab keputihan akan berkembang.

5) Alergi terhadap benda-benda seperti: tampon, alat kontrasepsi, dan obat


yang dimasukkan dengan sengaja ke dalam vagina.

d. Terapi

Mengatasi keputihan tergantung dari faktor penyebabnya. Pada keputihan fisiologis,


cara mengatasinya adalah dengan menjaga alat genitalia selalu bersih dan kering, serta celana
dalam yang digunakan terbuat dari katun agar menyerap keringat. Untuk keputihan patologis,
harus disesuaikan dengan jenis mikroorganisme penyebabnya. Penyebab infeksi pada
keputihan bisa dari satu organisme maupun beberapa mikroorganisme, penyebab infeksi dari
keputihan bisa saja karena gabungan dari beberapa mikroorganisme.

B. Gangguan Menstruasi

a. Pengertian Gangguan Menstruasi

Gangguan haid atau menstruasi adalah kelainan yang terjadi pada siklus menstruasi.
Beberapa gangguan haid yang sering terjadi antara lain nyeri haid, siklus haid tidak

lancar, pendarahan yang berlebihan dan lain-lain. Siklus menstruasi bagi tiap perempuan
berbeda-beda. Rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari, namun siklus menstruasi yang
dianggap normal berkisar antara 21-35 hari. Menstruasi berlangsung sekitar 4-7 hari
setiap kalinya.Perlu diingat bahwa pola menstruasi setiap perempuan berbeda-beda.
Menstruasi yang normal bagi satu orang, belum tentu juga normal bagi orang lain.
Perhatikan siklus menstruasi jika ada perubahan yang menetap pada siklus menstruasi,
ada baiknya berkonsultasi ke dokter
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:
1) Gangguan Siklus Menstruasi
a. Polimenorea
Siklus haid lebih pendek dari normal, yaitu kurang dari 21 hari, perdarahan kurang
lebih sama atau lebih banyak daripada haid normal. Penyebabnya adalah
gangguan hormonal, kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan lai-
lain. Pada gangguan hormonal terjadi gangguan ovulasi yang menyebabkan
pendeknya masa luteal. Diagnosis dan pengobatan membutuhkan pemeriksaan
hormonal dan laboratorium lain.
Etiologi: Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus
luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa
disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau
karena keduanya
Manifestasi Klinis:Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25
hari)
b. Oligomenorea
Siklus haid lebih panjang dari normal, yaitu lebih dari 35 hari, dengan perdarahan
yang lebih sedikit. Umumnya pada kasus ini kesehatan penderita tidak terganggu
dan fertilitas cukup baik
Etiologi: 1) Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari
ke-5 menstruasi), 2) Perpanjangan stadium luteal (lamanya 15 -18 hari setelah
ovulasi ), 3) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan
siklus haid
Manifestasi Klinis: 1) Haid jarang, yaitu 35 hari sekali, 2)Perdarahan haid
biasanya berkurang
c. Amenorea
Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal 3 bulan berturut-
turut.Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea primer dan sekunder.Amenorea
primer ialah kondisi dimana seorang perempuan berumur 18 tahun atau lebih tidak
pernah haid, umumnya dihubungkan dengan kelainan-kelainan kongenital dan
genetik.Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah mendapatkan
haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya merujuk pada gangguan
gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Ada pula
amenorea fisiologis yaitu masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi,
dan setelah menopause.
2) Gangguan Volume dan Alma Menstruasi
a. Hipermenorea
Merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari 8
hari.Penyebab kelainan ini terdapat pada kondisi dalam uterus.Biasanya
dihubungkan dengan adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium yang
lebih luas dan gangguan kontraktilitas, polip endometrium, gangguan peluruhan
endometrium, dan sebagainya. Terapi kelainan ini ialah terapi pada penyebab
utama
Etiologi:1) Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea,
menoragia. 2) Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang,
cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik. 3) Hipertensi. 4) Infeksi:
endometritis
Patofisiologi:Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin
releasinghormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-
stimulatinghormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di
ovarium tumbuh danmatur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing hormon
(LH) dan FSH menghasilkanovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan
esterogen yang berfungsi menstimulasiendometrium agar berproliferasi. Setelah
ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah.Folikel yang telah kehilangan ovum
akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpusluteum akan mensekresi
progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometriumuntuk
berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah
menstruasi.Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat
dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus
luteum.Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi
awalyang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga
terjadi pada beberapa kondisi patologis.Pada siklus anovulasi, perkembangan
folikel terjadi dengan adanya stimulasi dariFSH, tetapi dengan berkurangnya LH,
maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak adakorpus luteum yang terbentuk dan
tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat,
ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurundan mengakibatkan
perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang
normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsungtidak
mengakibatkan pendarahan hebat
Manifestasi Klinis:Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-
obatan. Penderita jugasering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual
berulang selama haid
b. Hipomenorea
Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih sedikit dari
normal.Penyebabnya adalah terdapat pada konstitusi penderita, kondisi uterus,
gangguan endokrin, dan lain-lain.Terapi hipomenorea adalah bersifat psikologis
untuk menenangkan penderita, kecuali bila sudah didapatkan penyebab nyata
lainnya. Kondisi ini tidak memperngaruhi fertilitas.
Etiologi: 1) .Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin, 2) kesuburan
endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupungangguan
hormonal
Manifestasi Klinis: Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc),
kadang-kadang hanya berupa spotting
3) Gangguan Lain Terkait Menstruasi
a. Dismenorea
Dismenorea adalah gangguan ginekologik berupa nyeri saat menstruasi, yang
umumnya berupa kram dan terpusat di bagian perut bawah. Rasa kram ini
seringkali disertai dengan nyeri punggung bawah, mual muntah, sakit kepala atau
diare. Istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri terjadi demikian hebatnya, oleh
karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bagian bawah
sebelum dan selama haid. Dikatatakan demikian apabila nyeri yang terjadi ini
memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan aktivitasnya untuk
beberapa jam atau hari. Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu:
1. Dismenorea primer : Merupakan nyeri menstruasi yang diasosiasikan dengan
siklus ovulasi dan merupakan hasil dari kontraksi miometrium tanpa
teridentifikasinya kelainan patologik.Dismenorea primer umumnya terjadi 12-
24 bulan setelah menarche, ketika siklus ovulasi sudah terbentuk
2. Dismenorea sekunder : Merujuk pada nyeri saat menstruasi yang diasosiasikan
dengan kelainan pelvis, seperti endometriosis, adenomiosis, mioma uterina
dan lainnya. Oleh karena itu, dismenorea sekunder umumnya berhubungan
dengan gejala ginekologik lain seperti disuria, dispareunia, perdarahan
abnormal atau infertilitas.
b. Pre Menstrual Syndrome/ Tension
Merupakan kumpulan keluhan yang umumnya dimulai datu minggu hingga
beberapa hari sebelum mulainya haid dan menghilang sesudah haid mulai,
meskipun terkadang berlangsung sampai selesai haid.Keluhan yang sering muncul
umumnya berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung,
mual, pembesaran dan rasa nyeri payudara, dan lain-lain. Keluhan pada kasus
berat dapat meliputi depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi, dan lain-lain.

b. Siklus Mentruasi

Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 bagi fase, yaitu:


1) Fase Menstruasi
Fase paling jelas, ditandai dengan pengeluaran darah dan sisa endometrium
melalui vagina.Fase ini bersamaan dengan fase folikular ovarium. Saat
korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi, kadar
progesteron dan estrogen menurun tajam, merangsang pembebasan
prostaglandin yang menyebabkan vasokonstriksi vaskular endometrium.
Penurunan distribusi oksigen menyebabkan kematian endometrium beserta
vaskularnya.Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan vaskular ini
membilas jaringan yang mati ke lumen uterus dan hanya menyisakan sebuah
lapisan tipis epitel dan kelenjar yang nantinya menjadi asal 8 regenerasi
endometrium.Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmik ringan
miometrium uterus yang membantu mengeluarkan darah dan sisa
endometrium melalui vagina. Kontraksi yang terlalu kuat akibat produksi
prostaglandin berlebih dapat menyebabkan rasa kram yang disebut
dismenorea
2) Fase Poliferasi
Berlangsung bersamaan dengan bagian akhir fase folikular ovarium. Ketika
darah haid berhenti, endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi
di bawah pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru berkembang.
Estrogen memacu proliferasi sel epitel, kelenjar, dan vaskular endometrium.
Fase ini berlangsung dari akhir menstruasi hingga ovulasi, kadar puncak
estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi
3) Fase Sekretorik
Berlangsung bersamaan dengan fase luteal ovarium. Setelah ovulasi,
terbentuk korpus luteum baru yang mengeluarkan sejumlah besar
progesteron dan estrogen. Progesteron mengubah endometrium menjadi kaya
vaskular dan glikogen yang mana dipersiapkan untuk implantasi.

c. Tanda dan gejala gangguan menstruasi

Untuk menentukan adanya gangguan menstruasi atau tidak, penting untuk mengetahui berapa
lama siklus menstruasi yang normal, berapa lama siklus berlangsung tiap bulannya, dan
berapa banyak darah yang dikeluarkan dapat menggunakan patokan berapa banyak pembalut
yang dipakai dalam satu hari.

Gejala gangguan menstruasi dapat berupa:

 Siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari.


 Menstruasi yang lebih lama dari 7 hari.
 Menstruasi yang ditandai dengan darah haid jauh lebih banyak atau lebih sedikit dari
biasanya. Darah haid dianggap banyak jika lebih dari 80cc atau 5 sendok makan.
 Tidak menstruasi selama 3 bulan berturut-turut.
 Menstruasi disertai nyeri perut yang mengganggu.
 Perdarahan atau flek di antara siklus menstruasi atau setelah menopause.

Gangguan menstruasi dapat disertai dengan kulit tampak pucat, pusing, rasa lelah, atau sesak
napas. Waspadai jika siklus menstruasi yang tidak teratur, disertai dengan perdarahan di
antara siklus atau perdarahan setelah berhubungan seksual.

d. Penyebab gangguan menstruasi

Penyebab gangguan menstruasi bermacam-macam, tetapi penyebab yang paling sering adalah
pola hidup dan stres.Stres, sakit, diet, perubahan aktivitas, penambahan atau pengurangan
berat badan yang signifikan, atau hal-hal lain yang mengubah keseharian seseorang, dapat
mengakibatkan gangguan menstruasi. Beberapa penyebab gangguan menstruasi lainnya,
antara lain:

 Pil KB. Jika pil KB digunakan secara tidak rutin, gangguan menstruasi dapat terjadi.
Selain itu, pada beberapa orang setelah menghentikan penggunaan pil KB, menstruasi
dapat tetap tidak teratur hingga 6 bulan setelahnya. Pil KB yang hanya mengandung
hormon progestin dapat menyebabkan perdarahan di antara waktu menstruasi.
 Endometriosis, adalah suatu kondisi di mana jaringan dinding rahim tumbuh di luar
rahim, misalnya di indung telur atau di tuba falopi. Endometriosis dapat menyebabkan
perdarahan, kram, dan nyeri, baik sebelum ataupun saat menstruasi.
 Polycystic ovary syndrome (PCOS). Dalam kondisi ini, indung telur menghasilkan
banyak hormon androgen, yang merupakan hormon laki-laki. Hormon ini mencegah
pematangan sel telur. PCOS dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak
teratur, atau bahkan terhenti sama sekali.
 Peradangan panggul (pelvic inflammatory disease), yang disebabkan oleh bakteri dan
menyerang organ reproduksi. Beberapa gejalanya, yakni keputihan, menstruasi tidak
teratur, nyeri panggul, demam, disertai mual atau muntah.
 Menopause, jika Anda berusia sekitar 45-50 tahun dan sudah tidak lagi menstruasi
selama 12 bulan maka Anda mungkin saja mengalami menopause. Gejala lainnya
yang mungkin menyertai, yaitu: kulit kering, payudara mengendur, sulit tidur dan
penurunan libido. Menopause di atas usia 45 tahun normal terjadi. Akan tetapi, jika
kondisi ini terjadi di bawah usia 40 tahun, sebaiknya periksakan ke dokter.
Kemungkinan penyebabnya adalah penyakit autoimun berupa primary ovarian
insufficiency, atau dapat disebabkan oleh karena sedang mengonsumsi obat-obatan
tertentu.Selain hal-hal di atas, gangguan menstruasi juga dapat disebabkan oleh stres,
olahraga berat, bahkan penyebab yang lebih serius, seperti kanker rahim atau kanker
serviks.

e. Diagnosis gangguan menstruasi

Diagnosis gangguan menstruasi ditujukan untuk mencari kemungkinan penyebab. Pertama-


tama tentunya melalui wawancara terarah dengan pasien dan pemeriksaan fisik.Dokter akan
melakukan pemeriksaan untuk memeriksa langsung organ reproduksi Anda. Setelah itu,
bergantung pada tanda dan gejala yang ditemukan, pemeriksaan tambahan yang mungkin
diperlukan adalah:

 Tes kehamilan, untuk memastikan apakah gangguan menstruasi disebabkan oleh


kehamilan atau tidak.
 Tes darah, untuk mencari ada tidaknya anemia, masalah perdarahan, infeksi, atau
fungsi tiroid.
 USG, untuk melihat kondisi rahim, indung telur, dan rongga panggul.
 Pap smear, dilakukan untuk mendeteksi infeksi atau kanker serviks.
 Biopsi endometrium. Jika diperlukan, sebagian jaringan rahim diambil untuk
dianalisis lebih lanjut
 Sonohisterogram, yaitu prosedur USG dengan menyuntikan cairan ke dalam rahim,
sehingga gambaran dinding rahim dapat divisualisasi.

f.Cara mengobati gangguan menstruasi

Pengobatan atau perawatan gangguan menstruasi bergantung pada penyebabnya. Beberapa


tindakan pengobatan yang mungkin, di antaranya:
 Obat antinyeri, untuk mengurangi nyeri.
 NSAID, dapat mengurangi perdarahan ringan.
 Kontrasepsi oral, dapat mengatur siklus menstruasi dan memperpendek lamanya.
 Terapi hormon, jika gangguan hormonal menjadi penyebab.
 Suplemen besi, untuk mengobati anemia akibat perdarahan.

g. Prosedur yang mungkin dilakukan sesuai indikasinya:

 Dilatase dan kuretase (D&C) adalah prosedur di mana dokter melebarkan serviks,
untuk kemudian mengerok dinding uterus. Prosedur ini sering dilakukan. Perlu diingat
bahwa darah menstruasi adalah hasil meluruhnya dinding rahim. Jika dinding rahim
dikerok hingga tipis, sumber perdarahan pun menjadi lebih sedikit.
 Dalam kasus tumor, polip, atau fibroid, mungkin dibutuhkan operasi pengangkatan.
 Reseksi endometrium. Dinding endometrium diangkat. Prosedur ini dapat mengurangi
kemungkinan hamil.
 Ablasi endometrium. Jika obat tidak juga dapat mengontrol perdarahan, dapat
dilakukan ablasi, yaitu dengan menghancurkan dinding endometrium sumber
perdarahan.
 Suatu prosedur pengangkatan rahim dan serviks. Prosedur ini mungkin diperliukan
jika gangguan menstruasi disebabkan oleh kanker, atau endometriosis yang tidak
merespons pengobatan.

h.Cara mencegah gangguan menstruasi

Langkah pencegahan gangguan menstruasi yang dapat dilakukan, antara lain:

 Terapkan pola hidup sehat, dengan pola makan gizi seimbang, dan olahraga teratur.
 Jaga berat badan tetap ideal.
 Beristirahat yang cukup.
 Belajar untuk mengelola stres.
 Gunakan pil kontrasepsi sesuai indikasi dan petunjuk dokter.
 Jika menggunakan pembalut atau tampon, ganti secara teratur (4-6 jam sekali) untuk
mencegah infeksi.
 Lakukan pemeriksaan pap smear secara teratur.

Waktu yang tepat harus berkonsultasi dengan Dokter yaitu jika menstruasi berubah dari
normal, apalagi menetap sampai tiga siklus atau lebih, dan segeralah berkonsultasi ke dokter
jika timbul perdarahan dalam kondisi berikut:

 Setelah berhubungan seksual


 Saat hamil
 Di antara siklus
 Setelah menopause.
Hal yang harus dipersiapkan sebelum berkonsultasi dengan dokter adalah mengetahui siklus
menstruasi Anda, yang meliputi:

 Berapa lama jarak siklus


 Berapa lama siklus berlangsung
 Berapa banyak darah yang keluar saat menstruasi
 Gejala yang muncul saat menstruasi, dapat sebelum atau saat menstruasi
 Apakah gejala mengganggu aktivitas
 Bagaimana perasaan/mood saat menstruasi, apakah ada perubahan
 Kapan Anda terakhir berhubungan seksual.
 Jika perlu catatlah hari pertama menstruasi Anda setiap bulannya di kalender,
kemudian tandai kapan menstruasi selesai. Catat gejala-gejala yang dirasakan.

Anda mungkin juga menyukai