Anda di halaman 1dari 111

Mata Kuliah

MANAJEMEN MEDIA AKUAKULTUR

NOMOR KODE/SKS:

Staff Pengajar

Dosen : Ardyen Saputra, S.Pi, M.Si


DESKRIPSI SINGKAT

Mata kuliah ini menekankan tentang bagaimana cara


mengelola kualitas air dalam lingkungan akuakultur
agar tetap dapat mendukung kehidupan biota
budidaya.

Pembahasan mengenai peran kualitas air terhadap


pertumbuhan dan kesehatan ikan, monitoring kualitas
air, teknik penanganan kualitas air secara fisika ,kimia
dan biologi dalam lingkungan akuakultur.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini


mahasiswa dapat manajemen kualitas perairan dalam
lingkungan akuakultur, sehingga mendukung secara
optimal kehidupan dan pertumbuhan biota budidaya,
baik sebelum digunakan, selama digunakan maupun
setelah digunakan untuk perikanan budidaya secara
berkesinambungan dan berwawasan lingkungan.
Sub Pokok Bahasan Kuliah MMA

1. Peranan manajemen kualitas air untuk lingkungan


perikanan budidaya terhadap pertumbuhan dan
kesehatan ikan.
2. Sistem manajemen yang digunakan dalam
lingkungan perikanan budidaya.
3. Penanganan kualitas air secara fisika, kimia dan
biologi wadah budidaya.
4. Interaksi dalam lingkungan perikanan budidaya
Mengapa air perlu
‘dikelola’?
 Kondisi air baku tidak
sepenuhnya sesuai dengan
kebutuhan biota yang dipelihara
 Terdapatnya partikel atau

material yang tidak diinginkan


 Penyesuaian dengan kondisi

biota yang ada


 Mengurangi dampak seminimal

mungkin
Standar kualitas air
 DO > 5 PPM
 pH (tawar: 6,5-7,0; laut: 7,0-8,0)

 Salinitas (tawar: 0-2 ppt; payau:

tergantung jenis ikan; laut: 26-35


ppt)
 Temperatur: tergantung jenis

ikan
 Ammonia bebas < 0,1 ppm

(sebaiknya 0,00)
 Nitrit < 0,02 ppm (sebaiknya 0,00
ppm)
 Nitrat 20,0 ppm (Untuk koral
sebaiknya < 20,0 ppm)
 Chlorine bebas/ kaporit < 0,07 ppm
(sebaiknya 0,00 ppm)
 Iodium bebas > 0,06 ppm
Pendahuluan
Peranan kualitas lingkungan budidaya

Pertumbuhan

Kesehatan ikan
Pathogen:
Type
Biota Pathogen Virulence
Biota Akuatik: Akuatik
Quantity
Nutrisi
Genetik
Kualitas Benih Environment:
Water quality
Environment
Sediment quality
Weather
Timbulnya suatu penyakit dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu inang, penyakit, dan lingkunga.
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat
energi atau komponen air di dalam air.
Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu :
1. Parameter fisika
2. Parameter kimia
3. Parameter biologi
Parameter Fisik
Parametr fisik dalam kualitas air yang sangat
berpengaruh adalah suhu, warna air dan lain
sebagainya.
1. Suhu
• Dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
intensitas cahaya matahari, pertukaran panas
antara air dengan udara sekelilingnya,
ketinggian geografis, dan olef faktor kanopi
(penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan
yang tumbuh di tepi.
Lanjutan
2. Warna Air
• Warna air pada kolam dan tambak, baik sistem
tradisional, semi tradisional maupun intensif
bermacam-macam
• Adanya warna air tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:
 Hadirnya beberapa jenis plankton
 Larutan tersuspensi
 Dekomposis bahan organik
 Mineral, maupun
 Bahan-bahan lain yang terlarut dalam air
Lanjutan
• Warna air tambak yang dapat dijadikan
acuan standar dalam pengelolaan kualitas air
adalah seperti di bawah ini.
a) Warna air tambak hijau tua yang berarti
menunjukkan adanya dominasi chlophyceae
b) Kecoklatan dominan diatomae
c) Hijau kecoklatan dominansi chlophyceae
dan diatomae yang bersifat stabil yang
didukung dengan ketersediaan pakan alami
bagi ikan.
Parameter Kimia
Parameter kimia meliputi:
1. pH (Derajat Keasaman)
2. DO (Disolved Oxigent)
3. Karbondioksida terlarut
4. Salinitas
5. Nitrit
6. Fosfat
1. Derajat Keasaman

Kestabilan pH perlu dipertahankan karena


 pH dapat mempengaruhi pertumbuhan organisme air
 mempengaruhi ketersedian unsur hara P dalam air
 Mempengaruhi daya racun amoniak dan H2S dalam air
2. Disolved Oxigent
• Oksigen adalah unsur fital yang diperlukan oleh semua
organisme untuk respirasi dan sebagian zat pembakar
dalam proses metabolisme
• Kandungan DO dalam air yang ideal adalah antara 3-7
ppm
Lanjutan

Sumber utama oksigen terlarut dalam air


atara lain:
 penyerapan oksigen dari udara melalui
kontak antara permukaan air dan udara
 Proses fotosistesis
Selanjutnya daur kehilangan oksigen melaui:
 pelepasan dari permukaan ke atmosfer
 Kegiatan respirasi dari semua organisme
3. Karbondioksida terlarut
Pada perairan umum dan kolam budidaya intensif,
karbondioksida, bikarbonat atau karbonat terlarut
membentuk suatu reservoir karbon untuk
fotosintesis tumbuhan air. Pada kondisi gelap,
maka aktivitas utama tumbuhan yaitu melakukan
respirasi, pada kesempatan tersebut dibebaskan
CO2 dan ion-ion hidrogen sehingga menyebabkan
penurunan pH
4. Salinitas
• Salinitas merupakan parameter penunjuk
jumlah bahan terlarut dalam air
• Salinitas pada umumnya dinyatakan
sebagai berat jenis, yaitu rasio antara
berat larutan terhadap berat air minum
dalam volume yang sama
5. Nitrat
• Nitrat merupakan hasil dari reaksi biologi
yaitu nitrogen organik. Limbah industri dan
domestik akan mengandung nitrat dan
akan menjadi polusi untuk permukaan air.
Pada perairan alami mineral nitrat hanya
sedikit
• Nitrat dan nitrit adalah ion-ion anorganik
alami, yaitu bagian dari siklus nitrogen.
6. Fosfat
• Fosfat merupakan bentuk pospor yang
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.
Karakteristik pospor sangat berbeda
dengan unsur-unsur utama lain yang
merupakan penyusun biosfer karena
unsur ini tidak terdapat di atmosfer.
Keberadaan pospor relatif sedikit dan
mudah mengendap.
Parameter Biologi
Plankton dapat dijadikan salah satu
parameter dalam pemantauan kualitas
lingkungan perairan. Pemahaman plankton
secara kuantitatif berhubungan erat dengan
penilaian perairan yang dapat berfungsi
sebagai daerah penangkapan maupun
lokasi budidaya
Lanjutan

• Perairan berdasarkan kesuburan dapat


diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Perairan yang kesuburannya rendah
dengan kelimpahan zooplankton kurang dari
1 ind/L
2. Perairan yang mempunyai tingkat
kesuburan sedang dengan kelimpahan
zooplankton antara 1-500 ind/L
3. Perairan yang mempunyai tingkat
kesuburan tinggi dengan kelimpahan
zooplankton lebih dari 500 ind/L
PENTING
Lima syarat utama kualitas air bagi
kehidupan ikan adalah:
1. Rendah kadar amonia dan nitrit
2. Bersih secara kimiawi
3. Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur
yang sesuai
4. Rendah kadar cemaran organik, dan
5. Stabil
Mata Kuliah
MANAJEMEN MEDIA AKUAKULTUR

NOMOR KODE/SKS: VBP.4.3.23/ 3 (1-2)

Staff Pengajar

Ardyen Saputra, S.Pi, M.Si


Sistem Perikanan Budidaya
Input

Air sumur Danau atau Sungai Inlet Kolam

Proses
Budidaya
Feeding
Metabolisme Ikan

Output
Limbah Hasil Metabolisme Ikan
Teknik Penanganan Lingkungan Perikanan Budidaya

Input Sumur Sungai/Danau

Fisik
Kimia Tidak Selalu Baik utk BD
Uji Kualitas Air
Biologi

Perlu di Treatment (Peran Tekling)

Treatment Fisik Treatment Kimia Treatment Biologi


Mematikan Pathogen :
•Sedimentasi •Aerasi
•Klorinasi
•Filter Fisik •Reduksi Logam Berat
•Ozonasi
•Ultra violet

Layak untuk Budidaya Wadah Budidaya


Proses Budidaya

•Pembenihan
Mempengaruhi
•Pembesaran Kualitas Air Wadah
•Pemeliharaan ikan hias Budidaya
Intensif : Densitas Tinggi
Monitoring Kualitas Air
Feeding
Maintenance
Optimum untuk BD

Amonia Feces Urine

Limbah Budidaya
Output

Limbah Budidaya
Amonia
Bahan Oranik
Karbondioksida Dibuang Ke alam
Pathogen Mencemari Lingkungan ??!
Oksigen

Perlu di Treatment
•Sedimentasi
•Filter

Limbah tereduksi

Dibuang
Wadah Budidaya

Akuarium Bak Plastik Kolam Beton

Teknik penanganan tanah dasar


•Pembalikan tanah dasar
•Pengapuran
•Pemupukan
Kondisi Tanah
Kolam Dasar Tanah Mempengaruhi
Kualitas Air dan
kesuburan kolam
Teknik Penanganan Lingkungan Perikanan Budidaya

Pengelolaan kualitas air telah menjadi salah satu aspek paling penting dalam
akuakultur, tetapi hanya sedikit yang memperhatikan mengenai pengelolaan
kualitas tanah dasar. Padahal semakin banyak bukti menunjukkan bahwa kondisi
dasar tambak dan pertukaran zat
antara tanah dan air sangat mempengaruhi kualitas air
(Boyd, 1995)

pH Tanah Pengeringan kolam Pengolahan tanah Pemupukan


LINGKUNGAN Media budidaya

Dipakai terus menerus

Kandungan pupuk berkurang Tanah dasar kurang istirahat

Makanan udang di air berkurang


Timbunan limbah budidaya
dalam tanah menurunkan
kualitas air

Pertumbuhan lambat Mudah kena sakit Gagal panen


Interaksi air dan tanah
Tanah
pH pH air, alkalinitas, kesadahan, pertumbuhan mikroorganisme

Zat hara Nitrogen


Pertumbuhan phytoplankton dan pakan alami
Phospor

(Boyd, 2002)

Food web in aquaculture pond.


LINGKUNGAN Media budidaya

Dipakai terus menerus

Kandungan pupuk berkurang Tanah dasar kurang istirahat

Makanan udang di air berkurang


Timbunan limbah budidaya
dalam tanah menurunkan
kualitas air

Pertumbuhan lambat Mudah kena sakit Gagal panen


Factors in disease expression

Shrimp/Fish:
Nutrition Pathogen
Pathogen:
Shrimp
Type
Genetics
Virulence
PL Quality
Quantity

Environment

Environment:
Water quality
Sediment quality
Weather
Penyakit Muncul = Inang + Patogen + Stressor2

1. Lingkungan 2. Teknik Budidaya


• Air • Transportasi
• Tanah Jelek ?? • Sampling
• Iklim • Pengobatan
• Ganti air, dsb

PARASIT

VIRUS BAKTERI JAMUR

• Resistensi
• Jumlah
• Nafsu makan
• Patogenitas
RESPON PRIMER
(SUB-SELULER)
• kortikosteroid RESPON SEKUNDER
STRESSOR KIMIA • catecholamine (SEL; JARINGAN)
• DO Rendah • adrenalin • Hematologi
• Polutan • aktivitas neurotransmitter • Histologi
• Kemasaman, • Gula darah (Hyperglicemia)
• Salinitas, dll • Asam Laktat
• Glikogen jaringan turun
• Produksi HSP naik
• Gangguan Osmoregulasi
STRESSOR FISIKA (Na, Cl, dsb)
• Handling • Sistim Imun (aktivitas
• Sampling Lysoxyme, prod. Antibodi)
• Transportasi
• Suhu, dsb RESPON TERSIER
(INDIVIDU IKAN)
• GR
STRESSOR BIOLOGI • Resitensi terhadap penyakit infeksius
• Predator • Perubahan Tingkahlaku
• Kompetitor, dsb • Feediing
• Agresi
• Aktivitas berenang
• SR
Kesimpulan

•Manajemen media akuakultur mampu mencakup penanganan


media dan wadah budidaya,
•Dimulai dari sebelum kegiatan berlangsung (input) selama kegiatan
budidaya (proses) dan setelah kegiatan berlangsung (output)
•Agar lingkungan budidaya tetap dapat mendukung kehidupan biota
akuatik seoptimal mungkin dengan tetap berlandaskan
keberlanjutan dan ramah lingkun gan
KUALITAS AIR

FISIKA

KIMIA
BIOLOGI
Parametr fisik dalam kualitas air yang sangat FISIKA

berpengaruh adalah suhu

 Suhu
• Dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti intensitas
cahaya matahari, pertukaran panas antara air
dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis,
dan oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi).

Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih


tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernafasan pada ikan
sehingga dapat menyebabkan ikan pingsan akibat dari kekurangan oksigen.
Suhu Peranan temperatur air terhadap ikan

 Meningkatkan atau menurunkan Laju metabolik


(pertumbuhan)
 Mempengaruhi Pemijahan & penetasan telur
 Di hatchery, temp. air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
menyebabkan stress, menyebabkan ikan lebih rentan
terhadap serangan penyakit.
 Temperatur memainkan peranan penting didalam proses-
proses penyakit infeksius.
 Sebag. besar senyawa kimia lebih mudah larut dengan
meningkatnya temperatur, sebaliknya O2 dan CO2 menjadi
kurang larut.
Temperatur air turun :
pH • Kelarutan O2 meningkat
Suhu
• Suhu tubuh udang turun/laju metabolisme turun
TSS
• Nafsu makan turun
NH3
• Pertumbuhan kurang
Nitrit
H2S • Kekebalan tubuh menurun

O2 • Gerakan menjadi lemah/menjadi tidak aktif

• Kehilangan orientasi / disorientasi

• Protein total serum, konsentrasi ion Na & Cl, dan tekanan


osmotik plasma darah terus menerus menurun

• Udang mati karena penyakit, gagal ginjal dan


kegagalan osmoregulasi
Suhu Pengaruh meningkatnya temperatur air terhadap
kesehatan ikan

 Meningkatkan toksisitas dari kontaminan-kontaminan


terlarut,
 Mendukung perkembangan dan tingkat serangan patogen
ikan,
 Konsentrasi O2 terlarut menurun,
 Konsumsi O2 meningkat, dengan meningkatnya temperatur
tubuh dan laju metabolik ikan.
 Respon kekebalan tubuh ikan meningkat.
Suhu Pengaruh temperatur air yang rendah terhadap ikan?
 Temperatur tubuh ikan menurun,
 Menekan respon kekebalan ikan
 Nafsu makan, aktivitas dan pertumbuhan menurun.

Di lapang, faktor yang berperan untuk ikan toleran


terhadap perubahan temperatur air?
 genetik
 lama waktu aklimasi,
 konsentrasi DO
 jumlah dan macam ion-ion yang terlarut dalam air media.
Suhu Jika temperatur air dinaikkan dari
0º ke
26https://docs.google.com/forms/d
/e/1FAIpQLScXm-
1. Laju metabolisme meningkat, sehingga konsumsi O2 juga
LwFQC0a0cmZpHFiRrWngv4Kzkw
meningkat.
YR_uASP3UrB7Yl-59w/viewformº
2. Namun dipihak lain, kandungan O2 menurun, karena
C, apa yang
kelarutan O2terjadi pada
dalam air jugaikan?
menurun.
3. O2 darah menurun dan transport oksigen ke jaringan
menjadi rendah.
4. Kemampuan untuk mempertahankan cadangan energi
(kandungan lemak seluruh tubuh) menurun.
5. Konsentrasi elektrolit serum darah juga menurun, dan
6. Kegagalan osmoregulasi yang menyebabkan kematian
ikan.
Suhu Mekanisme kematian ikan akibat rendahnya temperatur air ?

 Kematian ikan dikarenakan temperatur air rendah mungkin


melibatkan mekanisme fisiologi yang serupa dengan kematian ikan
karena temperatur tinggi. Untuk contoh, tilapia menunjukan
beberapa tanda-tanda klinis berupa distress ketika temperatur air
secara perlahan diturunkan dibawah kisaran temperatur optimum
mereka (< 20º C).
1. Pada suhu air sekitar 18 C, tingkahlaku reproduksi mulai dipengaruhi.
2. Pemangsaan dan pertumbuhan menghilang secara perlahan pada suhu air
sekitar 15 C , Ikan menjadi tidak aktif dan kehilangan orientasi.
3. Dibawah 10 C, tilapia menderita comatose, secara umum diistilahkan
dengan chill coma (Dingin Koma).
4. Selama chill coma tekanan osmotik plasma terus menerus menurun.
5. Kematian terjadi dikarenakan kegagalan ginjal dan osmoregulasi.
6. Temperatur mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan (respirasi,
feeding, dan pencernaan).
FISIKA

PADATAN TERSUSPENSI TOTAL (TSS) DAN


TURBIDITAS/KEKERUHAN

TSS adalah residu padatan yang tertinggal ketika air difilter


(padatan tersuspensi), sedang padatan yang tertinggal
ketika air dievaporasi sampai kering merupakan TDS
(padatan terlarut).
Penyebab air menjadi keruh
• Endapan-endapan kimia,
• Bahan organik terflokulasi (kotoran ikan atau sisa
pakan)
• Organisme planktonik yang mati maupun yang hidup,
dan
• Sedimen yang teraduk dari dasar kolam atau dari
sungai.
Pengaruh air yang keruh
terhadap ikan
• Ikan sulit untuk menemukan makanan
• Ikan sulit untuk menghindari pemangsaan
• Dapat menghambat perkembangan telur selama
inkubasi, dan
• Secara fisik dapat mengotori insang
• Konsekuensi fisiologis meliputi :
 stres dan
 penurunan resistensi terhadap penyakit.
KIMIA
Disolved Oxigent
• Oksigen adalah unsur fital yang diperlukan oleh semua
organisme untuk respirasi dan sebagian zat pembakar
dalam proses metabolisme atau pertukarn zat yg
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan perbaikan
• Kandungan DO dalam air yang ideal adalah antara 3-7
ppm (dalam keadaan normal)
• Berperan dlm proses oksidasi dan reduksi bhn organik
dan anorganik
Lanjutan
Sumber utama oksigen terlarut dalam air atara lain:
 penyerapan oksigen dari udara melalui kontak
antara permukaan air dan udara (difusi)
 Proses fotosistesis

Selanjutnya daur kehilangan oksigen melaui:


 Pelepasan dari permukaan ke atmosfer
 Kegiatan respirasi dari semua organisme

Kecepatan DIFUSI dipengaruhi ; kekeruhan, suhu, salinitas,


pergerakan massa air dan udara (arus, gelombang, pasut)
Pengaruh kandungan DO air yang
pH rendah terhadap ikan
Suhu
TSS • Anorexia (gejala sakit berupa hilangnya nafsu makan) Dampak dari tidak
stabilnya DO:
NH3 • Hypoxia jaringan 1. kurang dari 3, ikan
Nitrit akan berada
• Stress respirasi dipermukaan air
H2S 2. DO 1-2 ppm ikan bisa
- udang/ikan berenang di dekat permukaan air mati
DO 3. DO terlalu tinggi, ikan
- udang/ikan megap-megap
- udang/ikan loncat ke pematang maupun udang bisa
mati karena terjadi
• Pingsan emboli dalam darah.

• Rentan thd penyakit

• Mati
DO Ciri-ciri kematian ikan dikarenakan kadar DO yang
rendah ?

 Ikan berenang di permukaan air, dan megap-megap


 Terjadi kematian massal secara mendadak (dalam 24
jam)
 Terjadi pada malam atau dini hari
 Ikan besar mati terlebih dahulu
 Kadar O2 biasanya < 1 mg O2/L air.
KIMIA
Karbondioksida terlarut (CO2)
Pada perairan umum dan kolam budidaya intensif,
karbondioksida, bikarbonat atau karbonat terlarut
membentuk suatu reservoir karbon untuk
fotosintesis tumbuhan air. Pada kondisi gelap,
maka aktivitas utama tumbuhan yaitu melakukan
respirasi, pada kesempatan tersebut dibebaskan
CO2 dan ion-ion hidrogen sehingga menyebabkan
penurunan pH
CO2 Sumber CO2 dalam air

 Terlarut dari atmosfir,


 Metabolisme atau respirasi ikan (contoh, ikan salmon
menghasilkan sekitar 1.4 mg/L CO2 untuk setiap mg oksigen
yang mereka konsumsi),
 Hasil dekomposisi mikrobial bahan organik di sedimen dasar,
atau
 Respirasi mikroorganisme, algae, dan tanaman akuatik
lainnya.

Kadar CO2 dalam air yang dapat membahayakan kesehatan


ikan
 CO2 di atas 20 ppm dapat membahayakan ikan.
 Ikan-ikan air tawar dapat hidup pada kandungan CO2 rata-
rata setinggi 12 ppm.
Pengaruh CO2 terhadap kesehatan ikan
pH
Suhu • Kadar CO2 dalam darah meningkat Faktor kualitas air yang
dapat mempengaruhi
TSS Hypercapnia toksisitas CO2
NH3 Kemampuan hemoglobin darah untuk membawa Efek hebat CO2 terhadap
Nitrit O2 ke jaringan tubuh mulai menurun kesehatan ikan dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan
H2S • Hypoxia jaringan seperti DO dan temperatur
CO2 - udang/ikan berenang di dekat permukaan air air :
1. DO rendah meningkatkan
• Pingsan toksisitas CO2
2. Sedangkan peningkatan
• Rentan thd penyakit
temperatur air,
• Mati
menurunkan toksisitas
CO2 karena kelarutan
kadar CO2 dalam air yang mendukung kesehatan ikan CO2 menurun.
Umumnya, < 5.0 ppm CO2.
KIMIA
Derajat Keasaman (pH)
Kestabilan pH perlu dipertahankan karena:
 pH dapat mempengaruhi pertumbuhan organisme air
 Mempengaruhi ketersedian unsur hara P dalam air
 Mempengaruhi daya racun amoniak dan H2S dalam air

• pH adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari


sebuah contoh air  Kadar pH dinilai dengan ukuran antara
0-14
• Perubahan pH berkaitan dengan kandungan O2 dan CO2 dlm
air. Pd siang hari jika O2 naik akibat fotosintesis maka pH juga
naik
pH Apa yang menyebabkan air menjadi masam?

 CO2 yang terlarut dari atmosfir atau yang dihasilkan oleh


metabolisme ikan,
 Asam-asam mineral dari polusi,
 Asam-asam organik yang terjadi secara alamiah dari deposit
humus, atau
 Dari hidrolisis garam-garam dari deposit mineral yang tercuci
kedalam suplai air.
Kemasaman dapat menyebabkan :
pH
Suhu • Pertukaran ion pada insang terganggu
TSS
• Gagal ginjal
NH3
Nitrit • Pada udang, karapas menjadi lunak
H2S
• Mudah terserang penyakit
O2
• Kematian
KIMIA
ALKALINITAS & KESADAHAN
Alkalinitas menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
menerima ion hidrogen (atau untuk menetralisir asam) dan
merupakan suatu lawan langsung dari kemasaman.
 Alkalinitas merupakan konsentrasi total senyawa-senyawa
alkalin (basa) yang terlarut dalam air.

Manfaat Alkalinitas terhadap ikan


Alkalinitas menyediakan kapasitas menyangga (buffer) yang dibutuhkan untuk
melindungi ikan yang dibudidayakan secara intensif, untuk melawan goyangan
lebar pH air yang akan terjadi dikarenakan CO2 hasil respirasi dari ikan dan
tanaman akuatik.
KIMIA
Kadar Alkalinitas yang disarankan
Dan tujuannya
 Untuk budidaya ikan intensif, alkalinitas 100-150 mg/L
direkomendasikan
 Sebagian besar air beralkalinitas tinggi, juga mempunyai pH alkalin (pH
>7) dan konsentrasi TDS yang tinggi.
 Tujuannya untuk menyediakan kapasitas menyangga (buffer)
yang diperlukan untuk :
• mencegah fluktuasi pH yang lebar,
• mendukung produksi algae,
• mencegah pelepasan logam berat, dan
• untuk memungkinkan penggunaan senyawa tembaga didalam
treatment penyakit.
KIMIA
Kesadahan merupakan suatu ukuran dari jumlah garam-garam kalsium (Ca)
dan magnesium (Mg) yang ada, juga diekspresikan sebagai konsentrasi setara
kalsium karbonat (CaCO3).

Selain Ca dan Mg, unsur yang dapat membuat Kesadahan air tinggi adalah Logam-
logam terlarut divalen (bervalensi dua) seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), dan
timah (Sn).
Klasifikasi air berdasarkan Kesadahannya
 Air lunak biasanya adalah asidik (masam), sedangkan air keras cenderung
untuk menjadi alkalin.
 Air dapat diklasifikasikan sbb:
mg/L CaCO3 Istilah
0 – 50 Lunak
50 – 100 Cukup Lunak
100 – 200 Agak Keras
200 – 300 Cukup Keras
300 – 450 Keras
> 450 Sangat Keras
Sampai batas tertentu, air dengan kesadahan yang lebih tinggi
baik untuk kesehatan ikan
 Menyediakan Ca yang dibutuhkan ikan
 Menurunkan kerja osmotik yang dibutuhkan untuk mengganti
elektrolit darah yang secara kontinyu hilang dalam jumlah
banyak melalui urin ikan air tawar
 Ikan sedikit lebih kuat terhadap infeksi virus
 Sindrom ulcerative epizootic, suatu penyakit yang mempengaruhi
ikan bandeng dan ikan-ikan air tropis lainnya yang
dibudidayakan di Asia Tenggara, muncul untuk menjadi lebih
parah/hebat pada air yang kesadahan totalnya rendah.
KIMIA
AMMONIA (NH3)  Sumber NH3 di air budidaya

 Sumber utama NH3 adalah metabolisme ikan, perombakan bahan organik


nitrogenik (sisa pakan dan feces ikan).
 Sumber lain : perombakan bahan organik nitrogenik dalam tanah atau
sedimen, polusi dari instalasi pengolahan limbah, drainase dari lahan
pertanian atau limbah buangan industri.
 Jumlah yang relatif besar dari NH3 (dan CO2), bersama-sama dengan
urea, creatine, creatinine, asam uric, dan limbah nitrogenik lainnya,
diekskresikan secara kontinyu oleh ikan.
 Untuk contoh, channel catfish mengekskresikan sekitar 20 g NH3 per hari
per kg ransum pakan.
AMMONIA (NH3) KIMIA

laju nitrifikasi lebih tinggi di air yang ber pH mendekati netral daripada di
pH masam atau lebih basa
• Nitrosomonas spp lebih suka pH air sekitar 8, sementara Nitrobacter spp
lebih menyukai air ber-pH sekitar 8.5, sehingga pada pH sekitar netral,
kedua bakteri ini akan bekerja optimum.

laju reaksi nitrifikasi lebih tinggi pada suhu air yang relatif tinggi
daripada di suhu air yang rendah?
• Reaksi nitrifikasi mengikuti hukum Van’t Hoff-Arthenius sampai batas
300C; yaitu peningkatan suhu sebesar 40C, mengakibatkan peningkatan
laju nitrifikasi sekitar 50%, dan penurunan suhu sebesar 10C
mengakibatkan penurunan laju nitrifikasi sebesar 30%.
• Nitrifikasi berlangsung lebih cepat pada daerah tropis atau pada musim
panas.
NH3 New tank syndrom

 Terjadinya kematian massal ikan yang baru dimasukkan kedalam


bak, kolam atau akuarium yang berlangsung secara mendadak
 Biasa terjadi pada bak, kolam atau akuarium yang baru dibuat
atau yang baru dibersihkan
 Terjadi pada budidaya intensif (kepadatan ikan relatif tinggi)
 Tanpa adanya gejala atau tanda-tanda serangan penyakit
 Terjadi meskipun bak atau akuarium diaerasi (kadar O2 cukup)
NH3 Kenapa terjadi new tank syndrom?
Ikan yang padat menghasilkan NH3 dalam jumlah banyak, sementara
bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter belum berkembang, sehingga
kadar NH3 yang tinggi tersebut akan meracuni ikan itu sendiri.

Bagaimana cara mencegahnya?

 Ikan yang tahan terhadap NH3 dipelihara terlebih dahulu,


sehingga filter akan banyak mengandung bakteri pengurai
NH3
 Di air, ditambahkan 46 mg NH4Cl / L dan 73 mg NaNO2 / L
selama 20 hari
 Ambil sebagian substrat biofilter dari akuarium/kolam yang
sudah stabil (banyak bakteri pengurai NH3), tempatkan pada
akuarium/ bak/kolam yang baru.
pH
Suhu • Ketidak-seimbangan osmoregulasi
Kegagalan ginjal
TSS
• Ekskresi ammonia darah terhambat
NH3 Kegagalan neurologis dan cytologis
Nitrit
• Meningkatkan konsumsi O2 jaringan tubuh
H2S
O2 • Kerusakan epithel insang

• Menurunkan kemampuan darah untuk


transport O2 ke seluruh jaringan tubuh

• Mengakibatkan mati kekurangan O2


NITRIT (NO2-)

• Nitrat merupakan hasil dari reaksi biologi yaitu nitrogen


organik. Limbah industri dan domestik akan
mengandung nitrat dan akan menjadi polusi untuk
permukaan air. Pada perairan alami mineral nitrat
hanya sedikit
• Nitrat dan nitrit adalah ion-ion anorganik alami, yaitu
bagian dari siklus nitrogen.
Pengaruh NO2- terhadap kesehatan ikan
 hypertrophy insang  pembesaran otot akibat pembesaran ukuran jaringan otot
 Hyperplasia pembentukan jaringan sel secara brlebihan
 separasi lamellar bersama-sama dengan hemorrhages dan lesi necrotic di
thymus.
 meningkatkan kerentanan ikan terhadap penyakit infeksi.
 Masalah kesehatan ikan yang utama yang disebabkan oleh NO2- adalah
methemoglobinemia, umumnya diistilahkan dengan penyakit darah coklat
(brown blood disease).
 Kondisi fisiologi ini diberi nama demikian melihat methemoglobin berwarna
coklat yang terbentuk ketika NO2- mengoksidasi besi Fe2+ dalam molekul
hemoglobin (Hb) ke Fe3+
 Bentuk teroksidasi dari Hb (methemoglobin) tidak mampu untuk mengikat
oksigen dan membawanya ke jaringan-jaringan tubuh ikan.
 Level maksimum < 1.0 mg/L merupakan pedoman yang disarankan, tetapi dibawah sebagian besar kondisi
budidaya toksisitas nitrat terhadap ikan pada budidaya intensif atau ekstensif bukanlah suatu masalah yang serius.
kadar NO2- yang disarankan untuk Selain melalui nitrifikasi, cara lainnya untuk mencegah dampak
budidaya ikan? negatif NO2- terhadap kesehatan ikan?
 Level maksimum < 1.0 mg/L merupakan 1. Meningkatkan konsentrasi ion Cl- atau Ca2+ terlarut sampai
50 mg/L dapat meningkatkan sampai 50 kali toleransi ikan
pedoman yang disarankan, tetapi dibawah
(salmon) terhadap NO2-.
sebagian besar kondisi budidaya toksisitas 2. Ion Cl- atau Ca2+ kemungkinan bersaing dengan NO2- untuk
nitrat terhadap ikan pada budidaya intensif transport melintasi ephitelium insang dan oleh karena itu
atau ekstensif bukanlah suatu masalah yang menurunkan jumlah NO2- yang diserap ikan.
serius. 3. Menurunnya pH meningkatkan toksisitas NO2- dengan
mengubah beberapa NO2- yang ada ke HNO2.

Dampak negatif NO3- yang kadarnya tinggi terhadap ikan

• Konsentrasi NO3- yang tinggi dapat mengakibatkan kegagalan osmoregulasi


nonspesifik yang serupa dengan yang disebabkan oleh konsentrasi garam
yang tinggi pada umumnya.
• Bagaimanapun, paparan yang tinggi terhadap nitrat selama inkubasi telur telah
ditunjukan untuk mempunyai pengaruh hebat terhadap perkembangan embrio ikan
salmon.
KIMIA
Hidrogen Sulfida (H2S)

Hidrogen sulfida adalah gas yg sangat


beracun dan dapat melumpuhkan sistem
pernapasan
 Tidak berwarna, TIMBUL dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan
organik dalam keadaan tanpa OKSIGEN
(aktivitas anaerobik)
 bisa juga TIMBUL dari aktivitas gunung
berapi dan gas alam.
Hidrogen Sulfida (H2S) KIMIA
Berasal darimanakah gas H2S?
 H2S terutama berasal dari dekomposisi anaerobik senyawa-senyawa sulfur pada
sedimen oleh bakteri tanah Desulfovibrio spp..
 H2S jarang terjadi pada air permukaan, karena air ini biasanya aerobik dan
beberapa sulfida yang ada akan teroksidasi menjadi SO42-.
 Air bawah tanah (groundwater) dapat memiliki konsentrasi sulfida alamiah sampai
sekitar 10 mg/L.
 Air bawah tanah dengan kandungan sulfida yang tinggi, sering mengandung
konsentrasi Fe (besi) dan CO2 yang tinggi pula.
 Air dasar dari danau atau bendungan (dam/waduk) seringkali anaerobik dan
kosentrasi H2S yang tinggi yang dihasilkan di sedimen dapat berdifusi kedalam air
dekat dasar.
 Pada sistem budidaya jaring apung air tawar atau air laut, suatu akumulasi
pembusukan bahan organik di dasar dapat mengarah ke H2S di kolom air.
 Jika masalah ini terjadi, jaring apung dapat dipindahkan ke air yang lebih dalam
atau ke suatu lokasi dengan arus yang cukup deras untuk mengurangi akumulasi
bahan organik di dasar.
Hidrogen Sulfida (H2S)
Sifat H2S dibudidaya air payau dan laut
 H2S di budidaya ikan laut sering bukan merupakan masalah.
 Namun dapat menjadi suatu masalah pada produksi udang air
payau intensif.
 Lumpur air laut umumnya menghasilkan konsentrasi sulfida yang
lebih tinggi, karena konsentrasi sulfat dalam air laut adalah lebih
tinggi daripada di air tawar, dan udang tinggal dekat dasar
tambak.
Bagaimana cara menurunkan kadar H2S di kolam?
1. Dengan mengaerasi dan mensirkulasi air, untuk meminimalkan kondisi anaerobik di dekat dasar
kolam.
2. Membatasi jumlah bahan organik yang ada dengan cara mengefisienkan tingkat pemberian
pakan.
3. Pengeringan dan pembuangan air secara periodik akan memfasilitasi oksidasi H2S di lumpur dan
akan meningkatkan dekomposisi bahan organik juga.
Level paparan aman maksimum yang direkomendasikan untuk H2S adalah 0.002 mg/L.
pH Pengaruh H2S terhadap kesehatan ikan
Suhu
• Memblok kemampuan sel insang mengambil O2
TSS
NH3 • Hypoxia
Nitrit
• Laju ventilasi meningkat
H2S
O2 • Laju ventilasi berhenti

• Kematian menyusul dalam hitungan menit

Toksisitas meningkat dengan konsentrasi oksigen terlarut menurun.


Bagaimanapun, air yang jenuh oksigen pun tidak akan dapat mencegah kematian, dan konsentrasi
H2S di atas 0.5 mg/L adalah lethal akut untuk sebagian besar ikan dewasa tanpa perduli spesiesnya.
Parameter Biologi
• Plankton dapat dijadikan salah satu parameter dalam pemantauan
kualitas lingkungan perairan. Pemahaman plankton secara kuantitatif
berhubungan erat dengan penilaian perairan yang dapat berfungsi
sebagai daerah penangkapan maupun lokasi budidaya
• Fosfor ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali
menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga
menghalangi cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya
proses fotosintesis. Jika mati akan terjadi proses pembusukan yang
menghasilkan persediaan oksigen dan pengendapan bahan2 yang
menyebabkan pendangkalan
Lanjutan

Berdasarkan kesuburan perairan dapat diklasifikasikan


menjadi 3 yaitu:
1. Perairan yang kesuburannya rendah dengan
kelimpahan zooplankton kurang dari 1 ind/L
(Oligotrofik)
2. Perairan yang mempunyai tingkat kesuburan sedang
dengan kelimpahan zooplankton antara 1-500 ind/L
(Mesotrofik)
3. Perairan yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi
dengan kelimpahan zooplankton lebih dari 500 ind/L
(Eutrofik)
PENTING
Lima syarat utama kualitas air bagi kehidupan ikan
adalah:
1. Rendah kadar amonia dan nitrit
2. Bersih secara kimiawi
3. Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang
sesuai
4. Rendah kadar cemaran organik, dan
5. Stabil
Teknik Penanganan Lingkungan Perikanan Budidaya

Input Sumur Sungai/Danau

Fisik
Kimia Tidak Selalu Baik utk BD
Uji Kualitas Air
Biologi

Perlu di Treatment (Peran Tekling)

Treatment Fisik Treatment Kimia Treatment Biologi


Mematikan Pathogen :
•Sedimentasi •Aerasi
•Klorinasi
•Filter Fisik •Reduksi Logam Berat
•Ozonasi
•Ultra violet

Layak untuk Budidaya Wadah Budidaya


1. TREATMENT KIMIA
AIR PASOK • Ozon (O3)
• Klorinasi

PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN 2. TREATMENT FISIKA
• Lampu Ultra Violet (UV)
• Reverse Osmosis (RO)

3. TREATMENT BIOLOGI
• Probiotik
Parameter Contoh Treatment
Kualitas
Biologi Patogen Cara ??
Air

Treatment Metode Biologi Air Kimia Air Fisika Air

KIMIA OZON √ √ √
KLORINASI √ √ √

FISIKA Lampu UV

RO √ √ √
BIOLOGI Probiotik √
1. Ozon (O3)

Ozon ini merupakan suatu gas yang mengandung unsur-


unsur kimia. Unsur- unsur kimia yang terdapat dalam lapisan
ozon ini terdiri dari tiga macam atom oksigen atau O₃. Karena
memiliki kandungan O₃ dalam jumlah banyak lapisan ini
disebut sebagai lapisan ozon. Atom oksigen ini mempunyai
warna biru dan juga berbau kuat.

• Apa perbedaan antara oksigen yang berada di lapisan ozon


dengan oksigen yang kita hirup sehari- hari ?
• Dari Manakan Ozon Terbentuk?
Energi listrik
O
O O3
3 O2
O
O O3
O
Sumber O2 : O

Keuntungan Kerugian
Oksigen Bebas debu dan Mahal
Murni lembab, tidak merusak
alat
Perlu listrik rendah
Udara bebas Gratis Perlu tenaga listrik
besar
Kelembaban dan
debu dapat merusak
alat
1. Ozon (O3)
Manfaat :1. Menghilangkan Bau
2. Menghilangkan Warna
3. Menghilangkan Turbiditas
4. Mengoksidasi NH3, NO2, H2S, BO
5. Mengurangi logam-logam berat
Fe : 9.5 ---- 0.07 mg/L Mn : 1.2 --- 0.05 mg/L
Aerasi: 9.5 ---- 4 mg/L 1.2 --- 0.7 mg/L
6. Menghancurkan Patogen

Digunakan di : 1. PAM
2. Limbah industri/Kota
3. Akuakultur
Kelebihan & kekurangan desinfeksi dg Ozon
Kelebihan Kekurangan
Kemampuan membunuh patogen Ozon tidak stabil, shg harus
dan kualitas airnya lebih baik dari dibuat di tempat dan segera
klorin maupun UV, waktu untuk
meningkatkan kualitas air lebih
cepat
Efektif tidaknya, tidak tergantung Ozon bersifat korosif, dapat
pH air. merusak kesehatan manusia
maupun alat-alat
Efektifitas membunuh patogen
tergantung seberapa efektif
ozon didistribusikan di dalam
kolom air.
Karena dapat mengoksidasi
mineral-mineral mikro (Fe, Mn,
Cu, Zn, dsb), ikan dapat
kekurangan mineral.
Menghilangkan residu Ozon :

• Residu oksidan Ozon : Br2


• Dihilangkan dengan filter karbon aktif
• Harus dihilangkan sampai mencapai konsentrasi < 0.002 mg/L
sebelum air masuk kedalam unit pemeliharaan ikan
• Aerasi (10-20 menit dapat mengubah 50% Ozon menjadi O2)
• Sodium thiosulfat (Na2S2O3) atau Sodium sulfit (Na2SO3) bisa
ditambahkan pada dosis 1 mg/L untuk menetralisir konsentrasi
residu sebesar 0.2 mg/L oksidan ozon dalam sistem akuakultur
air laut.
1. TREATMENT KIMIA
AIR PASOK • Ozon (O3)
• Klorinasi

PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN 2. TREATMENT FISIKA
• Lampu Ultra Violet (UV)
• Reverse Osmosis (RO)

3. TREATMENT BIOLOGI
• Probiotik
2. Klorinasi

• Klorinasi merupakan salah satu bentuk


pengolahan air yang bertujuan untuk
membunuh kuman dan mengoksidasi bahan-
bahan kimia dalam air.
• Cara kerja klorin dalam membunuh kuman
yaitu penambahan klorin dalam air akan
memurnikannya dengan cara merusak
struktur sel organisme.
2. Klorinasi
Yang umum dijual di pasaran untuk desinfeksi :
• Gas Klorin (Cl2)
• Sodium hipoklorit (NaOCl)
• Kalsium hipoklorit (kaporit), [Ca(OCl)2]
• Butiran kalsium hipoklorit (HTH)
Manfaat Klorinasi

1. Akuakultur : desinfeksi bakteri, virus, parasit, jamur


• Desinfeksi jaring, bak, akuarium, kolam, alat2 hatchery
• Desinfeksi air limbah hatchery/kolam/tambak/lab
(100 mg/L)
• Oksidasi bahan organik, NH3, NO2-, H2S, Fe, dsb
• Kontrol blooming plankton

2. Industri :
• Bahan bleaching di industri kertas, tekstil
• Desinfektan di kolam renang, PAM
Reaksi Klorin dalam Air

Cl2 + H 2O HOCl + HCl

HOCl H+ + OCl-

Ca(OCl)2 + H2O HOCl + Ca(OH)2

HOCl H+ + OCl-

NaOCl + H 2O HOCl + NaOH

HOCl H+ + OCl-

Ca(OCl)2 + H2O HOCl + OCl- + Ca(OH)2 + H+


Pertimbangan Klorinasi

• Digunakan pada saat persiapan kolam/tambak


• Digunakan di tandon
• Dosis tergantung :
• pH air
• kandungan bahan organik, Fe, H2S
• kandungan NH3, NO2-
Menghilangkan residu Klorin :

• Dipapar ke sinar matahari > 4 hari


• Sodium thiosulfat (Na2S2O3) atau Sodium sulfit (Na2SO3) bisa
ditambahkan pada dosis 7.4 mg/L untuk menetralisir konsentrasi
residu klorin sebesar 1 mg/L.
• Aerasi kuat selama beberapa hari
• Dihilangkan dengan filter karbon aktif
C+ + HOCl CO2 + HCl

C+ + NH2Cl + H2O CO2 + NH4Cl


• Residu klorin dapat dianalisa dengan kertas uji klorin atau
dengan metode kimia seperti o-tolidine
1. TREATMENT KIMIA
AIR PASOK • Ozon (O3)
• Klorinasi

PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN 2. TREATMENT FISIKA
• Lampu Ultra Violet (UV)
• Reverse Osmosis (RO)

3. TREATMENT BIOLOGI
• Probiotik
3. Ultra Violet (UV)
Sinar Ultraviolet (UV) adalah sinar tidak tampak yang merupakan
bagian energi yang berasal dari matahari.

• Proses desinfeksi pada pengolahan air dapat menggunakan


sinar ultra violet (UV).
• Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 200
nm – 300 nm (UV-C) dapat membunuh bakteri, spora, dan
virus. Panjang gelombang UV yang paling efektif dalam
membunuh bakteri adalah 265 nm.
• Mekanisme kerja sinar UV adalah melepaskan poton yang
akan diserap oleh DNA mikroorganisme yang menyebabkan
kerusakan DNA sehingga proses replikasi DNA akan
terhambat.
3. Ultra Violet (UV)
1010 109 4000 780 400 100 20 (nm)

Gel. Mikro

Cahaya Inframerah

Cahaya Tampak
Radar

Cahaya UV
Radio
Radio TV X- ray Gamma
AM - rays
SW Radio
FM

Cahaya Ozon
UV - A UV - B UV - C X- ray
Tampak forming
range

400 315 290 200 100 (nm)


3. Ultra Violet (UV)
1010 109 4000 780 400 100 20 (nm)

Cahaya Inframerah
Gel. Mikro

Cahaya Tampak

Cahaya UV
Radio Radio Radar Gamma
X- ray
AM SW TV - rays
Radio
FM

Cahaya Ozon
Tampak
UV - A UV - B UV - C forming X- ray
range

400 315 290 200 100 (nm)


Merangsang prod. Vit. D pada kulit

Aktivitas melanosit kulit (tanning) Menyebabkan kanker kulit


3. Ultra Violet (UV)

Sinar UV  pada filter air dihasilkan dari


lampu UV yang pada dasarnya hampir
sama dengan lampu fluorescent (lampu
neon).
Berdasarkan tekanan dalam tabung,
lampu UV dibedakan menjadi 2 yaitu
lampu UV bertekanan rendah (Low
Pressure UV) dan lampu UV bertekanan
sedang (Medium Pressure UV).
Pertimbangan menggunakan filter UV
• Efektif digunakan secara terus menerus selama 24 jam per hari
• Efektif apabila air selalu dijaga tetap jernih
• Efektif apabila lampu UVnya masih baru, atau diganti secara teratur
• Efektifitas akan berkurang apabila air yang melewatinya mengalir
dengan cepat
• Dapat menghindari terjadinya serangan ulang patogen
• UV tidak hanya membunuh jasad renik yang tidak dikehendaki,
tetapi juga membunuh jasad-jasad renik yang berguna
• UV juga akan membunuh jasad renik yang merupakan sumber
pakan bagi invertebrata laut
• UV dapat mengubah struktur bahan kimia tertentu
• UV dapat merusak mata manusia apabila sinar tersebut terekspos
langsung pada mata, atau kita melihat sinar UV tersebut.
1. TREATMENT FISIK
AIR PASOK • Lampu Ultra Violet (UV)
• Reverse Osmosis (RO)

PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN
2. TREATMENT KIMIA
• Ozon (O3)
• Klorinasi

3. TREATMENT BIOLOGI
• Probiotik
4. Reverse Osmosis (RO)

• “Pengolahan air dengan Reverse Osmosis


(RO) atau Osmosis Terbalik adalah suatu sistem
pengolahan air dari air yang mempunyai konsentrasi
tinggi melalui membran semipermiabel menjadi air
yang mempunyai konsentrasi rendah (encer)
dikarenakan adanya tekanan osmosis".
                                                       

            
OSMOSIS
                                                       

            
REVERSE OSMOSIS
AIR PASOK 2. TREATMENT KIMIA
• Ozon (O3)

Memperbaiki Kualitas Fisik,


PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN Kimia dan Biologi Air

• EFEKTIF DI HATCHERY
• TIDAK EFEKTIF DI TAMBAK
AIR PASOK
2. TREATMENT KIMIA
• Klorinasi

PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN

Tantangan :
1. pH air payau/laut > 8, OCl >> HOCl, Dosis lebih tinggi

• TIDAK EFEKTIF DI TAMBAK


AIR PASOK

1. TREATMENT FISIK
• Lampu Ultra Violet (UV)
PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN

Hanya memperbaiki Kualitas Biologi Air

• EFEKTIF DI HATCHERY

• TIDAK EFEKTIF DI TAMBAK


AIR PASOK 1. TREATMENT FISIK
• Reverse Osmosis (RO)

Memperbaiki Kualitas Fisik,


PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN Kimia dan Biologi Air

Tantangan :
1. Defisiensi mineral
2. Air minus ion-ion/air tawar , gangguan osmoregulasi
3. Minus Bakteri yang baik, New Tank Syndrome
4. Membran tersumbat mineral Apatit (CaP), efisiensi menurun
AIR PASOK
3. TREATMENT BIOLOGI
• Probiotik
PENCEMAR BIOLOGI :
PATOGEN

• LEBIH EFEKTIF melalui PAKAN

• TIDAK EFEKTIF melalui AIR

Anda mungkin juga menyukai