Anda di halaman 1dari 5

Jurnol Iktiologi Indonesia, Vol. 2, No. l.

Tahun 2002

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN KURISI (Nemipterus tambuloides Blkr.)


YANG DIDARATKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN LABUAI{, PANDEGLANG
f Reproductive Biology of Fivelined Threadfin Bream (Nemipterus tambuloides Blkr.)

What Landed in Place of FishAuction Labuan, Pandeglangl

Murniarti Brojo dan Rian Puspita Sari


Jurusan Manaj emen Sumberdaya Perairan
Fakuitas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT
'l hr srutiy *'as cor.rducted in place of flsh auctron Labr,ran, Pandeglang at April-Jr.rne 1999. The aims ol study are to know
lelrlrtlrrctir,c biology of Snapper (Nemipterus tnmbuloides) that is sex ratro, gonad maturity, gonado sot.natic index, l'ecundity and
eggs dianrcter. Dy 210 sample, 100 nrales and 110 1'emales. Fecundity is between 25,019 170,888 eggs with average l-ecundity
5.1.759 eggs. Eggs diameter is 0.513 mm and spawning pattern is total spawner.

Key wortts: r'cpr-oduction, spawning, fecundity.

ABSTRAK
I,enelitian inr dilakLrl<an di tempat pelelangan ikan (TPI) Labuan, Kabupaten Pandeglang pada bulan April-juni 1999. Penelitian ini
lrcrtLr.jrran Lrntuk rrrengetahui aspek biologi reproduksi ikan kunsi (Nemipterus tambuloides) yaitu rasio kelamin, tingkat kematar.rgarr
giiruril. itrdcl<s liejlatangan gonad, 1-ekLrnditas, dan diameter telur. Dari 210 ekor ikan kurisi yang dilihat jenis kelarrinnya, terdapat
It)0 cltol ilian jantan dan 110 ekor ikan betina. Fekunditas berkisar antara 25.019 170.888 butir dengan rata-rata 54.759 butiL.
[)illrctcr tciLrl belLrl<Lrran 0,513 rnm dan pola pemijahan total spowner.

IiuIn kunti : r'cprodLrl<si, perlijahan, f'el<unditas.

I'ENDAHTILUAN biologi reproduksi. Aspek makanan ikan ini di Teluk


P loduksi ikan kurisi
(Nemipterus Labuan telah dilaporkan oleh Sjafei dan Robiyani
tutnbuloitles Blkr.) yang didaratkan di Tempat (2001). Biologi reproduksi merupakan mata rantai
Pelelangan Ikan (TPI) Labuan adalah ikan ekonomis penting dalam siklus hidup ikan dan berperan dalam
penting. Ikan kurisi merupakan hasil tangkapan dari menjaga kelangsungan hidupnya.
pelairan Selat Sunda, sebagai salah satu daerah Penelitian ini beltujuan untuk mengetahui
penangkapan utama di perairan Indonesia. Pada aspek biologi reproduksi ikan kurisi (Nemipterus
per.iode bulan Mei 1998 April 1999 produksi ikan tambuloides) yaitu rasio kelamin, tingkat kernatangan
liLrlisr setrap bulan ber'fluktuasi, dan besarnya gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan

l)crsentase produksi ikan kurisi terhadap jenis ikan diameter telur.


tanrlrapan lainnya berkisar antara 7,00-il,89yo. Di
Indonesia rkan kurisi terdapat hampir di seluruh BAHANDANMETODE
perairan, terutama di Laut Jawa, pantai Timur Penelitian dilaksanakan pada bulan April -
Sumatera, sekitar Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Juni 1999 berlokasi di TPI Labuan, Kabupaten
Ar.afuru. Pandeglang. Ikan kurisi contoh merupakan hasil
Se bagai ikan ekonomis penting, maka perlu tangkapan nelayan dengan menggunakan alat tangkap
rda Llpaya untuk memelihara kelestarian sumberdaya cantrang yang temasuk ke dalam kategori Danish
ikan kLu-isi agar dapat menrberikan hasil yang optimum Seine.
clan berliesinambungan melalui suatu pengelolaan, Pengambilan ikan contoh dilakukan
va uu clrdLrkung oleh infonlasi biologi dari sunrberdaya sebanyak tujuh kali dengan selang waktu 1-2 minggu.
bcrsangkLrtan, diantaranya adalah aspek makanan dan Pada awal penelitian dilakukan identifikasi terhadap
X,lttrniarti Brojo & Rian Puspita Sarl - Biologi Reproduksi Ikan Kurisi (Nentipterus tambuloides Blkr.) yang di Daratkan di Tempat
Pelelangan Ikan Labuan, Pandeglang

ikan kunsi yang telah diawetkan terlebih dahulu di HASILDANPEMBAHASAN


clalam lanrtan lormalin 10%. Ikan contoh diambil secara Darr 872 ekor ikan kurisi contoh, kisaran
acak dari tr-rmpukan ikan hasil tangkap nelayan, pan;ang totalnya adalah 7,5 - 26,5 cm, yang terdiri
sebanyak nirlimal 100 ekor setiap pengamatan. Setelah atas ikan jantan dan betina. Senta dan Tan (1975)
drr.rkur pantang totalnya (mm) dan ditimbang dalam penelitiannya di Laut Cina Selatan mendapatkan
bobotnya. J0 ekor ikan diantaranya dibedah untuk ikan kurisi (l{. tambuloides) yang diamati (550 ekor)
rurengetahui jenis kelamin dan tingkat kematangan kisaran ukuran panjangnya lebih sempit yaitu 9,0 -
gonadnya (TKG). Penentuan TKG dilakukan 22,0 cm. Adanya perbedaan kisaran ukuran panjang
berdasalkan metode Cassie yang telah dimodifikasi ini dapat disebabkan antara lain oleh jumlah contoh
(Effendie, 1997). Gonad ikan ditimbang, dan datanya dan faktor lingkungan (Widodo dalam An$arini,1996).
drgunakan nntuk menghitung indeks kematangan Keadaan lingkungan perairan yang buruk akan
gonad (IKG). Gonad ikanbetina yang mempunyai TKG mempengaruhi kisaran ukuran ikan yang tertangkap
lll dan IV diawetkan di dalam larutan formalin 47o, dalam kaitannya dengan ketersediaan makanan yang
selanjutnya dihitung fekunditasnya dan diukur diperlukan untuk pertumbuhan ikan (Komara, 1 983).
diameter telurnya di Laboratorium Bio Makro I dan Setelah dikelompokkan ke dalam kelas-kelas
Bio Mik'o, Fakultas Perikanan dan IlmuKelautanIPB. panjang, terbentuk 7 kelas panjang I-VII. Dengan
Penentuan indeks kematangan gonad (IKG) menggunakan metoda Bhattacharya terdapat dua
nrenggunakau nrrrus (Effendie, 1 979) kelompok ukuran, kecuali pada pengamatan II dan IV
yang terdiri atas satu kelompokukuran (Tabel 1).
BG
IKC Dari 210 ekor ikan kurisi yang dilihat jenis
BT
kelanrinnya, terdapat 1 00 ekor ikanjantan dan 110 ekor
I(ctcrangrn. ikan betina. Kisaran panjang total ikan k-urisi jantan
BC = Bobot gonad (gram) BT: Bobot tubuh(gram) dan betina masrng-masing 7,5-26,5 cm dan 8,1-20,6 cm
(Ganrbar 4). Berdasarkan kelas panjang didapatkan
G ikan betina lebih banyak jumlahnya daripada ikan
F=:xX
o jantan pada selang panjang 7 ,5-15,5 cm. Sebaliknya
l(eter-angarr: ikan jantan cenderung lebih banyak jumlahnya pada
F : Fel<unditas (bLrtir) selang panjang 15,5 - 27,5 cm. Menurut Young dan
C - Bobot gonad (gram) Mafiin ( 1980) rasio kelamin ikan kurisi(N tombulokles)
a : Bobot telur contoh (gram) di sebelah utara Australia (Mei -Juni) menunjukkan
X - Jurnlah telur contoh (butir) bahwa jumlah ikanbetina lebih sedikit daripada jumlah
ikan jantan pada panjang rata-rata di atas 16,1 cm.

Tabel 1 . P anj ang r ata-r ata p ada s eti ap kelomp ok ukuran ikan

Pengamatan Kelompok Ukuran I Kelompok Ukuran ll


L (cm) Y' L(cm) V'
I 13,1 63,6 19,6 16,4
II 13,I 99,1
III t3,7 61,8 17 ,1 38,2
IV 13,8 9',7,4
I 3,3 70,3 20,9 ,ot
VI 11'\ 8 ,9
1 23,4 18, r
VII 16,5 77,4 17,8 )1 6

l0
Jurnol lktiologi lt'Ldonesitr, Vol. 2, No. l, Tahun 2002

Tabel 2. Hnbungan TKG dengan frekuensi relatif dan IKG rata-rata ikan kurisi (N. tambuloides)
Ikan Kurisi Jantan Ikan Kurisi Betina
.f
K(l Frekuensi IKG
J umlan
FrekuensiKtsa ran IKG
'::i"'it "l';3"
Jumlah
ikan
.ii',x)., ikan relatif rKG'.i";' ."T111),,
I 53 53 0,04-1,82 0,3 33 30 0,03-1,26 0,26

I] A< 45 0,03-1,55 0,4 54 49 0,02-2,60 0,73

III 2 2 0,93-0,97 oq{ 20 18,2 0,65-4,77 2

IV 0 0 3 )'7 2,82-4,01 3,13

Belclasarkan pola rasio kelamin dengan Suwarso dan Hariati (1988), ukuran pada waktu
ukuran paniang ikan, ikankurisi digolongkanke dalam kematangan gonad pertama kali bervariasi diantara dan
kelon.rpok yang terdiri dari ikan betina matang gonad di dalam spesies.
lebih awal dan biasanya mati lebih dahulu daripada Dihubungkan dengan panjang rata-rata ikan
ikan jantan; sehingga ikan-ikan dewasa yang lebih yang tertangkap selama penelitian ( 1 5,7 cm) ternyata
nruda terutama terdiri dari ikanbetina, sementara ikan- berada pada kisaran Lm tersebut. Dalampengusahaan
ikan yang lebih besar ukurannya adalah ikanjantan. suatu perikanan hendaknya membiarkan sebagian
S entan dan Tan ( 1 97 5 ) laj u pertumbuhan ikan
M enur-nt ikan-ikan dengan panjang yang sama atau lebih besar
kurisr betina di Laut Andaman lebih rendah daripada dari Lm untuk bereproduksi, agar tidak mengganggu
ikan jantan setelah tahun kedua. Hal ini terladi karena proses perkembangbiakan yang dapat membahayakan
Lrntuk mencapai matang gonad, energi yang digunakan kelestarian sumberdaya (Herianti dan Dj amal, 1 993 ).
unluk per'ftrmbuhan gonad lebih besar daripada untuk Menurut Gulland dalamHerianti dan Djamal (1993)
pe rtu mbr.rhan tubuhnya. B eberap a peneliti menemukan keadaan spawning stock yang rendah sehingga
ukuran maksimum ikan kurisi betina lebih kecil menyebabkan ketidakmampuan menghasilkan anak-
daripada ikan jantan (Chullasorn dan anak ikan (recruitment) di masa mendatang sangatlah
Marlosubloto, 1 9 86). berbahaya, yang akhirnya akan menyebabkan
I)ugaan lain sehubungan dengan relatif recruitment over fishing.
seclikitr-rya.lumlah ikan kurisi betina berukuran besar Berdasarkan kematangan gonad yang
yar.rg teltangkap, yaitu adanya migrasi ikan kurisi di dijunrpai selama penelitian (April - Juni) diperoleh
sekitar Selat Sunda unluk memijah. Tempatpemijahan adanya kelompok ikan yang belum matang gonad
clipcrkilakan berada di sekitar daerah penangkapan (TKG I danII) dan ikanyang matang gonad (TKG III
rutaura di pelairan bagian barat Pulau Jawa. Menurut dan IV) (Tabel 2). Ketidakseragaman perkembangan
Atmadja (i984) kebanyakan ikan akan berimigrasi gonad ini diduga karena ada dua kelompok ikan yang
r.rntuk tujuan pemijahan setelah ovarium matang, dan masa pemijahannya berbeda. Menurut Dan (1977)
akan kembali ke daerah penangkapan setelah memijah. pemrjahan ikan kurisi di pantai Orissa terjadt, antarc
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa bulan Desember - Februari dan antara bulan Juni -
ukulan pertama kali ikan betina matang gonad (Lm) Juli. Sedangkan Reguichai dalam Chullasorn dan
adalah pada ukuran sekitar 1 7 cm (kisaran 1 5- 1 8 cm) Martosubroto (1986) mendapatkan ikan kurisi (1V.
yaitu sekrtar 63 '% dari panjang maksimumnya. hexodon) memijah pada sekitar bulan Januari dan
Boorrvarich dan Vadhnakul dalam Chullasorn dan antara Juni - Agustus.
Maltosubloto ( 1986) memperoleh ikan kurisi pertama Pada penelitian ini, ikan pada TKG III lebih
kali r.rratang gonad pada ukuran antara 45-66 o/o dari banyak j umlahnya daripada ikan p ada TKG IV, diduga
parrjang maksimumnya. Menurut Udupa dalam ikanlarisi (lI tambuloides) memijah setelahbulan Juni.

11
X'luruiorti Brojo & Rian Puspita Sarl - Biologi Reproduksi lkan Kurisi (Nemiptertts tambuloides Blkr.) yang di Daratkan di Tempat
Pelelangan Ikan Labuan, Pandeglang

90
80
70

'6 -'
650
lan
r30
20
t0
0
0.108 0.1490.'189 023 4.27 0.311 0351 0.3920.432 0.4730.513 0.1080.149 0.189 0.23 0.27 0.311 0.351 0.392 0.4320.473 0.513

Nilai tngah diameter telur (mm) Nilai tongah diameter telur (mm)

(a) (b)
Gambar 1 . Sebaran diameter telur pada TKG III (a), TKG IV (b)

Dali hubungan TKG dengan IKG rata-rata kurisi dalam setiap masa pemijahan yang reiahf pendek.
(Tabel 2) terlihat adanya kecenderungan nilai IKG Telur ikan kurisi yang benar-benar matang dan siap
yang meningkat dengan meningkatnya TKG. Menurut dipijahkan tidak berwarna, bouyant, dan berbentuk
Kagwade dul um Effendie (1997) dengan peningkatan seperti bola dengan ukuran diameter 0,71 , 0,79 mm
pertumblrhan gonad (tingkat kematangan gonad), nilai (Aoyama dan Sotogaki clalam Russel, 1990). Telur-
II(G akan ber tambah besar sanpai mencapai maksrmum telur yang diamati pada penelitian ini, dengan ukuran
ketika akan teladi pemijahan, dan akan turun kembali diameter terbesar 0,513 mm, diduga merupakan telur
setel ah i kan melakukan pemij ahan. yang belum siap dipryahkan.
Fekunditas berkisar antarc25.079 - 170.888
bLrtrl dengan rata-rata 54.759 butir. Hubungan KESIMPTII.AN
f-ekunditas dengan panjang total pada penelitian ini Ikan kurisi yang diteliti tersusun atas dua
menunjukkan koefisien korelasi yang kecil. Diduga kelompok ukuran. Hubungan antara rasio kelamin
n-rodel-moclel yang digunakan tidak sesuai untuk dengan ukuran panjang ikan kurisi menunjukkan ikan
menyatakan hubungan lekunditas dengan panjang betina dominan pada kelompok ikan berukuran kecil,
total ikan kurisi, karena terdapat variasi fekunditas dan sedangkan ikan jantan dominan pada ukuran yang
perbedaan nilur pada ikan-ikan yang mempunyai lebih besar. Ikan kurisi betina pertama kali matang
ukulan parrjarrg yang hampir sarna. gonad diduga pada ukuran panjang 17 cm.Ikan kurisi
Frekr-tensi pemijahan dapat digambarkan dari di sekitar Selat Sunda melakukan migrasi pemijahan,
berrtr-rk sebaran fi'ekuensi diameter telur (Hampel dalam dan memijah setelah bulan Juni. Daerah pemijahan
Bauon dan Bambang,1 993). Pada gonad dengan TKG ikan kurisi diperkirakan di sekitar daerah penangkapan
lll pada penelitian ini, diperoleh dua kelompok ukuran utama di perairan bagian barat Pulau Jawa. Ikan kurisi
diameter telur, sedangkan pada gonad dengan TKG (N. tarnbuloides) diduga memijah satu kali dalam
IV hanya terdapat satu kelompok ukuran diameter telur setiap musim pemijahan yang relatif pendek (total
(Gambar' 1). Adanya perbedaan kelompok ukuran ini spawner).
diduga bahu'a pada TKG III gonad baru memasuki
tingkat kematangan sehingga ukuran telur lebih DAIIIN{PUSTAKA
merata. Berdasatkan keseragaman ukuran diameter Ambarini, D. 1 99 6. Pengkaj ian laju pertumbuhan dan
telur, didr.rga bahwa ikan kurisi pada penelitian ini mortalitas ikan kembung lelaki (Rasn elliger
nremijah pada satu periode dalam setiap masa kanagurta) yang ditangkap di perairan Teluk
penrijahan, dan r.uelepaskan telur-telurnya sekaligus Jakarata. Skripsi. Program Srudi Manajemen
dalanr.jar-rgka waktu singkat (total spowner). Dan Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan
(1977) dan Rr-issel (1990) menyatakan bahwa dan llmu Kelautan, IPB. Bogor. 60 hal. (Tidak
perxatangan telur berlangsung cukup lama pada ikan dipublikasikan ).

12
Jurnal lktiologi Indonesio, Vol. 2, No. I. Talnn 2002

Atr.r-rad.ja, S.B. 1994. Tongkat kematangan gonad Komara, K. 1988. Beberapa aspek reproduksi ikan
bebelapa ikan peiagis kecil di iaut Jawa, kembung lelaki " Ras trelliger kan a gurta,
JLtrtral Penelititut Perikanan Laut (92): 1-8. Cuvier, 1817" di perairan Tegal, utara Jawa.
Banon, A.S., dan B. Sadhotomo. 1993. Beberapa Karya llmiah. Fakultas Perikanan, Institut
catatan mengenai fekunditas relatif ikan Pertanian Bogor.
.1
apr"rh (Dusumeiria acuta), tanj an Russell, B.C. 1990. Nemipterid fishes of the world
(Surdinello gibossa) dan banyar (threadfil breams, whiptail breams, monocle
(Rustreliliger konogurtct) di laut Jawa. breams, dwarfbreams, and coralbreams). FAO
J tt t' tt ul P e n eli.tian F erikan an Laut (7 3) :97 - Fisheries Synopsr No. 125 (12). Rome. \49ha1.
102 Senta, T dan K.S. Tan. 1975. Species and size
Chullasorn. S. andP. Maltosubroto. 1986. Distribution composition of threadfin snappers in the
and important biological features of coastal South China sea and the Andaman sea.
fisl.r resor.rrces in southest Asia. FAO Singapore. J. Pri. Ind. 3(1): 1-1 1.
Fi.s h a'i e s Te ch nic al P ap er No. 27 8. 84 hal. Sjafei, D.S. danRobiyani. 2001. Kebiasaanmakanan dan
Dan, S.S. 1977. Intraovarian studies and fecundity in faktor kondisi ikan kurisi (/y'eruiptertts
N c n i p t e rus j ap o nicus (Bloch). In dian J. Fis h tambuloides Bll<r.) di perairan Teluk Labuan,
(24):48-55. Banten. Jurnal lktiologi Indonesia 1(1):7 - 11.
E,fferrdie, M. I. 1979. Metoda biologi perikanan. Suwarso dan T. Hariati. 1 998. Pendugaan kematangan
Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 p. gonad dan musim pemijahan ikan layang
Eflerrdie, M. l.
1997. Biologi perikanan. Yayasan (Decapterus russelli) di laut !awa. Jurnal
Pustaka Nusatama, Yogyakarta. 162 p. PenelitianP erikanan Laut (46):1 -9.

Herianti, I, dan R. D1amal. 1993. Dinamika populasi Young, P.C. and R.B. Martin. 1985. Sex ratio and
kakap merah (Lutjanus malabaricus (Bloch hermaphroditism in Nemipterid fish from
dan Schneider) di perairan utara Jawa. Jurnal norlhemAustraha. Jour Fish Biol. (26):213-
Pen elition P erikanan Laut (7 8):18-25. 287.

i3

Anda mungkin juga menyukai