Anda di halaman 1dari 45

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan merupakan tolok ukur suatu negara untuk lebih
mengembangkan prestasi dan membina kapasitas siswa dan guru seperti
halnya persaingan dunia untuk tetap memperhatikan permintaan kesempatan
mulai dari informasi, inovasi, dan khususnya, karakter dan disiplin siswa.
Pendidikan dalam pandangan Ahmad Tafsir adalah sebagai arahan yang
diberikan oleh seseorang dengan optimal.1
Bimbingan ini dikerjakan oleh seorang pendidik yang menguasai satu
bidang tertentu dalam mengajarkan kepada mereka yang membutuhkan
bimbingan. Biasanya pendidikan disebut sebagai suatu proses terhadap siswa
kuntuk menuju individu dewasa susila. Sistem/cara ini berlangsung dalam
jangka waktu tertentu.2 Oleh sebab itu pendidikan identik diartikan sebagai
sekolah.3
Sekolah yang sebenarnya memiliki tingkat pengajaran mulai dari
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah pertama dan
sekolah menengah. Kontras di tingkat sekolah tidak memisahkan dan bahkan
mengatasi dan tidak merugikan tujuan instruktif yang ditetapkan oleh
pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan reguler dan mencapai tujuan
profesional. Target pendidikan tertera pada UUSP No. dua puluh tahun dua
ribu tiga menjelaskan bahwa:
“Pendidikan mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi siswa
supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berbudi
pekerti, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
demokratis serta bertanggung jawab’’.4

1
Hasan Basri. Landasan Pendidikan. (Bandung: cv Pustaka Setia 2013). 13
2
Abdul Rahmat, Pengantar Pendidikan Teori, Konsep,Dan Aplikasi. (Gorontalo: Ideas
Publishing, Januari 2014). 13.
3
Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan Dari Traditional (Neo) Liberal Marxis-
Sosialis Hinga Post Modern. (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. 2014). 30.
4
Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Pt. Remaja Rosdakarya, , cet-2. 2014). 23.
2

Mewujudkan tujuan pendidikan yang begitu jelas dan terarah


membutuhkan satu subjek yang benarbenar berperan profesional dalam
bidangnya sehingga dapat meminimalisir kekurangan dan kesalahan-
kesalahan yang tidak diinginkan.Subjek pendidikan di Indonesia ialah
seseorang yang sudah menempuh pendidikan sekolah dan pendidikan tinggi
didalam negeri maupun luar negeri sehingga mempunyai modal teori-teori
mengajar yang profesional.Subjek pendidikan yang profesional disebut
sebagai pendidik. UU no empat belas tahun 2005 pasal satu ayat satu
mengenai pendidik dan dosen (UUGD) khususnya terkait dengan pendidik
menjelaskan bahwa pendidik ialah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, serta pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan usia dini.5
Tugas seorang pendidik yang sudah disebutkan diatas yakni
mengajar.Pengajar bertugas untuk merencanakan program atau konsep
belajar, merealisasikan program yangdibuat serta diakhiri dengan
melaksanakan penilaian.6 Satu diantara konsep pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh pendidik ialah membuat Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mencakup 3 aktifitas yakni aktifitas pendahuluan,
aktifitas pokok, dan aktifitas akhir. Kondisi ini ditetapkan oleh PerMen
Pendidikan Nomor empat puluh satu tahun dua ribu tujuh mengenai
penunjang proses satuan pendidikan yang sudah dijelaskan pembelajaran
ialah cara interaksi siswa dan pendidik dengan pedoman belajar di suatu
lingkungan belajar. cara belajar mengajar perlu di program, dikerjakan,
dievaluasi, dan dikawal, aktifitas ini ialah implementasi dari RPP.7
RPP berisi mengenai konsep seorang pendidik dalam melaksanakan
pembelajaran di dalam kelas.Pembelajaran didalam kelas supaya dapat
berjalan nyaman, dan kondusif serta tidak membosankan. Seorang pendidik
5
Tri Suyati, dkk., Profesi Kependidikan. (Semarang: IKIP PGRI SEMARANG PRESS.
2010), 87.
6
Hasan Basri. Landasan Pendidikan. 22
7
Muhammad Afandi, Evi Chamala, Octarina. Model Dan Metode Pembelajaran Di
Sekolah. (Semarang: Unissula PRESS. 2013), 15.
3

harus memakai cara belajar yang tepat sesuai dengan siswa serta materi yang
diajarkan pada saat itu. Nana Sudjana berpendapat bahwa metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan pendidik dalam mewujudkan
hubungan dengan siswa di saat pelajaran berlangsung.8 Metode belajar ini
berlaku disemua tingkat lembaga pendidikan di Indonesia, sebab siswa di
tingkat madrasah lebih sulit dibandingkan tingkatan pendidikan tinggi seperti
siswa yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Bandar Lampung . .
Sesudah dikerjakan observasi dan wawancara langsung dengan ibu Eka
Rohmiati, S.Pd Guru akidah akhlak di MIN 5 Bandar Lampung mengatakan
bahwa dalam proses pembelajaran akidah akhlak di MIN 5 Bandar Lampung
sudah memakai metode yang bervariatif satu diantara metode yang digunakan
ialah metode hypnoteaching, tetapi berasaskan hasil observasi yang peneliti
lakukan terlihat kedisiplinan siswa saat proses pembelajaran akidah akhlak
masih rendah hal itu terlihat dari prilaku siswa yang masih sering terlambat
saat proses pembelajaran akidah akhlak dan lebih senang untuk bermain
sendiri dibelakang ruangan atau ngobrol sesama teman sebangku sehingga
tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi.9 Sikap yang dikerjakan
oleh siswa itu ialah sikap yang menimbulkan ketidak disiplinan dalam proses
belajar mengajar sehingga materi dan pembelajaran yang sudah dikerjakan
dan diajarkan itu menjadi terbuang siasia.
Seharusnya berasaskan teori yang ada bahwa metode hypnoteacing
yang digunakan dalam proses pembalajaran akidah akhlak di MIN 5 Bandar
Lampung . ialah metode yang dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dan
semangat dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu Hypnoteaching
dikatakan sebagai metode pembelajaran yang kreatif, unik, dan imajinatif.10
Sejalan dengan teori itu terdapat sebuah penelitian terdahulu yang
dikerjakan oleh Dewi Iswaidah dengan judul penerapan metode
hypnoteaching dalam peningkatkan kedisiplinan belajar Siswa pada mata
8
Rusdiana, M.M, dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Kependidikan (Menjadi Pendidik
Inspiratif Dan Inovatif), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015), 237.
9
Eka Rohmiati, Observasi dan wawancara di MIN 5 Bandar Lampung
10
Yustisia. Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Siswa. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media 2017), 96
4

pelajaran Fiqih di MTs Nurul Islam Kriyan Kalinyamatan Jepara, dari hasil
penelitian itu dikatakan bahwa metode hypnoteaching memiliki pengaruh
yang signifikan dalm meningkatkan kedisiplinan siswa.
Berasaskan permasalahan itu maka peneliti tertarik untuk kmengetahui
lebih lanjut bagaimana implementasi metode hypnoteaching di Madarasah
Ibtidaiyah Mathla’ul Anwarlabuhan. Maka penulis mengadakan penelitian
dengan judu ‘‘Implementasi Metode Hypnoteaching Terhadap Kedisiplinan
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VI Di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2021-2022”.

B. Fokus Penelitian
Berasaskan latar belakang diatas, agar peneliti lebih terfokus maka perlu
adanya pembatasan masalah.Penelitian yang dikerjakan akan dibatasi pada
Implementasi Metode Pembelajaran Hypnoteaching Terhadap Kedisiplinan
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VI Di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 5 Bandar LampungTahun Pelajaran 2021-2022

C. Rumusan Masalah
Berasaskan fokus penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi metode hypnoteaching terhadap kedisiplinan
peserta didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VI Di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2021-2022?
2. Apa hambatan dalam implementasi metode pembelajaran
Hypnoteaching pada siswa kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5
Bandar Lampung?

D. Tujuan Penerlitian
Berasaskan rumusan masalah yang sudah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini ialah sebagai berikut :
5

1. Untuk memahami implementasi metode pembelajaran Hypnoteaching


terhadap kedisiplinan pada mata pelajaran akidah akhlak kelas VI di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Bandar Lampung
2. Untuk mengetahui hambatan dalam implementasi metode
pembelajaran Hypnoteaching di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Bandar
Lampung

E. Manfaat Penelitian
Berasaskan tujuan penelitian yang sudah diuraikan, maka manfaat
penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara umum mampu memberikan manfaat sumbangan
terhadap pembelajaran akidah akhlak dalam meningkatkan
kedisiplinan dengan memakai metode pembelajaran Hypnoteching.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk penulis, dalam mengidentifikasi sejauh mana tingkat
kedisiplinan siswa sesudah melakukan proses pembelajaran akidah
akhlak dengan memakai metode pembelajaran Hypnoteaching
b. Untuk pendidik, dengan adanya penelitian ini semoga dapat
digunakan dalam proses pembelajaran yang lebih menarik dan
kreatif
c. Untuk siswa, dengan adanya penelitian ini bisa meningkatkan
kedisiplinan siswa terhadap pendidik dalam belajar.
d. Untuk peneliti selanjutnya, sebagai bahan perbandingan dan
refrensi terhadap penelitian yang relevan.

F. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
6

Penelitian ini ialah penelitian yang memakai jenis kualitatif yakni


penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu
objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada
pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil
penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berasaskan ukuran-ukuran
kuantitas, namun makna “segi kualitas’’ dari fenomena yang diamati.11 Disebut
kualitatif sebab sifat-sifat data yang dikumpulkan berupa data narasi dan tidak
memakai alat ukur data kuantitatif.
Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung data sebenarnya, data yang pasti yang
ialah suatu nilai dibaik data yang tampak.12 Penelitian ini memakai kata-kata
dan rangkaian kalimat, bukanialah deretan angka atau statistik. Penelitian ini
berusaha mendiskripsikan penerapan Metode Pembelajaran Hypnoteaching
Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Kelas VI Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Bandar Lampung.
B. Sumber Data
Dalam pandangan Lofland sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya ialah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain.13 Dalam penelitian kualitatif sangat erat
kaitannya dengan faktor konstektual. Untuk mendapatkan informasi dari
sumber data, dikerjakan melalui wawancara atau pengamatan yang ialah hasil
usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Kegiatan ini
akan bervariasi dari situasi satu kesituasi lainnya.
Berasaskan uraian itu, peneliti dapat menetapkan sumber data untuk
mendapatkan informasi mengenai objek yang diteliti, adapun sumber data
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
a) Sumber Data Primer
11
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Persepektif Rancangan
Penelitian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 24.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 9.
13
Moleong J.Lexi, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2011),h. 157.
7

Sumber data primer ialah data yang langsung diperoleh dari


sumber pertama dilokassi penelitian. Adapun sumber data primer dari
penelitian ini yakni diperoleh dengan melakukan wawancara dan informasi
dari sumber informan atau subjek penelitian di MIN 5 Bandar Lampung
ialah, guru Akidah Akhlak, dan peserta didik.
b) Sumber Data Skunder
Sumber data sekunder ialah sumber yang diperoleh peneliti tidak
secara langsung dari subjek ataupun objek secara langung, akan tetapi
pihak lain seperti lembaga-lembaga terkait serta seluruh sumber
pendukung dalam penelitian ini baik berupa buku-buku, jurnal dan
penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
C. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya tehnik pengumpulan data.
Dan yang dimaksud dengan Tehnik pengumpulan data ialah langkah yang
paling strategis dalam penelitian, Sebab tujuan utama dari penelitian ialah
nendapatkan data. Tehnik Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini ialah, observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi ialah tehnik pengumpulan data dengan melihat
kenyataan apa yang terjad di lapangan denga bantuan berbagai alat yang
canggih sehingga apa yang dieliti dapat di obsrvasi dengan jelas.
Marshal (1995) obevasi ialah ‘‘proses dimana peneliti
mempelajari mengenai prilaku dan makna dari prilaku itu. dari pengertian
diatas metode obervasi dapat dimaksudkan sebagai suatu cara dalam
pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap suatu pristiwa
atau situasi yang ada di lapangan’’. Dan dari tehnik ini peeliti memakainya
untuk mengetahui data mengenai Penerapan Metode Pembelajaran
Hypnoteaching Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VI Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5
Bandar Lampung.
Adapun Jenis – jenis observasi yang dikerjakan dalam penelitian ini ialah:
8

1) Obsrvasi Partisipasi pasif artinya, dalam hal ini peneliti datang di


tempat kegiatan yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan itu14
2) Observasi Terus – terang, artinya dalam hal ini penrliti dalam
melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada
sumber data, bahwa sedang melakukan penelitian.
3) Observasi terstruktur, artinya dalam melakukan obsevasi peneliti
berpedoman pada apa yang sudah dipersiapkan secara sistematis
mengenai apa yang akan diobservasi.15
2. Interview ( wawancara )
Dalam pandangan Esterberg (2002) wawancara ialah pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide mellui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksika makna dalam suatu topik tertentu. Sedangkan dalam
pandangan Susan Stainback (1988) wawancara ialah cara untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam mengenai partisipan dala
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi.
Adapun macam - macam wawancara ialah :
1) Wawancara Terstruktur
Wawancara terstrukur digunakan sebagai tehnik pengumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data sudah mengetahui dengan pasti
mengenai informasi apa yang akan diperoleh. Dengan wawancara
tersetruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan
pengumpul data mencatatnya. Dalam melakukan wawancara selai
harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara maka
pengumpul data juga dapat memakai alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur, dan alat lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara menjadi lancar.
2) Wawancara Semi-struktur (Semistructure Interview)

14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2018), h. 227.
15
Ibid,h. 228
9

Wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept intervew, dimana


dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara tersetuktur. Tujuan dari wawancara ini ialah untuk g diajak
wawancara diminta pendapat dan ide –idenya.
3) Wawancara Tak Berstruktur (Unstructure Intervie)
Wawan cara ini erupakan wawancara yang bebas dimana penelti tidak
memakai pedoman wawancara yang sudah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang aka ditanyakan.16
Dalam penelitian ini peneliti memakai wawancara tak
berstruktur, artinya peneliti hanya melihat garis besar permasalahan
yang akan ditliti. Selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung
mengikuti situasi. Cara ini dikerjakan untuk memperoleh informasi
yang diinginkan lebih efektif. Dengan metode ini peneliti juga dapat
melakukan wawancara dengan santai sehingga informan ramah dalam
memberikan informasi. Dalam melakukan wawancara peneliti
hendaknya mempersiapkan perekam suara bila diizinkan informan,
tetap bila tidak diizinkan maka peneliti hanya mencatat lalu
menyimpulkan.
Tehnik wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh
informasi antara lain:
1) Wawancara dengan Guru akidah akhlak mengenai penerapan metode
pembelajaran Hypnoteaching dan data peserta didik pada mata
pelajaran akidah akhlak kelas VI Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5
Bandar Lampung.
2) Wawancara dengan siswa mngenai metode pembelajaran
Hypnoteaching dan data kedisiplinan peserta didik pada mata
pelajaran akidah akhlak kelas VI Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5
Bandar Lampung.
3. Dokumentasi

16
Ibid h.233.
10

Tehnik pengumpulan data dengan dokumen yakni ‘‘pengumpulan


data dengan mengumpulkan peristiwa yang suah berlalu, dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen ialah pelengkap dari pemakaian metode observasi dan
wawancara”.17
Data dokumentasi dalam penelitian ini yakni berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran “RPP’’ mata pelajaran akidah akhlak dan
siswa pada mata pelajaran akidah akhlak.

D. Intrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini memakai metode penelitian kualitatif, maka dari
itu instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini antara
lain :
1) Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif sebab
dapat mengungkap informasi lintas waktu, yakni berkaitan dengan masa
lampau, masa sekarang, dan masa yang akan dating. Dan yang dihasilkan dari
wawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga
mampumembentuk informasi yang utuh dan menyeluruh dalam mengungkap
penelitian kualitatif.
2) Instrumen Observasi atau Pengamatan
Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif digunakan
untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga
peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk
mengungkap penelitian yang dikerjakan.

3) Instrumen Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai peyempurna
dari data wawancara dan observasiyang sudah dikerjakan. Dokumen dalam
penelitian kualitatif dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari

17
Ibid, h.240.
11

obyek yang di teliti.18

E. Teknik Analisis Data


Menganalisis data sangat diperlukan dalam penelitian ini agar
memperoleh hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai hasil penelitian.
Sebagaimana pendapat berikut:
Analisis data ialah proses mencari dan menyusun sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, data dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih man ayang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun oranglain.19
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwasanya analisa data kualitatif
ialah bersifat induktif, yakni suatu analisa berasaskan data yang diperoleh,
selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.20
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian, terlebih dahulu
diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi data)
Mereduksi data berarti menerangkan, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan membuang yang
tidak perlu. Dengan demikin data yang sudah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti mengumpulkan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.21
Jadi reduksi data Ialah proses penyederhanaan dan pengkategorian
data. Proses ini merupaka upaya penemuan tema-tema, konsep-konsep dan
berbagai gambaran mengenai data-data, baik mengenai data-data, baik
gambaran mengenai hal-hal yang serupa maupun yang bermengenaian.
18
Ulfatin, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan : Teori dan Aplikasinya,
( Malang : Banyu Media ) h. 57
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 334.
20
Ibid, h. 335.
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2014), h. 335
12

Reduksi data ialah proses berpikir sintesif yang memerlukan kecerdasan


dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.22
Dengan seperti itu dapat dipahami dalam penyajian data ini akan
dianalisis data yang bersifat deskriptif kualitatif yakni dengan
menguraikan seluruh konsep yang ada hubungannya dengan pembahasan
penelitian. Oleh sebab itu semua data-data dilapangan yang berupa
dokumen hasil wawancara, dokumen hasil observasi, dan lain sebagainya,
akan dianalisi sehingga dapat memunculkan deskripsi mengenai.Penerapan
Metode Pembelajaran Hypnoteaching Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
2. Data display (penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif sesudah data di reduksi, maka langkah
selanjutnya ialah mendisplaykan data. Proses ini dikerjakan untuk
mempermudah peneliti dalam mengkonstruksi data kedalam sebuah
gambaran sosial yang utuh, selain itu untuk memeriksa sejauh mana
kelengkapan data yang tersedia. Selanjutnya dalam mendisplay kan data
selain dengan teks naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network, dan
chart. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi merencanakan kerja selanjutnya berdasaran
apa yang sudah difahami itu.23
3. Verifikasi (penarikan kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analissa data kualitatif dalam pandangan
Milles Hubberman ialah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif ialah ialah temuan yang baru yang sebelumnya
belum pernah ada.24 Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.25

22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfha Beta, 2014), h. 93.
23
Ibid, h. 95.
24
Ibid, h. 99
25
Sugiyno, Op. Cit. h. 345.
13

Dalam menganalisis data hasil penelitian ini, penulis memakai cara


analisis deskriptif kualitatif. Sesudah data terkumpul dengan lengkap dari
lapangan, perlu mengadakan penelitian seseperti itu rupa untuk
mendapatkan suatu kesimpulan yang berguna menjawab persoalan-
persoalan yang diajukan dalam penelitian.
Sesudah data diperoleh, baik hasil penelitian kepustakaan maupun
hasil penelitian lapangan, maka data itu diolah lalu dianalisis, sehingga
menghasilkan kesimpulan akhir. Dalam pengolahan data yang diolah ialah
hal-hal yang tercantum dan terekam dalam catatan lapangan hasil
wawancara atau pengamatan. Hal itu disebabkan dalam penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif, jadi data yang dihasilkan berupa kata-kata,
kalimat, gambar atau simbol.

F. Uji Keabsahan Data


Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility(validitas
internal), transferability(validitas eksternal), dependability (realibilitas), dan
confirmability (obyektivitas).26Namun dalam penelitian ini hanya memakai
uji kredibilitas berupa triangulasi dan member check. Digunakannya dua alat
uji kredibilitas itu, sebab triangulasidan member checkdianggap sesuai
dengan waktu penelitian yang cukup singkat.

1) Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan seperti itu terdapattiga macam triangulasi,
diantaranya :
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dikerjakan dengan cara mengecek data
yang sudah diperoleh melalui beberapa sumber. Agar dapat menguji

26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan kuantitatif, kualitatif, kombinasi, R&D dan
penelitian pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2014) hlm. 488
14

kredibilitas data mengenai Penerapan Metode Pembelajaran


Hypnoteaching Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak, maka pengumpulan dan pengujian
data yang sudah diperoleh dapat dikerjakan ke ., dan guru Akidah
Akhlak. Data dari ketiga sumber itu dideskripsikan, dikategorisasikan,
mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesiflk dari tiga
sumber data itu.
b) Triangulasi Teknik
Teknik ini dikerjakan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data mengenai
penerapan metode pembelajaran hypnoteaching dan data kedisiplinan
peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak yang diperoleh
melalui wawancara dengan guru Akidah Akhlak lalu dicek dengan
observasi proses pembelajaran Akidah Akhlak di Negeri 5 Bandar
Lampung dan dikuatkan dengan data dokumentasi.
c) Triangulasi waktu
Teknik ini dikerjakan dengan cara melakukan pengecekan
melalui wawancara dan observasi dalam waktu dan situasi yang
berbeda. Penelitimewawancarai guru Akidah Akhlak terkait Penerapan
Metode Pembelajaran Hypnoteaching Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak.
Misalnya melakukan wawancara saat waktu istirahat lalu
mengulanginya lain hari saat jam pulang sekolah, jika informasiyang
didapatkan berbeda maka diulangi terus-menerus sampai informasi
yang didapatkan sama.

2) Member Check
Member check ialah ‘‘proses pengecekan data yang sudah
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check ialah
untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan
apa yang diberikan oleh pemberi data”. Pelaksanaan member
15

checkdapat dikerjakan sesudah mendapat suatu temuan atau


kesimpulan mengenai Penerapan Metode Pembelajaran
Hypnoteaching Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Sesudah dikerjakan member
check pemberi data memberikan tanda tangan sebagai bukti bahwa
data yang diperoleh sesuai.
16

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode Pebelajaran


Metode ialah suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan. Djamaluddin dan
Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam yang dikutip oleh
Darmadi menjelaskan bahwa metode yakni jalan yang harus dilalui dalam
mencapai tujuan. Departemen Agama (DepAg) RI menyatakan bahwa metode
sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.27Konsep belajar dalam
pandangan Corey dikutip oleh Muhammad Afandi dkk ialah “proses dimana
lingkungan seseorang dengan disengaja dikelola untuk kemungkinan dia ikut
serta dalam perbuatan tertentu dan situasi tertentu serta mendapatkan respon
yang baik. Pembelajaran ialah subyek khusus dari pendidikan.Searah dengan
ucapan Sagala yang mengatakan pembelajaran itu mengajarkan siswa untuk
memakai asas pendidikan.Sedangkan teori belajar ialah penentu utama
kesuksesan dari pendidikan’’.28
Selain itu, Rombepajung mengemukakan pembelajaran itu sebagai
penghasilan suatu matapelajaran atau penghasilan suatu keterampilan melalui
kajian, pengajaran, dan pengetahuan.Ucapan ini dikutip oleh M Thobroni. 5
Jadi ,,metode pembelajaran/belajar ialah cara yang dipergunakan untuk
mencapai target yang sudah ditetapkan.29
B. Metode Hypnoteaching
1. Pengertian Hypnosis
Hypnosis diawali dengan kata Hypnos yang artinya tidur.tetapi
Hypnosis bukanlah tidur melainkan kejadian yang mirip tidur, dimana alam
bawah sadar lebih banyak di manfaatkan, dari pada alam sadar. Dalam
keadaan ini individu akan mudah dipengaruhi oleh keadaan alam bawah
27
Siti Maesaroh. Peranan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media 2017) h. 69
28
Muhammad Afandi dkk, Model Dan Metode Pembelajaran Disekolah. (Semarang:
Unissula Press, 2013), 15.
29
17

sadarnya, yang seharusnya menjadi filter logika, sudah tidak lagi mengambil
materi pada Fundamental Hypnosis.
Hisyam A. Fahri berpendapat bahwa Hypnosis ialah kondisi pikiran
saat fungsi analisis logis pada pikiran direduksi sehingga memungkinkan
individu masuk kedalam kondisi bawah sadar (subconscious atau
uncounscious).Dalam keadaan itu tersimpan beragam potensi internal yang
dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup.Sama halnya
dengan kondisi hipnos yang diartikan sebagai kondisi dimana fungsi pikiran
alam sadar yang bersifat cerdas, kritis, logis, dan analitis diendapkan alias
tidak di fungsikan.Sementara itu kinerjapikiran bawah alam sadar yang
lugu, polos, jujur, dan terkesan bodoh itu difungsikan.
Milton H. Erickson dalam Nugroho menyatakan Hypnosis ialah suatu
metode nerkomunikasi secara verbal maupun non verbal, yang persuasif dan
sugestif kepada seorang pengguna sehingga dia menjadi kreatif berimajinasi
dengan emosional dan terbuka wawasan internalnya, lalu bereaksi (baik
persetujuan maupun penolakan) sesuai dengan sistem nilai dasar spiritual
yang dimiliki.
Pengertian diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa pengertian
Hypnosis bisa kita bagi menjadi empat macam situasi atau kondisi. Pertama,
Hypnosis sebagai seni sugestif, yang dijelaskan bagaimana seseorang dapat
mensugesti orang lain. Kedua, Hypnosis sebagai seni komunikasi yang
digunakan untuk komunikasi secara propaganda antara subjek (orang yang
di Hypnosis) dengan hipnotis (orang yang menghipnotis). Ketiga, Hypnosis
sebagai seni pendalaman alam bawah sadar, sebab proses terjadinya
Hypnosis ialah ketika alam bawah sadar mempunyai peranan tinggi dalam
diri seseorang, sedangkan alam sadarnya tidak difungsikan.
Keempat, Hypnosis ialah seni pengubah tingkat kesadaran dari tingkat
kesadaran yang kritis menjadi tidak kritis.30 Dalam hal ini Hypnosis jika
digunakan di bidang pendidikan terutama pada proses belajar mengajar bisa

30
Muhammad Noer. Hypnoteaching For Success Learning. (Yogyakarta: Pedagogia,
2010), 17.
18

disimpulkan bahwa proses pembelajaran itu menghasilkan tujuan yang


diinginkan oleh pendidik selamaini yakni mengkondusifkan dan
memberikan prestasi bagi siswanya. Sebab Hypnosis ini digunakan dalam
proses belajar mengajar maka Hypnosis ini dikatakan sebagai
Hypnoteaching .
2. Pengertian Hypnoteaching
Setiap orang mempunyai berbagai cara dalam menjalankan kehidupan
dan mensukseskan sesuatu yang bakal dia alami saat ini dan kedepan untuk
mencapai tujuannya. Seperti halnya seorang pendidik, bagi pendidik tujuan
dalam mensukseskan siswa tentu sesuatu yang paling diinginkan. Oleh
sebab itu mereka memiliki cara dan metode yang tersendiri untuk
mencapainya. Cara dan metode inilah yang mampu membangkitkan prestasi
dan semangat belajar bahkan mampu meningkatkan kedisiplinan siswa di
kelas dan lembaga. Selain itu metode bisa mengoptimalkan proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung sehingga mempermudah pendidik untuk
menerangkan pelajaran yang diajarkan.
Banyak metode yang sudah digunakan di Madrasah, metode-metode
ini harus dibuat semenarik mungkin agar proses pembelajaran lebih efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan serta peran
penting seorang pendidik untuk dapat menarik perhatian siswa di dalam
kelas. Alqur’an surat Al-Maidah ayat tiga puluh lima menjelasakan bahwa:
aْ ‫ا ِإلَ ۡي ِه ۡٱل َو ِسيلَةَ َو ٰ َج ِهد‬aْ‫واٱهَّلل َ َو ۡٱبتَ ُغ ٓو‬
٣٥ َ‫ُوا فِي َسبِيلِ ِهۦ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡفلِحُون‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَاٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ْ ُ‫وا ٱتَّق‬

Artinya: ‘‘orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah


jalan (metode/sarana) yang mendekatkan diri kepadanya dan berjihadlah
pada jalannya, supaya kamu mendapat keberuntungan”.

Dalil diatas mengajarkan bahwa sebagai pendidik harus memilih


metode yang baik untuk siswa.Banyak metode yang digunakan dan
dikembangkan pada saat ini, satu diantaranya ialah metode pembelajaran
Hypnoteaching .
Hypnoteaching ialah “cara belajar yang penyampaian materinya
menggunkan bahasabahasa bawah sadar yang menghubungkan minat
19

terhadap siswa’’.31 Hampir sama dengan pemakaian dalam metode


pembelajaran ceramah yakni kegiatan memberikan informasi dengan kata-
kata.32Sehingga dalam pembelajaran metode ceramah lebih memfokuskan
pada informasi danpelajarannya saja bukan pada kenyamanan dari siswa.
Hypnoteaching terdiri dalam 2 kata yakni Hypnosis dan juga
teaching.Hypnosis ialah satu diantara kondisi kesadaran (state of
consciousness) yang mudah menerima berbagai saran atau
sugesti.33Sedangkan teaching mempunyai arti mengajar atau belajar. Jadi
Hypnoteaching diartikan sebagai proses belajar mengajar yang memakai
usaha untuk menghipnotis atau mensugesti pikiran siswa dalam proses
belajar mengajar agar menjadi siswa yang disiplin dan semangat dalam
proses pembelajaran. Oleh sebab itu Hypnoteaching dikatakan sebagai
pembelajaran yang kreatif, unik, dan imajinatif.34
3. Sejarah Hypnoteaching
Hypnoteaching ialah cara belajar yang digunakan oleh pendidik
sebagai langkah termudah dalam menguasai siswa di kelas dan sangat
berguna serta bermanfaat besar bagi kesuksesan siswa dalam pembelajaran
di madrasah. Sebab pentingnya metode ini, sebaiknya kita mengenal terlebih
dahulu sejarah Hypnoteaching . Sesuai dengan pengertian Hypnoteaching
sendiri itu berasal dari kata hypnosis yakni suatu cara yang memakai sugesti
dalam mengendalikan objek yang di tuju. Web NLP Hypnosis Pendidikan,
sudah mengidentifikasi sejarah Hypnosis ternyata sudah digunakan sejak
dahulu.35Peristiwa ini diketahui melalui pictograph dan tulisantulisan kuno
yang berhasil ditemukan.Misalnya, Papirus Ebers dari Mesir menuliskan
cara-cara para pendeta mesir jika melakukan pengobatan.Terdapat 2

31
Yustisia. Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Siswa. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media 2017), 75.
32
Syahraini Tambak. Metode Ceramah: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pembelajarn
Pendidikan Agama Islam. ( Jakarta : Pustaka pers 2017), 110-113.
33
Ali Akbar Navis. Hypnoteaching Revolusi Gaya Mengajar Untuk Melejitkan Prestasi
Siswa. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media 2017), 128-129.
34
Yustisia. Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Siswa. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media 2017), 96
35
20

gambaran Hypnosis yang di terapkan, yakni pengulangan ritmik (rhythmical


repetition) dan tarian ritual (frantic dancing).Ke 2 Gambaran itu berkaitan
dengan ritual keagamaan.
Penerapan Hypnosis mulai berkembang di abad
pertengahan.Hypnosis sudah digunakan oleh sebagian bangsawan dan
dikenal dengan sentuhan bangsawan atau royal touch.Tokoh bangsawan
yang memakai Hypnosis yakni Edwar D Convessor, dan para raja di
Perancis yang mengaku dirinya sebagai Tuhan.Tetapi pada puncak abad ke
delapan belas persepsi itu mulai runtuh dan hilang bersamaan dengan
masuknya masa Renaisans.Sedangkan masa Renaisans ialah masa ketika
masyarakat mulai mencari pondasi ilmiah atas berbagai situasi yang terjadi.
Lalu ritual sentuhan bangsawan datang kembali di saat penobatan
Charles X. Dia beranggapan tubuh surgawi memberi makan ketubuh
manusia lewat perantara magnet.Kemudin, dia yakin bahwa magnet mampu
mengobati berbagai penyakit lalu langkah ini dilanjutkan oleh Franz Anton
Mesmer, seorang berkebangsaan Vienna yang lalu pindah ke Paris.
Mesmer juga mengklaim bahwa tubuh surgawi dapat
menyembuhkan orang.Dia mendapatkan gagasan bahwa setiap tubuh
manusia terdapat cairan universal.Pada saat cairan itu mengalir lancar,
seluruh cairan di tubuh berlangsung secara sempurna, disaat tubuh yang
tidak bekerja secara sempurna itu di sebabkan aliran cairan umum di tubuh
itu terhalang.Lalu, Mesmer menjalankan lempengan logam melalui tubuh
pasien untuk melancarkan aliran cairan umum itu.
Sampai-sampai Mesmer berani menyatakan ia mempunyai energi
khusus. Dia juga beranggapan dan berkeyakinan bahwa dia dapat
menyembuhkan apapun memakai magnet.Lalu, dia meminta French
Academy of Medicine untuk mempelajari metode yang di usulkan.Lalu Ben
Franklin ditunjuk untuk melakukan penyelidikan mengenai metode Mesmer.
Namun cara itu ternyata tidak mempengaruhi apa-apa. Mesmer pun
didiskreditkan dan tidak dihargai masyarakat lagi.
21

Sebagai murid Mesmer, Marquis De Puysegur menemukan suatu


fenomena baru.Fenomena itu terjadi ketika Puysegur menerapkan metode
yang dipakai oleh Mesmer pada pengembala berusia dua puluh empat
tahun.Dia mengalami fenomena yang tidak biasa, yakni tertidur lelap.Pada
kondisi ini, subyek tidak bisa membuka matanya, berbicara kurang jelas,
tetapi bertingkah seolah-olah sadar.Puysegur menyebut kondisi seperti ini
sebagai artificial somnambulism. Lalu, Joseph Philippe Franncois Deleuze
(1753-1835) menemukan bahwa sugesti yang diberikan kepada subyek
selamadalam kondisi trance bakal terus terbawa sampai subyek tersadar.36
Selanjutnya, seorang dokter inggris, Esdaile menulis buku yang
berjudul mesmerism in India.Esdaile bekerja disebuah penjara di India dan
melakukan lebih dari tiga ribu operasi tanpa memakai obat bius. Umumnya,
pada kondisi ini, 50% dari pasien akan meninggal. Namun, Esdaile melatih
para pasiennya untuk melakukan metode tertentu.Melalui metode itu,
tingkat kematian bisa ditekan hingga 5%.Hal itu kini diketahui sebab
dengan Hypnosis, pendarahan dalam tubuh bisa di minimalkan.Tubuh juga
bisa mengembangkan resistensi terhadap infeksi dan tidak mengalami
dehidrasi.Perlu diketahui bahwa peristiwa pencabutan gigi pertama kali
ternyata sudah dikerjakan sebelum itu, yakni pada tahun 1823. Selain itu,
proses melahirkan pertama memakai Hypnosis juga dikerjakan pada 1826.
Selain itu, Hypnosis mengalami perkembangan pesat sehingga
diterapkan di dunia psikologis.tahun 1880, 2 sekolah Hypnosis pun
didirikan. Charchot, memakai Hypnosis kepada dua belas perempuan yang
menderita histeria.Charchot menyampaikan presentasi, ketika berada dalam
kondisi Hypnosis, para pasien bisa berjalan dan melakukan banyak
hal.Padahal sebelumnya perempuan itu kehilangan kemampuan untuk
berjalan dan melakukan beberapa hal yang bisa dikerjakan.Berheim, ahli
neurologist Perancis yang sangat terkenal,membuat klinik di Nancy
Perancis. Mereka mengobati lebih dari dua belas ribu orang memakai cara
Hypnosis dan mengenalkan pikiran suggestibility.

36
Yustisia. Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Siswa, 68.
22

Selama peperangan dunia I dan II, Hypnosis juga dipakai untuk


memberikan diberlakukan kepada para prajurit yang mengalami
trauma.Lalu, pada 1955, British Medical Association menyatakan bahwa
Hypnosis layak digunakan untuk mengobati histeria dan dapat digunakan
untuk anastesi.37
Melihat sejarah Hypnosis, bisa diketahui cara ini secara pelan
menunjukkan keberadaannya. Hypnosis juga digunakan dalam bidang
olahraga dan pendidikan.Sebab dipercaya bisa mengubah sistem otak
manusia dalam mengartikan pengalaman dan menghasilkan perubahan pada
pandangan dan perbuatan.Penerapan Hypnosis mengarah pada perbaikan
atau hypnotherapy.
Metode hypnotheraphy terbukti memiliki berbagai keuntungan
dalam mengatasi permasalahan khususnya berhubungan dengan emosi dan
perbuatan. Ada beberapa kasus medis yang berat seperti serangan jantung
dan kanker, hypnotheraphy dapat mempercepat penyembuhan kondisi sang
penderita. Sebab hypnotheraphy ditujukan untuk memperkuat sistem
kekebalan tubuh dan mengatur kembali penyikapan seseorang terhadap
penyakit yang dideritanya.
Hypnotherapy juga berguna untuk menanggulangi berbagai kasus
yang behubungan dengan rasa cemas, tegangdepresi, phobia, dan untuk
mengurangi beberapa kebiasaan buruk seperti ketergantungan pada obat-
obatan, alkohol, ataupun rokok.Misal mengurangi ketergantungan terhadap
rokok, dengan memberikan sugesti, seorang terapis bisa membangun
kondisi emosional positif yang berhubungan dengan seseorang yang bukan
perokok dan penolakan terhadap rasa ataupun aroma rokok.Dalam kasus
phobia, hypnotheraphy bisa dipakai untuk mengurangi kecemasan yang
dikontrol atas dirinya.Hal itu dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu
konsep nyata mengenai kondisi yang menyebabkan phobia, namun individu
tetap dalam kondisi relaks.Usaha itu bisa membantu mereka untuk

37
Yustisia. Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Siswa, 69
23

menyesuaikan kembali respek mereka pada kondisi yang membawa dampak


phobia menjadi normal.38
Dalam bidang pendidikan, hypnotheraphy juga bisa dikerjakan untuk
meningkatkan keefektifan proses kegiatan belajar mengajar. Jika digunakan
dalam proses belajar mengajar, hypnotheraphy bisa meningkatkan ingatan,
fokus, dan kreatifitas. Beberapa hal itu nantinya berperan penting dalam
memaksimalkan tujuan pembelajaran di sekolah. Selain itu pendidik bakal
lebih tenang dari sikap tidak te.rnya siswa dalam proses belajar mengajar
serta pendidik nyaman dengan suasana yang ada di dalam kelas. Disisi lain,
siswa pun lebih gampang mencerna dan mengambil pelajaran yang
diberikan kedalam otak mereka.
4. Langkah-langkah PenerapnnMetode Hypnoteaching
a. Niat dan motivasi pendidik
Kesuksesan individu bergantung pada niat dirinya untuk bekerja
keras serta berusaha untuk menggapai kesuksesan itu. 39 Ketika seseorang
mempunyai niat secara bersungguhsungguh pasti akan berhasil. Tetapi,
yang dimaksud dengan niat disini yakni keinginan kuat dalam diri
pendidik untuk membagikan materi yang bekualitas serta dapat
mengubah kualitas belajar siswa.Keinginan pendidik dalam mengajar
dapat dilihat dengan kesungguhan pendidik dalam menerapkan metode
yang digunakan apakah sudah mempersiapkan dan menguasai atau tidak.
b. Pacing dalam Hypnoteaching 40
Pacing berarti pendidik menyamakan keseluruhan pada siswa.
Setiap orang mempunyai kebiasaan untuk berinteraksi dengan orang lain
yang memiliki banyak kesamaan. Kenyamanan mereka itu akan datang
dengan sendirinya. Ketika merasa senang mereka lebih senang
berkumpul dengan sesama temannya yang memiliki kecenderungan yang
sama. Hal inilah yang membuat siswa betah dan nyaman sebab adanya

38
Yustisia. Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Siswa, 69.
39

40
Ega Rima Dan Shinta Kusuma. Menjadi Pendidik Hebat Dengan Hypnoteaching.
(Jogjakarta: Kata Pena, 2016), 62-69.
24

kesamaan pada gelombang otak sehingga otak dapat menerima kejadian


yang sedang dialaminya.Sebagaimana dengan materi yang disampaikan
pendidik terhadap siswanya.
Langkah yang harus dilaksanakan oleh pendidik untuk menerapkan
teknik Pacing :
1) Memposisikan diri dengan para siswa
Pendidik dapat membayangkan bahwa usianya setara dengan para
siswa. Melakukan apa yang dikerjakan para siswa saat ini juga dan
melakukan kesibukan yang familiar.
2) Memakai bahasa yang cocok/sesuai
Pendidik memakai perkataan yang sesuai dengan bahasa siswa.Lebih
baik lagi memakai bahasa yang tren saatini untuk menarik minat
belajar para siswa.
3) Menyesuaikan gerak gerik tubuh dengan ucapan
Perkataan dan tindakan yang sesuai itu lebih baik digunakan oleh
pendidik agar siswa lebih cepat menangkap pelajaran yang ada.
4) Update Tren dikalangan para siswa
Pendidik dapat mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan saat ini
dengan pembahasan yang sedang di bahas siswa dan pendidik harus
selalu update semua informasi yang berkaitan denhgan siswa
5) Bertemu pada titik nyaman.
Sesudah melakukan hal diatas maka secara tidak sengaja pikiran dari
pendidik sudah terhubung satu sama lain sehingga membuat nyaman
untuk bertemu dan berkomunikasi dalam pembelajaran.
c. Leading dalam Hypnoteaching
Leading mempunyai arti memimpin / mengarahkan suatu
kegiatan.Pendidik mengarahkan siswa-siswi supaya mendengarkan dan
menyimak dengan seksama pada pelajaran yang diberikan.situasi itu
dikerjakan siswa dengan sepenuh hati, sebab mereka sudah fokus pada
materi tanpa keluhan. Semua hambatan yang tersirat dalam
pembelajaran tidak akan dirasakan oleh siswa sebab pikiran alam
25

bawah sadar siswa sudah di intruksikan untuk menangkap materi yang


diajarkan oleh pendidik. Efek dari leading ini yakni siswa bertambah
semangat dalam belajarsebab merasa hal itu menyenangkan.
Berikut sesuatu yang berkaitan dengan menguasai pikiran bawah
sadar:
1) Cara mencapai pikiran bawah sadar
a) Pengulangan
b) Identifikasi umum atau keluarga
c) Gagasan yang diutarakan oleh tokoh yang dipandang memiliki
otoritas
d) Emosi yang mencolok
2) Panduan intruksi kepada bawah sadar
a) Memakai kalimat positif
Pendidik memakai kalimat positif dalam menyampaikan
sugestinya. Lalu pendidik menyebutkan apa yang di inginkannya
atas siswa bukan hal yang di hindarinya.
b) Memakai kalimat saat ini
Pendidik memahami situasi dan kondisi sehingga memakai kalimat
saat ini.Pada keadaan yang sedang terjadi. Sehingga siswa mudah
memahami tanpa harus berfikir berulang kali makna kalimat yang
diucapkan pendidiknya
c) Melakukan pengulangan
Pendidik dapat melakukan pengulangan dalam kalimatkalimat
sugestinya kepada para siswa.Pendidik mengungkapkan perkataan
pokok yang berkaitan dengan tema utama.
d) Memakai kalimat motivasi
Pendidik memotivasi siswa dengan kalimat positif yang
berguna untuk mengingat bahwa pikiran bawa sadar sangat peka
dengan kondisi emosi seseorang.
d. Kata-kata positif dalam Hypnoteaching
26

Mengucapkan materi harus dengan kalimat-kalimat


positif.Sebab sesuai dengan sistem kerja sugestifitas yang menerima
kata-kata positif untuk di tujukan pada alam tidak sadar dan tidak
menampung kata-kata negatif.Sebab siswa percaya atas dirinya dalam
menerima materi dari pendidik.
Kegiatan yang harus di hindari pendidik dalam mengajar :
1) Menghindari memakai kata-kata negative
Sebagai pendidik, kita wajib menghindari kata-kata negatif
di dalam kelas. Contohnya: kata bodoh, malas, dan cengeng. Selain
itu pendidik harus menghindari memakai kata-kata tidak, jangan,
kapan-kapan, dan bukan.
2) Menghindar mengancam atau menakut-nakuti para siswa.
Sebagai pendidik, kita wajib menghindari hal-hal yang
bersifat mengancam atau menakut-nakuti para siswa. Dengan
mengancam atau menakut-nakuti para siswa akan menimbulkan
trauma dalam diri anak itu. contohnya: jangan ramai, seperti orang
gila saja kebanyakan omong.
e. Kalimat Pujian dalam Hypnoteaching
Kalimat pujian ialah hal yang paling utama dalam proses belajar
selain itu juga terapkanlah sistem hukuman. Pujian untuk meningkatkan
kepercayaan diri sedangkan hukuman untuk mempunyai rasa jera
terhadap perbuatan salah yang sudah dikerjakan
Berikut manfaat atau tujuan dari pemberian pujian :
a) Siswa merasa aman dan nyaman dengan lingkungan
b) Siswa merasa senang
c) Siswa merasa diakui dan dihargai
d) Siswa mendapatkan kebebasan berekspresi
e) Siswa selalu berfikir positif
f. Modelling dalam Hypnoteaching
Penerapan modelling pendidik diharapkan mencontohkan amal
perbuatan baik lewat ucapan maupun perbuatan.Modelling ialah
sentral terpenting keberhasilan Hypnoteaching . Proses ini
27

dilaksanakan ketika siswa sudah nyaman dengan para pendidik dan


suasana pembelajarannya. Sesudah itu siswa membutuhkan
kepercayaan dari pendidiknya yakni melalui tindakan yang konsisten
dengan ucapannya. Berikut hal yang berkaitan dengan penerapan
modeling :
a) Setiap ucapan atau ide mempengaruhi reaksi fisik
Dalam menyampaikan materi dikelas segala ucapan atau ide yang
dilontarkan seorang pendidik sangat mempengaruhi reaksi fisik
para siswa. Contohnya ketika pendidik marah maka detak jantung
siswa akan berdetak makin kencang tidak seperti biasanya.
b) Segala yang ada dipikiran memiliki kecenderung untuk terjadi
Pendidik harus memahami bahwa otak dan seluruh sistem saraf
manusia hanya memberikan respon kepada gambaran yang
diterima oleh pikiran.Tidak peduli asalnya itu dari luar maupun
dalam pikiran itu sendiri.Sebab pikiran itu membentuk blue print
dalam pikiran manusia. Lalu pikiran akan berusaha untuk
mewujudkan blue prin itu menjadi kenyataan. Rasa takut ialah
pemograman sebuahpikiran bawah sadar beraksi untuk memenuhi
situasi gambaran pikiran itu.
c) Imajinasi selalu lebih kuat dari pikiran sehat
Umumnya rasio terbentuk untuk membuat imajinasi yang sangat
bodoh sekalipun menjadi masuk akal dan bisa Pendidik harus
mengerti bahwa rasio manusia mudah diarahkan mengikuti
diterima oleh logika.
d) Ide bisa menjadi kebiasaan
Ide yang diterima oleh pikiran bawah sadar baik oleh pendidik
maupun siswa akan terus menetap sampai tergantikan ide yang lain.
Apabila ide bisa diterima oleh pikiran, ide itu cenderung menjadi
kebiasaan berpikir yang baku.
e) Sugesti berpengaruh sangat kuat
28

Apabila sugesti sudah melekat pada seseorang dan ditambahkan


dengan sugesti lain yang mendukung, maka akan mempunyai
pengaruh yang sangat kuat. Disisi lain muatan emosional
menyebabkan efek yang berpengaruh pada perubahan fisik jika
berlangsung lama.
g. Pendidik harus memahami materi pejaran secara menyeluruh.
Perihal ini dapat dikerjakan dengan mengikutkan siswa secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar.41Pendidik memberikan sebuah
rangsangan kepada siswa denganmenceritakan kehidupannya atau
menceritakan perbedaan ilmu dan pemahaman antara satu dengan
yang lainnya. Rangsangan itulah yang membantu pendidik agar
mendapatkan pembahasan baru dan pembelajaran tidak akan selalu
monoton kepada hal-hal itu saja melainkan mampu memberikan
warna yang berbeda terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung.
Kegiatan postif itu lebih mendukung kepada segala hal.Jika
kegiatan positif kita tingkatkan mencapai tingkat sugestifitas di dalam
alam sadar maupun bawah sadar kita maka semakin mudahlah
pendidik mengatur dan mengarahkan siswa yang masih tidak te.r ke
pelajaran dan perilaku yang baik.Dalam menyatukan kontak pendidik
dengan siswa itu makin baik maka sebaiknya pendidik mengetahui
keinginan dan kebiasaan siswa ketika didalam kelas dan diluar kelas.
Dan hal yang paling penting yakni pendidik sebaiknya selalu update
mengenai informasi-informasi yang dibicarakan oleh siswa pada saat
itu. Dengan informasi itu pendidik bisa mengikuti trennya saat ini dan
memungkinkan pendidik itu akan disenangi oleh siswanya mulai dari
fisik maupun ilmu pengetahuannya. Siswa banyak sekali yang
membutuhkan perhatian lebih dari pendidiknya sehingga kebanyakan
pula siswa itu mendekati pendidiknya hanya sebatas mencari perhatian
seorang pendidik itu.

41
Yustisia. Hynoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Siswa, 88.
29

5. Manfaat Hypnoteaching
Penerapan metode Hypnoteaching maupun metode yang lain
mempunyai manfaatnya terendiri. Dalam metode Hypnoteaching
pendidik diharuskan untuk mengetahui gelombang otak siswa ketika
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, oleh sebab itu pendidik
tidak boleh sekedar mengajar dan melibatkan peerta didik. Sebab
dengan Mengetahui gelombang otak siswa akan memberikan manfaat
sebagai berikut:
a) Proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan
Merealisasikan metode hypnoteacing dalam kegiatan belajar
mengajar siswa dan pendidik bisa merasakan sesuatu yang lebih
mengasyikkan.Pendidik dapat menangani mental block yang
membuat siswa malas belajar.Sehingga pendidik dapat
menggantikannya dengan semangat belajar.
b) Membantu kesulitan belajar siswa
Menerapkan metode Hypnoteaching , pendidik secara tidak
langsung membantu siswa menangani kesulitan belajar.Dengan
memakai pendekatan individu, pendidik menyuguhkan sugesti
yang bertujuan menggugah semangat belajar dan menyudahi rasa
malas belajar.
c) Membangkitkan semangat belajar
Menerapkan metode Hypnoteaching pada kegiatan pembelajaran,
pendidik selalu dan harus menumbuhkan semangat belajar siswa.
Dengan cara membawa siswa untuk tumbuh menjadi individu yang
sukses dan berprestasi disetiap kesempatan.
d) Menggali potensi siswa
Dengan menerapkan Hypnoteaching , pendidik memiliki banyak
kemudahan dalam memberi motivasi belajar pada siswa.Selain itu,
Hypnoteaching membantu pendidik untuk menggali potensi
siswa.Pendidik dapat meledakkan kemampuan visual, auditori dan
30

kinestetik siswa secara luar biasa sesuai dengan karakter belajar


siswa.
e) Membantu menyelesaikan permasalahan siswa
Menerapkan Hypnoteaching , pendidik semakin mampu memahami
berbagai permasalahan siswa. Hal itu dapat dikerjakan pendidik
melalui pola kerja pikiran bawah sadar siswa.Pendidik memahami
segala permasalahan siswa, lalu mengarahkan dan mencarikan
solusi bagi setiap permasalahan.
f) Pendidik menjadi lebih kreatif
Dengan menerapkan Hypnoteaching , pendidik menjadi lebih
kreatif dalam pembelajaran. Setiap mengajar kepada siswa,
pendidik selalu berusaha menarik perhatian siswa dengan berbagai
macam permainan kreasi agar proses pembelajaran terasa lebih
mengasyikkan dan menyenangkan.42
g) Pendidik menjadi lebih mampu mengelola emosinya
Dengan menerapkan Hypnoteaching , pendidik lebih mampu
mengelola emosinya sebab dalam penerapan metode ini waktu
untuk mengeluarkan emosinya sudah diatur dengan sebaik-baiknya,
sehingga pendidik dan siswa dalam menjalani pembelajaran
menjadi lebih nyaman dan tenteram.43
C. KedisiplinanBelajar
1. Pengertian Disiplin Belajar
Kedisiplinan belajar diartikan sebagai bentuk kepatuhan dan
ketaatan siswa dalam menjalankan pe.ran-pe.ran yang sudah
ditetapkan oleh sekolah dan guru dalam proses pembelajaran sebab
didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya, kesadaran ini

diperoleh sebab melalui latihan-latihan.44

42
Ega Rima Dan Shinta Kusuma. Menjadi Pendidik Hebat Dengan Hyppnoteaching, 26-
43
Yustisia. Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Siswa, 80
44
Syamsul Kurniawan. Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Implementasinya Secara
Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perpendidikan Tinggi, Dan Masyarakat. (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media). 136
31

Dalam pandangan Arikunto, kedisiplinan belajar diartikan sebagai


tindakan
yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh
kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran.45
Kedisiplinan membuat siswa meningkatkan tingkat
belajarnya.Pendidik pun tidak perlu bersusah payah dalam mengajarkan
sikap disiplin kepada siswa jika pendidik sendiri sudah melaksanakannya
sendiri.Maka dengan sikap kedisiplinan itulah dapat membantu siswa
dalam membentuk sikap, perilaku serta bisa mengantar seorang siswa
mencapai kesuksesan dalam belajar dan bekerja nanti. Sedangkan untuk
peran kedisiplinan yakni: mengatur hidup bersama, disiplin berguna untuk
menyadarkan individu bahwa dirinya harus menghormati dan memandang
sesuatu dengan cara yang baik serta menaati dan mematuhi pe.ran yang
berlaku. Sehingga tidak merugikan pihak lain dan hubungan dengan
sesama menjadi harmonis.46
Dari beberapa definisi dari para tokoh itu diatas, dapat diambil

kesimpulan bahwa kedisiplinan bagi santri ialah suatu sikap atau perilaku
yang menunjukkan nilai ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan-aturan,
tata tertib, norma-norma bagi santri yang mampu menyesuaikan prosedur
suatu lembaga pesantren yang berlaku yang disebabkan atas dasar
kesadaran ataupun kerelaan diri maupun oleh suatu perintah ataupun juga
tuntutan yang lain baik
tertulis maupun yang tidak tertulis, yang tercermin dalam bentuk tingkah
laku (perilaku) dan sikap. Dengan adanya pe.ran baik tertulis ataupun tidak
tertulis diharapkan agar para santri memiliki sikap dan perilaku disiplin
yang tinggi dalam menjalankan sholat tahajjud dan pada disiplin-disiplin
lainnya.
2. Pentingnya Kedisiplinan Belajar

45

46
Syamsuri, Kedisiplinan Siswa Disekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media 2017 ) h. 65
32

Kehidupan setiap individu ketika di sekolah dan dirumah itu


sangat berbeda. Mulai dari hak dan kewajiban seorang siswa juga pun akan
diatur sebagaimana yang sudah disepakati oleh pihak-pihak tertentu.
Misalnya di rumah, kesepakatan harus dilaksanakan oleh anak dan orang
tua.Sedangkan di sekolah kesepakatan dikerjakan oleh pendidik, siswa, dan
orang tua.Sehingga tidak terjadiesalah pahaman antara mereka.Kesalah
pahaman itu banyak terjadi pada masalah tata tertib yang terjadi di
Indonesia dan dunia.Kedisiplinan inilah yang harus kita pandang terlebih
dahulu dalam memenuhi tugas bangsa dan negara. Sebab dengan
kedisiplinan pelajaran dan pengajaran di sekolah dan dirumah semakin baik
dan harmonis.
Beberapa hal yang perlu pendidik dan orang tua lakukan dalam
mendidik anak ketika dalam tugas masing-masing :
a. Mendukung menumbuhkan motif perbuatan dalam dirinya
b. Mendukung siswa memajukan standart perbuatannya.
c. memanfaatkan pe.ran sekolah sebagai alat untuk menegakkan
disiplin siswa.47
Pola pikir dari siswa itu berbeda-beda satu dengan yang lain apalagi
dengan pola pikir siswa dengan orang tua pasti banyak perbedaan. Pola pikir
siswa terutama pada tingkat Madrasah Tsanawiyah itu susah terbentuk
sebab pada masa itulah anak sudah memasuki masa dewasa. Masa dewasa
ini membentuk pola pikir siswa sudah mulai berkembang memikirkan apa
yang harus dia lakukan dan tidak sehingga jangan sampai mengusik
keinginan mereka ketika keinginan mereka sementara meninggi. Pola pikir
juga mampu mengubah tingkah laku siswa, sehingga tugas pendidik tidak
sebatas mendukungnya melainkan mengarahkan iswanya ketika tingkah
lakunya melenceng dari syari’at agama.
mengarahkan ialah tugas pendidik seperti yang dijelaskan dalam
Pe.ran Pemerintah Republik Indonesia no tujuh puluh empat tahun dua ribu
47
Anas Purwantoro. Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Mtsn
Ngemplak, Sleman Yogyakarta. Skripsi. S1 Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, UIN
Sunan Kalijaga Jogjakarta. 10
33

delapan mengenai pendidik yang tercantum dalam pasal satu ayat satu
bahwa pendidik sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.48 Tugas pendidik untuk mendisplinkan
siswa itu juga harus diperkuat dengan tata pe.ran yang sudah di buat dan
disetujui oleh pihak-pihak yang sudah disebutkan diatas. Sehingga pendidik
tidak dianggap sebagai orang yang semena-mena terhadap siswa, orang tua
murid dan pihak yang bersangkutan juga mengetahui semua pe.ran yang
ada.
3. Aspek-aspek kedisiplinan belajar
Dalam pandangan Prijodarminto (1994:23-24) kedisiplinan
memiliki 3 (tiga) aspek. Ketiga aspek itu ialah :
a. sikap mental (mental attitude) yang ialah sikap taat dan tertib
sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran
dan pengendalian watak.
b. pemahaman yang baik mengenai sistem pe.ran perilaku, norma,
kriteria, dan standar yang sedemikan rupa, sehingga pemahaman itu
menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa
ketaatan akan aturan. Norma, dan standar tadi ialah syarat mutlak
untuk mencapai keberhasilan (sukses).
c. sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati,

untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.


Dalam hal ini berarti kedisiplinan memiliki tiga aspek penting,
antara lain yakni sikap mental, pemahaman yang baik mengenai aturan
perilaku, dan sikap kelakuan yang menunjukkan kesungguhan hati untuk
menataati aturan yang ada.
4. Program kedisiplinan belajar

48
Tim Redaksi. Himpunan Lengkap Undang-Undang Republik Indonesia Mengenai
Pendidik Dan Dosen. (Yogyakarta: Laksana, Cetakan Pertama 2018), 84.
34

Kedisiplinan di sekolah sangat perlu diterapkan oleh seorang


pendidikbagaimanapun caranya.Sebab orang tua berharap kelak anaknya
menjadi individu yang rajin dan pandai serta disiplin dalam mengatur waktu
sehingga menimbulkan kepuasan dari wali siswa dalam memberi
pendidikan terhadap anak-anaknya di lembaga pendidikan itu.
Pendidik perlu tahu halhal atau program-program apa yang harus
pendidik lakukan untuk mencapai harapan orang tua dari siswa yakni :
a. Perencanaan
Kegiatan pertama dalam melakukan menejerial pada setiap
organisasi ialah prosedur menentukan yang seharusnya dicapai dan
mewujudkannya dalam kenyataan. Geoff menyatakan lewat bukunya
‘‘7 langkah untuk menyusun rencana disiplin kelas proaktif” yakni:
(a) pernyataan tujuan. (b) perilaku yang diharapkan disekolah. (c)
memandu perilaku yang diharapkan. (d) membentengi perilaku yang
diharapkan. (e) rekondisi perilaku bermasalah. (f) memakai data. (g)
mempertahankan rencana untuk jangka panjang.49
b. Pengorganisasian
Lembaga pendidikan ialah satu aktivitas menejerial yang juga
menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana
diharapkan. Pengorganisasian ialah gotong royong antara dua orang
atau lebih dalam keadaan yang terkoordinir untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
c. Pelaksanaan
Najmuddin dkk mengutip dari Geof mengenai langkah Geof
dalam proses pelaksanaan disiplin yakni: mendorong kebutuhan atas
sebuah rencana, mengadakan survei rencana disiplin sekolah, menjaga
komitmen-komitmen pertama, membentuk sebuah tim kepemimpinan
yang menguatkan, memberlakukan peran dan tanggung jawab,
mengembangkan sistem komunikasi, mengembangkan proses

49
Geof Colvin. 7 Langkah Untuk Menyusun Rencokanana Disiplin Kelas Proaktif.
(Jakarta:PT. Indeks. 2008), 42.
35

pembuatan keputusan yang terus berjalan, dan mengikuti daftar


kegiatan proses pembentukan kepemimpinan berbasis tim.
d. Pengawasan
Ialah suatu kegiatan yang bertugas untuk melihat dan menilai
proses kegiatan dari seseorang yang diawasi secara terus menerus.
Tujuan dalam pengawasan yakni mengendalikan kegiatan agar sesuai
dengan rencana yang ditetapkan.50
e. Evaluasi
Evaluasi dalam pandangan Djemari Merdapi ialah cara
mengumpulkan informasi digunakan untuk mengetahui pencapaian
belajar kelas atau diskusi.51 Dengan evaluasi, pendidik mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari siswa mengenai kedisiplinan yang sudah
disetujui dalam pe.ran sekolah.
f. Hukuman
Hukuman ialah suatu alat untuk menyadarkan bukan sebagai alat
penyiksaan atau balas dendam.43 Dengan kata lain hukuman itu
dikerjakan dengan tujuan mendidik dan mendisiplinkan seseorang dari
suatu kesalahan yang sudah diperbuat agar tidak diulanginya kembali.
g. Penghargaan
Dalam pandangan Pitt yang dikutip oleh Aldila dan Dewie
bahwa penghargaan ialah kmanfaatan yang tampak dari megerjakan
perintah, mengerjakan layanan, atau menanggung tanggung
jawab.52Hal ini dikerjakan agar siswa bisa membangkitkan rasa
semangatnya dalam belajar dan lebih disiplin dalam mempelajari
serta menaati aturan yang sudah ditetapkan oleh lembaga sekolah
D. Indikator – Indikator Kedisiplinan Belajar

50
Stevi Citra Sari. Pengawasan Pendidik Terhadap Kedisiplinan Disekolah Menengah
Pertama Negeri Satu Tambang Kabuaten Kampar. Skripsi, S1 Pendidikan Islam. Fakultas
Tarbiyah Dan Kependidikan 2011, 14.
51
Hasan Basri. Landasan Pendidikan, 213
52
Aldila Saga Prabu Dan Dewi Tri Wijayanti. Pengaruh Penghargaan Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Divisi Penjualan PT. United Motors Center Suzuki
Ahmad Yani, Surabaya. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Ekonomi Kewirausahaan 5, No 2. (2016). 108
36

Agus Wibowo dalam bukunya Pendidikan Karakter Strategi


Membangun Karakter Bangsa Berperadaban mengemukakan indikator
kedisiplinan belajar siswa ialah:
1. Membiasakan Hadir Tepat Waktu
2. Membiasakan Mematuhi Aturan53
Sedangkan arikunto membagi tiga macam indikator kedisiplinan belajar
siswa, yakni :
1. Kedisiplinan di dalam kelas, meliputi :
a) Absensi (kehadiran di sekolah / kelas
b) Memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran (mencatat,
memperhatikan, membaca buku pelajaran)
c) Mengerjakan tugas yang diberikan guru
d) Membawa peralatan belajar (buku tulis, alat tulis, buku paket)
2. Kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, meliputi:
memanfaatkan waktu luang / istirahat untuk belajar (membaca buku di
perpustakaan, berdiskusi/ bertanya dengan teman mengenai pelajaran
yang kurang dipahami.
3. Kedisiplinan di rumah, meliputi:
a) Memiliki jadwal belajar
b) Mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru.54
E. Pembelajaran Akidah Akhlak
1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak
Pembelajaran akidah akhlak ialah sebuah proses pembentukan jati
diri manusia yang tidak baik menjadi lebih baik lagi. Selain itu akidah
akhlak juga sebagai sarana motivasi kepada siswa agar tambah bersemangat
menjalani kehidupannya.Pendidik yang mengajarkan akidah akhlak
seharusnya juga mempunyai akhlak yang baik supaya tidak di sepelekan
siswanya.

53
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.100
54
Suharsimi Arikunto, Kedisiplinan Belajar (, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017 ) h. 65
37

Seseorang yang menjadi pendidik yang wajib kita tiru yakni nabi
Rasulullah saw. Firman Allah dalam Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 yakni :
ٗ ِ‫ر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكث‬aَ ‫ُوا ٱهَّلل َ َو ۡٱليَ ۡو َمٱأۡل ٓ ِخ‬
٢١ ‫يرا‬ ْ ‫َة لِّ َمن َكانَ يَ ۡرج‬ٞ ‫ُول ٱهَّلل ِ ُأ ۡس َوةٌ َح َسن‬
ِ ‫لَّقَ ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِي َرس‬
Artinya: “Sungguh, sudah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yakni) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.’’55

Tingkah laku yang menjadi tauladan itu diajarkan oleh Nabi


Muhammad saw itu banyak sekali mulai dari akhlak kepada orang lain,
pendidik, orang tua maupun diri sendiri. Satu diantara contoh suri tauladan
yang diajarkan Nabi Muhammad saw kepada kita yakni kedisiplinan. Sejak
kecil nabi sudah menerapkan kedisiplinan berupa memberikanmakan hewan
ternaknya dipadang rumput setiap hari.
2. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak
Arah proses kegiatan belajar mengajar akidah akhlak yakni untuk:
a. Menumbuhkan dan menciptakan jati diri yang baik dihadapan diri
sendiri maupun orang lain.
b. Meningkatkan dan mempertahankan keimanan serta keislaman diri
dari degradasi moral yang saat ini berpengaruh pada anak milenial
abad 20.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak


Ruang lingkup pembelajaran akidah akhlak sudah tercantum pada
PerMenAg RI nomr dua tahun dua ribu delapan mengenai kapasitas standart
lulusan dan standar isi PAI dan Bahasa Arab di madrasah berbunyi:
mengenal dan meyakini rukun iman dari iman kepada Allah sampai dengan
iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan
kalimat-kalimat Thayyibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan
penghayatan terhadap rukun iman dan alaMI’, al-husna, serta pembiasaan

55
UMIn El-Qurtuby. Al-Qur’an Hafalan Mudah Terjemah Dan Tajwid Warna, 420.
38

dalam pengalaman akhlak terpuji dan adab islami serta menjauhi akhlak
tercela dalam perilaku sehari-hari.56
F. Penelitian Yang Relevan
1. Dewi Iswaidah ‘‘Penerapan Metode Hypnoteaching Dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Nurul Islam
Kriyan Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2018/2019’’ Penelitian ini
mengangkat metode yang sama yakni Hypnoteaching namun perbedaan
dengan tulisan ini dengan penelitian yang diangkat oleh Dewi Iswaidah
yakni untuk meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fiqih sedangkan skripsi ini mengangkat judul yakni untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa pada mata pelajaran akidah akhlak.
2. Eva Yuni Rahmawati ‘‘Pengaruh Penerapan Metode Hypnoteaching
terhadap Motivasi Belajar mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI”.
Penelitian ini mengangkat metode yang sama yakni Hypnoteaching .
Perbedaan penelitian ini dengan tulisan yang diangkat oleh Eva Yuni
Rahmawati yakni pada metode penelitiannya memakai penelitian
kuantitatif, dan membahas mengenai motivasi belajar mahasiswa
Universitas Indraprasta PGRI.Sedangkan penelitian ini yakni memakai
metode penelitian kualitatif dan membahas mengenai kedisiplinan siswa
MINegeri 5 Bandar Lampung.
3. Bahar Agus Setiawan “Pegaruh Metode Hypnoteaching Terhadap
Aktifitas Belajar Dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII
Pada Mata Pelajaran Al-Islam Di SMP Muhammadiyah Jember”.
Penelitian ini mengangkat metode Hypnoteaching seperti yang diangkat
dalam penelitian ini. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
diangkat oleh Bahar Agus Setiawan yakni membahas mengenai aktifitas
belajar dan dampak terhadaphasil belajar siswa kelas VII pada mata
pelajaran Al-Islam di SMP Muhammadiyah Jember dan memakai metode
penelitian kuantitatif sedangkan pada penelitian ini membahas mengenai

56
Permenag No 2 Tahun 2008.
39

kedisiplinan siswa MINegeri 5 Bandar Lampung . dan memakai metode


penelitian kualitatif.
40

BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah MIN 5 Bandar Lampung
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem
Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa Pendidikan Nasional
berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif,
mandiri sehingga nantinya menjadi warga Negara yang berdemokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan ialah masalah yang sangat penting bagi
setiap bangsa, terlebih bagi bangsa yang sedang membangun dan
pendidikan itu ialah kerjasama yang tidak pernah usai. Maka dari itu kita
mengolah azaz pendidikan yang dikenal dengan istilah “Life long
education’’ (pendidikan seumur hidup), baik dengan cara formal maupun
non formal atau dengan kata lain bahwa pendidikan itu tidak akan
mempunyai batas waktu Mengingat selalu bertambahnya anak usia sekolah,
maka keperluan masyarakat dalam dunia pendidikan akan semakin
meningkat pula.
Berdirinya MIN 5 Bandar Lampung ini berlatar belakang dari
kebutuhan masyarakat terhadap Sekolah Dasar yang pada waktu itu di
Sukarame belum ada, sehingga timbullah inisiatif Bapak HM. Djamsari
sebagai Kepala Desa Sukarame I untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah,
dibuatlah bangunan khusus dengan sarana dan prasarana yang sangat
sederhana yang beralamat di Jalan Pulau Tegal No. 21 Sukarame. Mulai
proses pendidikan dan pengajaran pertama kali menerima murid baru
berjumlah 37 orang di bawah pimpinan Bapak Amha.
41

2. Visi dan Misi


a. Visi
Adapun visi yang dimiliki oleh MIN 5 Bandar Lampung ialah :
TERWUJUDNYA MIN 5 BANDAR LAMPUNG YANG ASIK
(AKADEMIS, SUPER, ISLAMI, DAN KOMPETITIF)
b. Misi
Untuk mencapai visi itu maka misi sekolah ialah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan model pembelajaran yang
aktif, kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual
berlandaskan iman dan taqwa guna meningkatkan kompetensi
peserta didik dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berwawasan global.
2. Membina dan mengembangkan seluruh potensi peserta didik guna
membangun kapasitas peserta didik yang cerdas, terampil, kreatif,
sehat jasmani dan rohani, dan memiliki keunggulan kompetitif dalam
bidang akademik dan non akademik.
3. Letak Geografis
1) Nama Madrasah : MIN 5 Bandar Lampung
2) Letak Geografis : Lat = -5.385802 Lng = 105.291308 LS = -5 =
23 = 8.88 BT = +105 = 17 = 28.70
4. DATA TENAGA PENGAJAR MIN 5 BANDAR LAMPUNG

NO NAMA JABATAN STATUS


1. Junaidy, S.Pd., M.Kes Kamad PNS

2. Hj. Thintisnawati,S.Ag Gubid PNS

3. 1 Mastiah,S.Pd.I Wali Kelas I.a PNS

4. Lidya Kastriandana,S.Pd Wali Kelas I.b PNS

5. Fitriani,S.Pd.I Wali Kelas I.c Honorer

6. Samiah,S.Ag Wali Kelas I.d PNS

7. Yusmalinda,S.Ag Wali Kelas II.a PNS


42

8. Meliya Sari,S.Pd.I Wali Kelas II.b Honorer

9. Ernawati,S.Pd.I Wali Kelas II.c PNS

10. Munawaroh,S.Pd.I Wali Kelas II.d PNS

11. Lailatul Hanifiah,S.Pd.I Wali Kelas PNS


III.a
12. Syamsiah, S.Pd.I Wali Kelas PNS
III.b
13. Eko Hardiyansyah Wali Kelas Honorer
III.c
14. Zulyan Purba,S.Pd.I Wali Kelas III Honorer
D
15. Drs.Hi.Kabul Wali Kelas PNS
IV.a
16. Yusnani,S.Ag Wali Kelas PNS
IV.b
17. Hj.Yulianingsih,S.Pd.I Wali Kelas PNS
IV.c
18. Siti Alfiyah,S.Pd.I Wali Kelas PNS
IV.d
19. Hj.Umi Kalsum,S.Ag Wali Kelas V.a PNS

20. Dra.Sumarni,M.Pd.I Wali Kelas V.b PNS

21. M.Saleh,S.Pd.I Koordinator PNS


Sarpras
22. Khoiri,M.Pd Wali Kelas V.d PNS

23. Hikmah,S.Pd.I Wali Kelas PNS


VI.a
24. Ponijah,S.Pd Wali Kelas PNS
VI.b
25. Tri Rosmala Dewi,S.Ag Wali Kelas PNS
VI.c
26. Untung Pribadi,S.Pd.I Wali Kelas PNS
VI.d
27. Manis Guru Penjaskes PNS
Setyaningrum,M.Pd
28. Hi.Bahrudin,S.Ag Guru Bhs.Arab PNS

29. Eka Putri Niza,S.Pd.I Guru Kelasl PNS

30. Santoni,S.Pd Bendahara PNS

31. Eka Rohmiati, S.Pd Guru PAI CPNS

32. Raden Aldion Guru PAI CPNS


Priambada,S.S
33. Nurriva Ardian Guru PJOK CPNS
Tanjung,S.Pd
43

34. M.Badrul Munir,S.Pd.I Guru Bhs.Arab CPNS

35. Endang Lastriana,S.Pd Guru Kelas CPNS

36. Dian Nurdiana,S.Pd Guru Kelas CPNS

37. Ghasella Makhpiroh Guru CPNS


Haucsa,S.Pd Bhs.Inggris
38. Heru fasta Wijaya,S.Pd Guru Kelas Honorer
V.C
39. Budi Setiawan Guru PJOKl Honorer

40. Jumagus Taridi,A.Md Perpustakaan Honorer

41. Adi Bowo Leksono, Operator EMIS Honorer


S.Pd
42. Iwan Setiawan Penjaga Honorer
Sekolah
43. Ulfa Kurnia,S.Pd Operator Honorer
Keuangan

NO NAMA JABATAN STATUS


44. Sunariyah,S.Pd Guru Bhs.Inggris Honorer

45. Hamid Satpam Honorer

46. Dewi Nurani Guru Kelas Honorer


Prihatiwi,S.Pd
47. Cahya Baihaqi,A.Md Guru Komputer Honorer

48. Mery Retfariani,S.Ag Guru Kelas Honorer

5. DATA JUMLAH SISWA MIN 5 BANDAR LAMPUNG


Jumlah keseluruhan siswa/i MIN 5 Bandar Lampung saat ini
ialah sebagai berikut:
44

Tabel 1.8 Jumlah Siswa MIN 5 Sekarang


Kelas Jumlah Siswa
Laki-Laki Perempuan Jumlah
I 73 67 140
II 67 46 113
II 65 74 139
I
I 81 88 169
V
V 78 88 166
V 74 89 163
I
Jumlah 890

6. DATA SARANA DAN PRASARANA


a. Sarana Gedung
Tanah gedung baru milik Kementerian Agama. Luas tanah
seluruhnya ialah 1.260 m2. Dan MIN 5 Bandar Lampung terdapat
beberapa sarana gedung diantaranya:

Jumlah Ruang Kelas


1 Ruang 1a
1 Ruang 1b
1 Ruang 1c
1 Ruang 1d
1 Ruang 2a
1 Ruang 2b
1 Ruang 2c
1 Ruang 2d
1 Ruang 3a
1 Ruang 3b
1 Ruang 3c
1 Ruang 3d
1 Ruang 4a
45

1 Ruang 4b
1 Ruang 4c
1 Ruang 4d
1 Ruang 5a
1 Ruang 5b
1 Ruang 5c
1 Ruang 5d
1 Ruang 6a
1 Ruang 6b
1 Ruang 6c
1 Ruang 6d

b. Sarana Fasilitas Belajar


Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah
ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai. Jumlah bangku
per kelas pun memadai sesuai dengan jumlah siswa dalam satu kelas
yang rata-rata berjumlah 30-45 siswa. Dan terdapat fasilitas LCD dan
proyektor yang menjadi satu diantara penunjang kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas.
c. Sarana Penunjang
MIN 5 Bandar Lampung memiliki sarana dan prasarana yang
bertujuan membantu kelancaran kegiatan belajar-mengajar. Sarana dan
prasarana yang mendukung KBM antara lain perpustakaan sekolah, dan
unit kesehatan sekolah ‘‘UKS”.

Anda mungkin juga menyukai