Habrianto Muhmar
Unismuh Makassar
Abstrak: Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah
kemampuan memahami isi teks cerita inspiratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia
peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar? (2) Bagaimanakah penerapan metode
hypnoteaching dalam Pembelajaran bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif?
Metode yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk
persentase dan SPSS. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP di Kota
Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
dengan metode hipnoteaching menjadikan peserta didik memiliki pemahaman yang
memadai.
hypnoteaching
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan suatu alat yang penting dalam merealisasikan dan
untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia.
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang masing- masing erat hubungannya
(Nafi’ah, 2018: 35). Oleh karena itu, pembelaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
2
Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini masih dikeluhkan orang. Menurut Abidin
(2013: 7), masih banyak guru yang hanya menekankan pada pembuatan persiapan
tidak mampu melekat secara nyata pada diri peserta didik. Akibatnya, pembelajaran
7). Selain itu, menurut Nafiah (2018: 35), pembelajaran bahasa Indonesia saat ini masih
strategi dan metode pembelaaran, serta penyediaan sarana pendukung. Salah satu
peserta didik. Hal itu dilakukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi
peserta didik sebagai upaya memengaruhi gaya dan cara belajarnya (Pupuh, 2007:
116)
yang dilakukan oleh Alam (2015) adalah pengembangan bahan ajar pembelajaran
3
berbasis hypnoteaching. Bahan ajar tersebut ditujukan kepada guru bahasa Indonesia
SMP di Sulawesi Selatan. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian lanjutan
Dalam penelitian ini diupayakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
peserta didik dengan penerapan metode hypnoteaching dan sekaligus berupaya untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami teks, khususnya teks cerita
hasil belajar bahasa Indonesia, maka hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik
Secara harfiah, hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan teaching. Hypnosis
adalah kemampuan untuk membawa peserta didik pada suatu kondisi kesadaran yang
sangat mudah untuk menerima berbagai saran/sugesti. Itulah sebabnya, peserta didik
lebih mudah dimotivasi dan motivasi tersebut akan tertanam dalam-dalam dan bertahan
dalam kelas.
para peserta didik menjadi lebih cerdas. Dengan sugesti yang diberikan, diharapkan
peserta didik tersadar dan tercerahkan bahwa ada potensi luar biasa yang selama ini
belum pernah dioptimalkan dalam pembelajaran (Nurcahyo dalam Hajar 2012). Hal
di dalam kelas maupun di luar kelas. Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar adalah satu
4
kesatuan pikiran yang memiliki garis koordinasi dalam kerjanya. Ada empat fungsi
pikiran bawah sadar, yaitu (1) mengidentifikasi setiap informasi yang masuk ke dalam
pikiran; (2) membandingkan dengan informasi atau pengalaman yang sebelumnya; (3)
melakukan metode tersebut peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan tertib
dan tenang sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.
mencapai hasil yang diharapkan, yaitu meningkatkan hasil belajar peserta didik
METODE PENELITIAN
bahasa Indonesia di SMP kota Makassar adalah penelitian kuantitatif. Hal itu dilakukan
pembelajaran. Pada pelaksanaan observasi ini Digunakan lembar observasi yang diisi
Data diolah dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Data hasil belajar diolah
dalam bentuk persentase dan SPSS. Penggunaan kedua teknik analisis ini, saling
5
modelling. Dalam menarik minat peserta didik untuk mengerjakan tugas terkait dengan
memotivasi, peserta didik memerlukan dukungan dari guru. Peserta didik akan tertarik
untuk belajar jika yang dipelajari, sudah diketahui manfaatnya. Dalam kegiatan
selanjutnya yang dilakukan adalah pacing, yaitu guru menyamakan posisi, gerak tubuh,
bahasa, serta gelombang otak dengan peserta didik agar penjelasan dapat dipahami
dengan mudah. Kegiatan ketiga adalah leading, yaitu guru mengarahkan peserta didik
melakukan sesuatu. Hanya saja leading dilakukan setelah pasing agar peserta didik
mudah mengikuti instruksi yang diberikan. Kata-kata positif digunakan agar mudah
diterima oleh peserta didik. Hal tersebut dapat mengarahkan peserta didik untuk
berpikir positif pada setiap informasi yang diberikan. Dalam pembelajaran bahasa
pujian kepada peserta didik yang mengikuti instruksi guru. Hal itu membuat peserta
Setelah data dalam tabel di atas diolah dengan SPSS, diketahuilah bahwa mean
Perolehan nilai siswa kelas IX SMP di Kota Makassar dengan Nilai tengah atau
median 70,00. Nilai yang sering muncul adalah 60 (mode 60). Nilai minimum yang
diperoleh peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar adalah 30, sedangkan nilai
maksimum adalah 100. Nilai rata-rata atau Sum adalah 3950. Jika nilai ini dibagi 57,
penelitian ini, yakni “Peserta didik memiliki hasil belajar yang memadai jika 75%
teks cerita inspiratif. Hal ini terjadi karena pembelajaran bahasa Indonesia yang
dilakukan secara daring (dalam jaringan) ini meningkatkan aktivitas peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
peserta didik yang hadir pada hari pertama sebanyak 50 orang atau 87,71. Jumlah
siswa yang mengerjakan tes di hari pertama sebanyak 40 orang atau 70,17%.
Sementara hari kedua ada tambahan peserta didik yang mengerjakan tes sebanyak 17
orang atau 29,82%. Jadi, total jumlah hasil jawaban yang diterima sebanyak 57
7
70,17% peserta didik yang dinyatakan aktif mengukuti pembelajaran. Peserta didik
dinyatakan aktif karena peserta didik dapat mengerjakan tes tepat waktu, sementara 17
orang atau 28,92% dinyatakan kurang aktif. Dinyatakan kurang aktif karena 10 orang
yang mengerjakan tes, tidak tepat waktu yaitu menyelesaikan tes pada hari kedua.
Adapun 7 orang yang dinyatakan kurang aktif karena tidak hadir pada hari pertama,
Tabel 1
80 – 90 Tinggi 20 35,09
60 – 70 Sedang 25 43,86
30 – 50 Rendah 10 17,55
Total 57 100
menggunakan metode hypnoteahing. Peserta didik yang memperoleh nilai interval 91-
100 sebanyak 2 orang atau 3,50%. Peserta didik yang memperoleh nilai dengan
8
interval 80-90 sebanyak 20 orang atau 35,09%. Peserta didik yang memperoleh nilai
dengan interval 60-70 sebanyak 25 orang atau 43,86%. Peserta didik yang memperoleh
nilai dengan interval 30-50 sebanyak 10 orang atau 17,55%. Hal tersebut menunjukkan
hypnoteaching sagat memadai sebab sebanyak 47 orang atau 82,45% peserta didik
yang memperoleh nilai sedang sampai dengan nilai sangat tinggi, sedangkan yang
memperoleh nilai rendah sebanyak 10 orang atau 17,55% peserta didik. Dengan
Untuk lebih jelasnya kemampuan peserta didik dalam memahami teks kisah
Grafik 1
100
57
43.86
35.09
17.55
25
20
10
3.5
2
9 1 -1 0 0 80 – 90 60 – 70 30 – 50 To t al
dinyatakan memadai
dinyatakan memadai karena 50 atau 87, 71 % peserta didik hadir pada hari pertama
dan 47 peserta didik yang mendapatkan nilai yang memuaskan. Adapun penerapan
dalam bentuk tatap muka. Setelah selesai menggunakan google meet, peserta didik
dikirimkan tes dalam bentuk google from. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut, peserta
didik diamati aktivitasnya, baik dalam proses pembelajaran maupun setelah proses
pembelajaran.
dengan beberapa langkah, yaitu niat dan motivasi, pacing, leading, menggunakan kata
Tabel
Instrumen dalam bentuk observasi yang diisi oleh peneliti untukmengukur
partisipasi peserta didik saat kegiatan berlangsung
3. Keaktifan
peserta didik 40 17 70,17 29,82
4 Menggunakan √ -
metode
Hpnoteaching
Tampak dalam tabel di atas bahwa aktivitas peserta didik dalam mengerjakan
tugas di hari pertama sebanyak 40 orang atau 70,17% peserta didik. Aktivitas peserta
didik dalam mengerjakan tugas di hari kedua sebanyak 17 orang atau 29,82%.
50 orang atau 87,71% peserta didik. Kehadiran peserta didik dalam mengikuti
40 orang atau 70,17% peserta didik. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hadir pada hari pertama dan juga
memotivasi peserta didik dalam belajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa peserta
mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal itu terlihat dari keberadaan peserta didik di
Kedua, guru melakukan pacing, yaitu guru menyamakan posisi, gerak tubuh,
bahasa, serta gelombang otak dengan peserta didik agar penjelasan dapat dipahami
dengan mudah. Hal itu dilakukan untuk memudahkan peserta didik mengikuti
11
pembelaaran.
sesuatu. Hanya saja leading dilakukan setelah pacing agar peserta didik mudah
berpikir positif pada setiap informasi yang diberikan. Dalam pembelajaran bahasa
pujian kepada peserta didik yang mengikuti instruksi guru. Hal itu akan membuat
peserta didik dapat bekerja lebih giat lagi agar hasil belajarnya meingkat.
belajar peserta didik secara tulus agar termotivasi untuk melakukan lebih dari yang
sebelumnya.
Keenam, guru memberikan contoh tetang teks cerita cerita inspiratif melalui
ucapan dan prilaku yang konsisten. Hal tersebut merupakan salah satu kunci
Berdasarkan contoh tersebut, peserta didik menherjakan tugas dengan senang hati
metode hypnoteaching bagi siswa SMP di Kota Makassar terlaksana dengan baik
dengan nilai perolehan peserta didik yang memadai. Dengan menggunakan metode
dengan menggunakan metode hypnoteaching terlihat dari hasil kerja peserta didik dan
partisipasi yang ditunjukkan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Agar hal
itu dapat dilakukan oleh guru, kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang
guru berusaha merancang pembelajaran dengan memperhatikan tiga tahap yang harus
dilakukan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahapan ini
merupakan satu kesatuan yang utuh. Melalui tahapan kegiatan tersebut, peserta didik
Indonesia peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar dikategorikan baik, karena
perolehan nilai yang dicapai oleh peserta didik, telah memadai. Pemahaman peserta
didik terhadap teks cerita inspiratif dinyatakan memadai karena nilai yang diperoleh
dinyatakan berhasil karena peserta didik dinyatakan aktif dan telah memenuhi syarat
dalam kegiatan ini yaitu peserta didik hadir dan mengikuti langkah-langkah dalam
hypnoteaching dapat dilakukan dengan langkah, yaitu (a) niat dan motivasi dalam diri
sendiri, (b) pacing, (c) leading, (d) menggunakan kata positif, (e) memberikan pujian,
Saran yang diajukan dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu: (1) guru hendaknya
13
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muhammad. 2014. Mengajar Dengan Teknik Hinosis. Jakarta: Yayasan Yapma.
Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama.
Harera, Adrias. 2000. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Penerbit Harian Kompas.
Kartika Utami, Endang. 2020. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Cerita Inspiratif
Melalui Strategi Pemodelan. Jurnal Karya Ilmiah Guru(online)
14
file:///E:/Downloads/171-Article%20Text-554-1-10820201102%20(2).pdf diakses
25 Februari 2021
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugara, Gian Sugiana. 2012. Terapi Self-Hypnosis, Seni Memprogram Ulang Pikiran
Bawah Sadar. Jakarta: Indeks.
Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.