Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):85-95, 2009

BIOLOGI REPRODUKSI DAN FAKTOR KONDISI IKAN ILAT-ILAT,


Cynoglossus bilineatus (Lac. 1802) (PISCES: CYNOGLOSSIDAE)
DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN JAWA BARAT
[The reproductive biology and condition factor of fourlined tonguesole,
Cynoglossus bilineatus (Lac. 1802) (Pisces: Cynoglossidae)
in Mayangan Coast, West Java]
Ahmad Zahid1 dan Charles P.H. Simanjuntak1,2
1
Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII)
2
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK IPB
 ahmadzahidhilmie@gmail.com

Diterima: 26 Desember 2008, Disetujui: 21 April 2009

ABSTRACT
The reproductive biology and length-weight relationship of fourlined tonguesole, (Cynoglossus bilineatus Lacapede,
1802) were examined in the Mayangan Coast, West Java from May to November 2003. The objective research was
describe some aspect reproductive such as sex ratio, spawning season, fecundity, and spawning type; and also describe
length-weight relationship and condition factor. The total length (TL) of all observed specimens ranged from 80 to 369
mm. Sex ratio of males and females was 1.5:1. Fecundity of this species was estimated at between 2.323 and 225.557
eggs per individual. C. bilineatus is an asynchronous, partial spawner, with are spawning peaks in June and September
(for males), July and October (for females). Negative allometric was established in the length–weight relationship
(b=2.859). Condition was estimated at between 0.89 and 1.06 for males and 0.84-1.08 for females.

Key words: condition factor, fourlined tonguesole, reproductive biology.

PENDAHULUAN ikan tersebut menyerupai bentuk lidah dan lebih


Cynoglossus bilineatus (Lac. 1802) banyak hidup di lumpur. Ikan ilat-ilat merupakan
termasuk famili Cynoglossidae merupakan ikan salah satu jenis ikan hasil tangkapan sampingan
penghuni dasar perairan. Ikan ini banyak dan merupakan salah satu dari 77 spesies ikan
ditemukan di ekosistem pantai dan mangrove yang pernah ditemukan di perairan Pantai
dengan substrat pasir dan lumpur. Kondisi ini Mayangan (Simanjuntak et al. 2000). Ikan ini
sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan merupakan salah satu sumberdaya hayati ikan
Damalas et al. (2009) bahwa ikan-ikan flatfish demersal yang keberadaan dan kelimpahannya
(termasuk famili Cynoglossidae) dewasa banyak sebagai ikan karnivora yang banyak
ditemukan di daerah estuari dengan substrat pasir mengonsumsi Telina dan Nucula (Zahid &
atau pasir berlumpur. Ikan ini merupakan ikan Rahardjo, 2008) sangat berpengaruh terhadap
yang relatif pasif bergerak sehingga keseimbangan ekologi.
penyebarannya tidak terlampau jauh Keterangan bioekologi mengenai ikan
(www.fishbase.org) dan memiliki kekhususan ilat-ilat belum banyak diungkapkan, sejauh ini
berupa metamorfosis dari bentuk simetri bilateral ditemukan informasi mengenai ciri taksonomis
(pada fase larva) menjadi non-simetri bilateral dan sebarannya (Nelson, 2006), kebiasaan
pada fase juvenil dan hidup menetap di dasar makanannya di perairan Pantai Mayangan (Zahid
perairan (Bal & Rao, 1984; Kramer, 1991). & Rahardjo, 2008), sedangkan informasi
Cynoglossus bilineatus (Lac. 1802) oleh mengenai reproduksi dan pertumbuhannya
masyarakat di sekitar Pantai Mayangan belum terungkap. Informasi bioekologi mengenai
umumnya menyebut sebagai ikan “ilat-ilat” atau ikan ini menjadi sangat penting dalam
“lidah lumpur”, disebut demikian karena bentuk pengelolaan sumberdaya perikanan. Oleh karena
Zahid & Simanjuntak - Biologi reproduksi dan faktor kondisi ikan ilat-ilat, Cynoglossus bilineatus
(Lac. 1802) (Pisces: Cynoglossidae) di Perairan Pantai Mayangan Jawa Barat

itu, informasi mengenai reproduksi ikan sangat Satu dan Sungai Terusan. Wilayah pesisir Pantai
diperlukan dalam melengkapi informasi Mayangan ditumbuhi oleh pohon mangrove dari
bioekologinya. jenis api-api (Avicennia sp.) dan bakau
Penelitian ini bertujuan menjelaskan (Rhizophora sp.). Sebagian areal hutan mangrove
mengenai aspek reproduksi, meliputi nisbah dimanfaatkan sebagai tambak tumpang sari
kelamin, musim pemijahan, fekunditas, dan tipe (sylvofishery). Gambar 1 menunjukkan lokasi
pemijahan. Selain aspek reproduksi tersebut, penangkapan ikan dilakukan. Areal tempat
penelitian ini juga bertujuan menjelaskan penangkapan terletak di laut pada 107 o45’30’’ –
hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi ikan 107o47’ BT dan 6o12’ – 6o13’ LS.
ilat-ilat di perairan Pantai Mayangan, Jawa Penangkapan ikan dengan menggunakan
Barat. jaring insang dengan ukuran mata jaring 1,5; 2;
dan 3 inci yang dilakukan satu kali setiap bulan
BAHAN DAN METODE selama enam bulan dari bulan Juni sampai
Penelitian dilakukan di perairan Pantai November 2003. Ikan yang tertangkap diawetkan
Mayangan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa dalam larutan formalin 10% untuk kemudian
Barat. Perairan Pantai Mayangan mendapat dianalisis di Laboratorium Bio Makro I, Bagian
masukan air tawar dari sungai-sungai yang Ekobiologi Sumber Daya Perairan, Departemen
mengalir ke perairan ini, yaitu Sungai Gadung Manajemen Sumber Daya Perairan.

Gambar 1. Lokasi penelitian ikan ilat-ilat di perairan pantai Mayangan

86
Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):85-95, 2009

Di laboratorium, ikan contoh yang telah Keterangan:


diawetkan, selanjutnya diukur panjang total dan X = Nisbah kelamin
J = Jumlah ikan berkelamin jantan (ekor)
bobot tubuhnya dengan satuan mm dan gram. B = Jumlah ikan berkelamin betina (ekor)
Ikan dibedah rongga perutnya, kemudian
Selanjutnya dilakukan uji keseimbangan nisbah
gonadnya diambil dan diawetkan dalam botol
kelamin dengan menggunakan uji Khi kuadrat
contoh dengan larutan formalin 4%. Langkah
(α=0,05).
berikut adalah menganalisis aspek biologi
Tingkat kematangan gonad ditentukan
reproduksi ikan, meliputi nisbah kelamin, tingkat
dengan melakukan pengamatan terhadap
kematangan gonad, indeks kematangan gonad,
morfologi gonad (Tabel 1). Nilai indeks
fekunditas dan musim pemijahan, dan tipe
kematangan gonad dihitung dengan
pemijahan; serta analisis terhadap hubungan
menggunakan formula berikut:
panjang-bobot dan faktor kondisi ikan.
Nisbah kelamin ikan ilat-ilat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah ikan jantan
dan betina, yaitu: Keterangan:
IKG = Indeks kematangan gonad
Bg = Bobot gonad ikan (g)
Bt = Bobot tubuh ikan (g)

Tabel 1. Ciri morfologis gonad ikan ilat-ilat

TKG Jantan Betina


I Testis seperti benang, lebih pendek dan Ovari seperti benang, panjang sampai ke depan rongga
terlihat ujungnya di rongga tubuh dengan tubuh, warna jernih, dan permukaan licin.
warna jernih.
II Ukuran testes lebih besar, warna putih Ukuran ovari lebih besar, warna lebih gelap kekuning-
seperti susu, bentuk lebih jelas daripada kuningan, telur belum terlihat jelas tanpa kaca pembesar.
TKG I.
III Permukaan testes makin bergerigi, Ovari berwarna kuning, secara morfologi butir-butir telur
warnanya semakin putih dan semakin mulai kelihatan dengan mata. Butir minyak mulai
besar. kelihatan
IV Lebih seperti pada TKG III namun sudah Ovari bertambah besar dan mengisi ½ - ¾ rongga perut.
tampak lebih jelas dan testes berbentuk Butir telur semakin berwarna kuning. Butir telur mudah
pejal. dipisahkan. Butir minyak sudah tidak kelihatan.
V Testes pada bagian anterior kempis dan Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat di
bagian posterior mulai terisi. bagian posterior.

Fekunditas ikan ditentukan dengan Keterangan:


menggunakan metode gravimetrik dan dihitung F = Fekunditas
G = Bobot gonad total (g)
dengan menggunakan formula sebagai berikut: g = Bobot gonad contoh (g)
N = Jumlah telur contoh (butir)

87
Zahid & Simanjuntak - Biologi reproduksi dan faktor kondisi ikan ilat-ilat, Cynoglossus bilineatus
(Lac. 1802) (Pisces: Cynoglossidae) di Perairan Pantai Mayangan Jawa Barat

Model kuadratik digunakan untuk menjelaskan Nisbah kelamin ikan ilat-ilat di perairan
hubungan antara fekunditas dengan panjang total berfluktuasi pada setiap bulan dalam kurun
dan bobot tubuh. waktu penelitian (Tabel 2). Berdasarkan uji khi
Selanjutnya diameter telur diukur dengan kuadrat (α=0,05) terhadap nisbah kelamin setiap
menggunakan mikrometer dengan cara bulan, nisbah kelamin menunjukkan perbedaan
mengamati dan mengukur jarak garis tengah signifikan dengan 1:1 (tidak seimbang) pada
telur ikan contoh yang memiliki TKG II, TKG bulan Juni, Juli, September, dan Oktober; dan
III, dan TKG IV. Telur diambil dari tiga bagian secara keseluruhan juga menunjukkan nisbah
berbeda yaitu anterior, median, dan posterior. kelamin ikan tidak seimbang (α=0,05). Kondisi
Hubungan panjang-bobot ikan dinyatakan yang sama ditemukan pada ikan Micropogonias
dalam bentuk rumus yang dikemukakan oleh furnieri di Teluk Sepetiba, Rio de Janeiro
Ricker (1970): (Vicentini & Araujo, 2003), namun fakta berbeda
ditemukan pada ikan Pleuronectes putnami di
daerah estuaria Teluk Great, New Hampshire; di
daerah ini ditemukan nisbah kelamin secara
Keterangan :
keseluruhan seimbang antara ikan jantan dan
W = Bobot ikan (gram)
L = Panjang total ikan (mm) betina, walaupun berdasarkan kelompok ukuran
a dan b konstanta menunjukkan nisbah kelamin tidak seimbang
selanjutnya kondisi ikan dihitung dengan (Armstrong & Starr, 1994). Ketidakseimbangan
menggunakan formula faktor kondisi relatif (Le nisbah kelamin ini diduga disebabkan oleh
Cren, 1951), sebagai berikut: perilaku seksual yang berbeda, tingkah laku
bergerombol antara ikan jantan dan betina,
tingkat pertumbuhan atau harapan umur panjang,
dan laju mortalitas (Bal & Rao, 1984; Schultz,
Keterangan : 1996).
Kn = Faktor kondisi Periode reproduksi digambarkan dengan
W = Bobot ikan (gram)
Ŵ = Bobot ikan duga (mm) = W = aLb perkembangan dan rasio kematangan seksual
(TKG dan IKG) (Brewer et al. 2008), dan
pematangan seksual ditentukan oleh beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN faktor termasuk ukuran, umur, dan distribusi
Selama enam bulan penelitian di perairan geografi (Roff, 1991; Bromley, 2000). Hasil
Pantai Mayangan telah ditemukan 274 ekor ikan penelitian ini menunjukkan bahwa pematangan
dengan ukuran ikan (panjang dan bobot) setiap gonad terindikasi berlangsung dari Juni hingga
bulan relatif bervariasi dengan kisaran panjang November (Gambar 2). Kondisi ini diperkuat
total 80 mm sampai dengan 369 mm. Carpenter dengan variasi bulanan dari tahapan kematangan
dan Niem (1999) menyebutkan bahwa panjang gonad yang terus berkembang dalam kurun
maksimum ikan Cynoglossus bilineatus di waktu tersebut. Puncak pemijahan terjadi pada
Western Central Pacific (termasuk didalamnya pada bulan Juni dan September, sedangkan ikan
perairan Indonesia) mencapai 400 mm dan yang betina terjadi pada bulan Juli dan Oktober
umum tertangkap berukuran 150-300 mm. (Gambar 3). Hal yang hampir sama juga terjadi

88
Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):85-95, 2009

pada musim pemijahan ikan Pleuronectes ikan betina juga dilaporkan oleh Goncalves dan
yokohamae di Teluk Tokyo yang terjadi pada Erzini (2000) bahwa ikan Diplodus vulgaris
bulan November hingga Maret dengan puncak jantan di perairan pantai barat daya Portugal
musim pemijahan terjadi pada bulan Desember mencapai puncak pemijahan sebulan lebih awal
dan Januari (Kume et al., 2006). Perbedaan dibandingkan ikan betina.
puncak musim pemijahan antara ikan jantan dan

Tabel 2. Nisbah kelamin ikan ilat-ilat di perairan Pantai Mayangan


Bulan Jantan Betina Nisbah χ2
Juni 14 27 1 : 1,9 4,12a)
Juli 27 11 2,5 : 1 6,74a)
Agustus 23 14 1,6 : 1 2,19
September 51 28 1,8 : 1 6,70a)
Oktober 28 15 1,9 : 1 3,93a)
November 23 13 1,8 : 1 2,78
Total 166 108 1,5 : 1 12,28a)
a)
menunjukkan nilai berbeda dengan nisbah 1:1
Kematangan Gonad (%)

n= 166 (a)
ekor

n= 108 (b)
ekor ekor

Gambar 2. Fluktuasi nilai indeks kematangan gonad ikan ilat-ilat jantan (a) dan betina (b) selama penelitian

89

Bulan
Zahid & Simanjuntak - Biologi reproduksi dan faktor kondisi ikan ilat-ilat, Cynoglossus bilineatus
(Lac. 1802) (Pisces: Cynoglossidae) di Perairan Pantai Mayangan Jawa Barat

(a)
Frekuensi (%)

(b)

Bulan
Gambar 3. Frekuensi (%) tingkat kematangan gonad ikan ilat-ilat jantan (a) dan betina (b) selama penelitian

Fekunditas berkisar antara 2.323 butir Witthames (2008) bahwa fekunditas berkaitan
sampai dengan 225.557 butir. Jumlah telur positif dengan ukuran tubuh (panjang dan bobot).
paling sedikit ditemukan pada ikan ukuran Fekunditas ikan ilat-ilat di perairan Pantai
panjang 105 mm dan bobot tubuh 5,75 g; Mayangan ini lebih besar dibandingkan dengan
sedangkan telur paling banyak ditemukan pada ikan P. putnami berukuran 87-172 mm (4581-
ikan ukuran panjang 369 mm dan bobot tubuh 51854 butir) (Amstrong & Starr, 1994).
210,33 g. Fekunditas memiliki hubungan Diameter telur ikan ilat-ilat berkisar
signifikan dengan panjang (r=0,86) dengan antara 3-727 µm. Sebaran diameter telur pada
2,854
persamaan F=0,007L (Gambar 4a) dan juga ikan TKG II berkisar antara 3-477 µm dengan
signifikan dengan bobot (r=0,85) dengan puncaknya pada selang kelas 28-52 µm.
persamaan F = 916,7W0,956 (Gambar 4b). Fakta Diameter telur TKG III tersebar pada ukuran 3-
tersebut sesuai dengan pernyataan Rijnsdorp dan 552 µm dan puncaknya pada selang kelas 228-

90
Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):85-95, 2009

252 µm, sedangkan pada telur TKG IV memiliki puncaknya juga pada selang kelas 228-252 µm
diameter antara 3 µm sampai dengan 727 µm dan (Gambar 5).

(a)
Fekunditas (butir)

Panjang total (mm)

(b)

Bobot tubuh (g)

Gambar 4. Hubungan panjang total dengan fekunditas (a) dan bobot tubuh dengan fekunditas (b) ikan ilat-
ilat di perairan Pantai Mayangan

Berdasarkan informasi tersebut, yang diamati. Modus diameter telur pada TKG
menunjukkan pergeseran ke arah kanan modus III sama dengan TKG IV, namun lebih besar dari
diameter telur dari tingkat kematangan gonad TKG II. Kesamaan modus pada TKG III dan

91
Zahid & Simanjuntak - Biologi reproduksi dan faktor kondisi ikan ilat-ilat, Cynoglossus bilineatus
(Lac. 1802) (Pisces: Cynoglossidae) di Perairan Pantai Mayangan Jawa Barat

TKG IV bukan berarti tidak ada perkembangan diameter telur yang berbeda pada setiap tahapan
diameter telur pada TKG tersebut, kesamaan pematangan gonad menunjukkan bahwa ikan
tersebut diduga ikan-ikan TKG IV merupakan ilat-ilat di perairan Pantai Mayangan memiliki
ikan pada fase awal perkembangan gonadnya. tipe pemijahan sebagian-sebagian (partial
Perkembangan diameter telur dapat dilihat dari spawner), artinya ikan akan mengeluarkan
ukuran diameter telur pada TKG IV semakin telurnya sebagian-sebagian dalam satu musim
besar dibandingkan dengan TKG III. Modus pemijahan.
Jumlah telur (butir)

Gambar 5. Sebaran diameter telur ikan ilat-ilat

Analisis regresi antara Selang


panjangdiameter
total telur linguatula, Arnoglossus laterna, Microchirus
dengan bobot tubuh dari 274 ekor ikan ilat-ilat variegatus) di perairan Laut Aegean (Bayhan et
menghasilkan nilai b sebesar 2,859 (r=0,98) al., 2008) . Adanya perbedaan pola hubungan
(Gambar 6), menunjukkan pola pertumbuhan panjang-bobot dipengaruhi oleh musim, habitat,
alometrik negatif. Pola yang sama juga kematangan gonad, jenis kelamin, makanan,
ditunjukkan oleh empat spesies ikan flatfish kepenuhan lambung, kesehatan, teknik
(Arnoglossus kessleri, Arnoglossus thori, Solea pengawetan, dan variasi tahunan terahadap
solea, Buglossidium luteum) dan pola yang kondisi lingkungan (Bagenal & Tesch, 1978;
berbeda pada tiga ikan flatfish (Citharus Froese, 2006).

92
Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):85-95, 2009

Bobot tubuh (g)

Gambar 6. Hubungan panjang-bobot ikan ilat-ilat di perairan Pantai Mayangan

(a)
Kondisi

Panjang total (mm)

(b)

Bulan

93
Zahid & Simanjuntak - Biologi reproduksi dan faktor kondisi ikan ilat-ilat, Cynoglossus bilineatus
(Lac. 1802) (Pisces: Cynoglossidae) di Perairan Pantai Mayangan Jawa Barat

Gambar 7. Kondisi ikan ilat-ilat jantan (a) dan betina (b) di perairan Pantai Mayangan

Nilai rata-rata kondisi ikan ilat-ilat puncak pemijahan pada bulan Juni dan
menunjukkan fluktuasi setiap bulan, ikan jantan September (ikan jantan), Juli dan Oktober (ikan
memiliki kondisi 0,89-1,06; sedangkan ikan betina). Fekunditas berkisar antara 2.323 butir
betina memiliki kondisi 0,84-1,08 (Gambar 7). sampai dengan 225.557 butir dengan tipe
Gambar 7 juga menunjukkan pola fluktuasi nilai pemijahan adalah sebagian-sebagian. Pola
rata-rata kondisi ikan jantan dan betina yang pertumbuhan bersifat allometrik negatif dan
terbentuk relatif sama. Pola yang sama juga faktor kondisi berkisar 0,89-1,06 untuk ikan
ditunjukkan oleh ikan tajuk (Aphareus rutilans) jantan dan ikan betina memiliki kondisi berkisar
di Teluk Palabuhanratu, Jawa Barat (Hukom et 0,84-1,08
al., 2006). Selanjutnya Hukom et al. (2006) juga
UCAPAN TERIMA KASIH
mengungkapkan bahwa peningkatan nilai
Penulis mengucapkan terima kasih
kondisi ikan berkaitan erat dengan peningkatan
kepada Wanso Suhono, S.Pi., atas bantuan yang
tingkat kematangan gonad. Hal ini ditemukan
diberikan di lokasi penelitian dan di laboratorium
pula pada ikan ilat-ilat di perairan Pantai
selama penelitian ini berlangsung.
Mayangan menunjukkan nilai kondisi maksimal
pada bulan November, dimana pada waktu
DAFTAR PUSTAKA
tersebut kebanyakan ikan berada pada kondisi
Armstrong, M.P. & Starr, B.A. 1994.
matang gonad.
Reproductive biology of the smooth
Nilai kondisi ikan juga terkait dengan flounder in Great Bay estuary, New
Hampshire. Trans. Am. Fisher. Soc.,
kemampuan dalam memanfaatkan makanan yang
123:112-114
tersedia di perairan, sehingga ketersediaan
Bagenal, T.B. & Tesch, F.W. 1978. Age and
makanan menjadi faktor penting dalam growth. In T. Begenal (Ed.). Methods for
assessment of fish production in
memengaruhi nilai kondisi. Telina dan Nucula
freshwaters, 3rd Ed.. IBP Handbook No. 3,
yang menjadi makanan utama ikan ilat-ilat di Blackwell Science Publications, Oxford:
101-136.
perairan Pantai Mayangan senantiasa tersedia di
Bayhan, B.; Sever, T.M. & Taşkavak, E. 2008.
perairan baik pada musim kemarau (Juni-
Length-weight Relationships of Seven
Agustus) maupun peralihan dari kemarau ke Flatfishes (Pisces: Pleuronectiformes) from
Aegean Sea. Turkish Journal of Fisheries
hujan (September-November) (Zahid &
and Aquatic Sciences, 8: 377-379
Rahardjo, 2008). Kondisi ini meyebabkan
Bal, D.V. & Rao, K.V. 1984. Marine fisheries of
kondisi ikan relatif stabil pada selang waktu India. Tata McGraw-Hill Publ. Comp.
tersebut. Limited. New Delhi. 472 p.
Brewer, S.K.; Rabeni, C.F. & Papoulias, D.M.
KESIMPULAN 2008. Comparing histology and
gonadosomatic index for determining
Berdasarkan hasil penelitian yang spawning condition of small-bodied riverine
fishes. Ecol. Freshwater Fish, 17: 54-58.
diperoleh, maka disimpulkan bahwa nisbah
kelamin ikan ilat-ilat di perairan Pantai
Mayangan secara umum tidak seimbang. Musim
pemijahan berlangsung setiap bulan dengan

94
Jurnal Iktiologi Indonesia, 9(1):85-95, 2009

Bromley, P.J. 2000. Growth, sexual maturation Pleuronectes yokohamae in Tokyo Bay,
and spawning in central North Sea plaice Japan. Fisheries Science, 72: 289-298
(Pleuronectes platessa L.), and the
Le Cren, E.D. 1951. The length-weight
generation of maturity ogives from
relationship and seasonal cycle in gonad
commercial catch data. J. Sea Res., 44: 27-
weight and condition in the perch (Perca
43
fluviatilis). J. Anim. Ecol., 20: 201–219.
Carpenter, K.E. & Niem, V.H. (eds). 2001. FAO
Nelson, J.S. 2006. Fishes of the World. Fourth
species identification guide for fishery
edition John Wiley & Sons, Inc., Hoboken,
purposes. The living marine resources of
New Jersey. 601 p
the Western Central Pacific. Volume 6
Bony fishes part 4 (Labridae to Ricker, W.E. 1970. IBP Handbook No.3:
Latimeriidae),estuarine crocodiles, sea Methods for assesment of fish production in
turtles, sea snakes and marine mammals. freshwater. Second printing. International
Rome, FAO. pp. 3890-3901. Biological Progaramme. Blackwell Scientic
Publications. Oxford and Edinburgh.
Damalas, D.; Katsanevakis, S.; Maravelias, C.D.
London. 313 p
& Karageorgis, A.P.2009. Habitat selection
of flatfish in relation to Spatial, temporal Rijnsdorp, A.D. & Witthames, P.R. 2005.
and environmental parameters in the Ecology of reproduction. in Gibson, R.N.
Aegean sea. Proceedings 9th Symposium (ed.) Flatfishes: Biology and Exploitation.
on Oceanography & Fisheries 2009, Blackwell Science Ltd., Blackwell
Volume ΙΙ: 777-782 Publishing Company. pp. 68-93
Froese, R. 2006. Cubelaw, condition factor and Roff, D.A. 1991. The evolution of life-history
weightlength relationships: history, meta- variation in fishes with particular reference
analysis and recommendations. Journal of to flatfishes. Netherland Journal of Sea
Applied Ichthyology, 22: 241-253. Research, 27: 197-207
Goncalves, J.M.S. & Erzini, K. 2000. The Schultz, H. 1996, Drastic decline of the
reproductive biology of the two banded sea proportion of males in the roach (Rutilus
bream (Diplodus vulgaris) from the rutilus L.) p of Bautzen Reservoir (Saxony,
southwest coast of Portugal. J. App. Germany): result of direct and indirect
Ichthyol., 16: 110-116 effects of biomanipulation. Limmologica,
26: 153-164.
Hukom, F.D.; Purnama, D.R. & Rahardjo, M.F.
2006. Tingkat kematangan gonad, faktor Vicentini, R.N. & Araújo, F.G. 2003. Sex ratio
kondisi, dan hubungan panjang-berat ikan and size structure of Micropogonias
tajuk (Aphareus rutilans Cuvier,1830) di furnieri (Desmarest, 1823) (Perciformes,
perairan laut dalam Palabuhanratu, Jawa Sciaenidae) in Sepetiba Bay, Rio de Janeiro,
Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia, 6(1): 1-9 Brazil. Braz. J. Biol., 63(4): 559-566.
Kramer, S.H. 1991. The shallow-water flatfishes Zahid, A. & Rahardjo, M.F. 2008. Komposisi
of San Diego County. CalCOFl Rep. 32: dan strategi pola makanan ikan ilat-ilat
128-142 Cynoglossus bilineatus (Lac.) (Pisces:
Cynoglossidae) di perairan Pantai
Kume, G.; Horiguchi, T.; Goto, A.; Shiraishi, H.;
Mayangan, Jawa Barat. Prosiding Seminar
Shibata, Y.; Morita, M. & Shimizu, M.
Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan
2006. Seasonal distribution, age, growth,
dan Kelautan. Jurusan Perikanan Fakultas
and reproductive biology of marbled sole
Pertanian Universitas Gadjah Mada. M8:1-
11.

95

Anda mungkin juga menyukai