ternak.
9000
8000
7000
6000
5000
grafik produksi
4000
grafik konsums
3000
2000
1000
0
Menurut data diatas terjadi peningkatan konsumsi jagung rata rata sebesar 6,44 % per
tahun selama periode 1975 2004. Ini menandakan bahwa jagung merupakan komoditas
bahan pangan dan produksi yang dibutuhkan masyarakat banyak. Penurunan konsumsi
jagung terendah terjadi pada tahun 1981 1982 dengan rata rata sebesar 22,11 %. Adapun
peningkatan konsumsi jagung terbesar terjadi pada tahun setelahnya yaitu 1982 1983,
2
peningkatan konsumsi jagung sebesar 43,36 %. Hal ini ditunjukan dengan konsumsi jagung
tahun 1982 sebesar 3.432.000 ton naik menjadi 4.920.000 ton di tahun berikutnya.
Produsen pakan ternak menjadi konsumen jagung terbesar di tanah air. Mereka
menyerap hingga 50 % dari total produksi jagung nasional. Dimana dalam produksi pakan
ternak tidak hanya jagung saja yang digunakan, namun juga bahan pangan lainnya seperti
kacang kedelai. Karena biji kacang kedelai sendiri baik untuk menjadi sumber nutrisi pada
ternak perah. Sehingga bahan pangan berupa kacang kedelai bisa menjadi bahan substitusi
ataupun komplementer disaat terjadinya fluktuasi harga jagung.
Dengan tingginya tingkat permintaan pada jagung khususnya bagi produsen pakan
ternak ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu harga jagung, pendapatan
perkapita, dan harga kedelai sebagai bahan substitusi ataupun komplementer dari jagung.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh
harga jagung, pendapatan per kapita, jumlah penduduk dan harga kedelai terhadap
permintaan jagung.
Teori
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya
permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dan dalam periode tertentu.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan:
1)
Hipotesis
4
HJNt+
HKNt +
JPt +
PNt +et
Dimana :
Qd : Permintaan Jagung (Ribu Ton)
HJ
: Jumlah Penduduk
Pd
t
e
: Konstanta
1,
2,
LnQd = + 1LnHJNt+
2LnHKNt +
3LnJPt +
4LnPNt + et
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std. Error
(Constant)
3.056
3.364
LnHJN
-.487
.150
LNHKN
Beta
Correlations
T
Sig.
Zero-order
Partial
Collinearity S
Part
.908
.372
-1.666
-3.254
.003
.917
-.545
-.164
.010
-.016
.088
-.053
-.183
.856
.902
-.037
-.009
.030
LnJP
.538
.641
.261
.840
.409
.949
.166
.042
.026
LnPN
.523
.145
2.396
3.609
.001
.945
.585
.182
.006
: 3,056
Ketika permintaan jagung di Indonesia dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi oleh
variabel apapun maka nilainya adalah 3,056 %
: -0,487
Ketika harga jagung mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menurunkan permintaan
jagung sebesar 0,487 %
: -0,016
Ketiga harga kedelai mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menaikkan permintaan
jagung sebesar 0,016%
: 0,538
Tolerance
: 0,523
Model Summaryb
Durbin
Change Statistics
Model
1
R
.968
R Square
a
.936
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
.926
.03623
.936
Watson
Sig. F
F Change
df1
df2
91.946
Change
25
.000
1)
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi menunjukan kuat dan lemahnya hubungan antara variabel dependent
(Y) dengan variabel independent. Sesuai tabel di atas, nilai koefisien korelasinya sebesar
0,968 yang artinya adalah hubungan antara variabel dependent dengan variabel
independent kuat. Hal ini dikarenakan nilai R yang mendekati 1 menandakan bahwa
adanya hubungan yang positif dan kuat antara variabel dependen dengan variabel
independent.
2) Koefisien Determinasi (R2 / R Square)
Nilai R square menunjukan seberapa besar pengaruh variabel dependent terhadap
variabel independent. Dalam tabel diatas disebutkan bahwa nilai R square sebesar 0,936
yang berarti menunjukan variabel independent mempunyai pengaruh yang besar terhadap
variabel dependent sebesar 93,6 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tak
disebutkan dalam penelitian ini.
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.483
.121
Residual
.033
25
.001
Total
.515
29
F
91.946
Sig.
.000a
Dengan df regresi = 4 dan df residual = 25, maka didapat F tabel sebesar 2,76.
Dengan demikian F hitung (=91,946) > F Tabel (=2,76). Maka H0ditolak. Maka dapat
8
2.
dikatakan bahwa variabel variabel variabel harga jagung nasional, harga kedelai nasional,
jumlah penduduk dan pendapatan perkapita berpengaruh secara bersama sama terhadap
variabel dependent yaitu permintaan jagung di Indonesia.
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std. Error
(Constant)
3.056
3.364
LnHJN
-.487
.150
LNHKN
-.016
LnJP
LnPN
Beta
Correlations
T
Sig.
Zero-order
Partial
Collinearity S
Part
Tolerance
.908
.372
-1.666
-3.254
.003
.917
-.545
-.164
.010
.088
-.053
-.183
.856
.902
-.037
-.009
.030
.538
.641
.261
.840
.409
.949
.166
.042
.026
.523
.145
2.396
3.609
.001
.945
.585
.182
.006
Dalam uji t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh
masing masing variabel independent atau variabel x terhadap variabel dependent atau
variabel y. Dengan menggunakan uji t maka = 0,025 dan df residual 25 maka di dapat t
tabel2,060
Di dalam tabel coefisien kita dapat melihat t hitung variabel harga jagung sebesar
-3,254, maka t hitung (=-3,254) < t tabel (=2,060). Maka H0diterima dan H1 ditolak. Artinya
harga jagung memiliki pengaruh negatif terhdap permintaan jagung di Indonesia. . Nilai t
hitung yang negatif artinya menandakan bahwa variabel harga jagung
dalam negeri mempunyai hubungan berlawanan (negatif) dengan variabel
tingkat permintaan jagung di Indonesia.
Di dalam tabel coeffisien dapat dillihat juga bahwa t hitung
variabel harga kedelai sebesar -0,183 maka t hitung (=-0,183) <t tabel
(=2,060). Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya harga kedelai memiliki
pengaruh negatif terhadap permintaan jagung di Indonesia. Nilai t hitung
yang negatif artinya menandakan bahwa variabel harga kedelai
mempunya hubungan yang berlawanan (negatif) terhadap tingkat
permintaan jagung di Indonesia.
Daftar Pustaka
Koster, Wayan. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Jakarta : Rosda
10