Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI IKAN

LAPORAN IKHTIOLOGI

SAMUEL GIVEN PIDIE BARUS


B1A018012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan ikan baik air tawar ataupun ikan air asin
di sebut Iktiologi. Iktiologi menjadi satu pilar utama dalam bidang perikanan karena langsung
terikat dengan objek itu sendiri (Rahardjo et al., 2011).
Kontaminasi air tawar dengan berbagai polutan telah menjadi masalah yang sangat
mengkhawatirkan selama beberapa dekade terakhir. Ada peningkatan kesadaran akan potensi
bahaya yang ada karena kontaminasi air tawar, terutama bahan kimia beracun yang terkait
dengan pertambangan, praktek industri dan pertanian. Run-off herbisida dari lahan pertanian
menjadi badan air alami telah menjadi fenomena di seluruh dunia. Karena polutan yang
berbeda memasuki ekosistem akuatik, organisme di sana mengalami tekanan lingkungan
yang mungkin merugikan mereka, populasi atau komunitas dan akhirnya menyebabkan
perubahan dalam struktur ekosistem alami, seperti yang dialami oleh Clarias gariepinus
(Isaac et al., 2017).
Salah satu ilmu yang di pelajari dalam ikhtioligi adalah morfologi, morfometrik dan
meristrik. Morfologi berasal dari kata Morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti
‘ilmu’. kata morfologi berarti ‘ilmu mempelajari bentuk suatu terluar dari objek atau
organisme. Bentuk luar merupakan suatu cirri yang dapat di lihat. (Ridho et al., 2012).
Ciri yang berhubungan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan misalnya panjang
total dan panjang baku disebut dengan morfometrik. Ukuran ini adalah salah satu hal yang
dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan. Hasil pengukuran
dinyatakan dalam satuan milimeter atau centimeter, ukuran yang dihasilkan disebut ukuran
mutlak, sedangkan meristrik merupakan ciri yang berkaitan dengan jumlah dari bagian tubuh
ikan. Misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lunak pada sirip dorsil
(Nur, 2013).

B. Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan identifikasi
pada beberapa jenis ikan.
II. MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah buku identifikasi.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah foto sampel ikan.

B. Cara Kerja
1. Ikan diletakkan di preparate
2. Ikan diamati dan dicocokkan dengan kunci
3. Susun kunci identifikasi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Ikan Gurame

Gambar 2. Ikan Nila

Gambar 3. Ikan nilem


1. A. Sirip punggung lebih Panjang dibanding sirip dubur………………………….2
B. Sirip punggung lebih pendek daripada sirip dubur garis rusuk komplit, sirip dubur
dengan 20 atau lebih jari-jari lemah…………………… Osphronemus gouramy
2. A. Rahang biasanya bergigi……………………………… Osteochilus vittatus
B. Rahang bergigi………………………………………………Oreochromis
niloticus.
B. Pembahasan
Klasifikasi ikan Nilem (Osteochilus vittatus) menurut Radiopoetro (1977), ialah sebagai
berikut.
Phylum : Chordata
Subphylum : Craniata
Class : Pisces
Subclass : Actinopterygi
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoideae
Familia : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus vittatus
Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) memiliki ciri-ciri morfologi diantaranya bentuk
tubuhnya hampir serupa dengan ikan mas (Cyprinus carpio). Perbedaannya ialah kepala ikan
Nilem relatif lebih kecil dari ikan mas. Sudut-sudut mulut ikan Nilem memiliki dua pasang
sungut peraba. Warna tubuhnya hijau keabu-abuan. Sirip punggungnya terdiri dari tiga jari-
jari keras dan 12 hingga 18 jari-jari lunak. Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris. Sirip
dubur disokong oleh tiga jari-jari keras dan lima jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh satu
jari-jari keras dan delapan jari-jari lunak. Sirip dada terdiri dari satu jari-jari keras dan 13
hingga 15 jari-jari lunak. Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36 keping. Bentuk tubuh ikan
Nilem (Osteochilus vittatus) sedikit memanjang dan pipih, ujung mulut runcing dengan
moncong terlipat, serta bintik hitam besar pada ekor yang merupakan ciri utama ikan Nilem.
Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa
ganggang penempel yang disebut epifiton dan perifiton (Djuhanda, 1984). Sepasang ikan
dengan bobot 100-150 gram dapat menghasilkan 15.000-30.000 telur (Rostika et al., 2013).
Menurut Saanin (1968), penggolongan ikan Gurami berdasarkan ilmu taksonomi
hewan adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Labyrinthici
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy
Bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi dan pipih ke samping. Panjang maksimum
mencapai 65 cm, tinggi badan adalah 2,0 – 2,1 kali dari panjang tubuh gurami pada
umumnya. Ukuran mulutnya kecil, miring, dan dapat disembulkan. Gurami memiliki garis
lateral (gurat sisi) tunggal, lengkap dan tidak terputus. Sisiknya stenoid (tidak membulat
secara penuh) dan berukuran besar. Ikan ini memiliki gigi pada rahang bawah. Pada bagian
pangkal ekor terdapat titik hitam bulat. Sirip ekor membulat dan mempunyai sepasang antena
yang panjang dan berfungsi sebagai alat peraba. Secara umum, tubuh gurami berwarna
kecoklatan dengan bintik hitam didasar sirip dada. Gurami muda memiliki dahi berbentuk
normal atau rata. Semakin gurami dewasa, ukuran dahi menjadi semakin tebal dan tampak
menonjol. Selain itu, pada tubuh gurami muda terlihat jelas terdapat 8-10 garis tegak vertical.
Garis ini akan menghilang setelah ikan beranjak dewasa (Amri, K & Khairuman, 2003).
Klasifikasi ikan Nila menurut Saanin (1968) dapat dilihat sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Subkelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar yang
memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan dunia,
terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di negara-negara yang sedang
berkembang (Khairuman dan Amri, 2008). Ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang
pipih kea rah vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kea rah anteroposterior,
posisi mulut terletak di ujung/termal. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical
dan pada sirip punggungnya garis terlihat condong lekuknya. Ciri ikan nila adalah garis-garis
vertikal berwarna hitam pada sirip, ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor
yang berbentuk membulat warna merah dan biasa digunakan sebagai indikasi kematangan
gonad. Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe scenoid. Ikan nila
juga ditandai dengan jari-jari darsal yang keras, begitupun bagian awalnya. Dengan posisi
siap awal dibagian belakang sirip dada (abdormal) (Pratama, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K., & Khairuman, A., 2003. Budidaya Ikan Nila. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Djuhanda, T., 1984. Pengantar Perbandingan Anatomi Vertebrata. Bandung: Armico.
Isaac, A. O., Oniye, S. J. & Auta, J., 2017. Behavioural and Some Physiological Assessment
of Glyphosate and Paraquat Toxicity to Juveniles of African Catfish, Clarias
gariepinus. Pakistan J. Zool., 49(1), pp.175-181.
Khairuman, S. P., Amri, K., & Pi, S. (2008). Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi.
AgroMedia.
Nur, M. 2013. Studi Karakter Morfometrik dan Mertaristik Ikan Layang di Perairan Selat
Makasar dan Teluk Bone. Skripsi. Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan. Jurusan
Perikanan. Universitas Hasanudin. Makassar.
Pratama, 2009. Morfologi Ikan Nila. Airlangga. Jakarta
Radiopoetro., 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Rahardjo.M.F, Syafei D.S, Afandi R, Sulistiono. 2010. Iktiologi. Buku. Lubuk Agung.
Bandung.
Ridho,M,R. Sagala E,P. Nurliana. Yusinta. Haryani R. 2012. Penuntun Praktikum Iktiologi.
Jurusan biologi. FMIPA. Universitas Sriwijaya.
Rostika, R., Yuli, A. & Junianto., 2017. Fecundity Performance of Nilem (Osteochilus
vittatus) from Cianjur, Tasikmalaya and Kuningan Districts, West Java, Indonesia.
Asian Journal Of Agriculture, 1(1), pp.17-21.
Saanin, H., 1968. Taksonomi dan kuntji identifikasi ikan. Binatjipta.

Anda mungkin juga menyukai