Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN UDANG di

TAMBAK UDANG PT. MORGAN PASIA PANEH

Oleh:
Anas Tasya
2004114166

BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan Laporan
Hasil Pratikum Lapangan Teknologi dan Manajemen Pemberian Pakan Udang di
Tambak Udang PT. Morgan Pasia Paneh tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum lapangan mata
kuliah Teknologi dan Manajemen Pemberian Pakan Ikan Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Riau.
Dalam penyusunan laporan ini Saya ucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam kelengkapan penyusunan laporan ini. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Pekanbaru, Desember 2022

Anas Tasya
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2

II. KEGIATAN PRAKTIKUM ...................................................................... 3

2.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 3

2.2 Jenis, Ukuran dan Bentuk Pakan .............................................................. 3

2.3 Manajemen dan Metode Pemberian Pakan .............................................. 4

III. KESIMPULAN........................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 6

3.2 Saran ......................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

LAMPIRAN ........................................................................................................... 9
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) berasal dari Pantai Barat Pasifik


Amerika Latin, mulai dari Peru di Selatan hingga Utara Meksiko. Udang vaname
mulai masuk ke Indonesia dan dirilis secara resmi pada tahun 2001 (Nababan dkk.,
2015). Udang vaname merupakan salah satu udang yang mempunyai nilai
ekonomis dan merupakan jenis udang alternatif yang dapat dibudidayakan di
Indonesia, disamping udang windu (Panaeus monodon) dan udang putih
(Panaeus merguensis).
Udang vaname tergolong mudah untuk dibudidayakan. Hal itu pula yang
membuat para petambak udang di tanah air beberapa tahun terakhir banyak yang
mengusahakannya (Amirna dkk., 2013). Udang vaname memiliki keunggulan yang
tepat untuk kegiatan budidaya udang dalam tambak antara lain: Responsif terhadap
pakan/nafsu makan yang tinggi, lebih tahan terhadap serangan penyakit dan
kualitas lingkungan yang buruk pertumbuhan lebih cepat, tingkat kelangsungan
hidup tinggi, padat tebar cukup tinggi dan waktu pemeliharaan yang relatif singkat
yakni sekitar 90 -100 hari per siklus.
Budidaya udang vaname dengan teknologi intensif mencapai padat tebar yang
tinggi berkisar 100-300 ekor/m2 (Arifin dkk.,2005 dalam Nababan,2015). Tambak
intensif adalah tambak yang dilengkapi dengan plastik mulsa yang menutupi
semua bagian, pompa air, kincir air, aerator, tingkat penebaran tinggi dan pakan
100% pelet. Pakan merupakan sumber nutrisi yang terdiri dari protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral yang dibutuhkan udang untuk pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan
(Panjaitan dkk., 2014).
Indonesia memiliki 170 perusahaan pengolahan udang dengan total produksi
sekitar 500.000 ton per tahun. Sebanyak 75% dari berat total udang menjadi limbah,
yaitu bagian cangkang dan kepala (Kelly et al. 2005). Limbah udang tersebut masih
belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah udang biasanya digunakan untuk
pakan ternak yang memiliki nilai ekonomis kecil. Teknologi nanokalsium dapat
mengubah limbah udang menjadi nanokalsium yang memiliki nilai ekonomis yang
2

tinggi. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan cangkang udang vannamei menjadi


nanokalsium, menentukan karakteristik nanokalsium secara fisik dan kimia serta
bioavailabilitas nanokalsium yang dihasilkan.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
manajemen pemberian pakan udang yang dilakukan di PT.Morgan Pasia Paneh,
Tiku, Kabupaten Agam, Pariaman, Sumatera Barat.
II. KEGIATAN PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum lapangan ini dilakukan pada hari Selasa, 22 November


2022 dan berlokasi di PT. Morgan Pasia Paneh, Tiku, Kabupaten Agam, Pariaman,
Sumatera Barat.

2.2 Jenis, Ukuran dan Bentuk Pakan

Protein adalah zat makanan yang digunakan untuk kebutuhan udang tumbuh
secara optimum. Menurut Supono (2017) menyatakan bahwa kadar protein
termasuk factor yang penting untuk pertumbuhan udang vaname. Protein menjadi
factor pembatas harga pakan dan pertumbuhan udang. Selain untuk pertumbuhan,
protein juga berfungsi untuk sumber energi apabila kebutuhan energi dari
karbohidrat dan lemak tidak terpenuhi. Sumber energi undang diperoleh dari
karbohidrat dan lemak sedangkan protein hanya digunakan untuk pertumbuhan.
Berdasarkan jenis pakan buatan yang telah diobservasi yakni kadar presentasi
protein yang terkandung dalam pakan sebesar 35%. Hal ini sama dengan penelitian
Muqaramah (2016) yang menyatakan bahwa hasil kelangsungan hidup udang
tertinggi pada pemberian protein pakan 35%.
Lemak dibutuhkan udang sebagai nutrisi pada pakan untuk kebutuhan energi
dan juga proses metabolisme. Lemak ini nantinya akan digunakan sebagai sumber
energi. Seperti pendapat Rahman et al. (2018) bahwa keberadaan lemak memiliki
peranan yang penting juga sebagai proses kelangsungan hidup dan pertumbuhan,
beberapa jenis asam lemak ini sangat berdampak untuk kehidupan udang. Pada
proses oservasi penelitian bahwa kadar lemak sebesar 4,5%. Kebutuhan lemak pada
pakan yang telah diserap oleh udang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme pada udang vaname.
Pemberian pakan tergantung dari jenis, bentuk dan ukuran udang. Pemberian
pakan dengan jenis dan ukuran yang berbeda bertujuan agar pakan yang diberikan
dimakan udang secara efektif (Untara et al., 2018). Jenis pakan yang biasa
digunakan untuk pakan udang ialah bentuk powder, crumble dan pellet yang
4

sifatnya tenggelam. Kandungan nutrisi pada pakan tersebut terdiri dari protein 35%,
serat kasar 4,0%, lemak 4,5%, air 12% dan abu 14%. .
Serat kasar merupakan bahan yang terdapat dalam makanan yang asalnya dari
tanaman yang tahan terhadap pemecahan enzim di dalam saluran pencernaan
sehingga serat kasar tidak dapat diabsorsi oleh tubuh (Rahman et al., 2018). Serat
mampu mengubah sisa makanan yang tidak diserap oleh tubuh menjadi feses yang
mudah dikeluarkan tubuh melalui saluran pencernaan. BSN (2013), kandungan
serat kasar pada pakan buatan maksimal 6%. Kandungan serat yang berlebian pada
pakan dapat mengakibatkan kualitas air menjadi cepat rusak akibat kotoran yang
dikeluarkan oleh udang.
Pada budidaya udang vanname di PT. Morgan Pasai Paneh memiliki
manajemen pemberian pakan. Untuk udang yang berusia 1-30 hari diberi pakan
buta (bland feeding). Tujuan dari pakan buta ini untuk mengenalkan pakan pada
benur dan juga untuk mengantisipasi berkurangnya pakan alami di tambak. Setelah
berumur lebih dari 30 hari kontrol pakan dilakukan dengan menggunakan alat yaitu
anco. Tiap diberi pakan dilakukan sampling anco, sampling dilakukan seminggu
sekali untuk menentukan estimasi biomasa dan pakan pada minggu berikutnya.
Pakan yang digunakan di PT. Morgan Pasia Paneh ialah pakan pabrik dari PT.
Grobes Makmur dengan merk Ecobest tipe 1A.
2.3 Manajemen dan Metode Pemberian Pakan

Metode pemberian pakan di PT. Morgan Pasia Paneh dilakukan secara


manual dengan menggunakan anco (feeding tray). Pakan yang diberi berbentuk
pelet dan sesuai dengan dosis pakan. Pakan diletakkan diatas anco kemudian
diturunkan ke dalam kolam tunggu hingga beberapa jam. Kemudian angkat anco
untuk mengecek apakah pakan masih ada atau sudah habis. Jika pakan sudah habis
maka udang boleh diberi pakan kembali. Metode ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat efisiensi pakan sehingga pakan yang diberikan tidak kekurangan maupun
kelebihan. Pemberian pakan yang berlebihan dapat membuat kondisi lingkungan
memburuk, seperti meningkatnya kadar ammonia pada tambbak. Selain itu metode
ini juga membantu untuk mengecek kesehaatan udang.
5

Pengamatan sistem pemberian pakan dari sejumlah anco bukan merupakan


ukuran yang memadai dari konsumsi pakan yang sebenarnya, terutama di kolam
besar. Ada banyak variasi dari hari ke hari yang mempengaruhi dalam konsumsi
pakan misalnya fluktuasi kualitas air, langit mendung, siklus lunar, aktivitas
molting, dan ketersediaan makanan alami. Budidaya udang pada umumnya selama
ini, pemberian pakan hanya ditebar saja dan tidak bisa dipantau seberapa banyak
pakan yang dikonsumsi oleh udang dan alat kontrolnya hanya anco (Syafaat, dkk.
2016).
III. KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Udang vaname tergolong mudah untuk dibudidayakan. Udang vaname


memiliki keunggulan yang tepat untuk kegiatan budidaya udang dalam tambak
antara lain: Responsif terhadap pakan/nafsu makan yang tinggi, lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan kualitas lingkungan yang buruk pertumbuhan
lebih cepat, tingkat kelangsungan hidup tinggi, padat tebar cukup tinggi dan waktu
pemeliharaan yang relatif singkat yakni sekitar 90 -100 hari per siklus. Pemberian
pakan tergantung dari jenis, bentuk dan ukuran udang. Pemberian pakan dengan
jenis dan ukuran yang berbeda bertujuan agar pakan yang diberikan dimakan udang
secara efektif. Jenis pakan yang biasa digunakan untuk pakan udang ialah bentuk
powder, crumble dan pellet yang sifatnya tenggelam. Kandungan nutrisi pada pakan
tersebut terdiri dari protein 35%, serat kasar 4,0%, lemak 4,5%, air 12% dan abu
14%.

3.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum selanjutnya di harapkan agar praktikan lebih


memperhatikan lagi materi yang di sampaikan oleh narasumber dan mencatat
datadata yang penting.
7

DAFTAR PUSTAKA

Amirna, O., R., Iba dan A. Rahman. 2013. Pemberian silase ikan gabus pada
pakan buatan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname
(Litopenaeus vannamei) pada stadia post larva. Jurnal Minat
Indonesia Vol. 01 No. 01 hal. (93-103) ISSN : 2303-3959.
Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridarma. Kendari
Kelly CG, Agbagbo FK, Holtzapple MT. 2005. Lime treatment of shrimp head
waste for the generation of highly digestible animal feed. J of Bioresource
Technology 97:1515-1320Muqaramah, T. M. H. A. 2016. Pemberian Kadar
Protein Pakan Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei) dengan Teknologi Bioflok Pada Kegiatan Pendederan. Tesis.
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nababan, E., Putra I., dan Rusliadi. 2015. Pemeliharaan udang vaname
(Litopenaeus vannamei) dengan persentase pemberian pakan
yang berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3 No. 2.
Universitas Riau. Kampus Bina Widya KM. 12,5 Simpang Baru
Pekanbaru 282943
Palinggi, N.N. & Atmomarsono, M. 1988. Pengaruh beberapa jenih bahan baku
pakan terhadap pertumbuhan udang windu (Penaeus monodon Fabr.)
J. Penel. Budidaya Pantai, 1(4): 21–28
Panjaitan, S.A., W. Hadie, dan S. Harijati. 2014. Pemeliharaan larva udang
vaname (Litopenaeus vannamei) boone 1931) dengan pemberian jenis
fitoplankton yang berbeda. Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan
Volume (1) No. 1. Artikel 2. Universitas Terbuka. Jakarta.

Poernomo, A. 2002. Perkembangan udang putih vannamei (Penaeus vannamei) di


Jawa Timur. Disampaikan dalam Temu Bisnis Udang. Makassar, 19
Oktober 2002, 26 hlm.
Rahman R, Lahming, Fadillah R. (2018). Evaluasi Komponen Gizi pada Pakan
Udang Fermentasi. Jurnal pendidikan teknologi pertanian Vol 4 :101-
11
8

Supono. (2017). Teknologi Produksi Udang. Bandar Lampung (ID) : Cetakan


Pribadi.
Syafaat, Muhammad Nu. Abdul Mansyur, Syarifuddin Tonnek & Muhammad
Chaidir Undu (2016). Persentase Sisa Pakan Protein Tinggi dan Rendah
Ddi Anco (Feeding Tray) Pada Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus
Vannamei) Intensif Dengan Teknik Pergiliran Pakan. Prosiding Forum
Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Air Payau. pp 667-676.
Untara LM, Agus M, Pranggono H. (2018). Kajian tehnik budidaya udang vanamei
(Litopenaeus vannamei) pada tambak busmetik supm negeri Tegal
dengan tambak Tuvami 16 universitas pekalongan. PENA Akuatika.17
(1) : 1-7.
LAMPIRAN
10

Anda mungkin juga menyukai