UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan “Makalah Teknologi Pembenihan Ikan
mengenai Pembenihan Ikan Kerapu”. Penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya dalam
pembuatan dan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada sehubungan dengan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, maka penulis
mengucapkan maaf apabila terdapat beberapa kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi generasi selanjutnya serta bagi
semua pihak yang memerlukannya.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ................................................................................................ 2
II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Budidaya Sistem Terpadu (System Integration) ............................ 3
2.1.1 Pengertian Minapadi ........................................................................ 3
2.1.2 Pengertian Wanamina ......................................................................
2.2 Aktivitas Kegiatan Peruahaan ........................................................ 7
2.2.1 Pengertian Longyam ........................................................................ 7
2.2.2 Model Sistem Longyam ................................................................... 8
2.2.3 Syarat Media Kandang dalam Sistem Longyam .............................. 8
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Longyam ................................. 8
III PENUTUP ................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Usaha mina padi selain merupakan usaha yang menguntungkan, juga dapat
meningkatkan pendapatan petani, serta membantu program pemerintah dalam
usaha gizi keluarga (Nuryasri dkk 2015). Longyam atau balong hayam merupakan
salah satu praktek kegiatan pertanian yang dapat mewujudkan pertanian
berkelanjutan. Longyam merupakan kegiatan yang menggabungkan sektor
peternakan terutama peternakan ayam dengan perikanan secara langsung, serta
sektor pertanian secara tidak langsung. Secara umum praktek kegiatan Longyam
memiliki 3 keuntungan utama diantaranya adalah keuntungan lingkungan,
keuntungan ekonomi, dan keuntungan sosial (Sari dan Setiawan 2014).
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
3
4
Budidaya terpadu antara ikan dan padi menghasilkan dua komoditas, juga
hasil padinya meningkat 15-20% dibanding tanpa ikan. Kenaikan hasil padi
tersebut karena adanya kotoran ikan yang berybah menjadi pupuk organik bagi
tanaman padi. Selain itu, pergerakan ikan dalam mencari makanannya
memberikan pengaruh pada aerasi tanaman padi, pertumbuhan gulma dan hama
akan dikendalikan oleh ikan.
Pada umumnya setiap tahun lahan sawah di Indonesia hanya bisa digarap
satu sampai dua kali dalam setahun. 4 sampai 5 bulan waktu yang dibutuhkan
untuk kegiatan dari persemaian benih padi hingga panen. Setelah satu musim
selesai, biasanya lahan tidak digunakan. Salah satu upaya yang dilakukan dan
dikembangkan untuk memanfaat potensi waktu, luang lahan dengan udaha tani
minapadi. Jika hanya menggunakan untuk penanaman padi semata dapat
mengakibatkan rendahnya intensitas penggunaan lahan dan rendahnya produksi
dari lahan sawah (Susanto, 2006).
5
Sistem minapadi memerlukan jenis padi tertentu. Padi yang memiliki akar
yang dalam, sehingga padi tidak mudah roboh da tidak menghambat pergerakan
ikan dan tahan hama dan penyakit serta termasuk varietas unggul (bersertifikat).
Cepat beranak/bertunas, untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas dan
tahan dari akibat adanya genangan air. Misalnya padi varietas Ciherang, Inpari 14
Pakuan. Selain itu juga dalam minapadi menggunakan ikan air tawar tertentu
dengan kriteria memiliki pertumbuhan cepat, disukai konsumen, nilai ekonominya
yang tinggi, tahan terhadap perubahan lingkungan dan diutamakan yang tidak
berwarna cerah untuk menghindari serangan hama burung. Misalnya ikan nila,
bawal, lele, mas dan nilem.
Namun di sisi lain sistem ini memiliki kekurangan seperti penggunaan pestisida
yang berlebih akan mempengaruhi kehidupan ikan serta mudanya hama seperti
ular, kodok dan burung yang masuk ke dalam sawah.
Budidaya perikanan pada saat zaman sudah modern seperti sekarang ini
sudah tidak terbatas pada budidaya air tawar, melainkan sudah merambat pada
sector daerah air payau. Pembudidaya pada perairan payau memanfaatkan lahan
mangrove karena dilihat dari ekosstem mangrove sendiri yang merupakan tempat
berkumpulnya ikan karena dalam ekosistem tersebut terdapat produktifitas yang
tinggi.
di mana:
HP = ketinggian pematang primer (utama)
HS = ketinggian pematang sekunder
HAT = highest astronomical tide (pasang tertinggi karena pengaruh
astronomis)
HST = highest spring tide (pasang tertinggi saat purnama)
GS = ketinggian permukaan tanah dihitung dari MSL
MF = ketinggian banjir maksimum selama 10 tahun terakhir
MR = curah hujan maksimum dalam 24 jam
FB = ketinggian “free board”
% S = persentase penyusutan tanah pematang (Alcantara,
1982; Menasveta, 1982; Bose et al., 1991)
3.1 Kesimpulan
1. Intensifikasi lahan bisa dilakukan dengan system mina padi
2. Sistem pertanian terpadu (mina padi = ikan dan padi) memiliki keuntungan
lebih serta ekosistem yang ada di sawah akan tetap terjaga dengan adanya
hubungan timbal balik yang menguntungkan. Dengan adanya feses ikan
maka kita tidak perlu bahan organik karena feses ikan mengandung bahan
organik yang bagus untuk tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh dengan
sehat tanpa ada bahan kimia.
3. Ikan yang dapat dipelihara dalam sistem longyam adalah ikan air tawar
seperti ikan mas, nila, lele, gurame, dan sebagainya, unggas yang dapat
dipelihara dengan sistem longyam antara lain ayam, bebek, itik, dan jenis
unggas lainnya,
4. sistem longyam dapat memberikan beberapa manfaat bagi petani antara
lain;
a) pendapatan petani meningkat dari penjualan ayam dan juga
penjualan ikan
b) mortalitas ayam berkurang karena kandang lebih sehat dengan
berkurangnya feses ayam di dalam kandang, dan sirkulasi udara
sejuk dari kolam ke kandang
c) biaya pakan ikan berkurang karena adanya tambahan pakan dari
feses ayam dan ceceran pakan ayam.
3.2 Saran
Diharapkan pertanian yang ada di !ndonesia menggunakan pertanian terpadu
sehingga kesejahteraan para petani akan meningkat serta keuntungan yang
diperoleh akan jauh lebih banyak.
10
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. Dan E. Liviawaty. 2009. Pakan Ikan. Edisi ke-5. Kanisius.
Yogyakarta.
Azhar Susanto. 2006. Anggara Perusahaan. BPFE. M. Yogyakarta.
11