Anda di halaman 1dari 15

Biologi Ikan Cakalang Katsuwonus pelamis (Linnaeus,1758)

Dulce M Dauhan
Nim : 20051101003

Dibimbing Oleh :
Dr.Ir. Nego Elvis Bataragoa M.Sc

PROGRAM STUDI MANA JEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
Topik Pembahasan

Pendahuluan

Klasifikasi, Morfometrik Dan Meristik

Reproduksi

Kebiasaan Makan

Pertumbuhan

Lingkungan
Pendahuluan

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) atau skipjack


Batasan ilmiah dari ikan adalah binatang
tuna termasuk salah satu sumberdaya perikanan
vertebrata yang hidup dalam lingkungan air,
pelagis yang banyak dijadikan objek dalam usaha
ikan umumnya bernafas dengan insang,
perikanan tangkap baik di Negara Indonesia
pergerakan dan keseimbangan menggunakan
maupun di Negara-Negara lainnya, sehingga
sirip dan berdarah dingin atau poikilotherm
termasuk ikan ekonomis penting di perairan
(Rahardjo et al., 2010).
Indonesia (Gigentika et al., 2014).

Penyebaran cakalang di perairan Indonesia, meliputi Beberapa aspek biologi ikan cakalang meliputi
Samudra Hindia (perairan Barat Sumatra, Selatan Jawa, reproduksi, cara makan, pola pertumbuhan, hubungan
Bali, dan Nusa Tenggara), perairan Indonesia bagian panjang berat, dan lingkungan. Informasi mengenai
timur (Laut Sulawesi, Maluku, Arafuru, Banda, Flores, aspek biologi ikan cakalang sangat penting terutama
dan Selat Makassar) dan Samudra Pasifik. Ikan cakalang bagi pihak yang berkepentingan sebagai bahan kajian
terdapat hampir di seluruh perairan Indonesia, terutama untuk pengelolaan yang dapat dilakukan di suatu daerah
di bagian timur Indonesia (Uktolseja et al., 1989) (Anggraeni et al., 2015).
Klasifikasi

Taksonomi ikan cakalang mengacu pada Collette & Nauen (1983), cakalang
diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata
Super-kelas : Gnathostomata
Kelas : Teleostomi
Sub-kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub-ordo : Scombroidei
Famili : Scombridae
Tribe : Thunnini
Genus : Katsuwonus
Spesies: Katsuwonus pelamis
Morfometrik

A : Panjang Total/ Total Length (TL)


B : Panjang Cagak/ Forked Length (FL)
C : Panjang Standart/ Standart Length (SL)
D : Tinggi Badan/ Body Depth (BD)
E : Tinggi Kepala/ Head Depth (HD)
F : Panjang Kepala/ Head Length (HL)
G : Panjang Sirip Pectoral/ Pectoral Length (PL)
H : Panjang Sirip Dorsal/ Dorsal Length (DL)
I : Tinggi Batang Ekor/ Penducie Depth (PD)
J : Diameter Mata/ Eye Diameter (ED)
Meristik
Reproduksi

Fekunditas ikan cakalang di perairan Teluk Bone berkisar


900.000 – 1.500.000 butir/ekor (Mallawa et al., 2012).
Fekunditas ikan cakalang di Laut Banda berkisar 186.000 – Fekunditas
718.000 butir/ekor pada cakalang yang berukuran 43,3 –
65,5 cm FL (Wouthuyzen et al., 1990).

Rasio kelamin
Tingkat kematangan gonad (TKG) cakalang yang tertangkap di Samudera Hindia sudah
dalam kondisi matang gonad (TKG III-V) sebesar (66,91%). Persentase terbesar adalah
TKG IV sebesar (43,38%) diikuti TKG III (21,32%) dan TKG V (2,21%). Sedangkan
cakalang yang belum matang gonad sebesar (33,09%) yang terdiri dari TKG I (16,91%)
TKG
dan TKG II (16,18%) cakalang yang terdapat di Samudera Hindia mengalami matang
gonad sepanjang tahun dengan puncaknya terjadi pada bulan Juni dan Juli (Jatmiko et
al.,2015)

Nilai IKG ikan jantan ditemukan pada TKG I yakni sebesar 1,47 dan TKG IV yakni
sebesar 17,23, sementara nilai IKG ikan betina ditemukan pada TKG I yakni sebesar 1,33
dan TKG IV yakni sebesar 20,3. Nilai IKG yang terdapat pada TKG IV cenderung lebih
IKG
tinggi ditemukan pada ikan betina yakni sebesar 20,3, sementara pada ikan jantan hanya
sebesar 17,23 (Yanglera et al., 2016).
Ukuran Pertama Kali Matang
Gonad

Ukuran pertama kali matang gonad di Sulawesi Tenggara nilai Lm


= 47,73 atau kisaran panjang 34,10 – 66,78 cm (Diningrum et al.,
2019). Ukuran pertama kali matang gonad di PPP Sadeng
Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, ukuran pertama kali
matang gonad ikan cakalang jantan 41,5 cm dan betina 40,1 cm
(Anggraeni et al., 2015).
Kebiasaan Makan

Moluska
Ikan Krustasea
Pertumbuhan

Rumus Von bertalanffy


Lt : Panjang cagak pada waktu t
L∞ : Panjang asimtot
K : Koefisien pertumbuhan
t0: Umur ketika panjang sama dengan 0
Hubungan panjang berat

No. Rasio kelamin Lokasi Referensi


1 : 0,88 Perairan Pulau Seram Selatan dan Pulau
1. Manik, 2007
September Nusa Laut

1 : 1,62 Perairan Pulau Seram Selatan dan pulau


2. Manik, 2007
Oktober Nusa Laut

1 : 0,80 Perairan Pulau Seram Selatan dan Pulau


3 Manik, 2007
Desember Nusa Laut
4. 1 : 0,83 Samudera Hindia Marcille & Stequert, 1976
5. 2,05 : 1 Bitung, Sulawesi Utara Nugraha & Mardlijah, 2008
Hubungan panjang berat
Lingkungan

• Kedalaman
Ikan cakalang hidup pada range kedalaman 0-260 m kedalaman renang ikan cakalang
bervariasi tergantung jenisnya. Pada umumnya ikan cakalang dapat tertangkap di
kedalaman 0 – 40 meter (Collette, 1995).
• Suhu
Ikan cakalang umumnya hidup di suhu 15°C - 30°C (Collette & Nauen, 1983). Suhu
perairan yang disukai untuk ikan cakalang berada pada kisaran 29,5 sampai 31oC
(Angraeni et al., 2014).
• Salinitas
ikan cakalang hidup pada perairan dengan kadar salinitas antara 33-35 cakalang banyak
ditemukan pada perairan dengan salinitas permukaan berkisar antara 32-35 ‰ dan jarang
ditemui pada perairan dengan salinitas rendah (Suharto, 1992).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai