Pengertian Resolusi
a. Resolusi Spasial
Resolusi Spasial adalah luas obyek sebenarnya yang direpresentasikan dalam 1 piksel di
citra digital. Jika obyek sebenarnya mempunyai luas 30 x 30 meter dan di citra digital
direpresentasikan dalam 1 pisel, maka citra digital tersebut mempunyai resolusi spasial 30
meter. Dengan kata lain, jika citra mempunyai resolusi spasial 30 meter, maka 1 piksel di
citra digital merepresentasikan obyek sebenarnya dengan luas 30 x 30 meter. Jadi semakin
besar resolusi spasial maka semakin detail obyek yang ditampilkan dalam citra digital.
a. Resolusi Spektral.
Resolusi spektral menunjukkan lebar kisaran dari masing-masing band spektral yang diukur oleh
sensor. Band Spectral adalah range panjang gelombang band.
b. Resolusi Temporal.
Resolusi ini hanya dimiliki oleh citra digital dari satelit penginderaan jauh, yaitu menunjukkan
interval waktu pengukuran atau pengambilan citra untuk daerah yang sama. Landsat7
membutuhkan waktu 16 hari untuk mengambil citra daerah yang sama. Jadi Landsat7
mempunyai resolusi temporal 16 hari.
c. Resolusi Radiometrik
Resolusi radiometrik adalah ukuran sensitivitas sensor untuk membedakan aliran radiasi
(radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan bumi. Sebagai
contoh, radian pada panjang gelombang 0,6 - 0,7 m akan direkam oleh detektor MSS band 5
dalam bentuk voltage.
Koreksi geometrik
Koreksi geometrik merupakan proses memposisikan citra sehingga cocok dengan koordinat peta
dunia yang sesungguhnya. Posisi geografis citra pada saat pengambilan data dapat menimbulkan
distorsi karena perubahan posisi dan juga ketinggian sensor.
Koreksi radiometrik dilakukan untuk memperbaiki kualitas visual dan
memperbaiki nilai- nilai pixel yang tidak sesuai dengan nilai pantulan atau
pancaran spektral objek yang sebenarnya (Risti Arhatin, 2010: 9). Kesalahan
radiometrik adalah kesalahan perekaman nilai pantulan sinar matahari
akibat faktor atmosfer, kerusakan sensor, arah dan intensitas cahaya
matahari, pengaruh topografi, dan lain- lain. Efek dari kesalahan ini
membuat nilai piksel yang ditampilkan oleh citra satelit bukanlah nilai murni
pantulan yang sebenarnya, akan tetapi nilai pantulan yang dipengaruhi
kesalahan radiometrik (Andree Ekadinata et al, 2008: 48). Sejalan dengan
pendapat tersebut, menurut Wahyu Supriatna dan Sukartono (2002: 5)
mengatakan bahwa koreksi radiometrik merupakan tahap awal pengolahan
data sebelum analisis dilakukan untuk suatu tujuan seperti untuk identifikasi
liputan lahan pertanian. Proses koreksi radiometrik mencakup koreksikoreksi efek- efek yang berhubungan dengan sensor untuk meningkatkan
(enhancement) setiap piksel (picture element) dari citra, sehingga objek
yang terekam mudah diinterpretasikan atau dianalisis untuk menghasilkan
data yang benar dan sesuai dengan keadaan di lapangan. Menurut Andree
Ekadinata et al (2008: 48- 49) mengatakan
radiometrik
sendiri
memiliki
berbagai
macam
metode
untuk
adalah
metode
DOS
(Dark
Object
Substraction)
yaitu
Pencarian nilai bias dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan
penyesuaian
histogram
(histogram
adjustment),
penyesuaian
Dalam melakukan kegiatan interpretasi citra, ada beberapa unsur yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan deteksi, identifikasi untuk mengenali sebuah obyek. Unsur-unsur
tersebut jika disusun secara hirarki menurut tingkat kesulitan interpretasi akan terlihat seperti
pada gambar di bawah ini :
Termasuk dalam unsur ukuran adalah jarak, lua, volume, ketinggian tempat dan kemiringan.
Ukuran dapat mencirikan obyek sehingga dapat dijadikan sebagai ciri pembeda dengan obyek
lainnya
4. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan atau pengolangan rona pada citra. Dibedakan menjadi tiga
tingkatan yaitu tekstur halus, sedang dan kasar.
5. Pola
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek , misal pola aliarn sungai, jaringan jalan dan
pemukiman penduduk.
6. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada pada daerah gelap. Obyek
yang berada pada daerah gelap biasanya tidak terlihat atau hanya samar-samar. Meskipun
demikian bayangan sering menjadi kunci penting pada pengenalan beberapa obyek yang justru
lebih tampak pada bayangannya.
7. Situs
Merupakan tempat kedudukan suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Situs bukan
merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan
sekitarnya.
8. As0siasi
Adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Karena adanya keterkaitan
ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek lain.
9. Konvergensi bukti
Di dalam mengenali sebuah obyek pada pada foto udara dianjurkan tidak hanya menggunakan
satu unsur interpretasi citra, tetapi sebaiknya menggunakan unsur-unsur yang lainnya sekaligus.
Semakin banyak jumlah unsur yang digunakan, semakin menciut lingkupnya ke arah titik simpul
tertentu.
5. Kombinasi Warna Komposit
Komposit citra adalah citra baru hasil dari penggabungan 3 saluran yang mampu menampilkan
keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya (Sigit,2011). Digunakan komposit citra ini
dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam membedakan gradasi warna dan
lebih mudah memahami dengan pemberian warna.
Pada citra multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila hanya menampilkan satu
saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan gradasi rona. Dan mata manusia hanya bisa
membedakan objek yang menonjol pada suatu saluran, objek yg lain maka kita sulit untuk
mengidentifikasinya. Oleh sebab itu pada citra komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah
mengidentifikasi suatu objek pada citra.
Dasar dari pembuatan komposit citra adalah berdasarkan :
Tujuan penelitian yaitu keunggulan di setiap saluran. Contoh, apabila dalam penelitian,
kita lebih fokus pada objek air, maka saluran yang kita gunakan adalah band 1, band 2 dan band
3. Selain dari band tersebut air memiliki nilai 0 dalam pemantulannya. Jadi komposit citra yang
bisa dibuat adalah citra komposit 123, sehingga air akan berwarna merah.
OIF (Optimum Index Factor) yaitu kemampuan citra untuk menampilkan suatu objek.
OIF semakin tinggi maka semakin banyak objek berbeda yang dapat ditampilkan pada citra
komposit tersebut. OIF ini digunakan apabila kita ingin menonjolkan pengguanaan lahan dari
suatu daerah jika diidentifikasi dari citra.
Komposit citra dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Komposit warna asli yaitu gabungan dari warna merah-hijau-biru. Citra yang dapat
menghasilkan komposit warna asli yaitu Landsat, ALOS dll
Dalam konsepnya, citra komposit dibuat oleh 3 saluran, dimana nilai piksel pada saluran-saluran
tersebut akan direduksi terlebih dahulu yang pada awalnya nilai piksel berkisar antara 0 255
menjadi nilai piksel yang berkisar antara 0 5 yang selanjutnya baru bisa dilakukan komposit.
Nilai piksel pada citra komposit berkisar antara nilai 0 (hitam) 215 ( putih). Untuk penyajian
citra komposit, nilai piksel citra komposit yang didapatkan dapat mengikuti colour pallet atau
Look-up table.