Anda di halaman 1dari 10

Analisis Permintaan Jagung di Indonesia

Tahun 1975 2004


Pendahuluan
Indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris karena sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Dengan luas daratan sebesar 1.922.570 km2 dan letak
negara yang menguntungkan secara geografis, sangat mendukung bagi para petani untuk
memproduksi berbagai bahan pangan. Ditambah dengan jumlah penduduk Indonesia yang
sangat padat, dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan pangan. Jagung sebagai salah satu
komoditas pangan di Indonesia memiliki peranan yang ekonomis seingga memiliki peluang
untung dikembangkan. Hal ini dikarenakan jagung mempunyai kedudukan sebagai sumber
utama karbohidrat selain beras. Disamping kedudukannya sebagai kebutuhan pangan, jagung
juga berperan sebagai bahan baku industri lain seperti olahan makanan dari jagung dan pakan

ternak.

9000
8000
7000
6000
5000

grafik produksi

4000

grafik konsums

3000
2000
1000
0

Gambar : Grafik pergerakan konsumsi dan produksi jagung nasional (Indonesia)


Sumber : United States Department of Agliculture dan Index Mundi

Menurut data diatas terjadi peningkatan konsumsi jagung rata rata sebesar 6,44 % per
tahun selama periode 1975 2004. Ini menandakan bahwa jagung merupakan komoditas
bahan pangan dan produksi yang dibutuhkan masyarakat banyak. Penurunan konsumsi
jagung terendah terjadi pada tahun 1981 1982 dengan rata rata sebesar 22,11 %. Adapun
peningkatan konsumsi jagung terbesar terjadi pada tahun setelahnya yaitu 1982 1983,
2

peningkatan konsumsi jagung sebesar 43,36 %. Hal ini ditunjukan dengan konsumsi jagung
tahun 1982 sebesar 3.432.000 ton naik menjadi 4.920.000 ton di tahun berikutnya.
Produsen pakan ternak menjadi konsumen jagung terbesar di tanah air. Mereka
menyerap hingga 50 % dari total produksi jagung nasional. Dimana dalam produksi pakan
ternak tidak hanya jagung saja yang digunakan, namun juga bahan pangan lainnya seperti
kacang kedelai. Karena biji kacang kedelai sendiri baik untuk menjadi sumber nutrisi pada
ternak perah. Sehingga bahan pangan berupa kacang kedelai bisa menjadi bahan substitusi
ataupun komplementer disaat terjadinya fluktuasi harga jagung.
Dengan tingginya tingkat permintaan pada jagung khususnya bagi produsen pakan
ternak ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu harga jagung, pendapatan
perkapita, dan harga kedelai sebagai bahan substitusi ataupun komplementer dari jagung.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh
harga jagung, pendapatan per kapita, jumlah penduduk dan harga kedelai terhadap
permintaan jagung.

Teori
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya
permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dan dalam periode tertentu.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan:
1)

Faktor harga barang atau jasa itu sendiri, Jika harga

suatu barang atau jasa naik, maka permintaan terhadap barang


atau jasa itu turun. Begitupun sebaliknya jika harga suatu barang
atau jasa itu turun makan permintaan terhadap barang atau jasa itu
naik.
2)
Faktor Pendapatan, Bila pendapatan pembeli atau
konsumen meningkat maka permintaan terhadap barang atau jasa
juga meningkat. Begitupun sebaliknya jika pendapatan konsumen

atau pembeli menurun maka permintaan terhadap barang dan jasa


juga ikut menurun.
3)
Faktor harga barang terkait, dalam hal ini terdapat dua
macam faktor harga barang terkait yaitu harga barang substitusi

dan harga barang komplementer.


Harga barang substitusi (pengganti), bila harga barang substitusi
turun, maka permintaan terhadap barang yang digantikan akan

turun, karena orang akan beralih membeli barang pengganti.


Harga barang komplementer (pelengkap), sebagai contoh yaitu
bensin merupakan barang komplementer bagi motor. Bila harga
bensin naik maka permintaan terhadap sepeda motor akan turun.
Begitupun sebaliknya jika harga bensin turun maka permintaan
terhadap motor akan naik.
4)
Faktor jumlah penduduk, Semakin banyak jumlah
penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan
barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang
tersebut.
5)
Faktor perkiraan terhadap harga barang pada masa
yang akan datang, bila diperkirakan harga barang akan naik
dimasa yang akan datang, maka konsumen akan cepat menambah
permintaannya sebelum harga barang itu naik. Begitupun
sebaliknya jika harga barang pada masa yang akan datang turun,
maka konsumen akan menahan atau mengurangi permintaannya
sambil menunggu harga barang itu turun.
6)
Selera atau kebiasaan, Tinggi rendahnya suatu permintaan
ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu
masyarakat.
7)
Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan,
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali
peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha
promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli
banyak daripada biasanya.

Hipotesis
4

H0 : Diduga variabel Harga jagung, harga kedelai, jumlah penduduk


dan pendapatan nasional berpengaruh negative terhadap
permintaan jagung di Indonesia.
H1 : Diduga variabel Harga jagung, harga kedelai, jumlah penduduk
dan pendapatan nasional berpengaruh positif terhadap permintaan
jagung di Indonesia.
H0 : Diduga variabel harga jagung berpengaruh negative terhadap
permintaan jagung di Indonesia.
H1 : Diduga variabel harga jagung berpengaruh positif terhadap
permintaan jagung di Indonesia
H0 : Diduga variabel harga kedelai berpengaruh negative terhadap
permintaan jagung di Indonesia
H1 : Diduga variabel harga kedelai berpengaruh positif terhadap
permintaan jagung di Indonesia
H0 : Diduga variabel Jumlah penduduk berpengaruh negative
terhadap permintaan jagung di Indonesia
H1 : Diduga variabel Jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap
permintaan jagung di Indonesia
H0 : Diduga pendapatan penduduk berpengaruh negative terhadap
permintaan di Indonesia
H1 : Diduga perndapatan penduduk berpengaruh positive terhadap
permintaan di Indonesia
Metode analisis data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berdasarkan deret waktu
(data time series) tahun 1975 2004. Sumber data yang diambil berasal daru United
States Department of Agliculture (USDA) dan Index Mundi yang diakses melalui
internet serta laporan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Data permintaan jagung (Y) yang tersedia untuk konsumsi dalam negeri
Data harga jagung (X1)
Data harga kedelai (X2)
5

Data Jumlah penduduk (X3)


Pendapatan perkapita (X4)

2. Konsep dan Definisi Variabel Penelitian


Model Regresi Linear Berganda Permintaan Jagung :
Qd = +

HJNt+

HKNt +

JPt +

PNt +et

Dimana :
Qd : Permintaan Jagung (Ribu Ton)
HJ

: Harga Jagung Nasional (Ribu / Ton)

HK : Harga Kedelai Nasional (Ribu / Ton)


JP

: Jumlah Penduduk

Pd

: Pendapatan perkapita (Ribu / kapita)

t
e

: Konstanta
1,

2,

: Koefisien Regresi variabel beba

: Data time series Tahunan 1975 - 2004


: Standart Error
Perbedaan satuan data ini akan menyulitkan dalam mengintrepretasikan model yang

akan terbentuk. Sehingga diperlukan transformasi data ke dalam logaritma natural.

LnQd = + 1LnHJNt+

2LnHKNt +

3LnJPt +

4LnPNt + et

Hasil Analisis dan Pembahasan


Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Std. Error

(Constant)

3.056

3.364

LnHJN

-.487

.150

LNHKN

Beta

Correlations
T

Sig.

Zero-order

Partial

Collinearity S
Part

.908

.372

-1.666

-3.254

.003

.917

-.545

-.164

.010

-.016

.088

-.053

-.183

.856

.902

-.037

-.009

.030

LnJP

.538

.641

.261

.840

.409

.949

.166

.042

.026

LnPN

.523

.145

2.396

3.609

.001

.945

.585

.182

.006

a. Dependent Variable: LnKJN

Berdasarkan tabel cooefficients di atas maka diketahui hasil dari :

: 3,056

Ketika permintaan jagung di Indonesia dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi oleh
variabel apapun maka nilainya adalah 3,056 %

: -0,487

Ketika harga jagung mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menurunkan permintaan
jagung sebesar 0,487 %

: -0,016

Ketiga harga kedelai mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan permintaan
jagung sebesar 0,016%

: 0,538

Ketika jumlahpenduduk Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan


permintaan jagung sebesar 0,538 %

Tolerance

: 0,523

Ketika pendapatan penduduk Indonesia meningkat sebesar 1 % maka akan menaikkan


permintaan jagung sebesar 0,523 %
Maka model regresinya adalah sebagai berikut :
LnQd = 3,056 - 0,487 LnHJNt - 0,016 LnHKNt + 0,538 LnJPt + 0,523
LnPNt + et

Model Summaryb

Durbin
Change Statistics
Model
1

R
.968

R Square
a

.936

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

the Estimate

Change

.926

.03623

.936

Watson
Sig. F

F Change

df1

df2

91.946

Change
25

.000

a. Predictors: (Constant), LnPN, LNHKN, LnJP, LnHJN


b. Dependent Variable: LnKJN

1)
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi menunjukan kuat dan lemahnya hubungan antara variabel dependent
(Y) dengan variabel independent. Sesuai tabel di atas, nilai koefisien korelasinya sebesar
0,968 yang artinya adalah hubungan antara variabel dependent dengan variabel
independent kuat. Hal ini dikarenakan nilai R yang mendekati 1 menandakan bahwa
adanya hubungan yang positif dan kuat antara variabel dependen dengan variabel
independent.
2) Koefisien Determinasi (R2 / R Square)
Nilai R square menunjukan seberapa besar pengaruh variabel dependent terhadap
variabel independent. Dalam tabel diatas disebutkan bahwa nilai R square sebesar 0,936
yang berarti menunjukan variabel independent mempunyai pengaruh yang besar terhadap
variabel dependent sebesar 93,6 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tak
disebutkan dalam penelitian ini.

ANOVAb
Model
1

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

.483

.121

Residual

.033

25

.001

Total

.515

29

F
91.946

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), LnPN, LNHKN, LnJP, LnHJN


b. Dependent Variable: LnKJN

Dengan df regresi = 4 dan df residual = 25, maka didapat F tabel sebesar 2,76.
Dengan demikian F hitung (=91,946) > F Tabel (=2,76). Maka H0ditolak. Maka dapat
8

2.

dikatakan bahwa variabel variabel variabel harga jagung nasional, harga kedelai nasional,
jumlah penduduk dan pendapatan perkapita berpengaruh secara bersama sama terhadap
variabel dependent yaitu permintaan jagung di Indonesia.

Coefficientsa

Model
1

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Std. Error

(Constant)

3.056

3.364

LnHJN

-.487

.150

LNHKN

-.016

LnJP
LnPN

Beta

Correlations
T

Sig.

Zero-order

Partial

Collinearity S
Part

Tolerance

.908

.372

-1.666

-3.254

.003

.917

-.545

-.164

.010

.088

-.053

-.183

.856

.902

-.037

-.009

.030

.538

.641

.261

.840

.409

.949

.166

.042

.026

.523

.145

2.396

3.609

.001

.945

.585

.182

.006

a. Dependent Variable: LnKJN

Dalam uji t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh
masing masing variabel independent atau variabel x terhadap variabel dependent atau
variabel y. Dengan menggunakan uji t maka = 0,025 dan df residual 25 maka di dapat t
tabel2,060
Di dalam tabel coefisien kita dapat melihat t hitung variabel harga jagung sebesar
-3,254, maka t hitung (=-3,254) < t tabel (=2,060). Maka H0diterima dan H1 ditolak. Artinya
harga jagung memiliki pengaruh negatif terhdap permintaan jagung di Indonesia. . Nilai t
hitung yang negatif artinya menandakan bahwa variabel harga jagung
dalam negeri mempunyai hubungan berlawanan (negatif) dengan variabel
tingkat permintaan jagung di Indonesia.
Di dalam tabel coeffisien dapat dillihat juga bahwa t hitung
variabel harga kedelai sebesar -0,183 maka t hitung (=-0,183) <t tabel
(=2,060). Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya harga kedelai memiliki
pengaruh negatif terhadap permintaan jagung di Indonesia. Nilai t hitung
yang negatif artinya menandakan bahwa variabel harga kedelai
mempunya hubungan yang berlawanan (negatif) terhadap tingkat
permintaan jagung di Indonesia.

Kemudian dapat dilihat pula pada tabel coeffisien bahwa t hitung


variabel jumlah penduduk sebesar 0,840 maka t hitung (=0,840) > t tabel
(=2,060). Artinya jumlah penduduk memiliki pengaruh yang signifikan
juga terhadap permintaan jagung di Indonesia. Nilai t hitung yang positif
artinya menandakan bahwa variabel jumlah penduduk mempunyai
hubungan yang searah terhadap tngkat permintaan jagung di Indonesia.
Selanjutnya untuk variabel pendapatan perkapita pada tabel
coefisien t hitungnya sebesar 3,069 maka t hitung (=3,069) > t tabel
(=2,060). Artinya jumlah pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap permintaan jagung di Indonesia. Nilai t hitung yang positif
artinya menandakan bahwa variabel jumlah pendapatan mempunyai
hubungan yang searah terhadap tingkat permintaan jagung di Indonesia.
KESIMPULAN
Dari

Daftar Pustaka
Koster, Wayan. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Jakarta : Rosda

10

Anda mungkin juga menyukai