Anda di halaman 1dari 14

1

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA TEKS CERITA INSPIRATIF


DENGAN METODE HYPNOTEACHING PESERTA DIDIK KELAS IX SMP DI KOTA
MAKASSAR

Habrianto Muhmar
Unismuh Makassar

Abstrak: Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah
kemampuan memahami isi teks cerita inspiratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia
peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar? (2) Bagaimanakah penerapan metode
hypnoteaching dalam Pembelajaran bahasa Indonesia pada teks cerita inspiratif?
Metode yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk
persentase dan SPSS. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP di Kota
Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
dengan metode hipnoteaching menjadikan peserta didik memiliki pemahaman yang
memadai.

Kata Kunci: pembelajaran bahasa Indonesia, teks cerita inspiratif, metode

hypnoteaching

PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia merupakan suatu alat yang penting dalam merealisasikan dan

mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu meningkatkan kemampuan

peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Untuk itulah,

pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada peningkatan kemampuan peserta didik

untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia.

Dengan demikian, peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam

menggunakan bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk melatih keterampilan

mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang masing- masing erat hubungannya

(Nafi’ah, 2018: 35). Oleh karena itu, pembelaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
2

meningkatkan kemampuan peserta didk dalam berkomunikasi dengan bahasa

Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan.

Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini masih dikeluhkan orang. Menurut Abidin

(2013: 7), masih banyak guru yang hanya menekankan pada pembuatan persiapan

administrasi sehingga terkadang kurang perhatian sehingga prinsip kerja konstruktif

tidak mampu melekat secara nyata pada diri peserta didik. Akibatnya, pembelajaran

bahasa Indonesia yang dilakukan menjadi monoton, kurang merangsang

perkembangan potensi peserta didik, kurang memotivasi peserta didik untuk

berprestasi, sehingga berdampak rendahnya kompetensi peserta didik (Abidin, 2013:

7). Selain itu, menurut Nafiah (2018: 35), pembelajaran bahasa Indonesia saat ini masih

dihadapkan pada berbagai kendala, di antaranya keterbatasan sarana dan prasarna

sebagai penunjang pembelajaran bahasa Indonesia.

Dalam mengatasi masalah pembelajaan bahasa Indonesia digunakanlah berbagai

strategi dan metode pembelaaran, serta penyediaan sarana pendukung. Salah satu

metode yang dapat digunakan adalah metode hypnoteaching. Penggunaan metode

hiypnoteaching ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia

peserta didik. Hal itu dilakukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi

peserta didik sebagai upaya memengaruhi gaya dan cara belajarnya (Pupuh, 2007:

116)

Penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode

hypnoteaching belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa penelitian yang

berhubungan dengan metode hypnoteaching. Salah satu di antaranya yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Alam (2015) adalah pengembangan bahan ajar pembelajaran
3

berbasis hypnoteaching. Bahan ajar tersebut ditujukan kepada guru bahasa Indonesia

SMP di Sulawesi Selatan. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian lanjutan

berupa penelitian kuantitatif dengan menerapkan metode hypnoteaching.

Dalam penelitian ini diupayakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar

peserta didik dengan penerapan metode hypnoteaching dan sekaligus berupaya untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami teks, khususnya teks cerita

inspiratif dengan menggunakan metode hypnoteaching. Untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar bahasa Indonesia, maka hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik

diolah dan dianalisis.

Secara harfiah, hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan teaching. Hypnosis

adalah kemampuan untuk membawa peserta didik pada suatu kondisi kesadaran yang

sangat mudah untuk menerima berbagai saran/sugesti. Itulah sebabnya, peserta didik

lebih mudah dimotivasi dan motivasi tersebut akan tertanam dalam-dalam dan bertahan

lama (Navis, 2013:128-129). Teaching adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di

dalam kelas.

Hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar

para peserta didik menjadi lebih cerdas. Dengan sugesti yang diberikan, diharapkan

peserta didik tersadar dan tercerahkan bahwa ada potensi luar biasa yang selama ini

belum pernah dioptimalkan dalam pembelajaran (Nurcahyo dalam Hajar 2012). Hal

inilah yang harus mendapat perhatian guru untuk menggunakan metode

hypnoteaching dalam pembelajaran.

Hypnoteaching menekankan pada komunikasi pikiran bawah sadar, baik dilakukan

di dalam kelas maupun di luar kelas. Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar adalah satu
4

kesatuan pikiran yang memiliki garis koordinasi dalam kerjanya. Ada empat fungsi

pikiran bawah sadar, yaitu (1) mengidentifikasi setiap informasi yang masuk ke dalam

pikiran; (2) membandingkan dengan informasi atau pengalaman yang sebelumnya; (3)

melakukan analisis terhadap informasi atau pengalaman yang sebelumnya; (4)

memutuskan diterima atau tidaknya setiap informasi (Sugara, 2012:27).

Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran bahasa Indonesia dengan

metode hypnoteaching sangat penting untuk dilakukan di sekolah, karena dengan

melakukan metode tersebut peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan tertib

dan tenang sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.

Penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran bahasa yang dilakukan akan

mencapai hasil yang diharapkan, yaitu meningkatkan hasil belajar peserta didik

METODE PENELITIAN

Penelitan tentang penggunaan metode hypnoteaching dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di SMP kota Makassar adalah penelitian kuantitatif. Hal itu dilakukan

untuk memperoleh data dan informasi tentang penggunaan metode hypnoteaching.

Data dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda yang bertujuan

memperoleh data tentang penggunaan metode hypnoteaching dalam pembelajaran

teks cerita inspitratif. Adapun observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan

pembelajaran. Pada pelaksanaan observasi ini Digunakan lembar observasi yang diisi

langsung oleh peneliti saat proses Pembelajaran berlangsung. Keduanya dapat

menjaring data yang diperlukan.

Data diolah dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Data hasil belajar diolah

dalam bentuk persentase dan SPSS. Penggunaan kedua teknik analisis ini, saling
5

melengkapi. Analisis data dengan menggunakan SPSS dihitung dalam aplikasi

tersebut, dan data yang diolah juga menggunakan persentase.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan

metode hypnoteaching dipaparkan sebagai berikut.

1. Pemahaman Peserta Didik terhadap Teks Cerita Inspiratif

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pengimplementasian metode

hypnoteaching dengan memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan

baik. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode hypnoteaching itu dilakukan secara

virtual atau daring (dalam jaringan). Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan

menerapkan penggunaan pacing, leading, penggunaan kata-kata positif, dan

modelling. Dalam menarik minat peserta didik untuk mengerjakan tugas terkait dengan

memotivasi, peserta didik memerlukan dukungan dari guru. Peserta didik akan tertarik

untuk belajar jika yang dipelajari, sudah diketahui manfaatnya. Dalam kegiatan

selanjutnya yang dilakukan adalah pacing, yaitu guru menyamakan posisi, gerak tubuh,

bahasa, serta gelombang otak dengan peserta didik agar penjelasan dapat dipahami

dengan mudah. Kegiatan ketiga adalah leading, yaitu guru mengarahkan peserta didik

melakukan sesuatu. Hanya saja leading dilakukan setelah pasing agar peserta didik

mudah mengikuti instruksi yang diberikan. Kata-kata positif digunakan agar mudah

diterima oleh peserta didik. Hal tersebut dapat mengarahkan peserta didik untuk

berpikir positif pada setiap informasi yang diberikan. Dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dengan metode hypnoteaching digunakan pernyataan untuk memberikan


6

pujian kepada peserta didik yang mengikuti instruksi guru. Hal itu membuat peserta

didik dapat belajar dengan baik.

Setelah data dalam tabel di atas diolah dengan SPSS, diketahuilah bahwa mean

69,30. Jadi, rata-rata perolehan menunjukkan bahwa penguasaan peserta didik

terhadap teks cerita inspiratif adalah cukup memadai.

Perolehan nilai siswa kelas IX SMP di Kota Makassar dengan Nilai tengah atau

median 70,00. Nilai yang sering muncul adalah 60 (mode 60). Nilai minimum yang

diperoleh peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar adalah 30, sedangkan nilai

maksimum adalah 100. Nilai rata-rata atau Sum adalah 3950. Jika nilai ini dibagi 57,

maka hasilnya adalah 69,30.

Berdasarkan data tersebut jelaslah bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, yakni “Peserta didik memiliki hasil belajar yang memadai jika 75%

memperoleh nilai 65 atau lebih” dinyatakan diterima. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching ini

dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar, khususnya mempelajari

teks cerita inspiratif. Hal ini terjadi karena pembelajaran bahasa Indonesia yang

dilakukan secara daring (dalam jaringan) ini meningkatkan aktivitas peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode Hypnoteaching

peserta didik yang hadir pada hari pertama sebanyak 50 orang atau 87,71. Jumlah

siswa yang mengerjakan tes di hari pertama sebanyak 40 orang atau 70,17%.

Sementara hari kedua ada tambahan peserta didik yang mengerjakan tes sebanyak 17

orang atau 29,82%. Jadi, total jumlah hasil jawaban yang diterima sebanyak 57
7

jawaban dari 57 orang peserta didik.

Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan

metode hypnoteaching dipaparkan berikut. Sebanyak 40 orang peserta didik atau

70,17% peserta didik yang dinyatakan aktif mengukuti pembelajaran. Peserta didik

dinyatakan aktif karena peserta didik dapat mengerjakan tes tepat waktu, sementara 17

orang atau 28,92% dinyatakan kurang aktif. Dinyatakan kurang aktif karena 10 orang

yang mengerjakan tes, tidak tepat waktu yaitu menyelesaikan tes pada hari kedua.

Adapun 7 orang yang dinyatakan kurang aktif karena tidak hadir pada hari pertama,

tetapi mengerjakan tes pada hari kedua.

Pemahaman peserta didik dilihat capaiannya berdasarkan interval, kotegori,

frekuensi, dan persentasinya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1

Tingkat Pemahaman Peserta Didik Terhadap Materi Teks Cerita Inspiratif

Interval Kategori Frekuensi Persentase

91 -100 Sangat tinggi 2 3,50

80 – 90 Tinggi 20 35,09

60 – 70 Sedang 25 43,86

30 – 50 Rendah 10 17,55

Total 57 100

Pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan metode hypnoteahing. Peserta didik yang memperoleh nilai interval 91-

100 sebanyak 2 orang atau 3,50%. Peserta didik yang memperoleh nilai dengan
8

interval 80-90 sebanyak 20 orang atau 35,09%. Peserta didik yang memperoleh nilai

dengan interval 60-70 sebanyak 25 orang atau 43,86%. Peserta didik yang memperoleh

nilai dengan interval 30-50 sebanyak 10 orang atau 17,55%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa capaian hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode

hypnoteaching sagat memadai sebab sebanyak 47 orang atau 82,45% peserta didik

yang memperoleh nilai sedang sampai dengan nilai sangat tinggi, sedangkan yang

memperoleh nilai rendah sebanyak 10 orang atau 17,55% peserta didik. Dengan

demikian, penerapan metode hypnoteaching meningkatkan kemampuan peserta didik

memahami isi teks cerita inspiratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Untuk lebih jelasnya kemampuan peserta didik dalam memahami teks kisah

inspiratif, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 1

Tingkat Pemahaman Peserta Didik

100
57
43.86
35.09

17.55
25
20

10
3.5
2

9 1 -1 0 0 80 – 90 60 – 70 30 – 50 To t al

2. Penerapan Metode Hypnoteaching dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

dinyatakan memadai

Penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia


9

dinyatakan memadai karena 50 atau 87, 71 % peserta didik hadir pada hari pertama

dan 47 peserta didik yang mendapatkan nilai yang memuaskan. Adapun penerapan

metode hypnoteaching dilakukan secara virtual dengan menggunakan google meet

dalam bentuk tatap muka. Setelah selesai menggunakan google meet, peserta didik

dikirimkan tes dalam bentuk google from. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut, peserta

didik diamati aktivitasnya, baik dalam proses pembelajaran maupun setelah proses

pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching dilakukan

dengan beberapa langkah, yaitu niat dan motivasi, pacing, leading, menggunakan kata

positif, memberikan pujian, dan modelling. Keberhasilan dalam menerapkan mentode

hypnoteaching tampak pada kegiatan observasi yang dilakukan.

Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia

menggunakan metode hypnoteaching dipaparkan di bawah ini.

Tabel
Instrumen dalam bentuk observasi yang diisi oleh peneliti untukmengukur
partisipasi peserta didik saat kegiatan berlangsung

No Aktivitas Frekuensi Persentasi


. Peserta didik
Hari Hari Hari Hari
pertama kedua pertama kedua
1. Keterangan
waktu 40 17 70,17 29,82
mengerjakan tes

2. Kehadiran 50 7 87,71 12,28

3. Keaktifan
peserta didik 40 17 70,17 29,82

Aktivitas Guru Hari Pertama Hari Kedua


10

4 Menggunakan √ -
metode
Hpnoteaching

Tampak dalam tabel di atas bahwa aktivitas peserta didik dalam mengerjakan

tugas di hari pertama sebanyak 40 orang atau 70,17% peserta didik. Aktivitas peserta

didik dalam mengerjakan tugas di hari kedua sebanyak 17 orang atau 29,82%.

Kehadiran peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di hari pertama sebanyak

50 orang atau 87,71% peserta didik. Kehadiran peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran di hari kedua sebanyak 7 orang atau 12,28%.

Keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di hari pertama sebanyak

40 orang atau 70,17% peserta didik. Keaktifan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran di hari kedua sebanyak 17 orang atau 29,82%. Keaktifan yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hadir pada hari pertama dan juga

mengerjakan tugas pada hari pertama.

Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru menggunakan metode hypnoteaching

dengan menerapkan enam tahapan. Keenam tahapan tersebut digunakan dalam

melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoeaching.

Pertama, guru berniat untuk melaksanakan pembelajaran dan berupaya

memotivasi peserta didik dalam belajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa peserta

mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal itu terlihat dari keberadaan peserta didik di

dalam kelas saat kegiatan berlangsung.

Kedua, guru melakukan pacing, yaitu guru menyamakan posisi, gerak tubuh,

bahasa, serta gelombang otak dengan peserta didik agar penjelasan dapat dipahami

dengan mudah. Hal itu dilakukan untuk memudahkan peserta didik mengikuti
11

pembelaaran.

Ketiga, guru melakukan Leading, yaitu mengarahkan peserta didik melakukan

sesuatu. Hanya saja leading dilakukan setelah pacing agar peserta didik mudah

mengikuti instruksi yang diberikan.

Keempat, guru menggunakan kata-kata positif untuk mengarahkan peserta didik

berpikir positif pada setiap informasi yang diberikan. Dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dengan metode hypnoteaching digunakan pernyataan untuk memberikan

pujian kepada peserta didik yang mengikuti instruksi guru. Hal itu akan membuat

peserta didik dapat bekerja lebih giat lagi agar hasil belajarnya meingkat.

Kelima, guru memberikan pujian sebagai penghargaan atas peningkatan hasil

belajar peserta didik secara tulus agar termotivasi untuk melakukan lebih dari yang

sebelumnya.

Keenam, guru memberikan contoh tetang teks cerita cerita inspiratif melalui

ucapan dan prilaku yang konsisten. Hal tersebut merupakan salah satu kunci

keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode hypnoteaching.

Berdasarkan contoh tersebut, peserta didik menherjakan tugas dengan senang hati

sehingga hasil belajarnya semakin baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan

metode hypnoteaching bagi siswa SMP di Kota Makassar terlaksana dengan baik

dengan nilai perolehan peserta didik yang memadai. Dengan menggunakan metode

hypnoteaching tersebut, guru dapat memotivasi siswa SMP untuk mengikuti

pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik.

Keberhasilan peserta didik dalam memahami materi pelajaran bahasa Indonesia


12

dengan menggunakan metode hypnoteaching terlihat dari hasil kerja peserta didik dan

partisipasi yang ditunjukkan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Agar hal

itu dapat dilakukan oleh guru, kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang

dilakukannya perlu dirancang dengan baik agar hasilnya lebih memuaskan.

Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching,

guru berusaha merancang pembelajaran dengan memperhatikan tiga tahap yang harus

dilakukan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahapan ini

merupakan satu kesatuan yang utuh. Melalui tahapan kegiatan tersebut, peserta didik

dapat belajar dengan baik sehingga hasil belajarnya memadai.

SIMPULAN DAN SARAN

Kemampuan memahami teks cerita inspiratif dalam pembelajaran bahasa

Indonesia peserta didik kelas IX SMP di Kota Makassar dikategorikan baik, karena

perolehan nilai yang dicapai oleh peserta didik, telah memadai. Pemahaman peserta

didik terhadap teks cerita inspiratif dinyatakan memadai karena nilai yang diperoleh

peserta didik mencapai nilai yang telah ditetapkan.

Penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

dinyatakan berhasil karena peserta didik dinyatakan aktif dan telah memenuhi syarat

dalam kegiatan ini yaitu peserta didik hadir dan mengikuti langkah-langkah dalam

penerapan metode hypnoteaching. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode

hypnoteaching dapat dilakukan dengan langkah, yaitu (a) niat dan motivasi dalam diri

sendiri, (b) pacing, (c) leading, (d) menggunakan kata positif, (e) memberikan pujian,

dan (f) modelling.

Saran yang diajukan dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu: (1) guru hendaknya
13

menggunakan metode hypnoteaching agar hasil belajar bahasa Indonesia semakin

baik; (2) guru hendaknya membuat persiapan pembelajaran sebelum melaksanakan

pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode hypnoteaching dengan

memperhatikan tahapan dalam pelaksanaannya untuk memudahkan peserta didik

memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung:


Refika Aditama.

Agus Setiawan, Bahar. 2018. Pengaruh Metode Hypnoteaching terhadap aktivitas


belajar dan Dampaknya Terhadap Haisl Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata
Pelajaran Al–Islam di SMP Muhammadiyah 1 Jember (online)
https://core.ac.uk/download/pdf/229219539.pdf. diakses 15 Januari 2021

Akbar, Navis, Ali.2013. Hypnoteaching. Jogjakarta:Ar- Ruz Media.

Alam, Syamsul. 2015. “Pengembangan Bahan Ajarpeserta didik Publikasi Ilmiah


Berbasis Metode Hypnoteaching bagi Guru Bahasa Indonesia di SMP”, disertasi.
Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Anwar, Muhammad. 2014. Mengajar Dengan Teknik Hinosis. Jakarta: Yayasan Yapma.

Derdiknas. 2004. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP, Materi Terintegrasi.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hajar, Ibnu. 2012. Hypnoteaching Memaksimalkan Hasil Proses Belajar-Mengajar


dengan Hipnoterapi. Yogyakarta: Dipa Press.

Harera, Adrias. 2000. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Penerbit Harian Kompas.

Jarwanto, 2015. Pemanfaatan Kisah Inspiratif Untuk Meningkatkan Motivasi dan


Pemahaman Mendeskripsikan Pranata dan Penyimpangan Sosial
Pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 3 Saradan Tahun 2015
(online) http://jurnalbioma.blogspot.com/2015/12/pemanfaatan-kisah-
inspiratif-untuk.html. diakses 23 Januari 2021

Kartika Utami, Endang. 2020. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Cerita Inspiratif
Melalui Strategi Pemodelan. Jurnal Karya Ilmiah Guru(online)
14

file:///E:/Downloads/171-Article%20Text-554-1-10820201102%20(2).pdf diakses
25 Februari 2021

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Nafi’ah, Siti Anisatun. 2018. Model-Model Pembelajaran Bahasa


Indonesia di SD/MI. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran, Langkah Penting


Merancang Kegiatan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Dian
Rakyat.

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Sawali, dkk. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugara, Gian Sugiana. 2012. Terapi Self-Hypnosis, Seni Memprogram Ulang Pikiran
Bawah Sadar. Jakarta: Indeks.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sunendar, Dadang dan Iskandar Wassid. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai