Anda di halaman 1dari 13

TEKNOLOGI BIOFLOK DAN RWS

(RED WATER SYSTEM)


KELOMPOK 1
KETUA: YOGA PUTRA TASA
WILDAYANI
NURVANNI
MIKHA LADIO BR SEMBIRING
SIPA AULIANA
RAHAYU PRATIWI
PENGERTIAN BIOFLOK DAN RWS
• Bioflok merupakan flok atau gumpalan gumpalan kecil
yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup
yang melayang-layang di air. Teknologi bioflok adalah
teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme
yang membentuk flok
• Red Water System adalah salah satu cara baru dalam
budidaya ikan dengan pengelolaan air kolam sampai
berwarna merah dengan memanfaatkan
bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces dalam proses
pembesaran benih ikan tanpa ganti air kolam hingga panen
Hal-hal yang perlu Diperhatikan dalam Sistem Bioflok

• Bahan organik harus cukup (TOC > 100 mgC/L)


dan selalu teraduk
• Nitrogen disintesis menjadi mikrobial protein dan
dapat dimakan langsung oleh udang dan ikan
• Perlu disuplay C organik (molase, tepung terigu,
tepung tapioka) secara kontinue atau sesuai dgn
amonia dalam air
• Oksigen harus cukup serta alkalinitas dan pH
harus terus dijaga
Keunggulan Sistem Bioflok
• pH relatif stabil
• pH nya cenderung rendah (asam), sehingga kandungan
amoniak (NH3) relatif kecil
• Tidak tergantung pada sinar matahari dan aktivitasnya akan
menurun bila suhu rendah.
• Tidak perlu ganti air (sedikit ganti air) sehingga biosecurity
(keamanan) terjaga
• Limbah tambak (kotoran, algae, sisa pakan, amonia) didaur
ulang dan dijadikan makanan alami berprotein tinggi
• Lebih ramah lingkungan.
Kelemahan Sistem Bioflok
• Tidak bisa diterapkan pada tambak yang bocor/rembes karena tidak ada/sedikit
pergantian air
• Memerlukan peralatan/aerator cukup banyak sebagai suply oksigen
• Aerasi harus hidup terus (24 jam/hari)
• Pengamatan harus lebih jeli dan sering muncul kasus Nitrit dan Amonia
• Bila aerasi kurang, maka akan terjadi pengendapan bahan organik. Resiko
munculnya H2S lebih tinggi karena pH airnya lebih rendah
• Kurang cocok untuk tanah yang mudah teraduk (erosi). Jadi dasar harus benar-
benar kompak (dasar berbatu / sirtu, semen atau plastik HDPE)
• Bila terlalu pekat, maka dapat menyebabkan kematian bertahap karena krisis
oksigen (BOD tinggi)
• Untuk itu volume Suspended Solid dari floc harus selalu diukur.Bila telah mencapai
batas tertentu, floc harus dikurangi dengan cara konsumsi pakan diturunkan
• Biofloc Membutuhkan Alat Aerasi
Gambar ternak dengan bioflok
Proses aplikasi Red Water System
• Bahan-Bahan:
• Air bersih = 18 liter.
• Yakult = 4 botol
• Ragi tape = 2 butir.
• Molasses (tetes tebu / gula jawa / gula merah) = 1
liter.
• Air kelapa murni dari 1 butir buah kelapa yang
sudah tua.
• 0,5 kg dedak halus
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Rws

• Atasi sumber air sumur / sumur bor dari kandungan logam berat seperti : Fe, Mn, Cu dan Al
dengan filter karbon aktif, atau dengan penaburan kapur dolomit sebanyak 300 gram/m3 pada
seluruh permukaan air kolam (jumlah dolomit disesuaikan dengan luas kolam dan tinggi air
yang direncanakan).
• Penetesan bahan-bahan hasil fermentasi yakult, molases, ragi, dedak, dan air kelapa sesuai
dosis yang dianjurkan hanya dilakukan hingga air kolam berubah berwarna menjadi merah.
Jika air kolam sudah berwarna merah, maka penetesan hasil fermentasi tersebut harus
dihentikan.
• penetesan bahan-bahan fermentasi dihentikan.
• Pada bagian lain, air kolam juga bisa berubah menjadi warna hitam, jika proses penetesan
bahan fermentasi pada air kolam tidak memperoleh sinar matahari yang cukup (karena sering
hujan/mendung). Maka proses RWS dapat disebut rusak, sebab itu sebelum air kolam menjadi
warna hitam, maka segeralah air kolam dibuang 10% dan diganti dengan air yang baru 10%
dan dilakukan dalam beberapa hari sambil terus diteteskan bahan-bahan hasil fermentasi
tersebut sampai air berubah menjadi merah.
• Jika suatu hari mencium air kolam merah mulai berbau, maka kurangi pemberian pakan atau
dipuasakan sehari yang disertai dengan memberikan kapur dolomit pada air kolam. Air kolam
perlahan-lahan akan berubah warna menjadi merah akibat penetesan bahan fermentasi.
Disarankan untuk memasang dua titik selang aerasi udara.
Cara pengolahan bahan
• Masukkan air bersih 18 liter ke dalam bak bersih
• Tuangkan 4 botol yakult, 1 liter molasses, 2 butir ragi tape (yang sudah di tumbuk
halus) dan air kelapa murni dan dedak halus lalu aduk hingga rata dalam bak berisi air
bersih
• kemudian bak ditutup selama 6-7 hari agar terjadi proses fermentasi dengan
sempurna
• proses fermentasi yang berhasil ditandai dengan cairan di dalam bak berubah warna
menjadi cokelat dan berbau alkohol. .
• Cara Aplikasi Bahan Pada Kolam Ikan Lele:
• Kolam yang berisi air bersih dan benih ikan lele diberi tetesan fermentasi setiap hari
dan secara merata ke seluruh permukaan kolam
• Setiap 1 m3 kolam, diteteskan 100 ml bahan fermentasi atau setara dengan ½ botol air
mineral kecil.
• Pemberian bahan fermentasi dilakukan setiap hari dengan jarak 24 jam hingga masa
panen
• Letakkan arang di pinggir dinding dasar kolam sebanyak 1 kg/m3 yang berfungsi untuk
menyerap sisa kotoran ikan yang tidak dimakan oleh bakteri Lactobacillus dan
bakteri Sakaromises di dalam air kolam
Gambar perubahan warna air pada RWS
Akibat penetesan bahan fermentasi di atas setiap hari maka:
• Dari hari ke hari air kolam akan berubah warna perlahan-
lahan dari warna hijau cokelat hingga menjadi warna
merah muda.
• Air menjadi berwarna merah, karena sesungguhnya air
kolam seperti itu dalam keadaan sangat sehat bagi ikan
dan sangat minim kotoran ikan karena telah di makan oleh
bakteri Lactobacillus dan juga diserap oleh arang yang di
letakkan di pinggir-pinggir dinding kolam.
• Disarankan untuk memasang 2 titik selang aerasi udara
yang bertujuan untuk mengaduk
bakteri Lactobacillus yang mengendap di dasar kolam agar
dapat terus berada merata di semua area kolam.
Gambar proses ternak dengan sistem rws
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai