Anda di halaman 1dari 13

5 Cara Budidaya Udang Sistem Busmetik Sederhana

Sponsors Link

Cara budidaya udang sistem busmentik bukan merupakan hal yang baru
dalam sistem budidaya udang. Busmentik sendiri merupakan akronim dari Budidaya Udang Skala Mini Sistem
Empang Plastik. Teknologi ini sendiri merupakan salah satu teknologi budidaya udang yang dikembangkan di
BAPPL STP Serang.

ads

Berdasarkan pada budidaya udang yang efektif, efisien serta menguntungkan baik secara finansial ataupun
lingkungan. Budidaya udang sistem Busmentik ini mengedepankan budidaya yang tidak hanya menguntungkan
namun juga ramah lingkungan sebagaiamana cara budidaya udang sistem bioflok.

Banyak para petani udang yang telah mengenbangkan sistem ini. Selain cukup mudah, teknologi ini juga dapat
diterapkan bagi petani udang dengan kelas kecil dan menengah. Sebab dengan hanya memiliki 1000 meter persegi
lahan saja anda sudah dapat membudidayakan udang dengan menggunakan sistem ini. Terlebih lagi, sistem ini
juga relatif menguntungkan, sebab penggunaan plastik HDPE dapat menutup atau mencover dinding tambak.

Pada sistem ini para petani tidak perlu lagi melakukan penggantian air. Sebab teknologi ini tidak memiliki sistem
pembuangan dan hanya menggunakan pompa untuk mengaduk aduk dan membetsihkan air dari endapan kotoran.
Tentunya hal ini relatif akan mengintensifkan budidaya, sebab jika dihitung biaya untuk sekali penggantian air
relatif besar. Maka dari itu tidak salah jika banyak petani yang berganti menggunakan teknologi ini. Jika anda
tertarik mencoba, maka berikut 5 cara budidaya udang sistem busmentik sederhana .

1. Pembuatan Kolam Busmantik

Tahapan dalam awal budidaya udang sistem busmantik


tentunadalah mempersiapkan kolam seperti juga pada cara budidaya udang bago. sebenarnya pembuatan kolam
tidak jauh berbeda  dengan pembuatan kolam pada umumnya. Hanya saja secara teknis terdapat hal yang
membedakan, antara lain:

 Dinding tambak dan bagian dasar seluruhnya ditutup oleh plastik HDPE.
 Tidak ada sistem pembuajgan aur pada tambak.
 Pemasukan dan pengekuatan air tambak menggunakan pompa yang dipasang di tambak.
 Kedalaman tanbak antara 90-110 centi meter.
 Jika terdapat sisa ruang atau sisa lahan dapat digunakan sebagai tandon untuk efisiensi lahan.
 disekitar kanan dan kiri tambak ditanami manggrove sebagai upaya biofilter agar limbah tidak mencemari
lingkungan sekitar.
 Dalam hal ini penggunaan palastik HDPE dapat lebih efisien sebab tidak perlu memperhatikan kualitas
tanah yang dipakai sebagai tambak karena seluruh permukaan tanah dicover oleh penggunaan plastik
HDPE.
 Lahan yang digunakan juga dapat berupa lahan bekas tambak, rawa rawa atau bahkan lokasi tanah yang
sudah tidak terpakai lagi.
 Pasang pkastik HDPE di sekitar dinding tambak, hal ini merupakan bagian dari penerapan bio sekuriti yang
ada dalam budidaya udang busmentik.
 hal ini merupakan upaya pencegahan masuknya hama atau juga penyebaran penyakit pada tamba budang
yang dikelola.

2. Penaburan Benur Berkualitas

Penggunan benih udang atau benur berkualitas merupakan elemen utama dalam budidaya udang sisten busmentik
sebagaimana pada cara budidaya udang vaname dengan plastik mulsa. Sebab penggunaan benih yang berkuakitas
akan berefek pada hasil serta juga dapat meningkatkan produktifitas.

Meskipun banyak faktor yang juga mempengatuhi nakun tentunya penggunaan benih berkualitas akan menjadi
tolak ukur hasil yang akan diperoleh pada saat panen. pada dasarnya benih yang digunakan dapat menggunakan
berbagai jenis udang yang memiliki harga jual tinggi.

Namun secara umum harus dapat memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut :

 Benih berasal dari indukan yang jelas dan bersertifikat.


 Memiliki gerakan yang lincah dan aktif.
 Ukuran seragam, dengan kulit yang berwarna cerah
 Tidak terpapar penyakit atau hama.
 Mampu menghasilkan produktifitas hasil yang tinggi.
 Sebelum ditebar sebaiknya benih benur dibiarkan beradaptasi dengan lingkungan.
 Dengan cara dimasukkannkedalam wadah yang telah berisi air bersih.
 Kemudian jangan lupa juga untuk ditambahkan probiotik sebagai pakan alami benur.
 Tahap awal sebelum di tebar sebaiknya tambak disterilkan terlebih dahulu dengan diberikan klorin 60%
atau 50 ppm.
 Proses ini minimal 2-3 harinkemudia baru dilakukan tes klorin untuk memastikan bahwanair telah netral.
 Baru kemudian setelahnya benur dapat dimasukkan kedalam tambak.
 Biasanya penaburan benur dilakukan pada sore hari pada saat cuaca tidak terlampau terik.
 Hal ini juga dilakukan agar benur dapat beradaptasi dengan baik di tambak. [AdSene-B]

3. Manjeman Pakan

Manajemen pakan dilakukan agar proses pemberian pakan efektif


dan efisien sebagaiaman juga pada cara budidaya ikan air tawar. sebab terkadang dalam budidaya udang jumlah
pakan yang terbuang kadang lebih beaar ketimbang jumlah pakan yang dikonsumsi oleh udang. inilah yang
kemudian menyebabkan pembengkakan biaya pada setiap kali tahapan budidaya.

Tentunya hal ini harus menjadi perhatian tersendiri. Sebab efisiensi dalam pengunaan pakan akan bisa memangkas
biaya operasional yang selama ini relatif di boroskan. Manajemen pengaturan pakan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

 Pemberian pakan dilakukan sebanyak 5 kali dalam sehari.


 Dengan komposisi 20% pada pukul 7 pagi, 25% pada pukul 12 siang, 25% pukul 16.00, 20 % pukul 20.00
dan 10% pada pukul 02.00 dini hari.
 jenis pakan yang diberikan adalah dalam bentuk serbuk pada umur 0 hari atau saat benur batu di tebar.
 Kemudian saat umur 16 hari jenis pakan yang diberikan adalah crumble atau butiran kecil.
 Dilanjutkan dengan pelet halus dan pelet kecil pada umur 51-77hari setelah tebar.
 Setelahnya dapatndiganti dengan pelet besar sejak umur 77 hingga panen tiba.
 Semua pakan yang diberikan dicampur menggunakan vitamin C yang terlebih dahulu dilarutkan.
 Pemberian pakan dilakukan pada pukul 7 setiap harinya.
 Vitamin C berfungsi untuk mempertahankan dan memberikan kekebalan kepada udang agar tidak terserang
hama dan penyakit.
 Takaran vitamin C yang diberikan sebanyak 1 gram untuk 1 kg pakan.
 Selanjutnya dilarutkan kedalam 100 ml air.
 lima menit sebelum pakan ditebar sebaiknaya matikan kincir air dimatikan.
 Setelah 15 menit baru dihidupkan kembali.

4. Perawatan Dan Pemeliharaan

Perawatan dan pemeliharaan dalam budidaya udang busmentik dilakukan dengan monitoring kesehatan dan juga
monitoring kualitas air seperti pada cara budidaya ikan cupang halfmoon . Untuk monitoring kesehatan dapat
dilakukan setiap hari dengan cara berkeliling ke sekutar tambak. Perhatikan perilaku udang, jika ada udang yang
berenang kearah pinggir perhatikan udang tersebut kemudian. Periksa kelengkapan organ tubuhnya, selain itu juga
periksa saluran pencernaannya. Monitoring harus dilakukan setiap hari dengan cara seksama dan benar, sehingga
tingkat kesehatan udang dapat diketahui dengan baik.

Untuk monitoring kualitas air sendiri anda dapat melakukannya dengan memperhatikan kualitas air. Dilihat dari
warna air, kejernihan dan kepekatan air. Selain itu juga anda bisa melihat dari bau air tambak. Kualitas air
merupakan hal yang penting dalam budidaya, sebab kualitas air yang jelek akan bisa menyebabkan udang stres dan
bahkan juga menyebabkan kematian. Kondisi air yang buruk juga dapat menimbulkan resiko kegagalan panen.

5. Panen dan Pasca Panen

Panen dilakukan sesuai dengan jenis udang yang dibudidayakan.


Untuk cara panen sendiri dilakukan dengan mengurangi jumlah air didalam tambak sebagaimana cara budidaya
udang air tawar di aquarium .

Selanjutnya bertangkan jaring pada tambak, lalu kemudian angkat jaring dan selanjutnya jaring. Setelah itu,
siapkan box atau kotak penyimpanan udang. Lakukan juga sortasi untuk memisahkan udang hasil panen
berdasarkan ukuran dan juga kualitasnya. Kemudian udang dibersihkan dan selanjutnya dapat langsung di jual ke
pasaran.

Itulah tadi, 5 cara budidaya udang sistem busmentik sederhana. Senoga dapat menjadi referensi bagi anda. Selamat
mencoba dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Sponsors Link
Keuntungan Penerapan Teknologi Budidaya Udang
Berwawasan Lingkungan Busmetik
January 31, 2017

Redaktur: Yos Mo

Penerapan teknologi budidaya udang berwawasan lingkungan (Ecoshrimp) Busmetik sudah mulai
marak diaplikasikan di Indonesia. Busmetik merupakan akronim dari budidaya udang skala mini
empang plastik. Teknologi ecoshrimp busmetik efektif, efisien, dan menguntungkan secara finansial
jika diaplikasikan dengan tepat.

Penerapan ecoshrimp Busmetik dengan cara tambak dilapisi bahan plastik HDPE (geomembrane).
Teknologi Busmetik tidak menggunakan senyawa kimia berbahaya atau antibiotik, memanfaatkan
aktifitas probiotik selama pemeliharaan, serta menerapkan biosekuritas untuk menghindari sumber
penyakit dan predator.

 tambak Busmetik/ foto dokumentasi: dkp.jatengprov.go.id

Busmetik dapat digunakan pada budidaya udang intensif dan super-intensif. Keuntungan penerapan
teknologi budidaya udang berwawasan lingkungan Busmetik, antara lain:

 Biaya investasi dan operasional rendah, sehingga dapat diaplikasikan oleh pembudidaya skala
kecil dan menengah.
 Bisa dilakukan di seluruh jenis tanah. 
 Kecil risiko serangan penyakit. 
 Rendah risiko kegagalan panen. 
 Busmetik dapat diterapkan dengan tingkat kepadatan tinggi 150-200 ekor/m2. 
 Mudah pengelolaannya 
 Waktu pemeliharaan lebih singkat
 Hemat air karena tidak perlu melakukan penggantian air, cukup dilakukan penambahan air. 
 Efisien dalam penggunaan pakan
 Mengurangi tingkat pencemaran, karena plastik HDPE umurnya bisa lebih dari 10 tahun 
 Keseimbangan ekosistem terjaga melalui pemanfaatan limbah
STANDAR  OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
BUDIDAYA UDANG SKALA MINI EMPANG PLASTIK
(BUSMETIK)
Supervisor:
Dr. Tb Haeru Rahayu, M.Sc

Team teknis:
Suharyadi, S.St.Pi, M.Si
Sinar Pagi Sektiana, S.St.Pi, M.Si
Sri Budiani S.,A.Pi., MM
Margono, S.St.Pi
Tristian, S.St.Pi
Agus Triwanda, S.St.Pi

Pungkas Prayitno, S.St.Pi

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN


KAMPUS SERANG

TEKNOLOGI BUSMETIK
Pengertian dan Kriteria
BUSMETIK adalah akronim dari Budidaya udang skala mini empang plastik. Teknologi ini merupakan
salah satu teknologi budidaya udang yang dikembangkan di BAPPL-STP Serang berdasarkan  prinsip-prinsip
budidaya yang efektif, efisien dan menguntungkan secara finansial serta berwawasan lingkungan. Pengelolaan
tambak dengan teknologi ini  harus memenuhi kriteria sebagai berikut :  
                Memanfaatkan lahan tambak dengan luasan ≤ 1000 m2.
                Tambak dilapisi bahan plastik HDPE (high density polyethelene) untuk menampung air supaya tidak rembes.
                Menggunakan system budidaya semi tertutup dengan tingkatan budidaya intensif sampai dengan super intensif.
                Tidak menggunakan senyawa kimia/obat obatan yang berbahaya, dan antibiotik.
                Tetap menjaga keseimbangan mikrobiologis dengan memanfaatkan aktifitas probiotik pada petakan selama
pemeliharaan serta melakukan penanaman mangrove di kawasan budidaya sebagai biofilter.
                Menerapkan biosekuritas.
                Menebar benih yang sehat.
Untuk memenuhi persyaratan di atas  maka  unit tambak terdiri dari :
                Saluran pengairan (sumber air pasok).
                Unit tandon (terdiri dari petak pengendapan dan petak sterilisasi). 
                Petak pemeliharaan.
                Petak biofilter/pengolahan limbah

Desain dan Tata Letak Tambak

Lokasi dan Jenis lahan


Pembangunan tambak  BUSMETIK selain memanfaatkan bekas tambak dapat pula  memanfaatkan lahan
marginal (tidak termanfaatkan) seperti misalnya rawa-rawa, lahan pasir, lahan pirit atau gambut dengan
menggunakan plastik HDPE maupun terpal sebagai konstruksi pelapis untuk penampung air.
Bentuk Petakan
Bentuk petakan tambak BUSMETIK adalah bujur sangkar atau persegi panjang dengan  luas ideal ≤ 1000
m2 serta kedalaman tambak 90-110 cm. Sisa lahan dengan petakan tidak beraturan dapat dimanfaatkan sebagai
tandon untuk efisiensi lahan. Dimensi pematang disesuaikan dengan struktur, tekstur  tanah, dan kedalaman air
tambak. Sedangkan dimensi saluran  mempertimbangkan kebutuhan air, fenomena pasang surut lokal dan
simpangan waktu.
Tambak biofilter/pengolahan limbah berupa lahan di sekeliling petakan terutama saluran pemasukan dan
pembuangan yang ditanami mangrove atau tanaman sejenis lainnya yang berfungsi sebagai biofilter.
Konstruksi kolam
            Konstruksi tambak BUSMETIK pada dasarnya sama dengan dengan jenis tambak lain, perbedaannya
adalah pada tambak ini seluruh permukaan dilapisi menggunakan plastic HDPE dan tidak mempunyai pintu
pembuangan. Seluruh aktifitas budidaya untuk pengisian air pemeliharaan, pembuangan air maupun pada saat
pergantian air menggunakan pompa. Pada bagian sisi dalam tambak terdapat caren dengan ukuran lebar 2 meter
dan panjang selebar kolam
Keunggulan Teknologi BUSMETIK
Teknologi ini dikembangkan karena memiliki keunggulan-keunggulan yaitu :
           Mudah dalam pengelolaan karena petakan tidak terlalu luas ( ≤ 1000 m2).
           Biaya operasional  yang dikeluarkan selama 1 siklus  masih terjangkau oleh pembudidaya kelas menengah ke
bawah.
           Kualitas tanah tidak menjadi faktor pembatas dalam penerapan teknologi ini karena konstruksi  tambak dilapisi
plastik (HDPE).
           Pengendalian hama dan penyakit pada teknologi ini lebih mudah sehingga dapat menekan  resiko serangan
penyakit,  karena menerapkan tindakan biosekuritas dan aplikasi probiotik .
           Mempertahankan keseimbangan ekosistem melalui penumbuhan vegetasi mangrove di kawasan budidaya yang
berfungsi sebagai biofilter.

Persiapan Pemeliharaan
Persiapan pemeliharan bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan,dan produktivitas lahan, dengan
mengeliminir faktor-faktor yang tidak mendukung kelangsungan hidup udang dan mengoptimalkan beberapa
faktor yang memberikan dukungan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. 
Pengeringan wadah
         Pengeringan wadah bertujuan untuk membuang sisa air yang terdapat di dalam tambak setelah panen sehingga
mempermudah proses pembersihan wadah serta mematikan seluruh organisme yang menempel pada wadah seperti
lumut dan teritip.
         Pengeringan dilakukan dengan membuang air dari wadah budidaya ke saluran pembuangan
         Pengeringan air mengunakan bantuan pompa submersible (pompa celup).
         Setelah kering wadah dijemur selama 3 hari dibawah sinar matahari untuk memudahkan dalam melepas teritip
yang menempel.

Pembersihan wadah
         Tujuan pembersihan wadah untuk melepaskan organisme yang menempel pada bagian permukaaan dinding dan
dasar plastik setelah proses  pengeringan selesai.
         Pembersihan dilakukan dengan bantuan alat berupa sikat plastik untuk membersihkan lumut, sedangkan untuk
membersihan teritip dengan menggunakan alat yang keras dan tumpul (seperti bilah bambu).
         Waktu pembersihan sebaiknya dilakukan siang hari dimana kondisi plastik benar-benar kering sehingga
organisme penempel mudah lepas.
         Setelah seluruh organisme penempel terlepas dari permukaan wadah budidaya maka dilakukan pencucian dengan
menggunakan air bersih,
         Seluruh kotoran yang terkumpul dikeluarkan dari dalam wadah pemeliharaan.
         Selanjutnya wadah budidaya dibilas kembali dengan air bersih, sisa air bilasan yang ada dalam wadah dibuang
menggunakan pompa.
         Semprot/siram seluruh bagaian wadah yang telah kering dengan larutan kaporit (untuk satu wadah luas 600 m2
dibutuhkan 7 kg kaporit)
         Kemudian wadah dibiarkan kering dibawah sinar matahari

Pemasangan Biosekuriti
         Biosekuriti merupakan pengamanan lingkungan budidaya terhadap masuknya biota lain seperti hama, atau yang
dapat menyebabkan penyakit.
         Tujuan penerapan biosekuriti adalah mencegah masuknya agen penyakit seperti kepiting, ketam atau hama
predator seperti ular dan lain-lain.
   Penerapan biosekuriti di tambak BUSMETIK yaitu dengan melakukan pemagaran pada keliling tambak
menggunakan plastik HDPE setinggi 60 cm
Persiapan Media Pemeliharaan
PengisianMedia Pemeliharaan
         Air media pemeliharaan diambil dari air tandon pengendapan.
         Proses pengisian air dengan menggunakan pompa.
         Pada bagian ujung pipa pemasukan dipasang saringan dengan meshsize 1 mm untuk mencegah kotoran masuk ke
dalam tambak.
         Pengisian air dilakukan sampai penuh
Pemasangan kincir air
         Pemasangan kincir dilakukan setelah media pemeliharaan dalam wadah budidaya siap
         Kincir air dipasang pada sudut kolam
         Pada bagian kedua sisi depan dan belakang kincir air diikat menggunakan tali PE dengan diameter 10 mm,
selanjutnya tali tersebut dibentangkan dan diikatkan dengan patok yang ada dipematang
      Sambungkan kabel kincir ke sumber listrik dengan magnetic kontaktor

Sterilisasi Air Pemeliharaan


         Sterilisasai air atau media pemeliharaan dilakukan dengan maksud untuk membunuh segala macam organisme
yang bersifat hama atau pathogen yang dapat mengganggu dalam kegiatan budidaya.
         Sterilisasi air media pemeliharaan dilakukan langsung di wadah pemeliharaan udang menggunakan kaporit teknis
konsentrasi 60% dengan dosis 50 ppm.
         Sterilisasi dilakukan dengan melarutkan kaporit secara merata ke semua bagian media pemeliharaan
menggunakan
         Proses sterilisasi berlangsung 3-4 hari .
         Selama sterilisasi kincir dalam kondisi hidup.
         Pada hari ketiga untuk memastikan kandungan chlorin telah netral dilakukan pengujian dengan menggunakan
chlorin test.
Pengujian kandungan klorin dilakukan dengan cara mengambil sampel air media pemeliharaan sebanyak 10 ml
kemudian tetesi dengan chlorin test sebanyak 2 tetes, jika warna air tidak berubah (bening) maka kandungan
chlorin telah netral  dan air media siap digunakan untuk kegiatan budidaya

Pemberian probiotik awal


         Tahap lanjutan setelah air media pemeliharaan steril dan netral adalah pemberian probiotik awal.
         Pemberian probiotik ini dilakukan 3 hari berturut-turut sebelum penebaran benur.
         Dosis probiotik 1 ppm dari jenis Bacillus sp
         Probiotik dilarutkan dalam air, kemudian ditebar merata ke seluruh kolam

Pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan adalah tahapan budidaya mulai dari seleksi benur, penebaran, pengelolaan pakan,
monitoring pertumbuhan dan kesehatan udang , monitoring kualitas air sampai dengan panen.
Penebaran benur
         Sebelum benur ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi, yaitu penyesuaian lingkungan baru.
         Penebaran benur dilakukan pada saat kondisi cuaca teduh, yaitu pada pagi hari antara jam 06 – 08.00 atau pada
malam hari.
         Langkah-langkah penebaran benur adalah sebagai berikut:
-          Membuka semua box wadah kantong kemas benur,
-          Selanjutnya mengeluarkan seluruh kantong kemas dan dimasukan ke dalam tambak, biarkan kantong kemas
terapung di permukaan tambak.
-          Kantong paking dibiarkan terapung sampai terjadi pengembunan di bagian dalam plastik, yang menandakan
bahwa suhu air yang ada di kantong kemas sama dengan suhu air di tambak
-          Kemudian kantong kemas dibuka dan masukan air sedikit demi sedikit sampai kantong penuh untuk menyamakan
salinitas.
Jika salinitas tambak dan kantong kemas sama maka benur akan keluar dengan sendirinya dan kantong kemas dapat
dituang untuk mengeluarkan benur ke dalam tambak
Pengelolaan pakan
Waktu pemberian dan dosis pakan
         Waktu dan frekuensi pemberian pakan sangat menentukan efektifitas pakan yang dimakan udang.
         Dalam satu hari frekuensi pemberian pakan adalah lima kali dengan pembagian waktu sebagai berikut:

Waktu Dosis  (%)


07.00 20
12.00 25
16.00 25
21.00 20
02.00 10

Total 100

Jenis pakan & cara pemberian pakan


         Setiap stadia atau umur pemeliharaan udang pakan yang diberikan mempunyai jenis dan ukuran yang berbeda.
         Tujuannya adalah supaya pakan dapat dimakan oleh udang seefektif mungkin.
Jenis pakan yang digunakan:
No pakan Bentuk Keterangan
#0 Serbuk/powder Diberikan untuk benur yang baru
tebar sampai umur pemeliharaan
16 hari
#1 Crumble/butiran kecil Diberikan untuk benur/jouvenil
pada masa pemeliharaan umur
15 – 30 hari.
#2 Pellet halus Diberikan untuk udang umur
pemeliharaan 28 – 53 hari
# 3s Pellet kecil Diberikan untuk udang yang
berumur pemeliharaan 51 – 77
hari.
#3p Pellet besar Jenis pakan ini adalah ukuran
pakan yang paling besar dan
diberikan pada udang dengan
umur pemeliharaan 71 hari
sampai waktu panen.

         Jenis pakan no #0 dan #1 sebelum ditebar terlebih dahulu ditimbang kemudian dilarutkan dalam air.
         Untuk jenis pakan no #2, #3s dan #3p cara pemberiannya adalah dengan menebar langsung ke tambak.
         Semua pakan yang akan diberikan sebagai pakan udang setiap hari dicampur dengan vitamin C pada waktu
pemberian pakan pagi hari jam 07.00, dengan cara vitamin C dicampur dengan perekat komersial atau putih telur.
         Takaran vitamin C adalah 1 gram untuk 1 kg pakan dan perekat 4 gram untuk 1 kg pakan. Kedua bahan tersebut
dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml kemudian dicampur dengan pakan dan diaduk hingga merata.
         Sebelum pakan ditebar terlebih dahulu kincir air dimatikan 5 menit sebelum tebar pakan dan dihidupkan kembali
15 menit setelah tebar pakan.
         Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan secara merata ke seluruh bagian tambak.
Tujuannya adalah agar semua udang mendapat bagian pakan yang sama sehingga pertumbuhannya seragam.

Monitoring pertumbuhan
         Tujuan monitoring pertumbuhan adalah untuk mengetahui bobot udang keseluruhan (biomassa) dalam tambak
dan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
         Monitoring pertumbuhan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan cara sampling jala setelah umur pemeliharaan
udang lebih dari 45 hari.
         Jika umur pemeliharaan udang kurang dari 40 hari, maka sampling pertumbuhan dapat dilakukan menggunakan
ancho.
         Langkah-langkah monitoring pertumbuhan adalah sebagai berikut:
-          Bukaan jala diukur untuk mengetahui luas maksimal.
-          Udang ditangkap dengan jala tebar pada 2 titik dalam setiap tambak. persentase bukaan jala saat dilempar dicatat.
-          Dari hasil jala diambil sampel sebanyak 1 kg untuk ditimbang, sedangkan udang yang lain dilepaskan kembali ke
tambak sambil dihitung jumlahnya.
-          Sampel udang yang ditimbang juga dikembalikan ke tambak sambil dihitung berapa jumlah individu udang dalam
1 kg.
-          Selanjutnya hasil sampel dapat dihitung berat rata-rata individu, populasi, dan biomassa udang yang ada di
tambak.
-          Jumlah total udang tertangkap dihitung dan dibandingkan dengan luas dan bukaan jala untuk mengetahui
kepadatan udang dalam petakan tambak.

Monitoring kesehatan
         Tujuan monitoring kesehatan adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan udang.
         Pemantauan kesehatan udang selama pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, Caranya adalah dengan
berkeliling tambak sambil memperhatikan apakah ada tingkah laku udang yang berenang ke tepi pematang atau
dengan mengambil sampel udang yang naik ke ancho.
         Secara umum yang diamati pada saat mengambil sampel udang di ancho adalah:
-          Kelengkapan anggota tubuh udang, apakah anggota tubuh udang yang naik di ancho kondisinya normal atau tidak
normal seperti kaki jalan dan kaki renang putus, luka, kulit lunak, antena putus dan sebagainya.
-          Saluran pencernaan udang, apakah saluran pencernaan udang tersebut penuh atau kosong atau saluran
pencernaan tampak sebagian terisi pakan dan sebagian kosong.
-          Nafsu makan udang dari pakan yang ada di ancho. Nafsu makan udang dapat diketahui salah satunya dari habis
atau tidaknya sampel pakan yang diletakkan di ancho sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan.
-          Ada tidaknya luka atau parasit yang ada di tubuh udang.
Pengelolaan air
         Tujuan pengelolaan air adalah untuk memastikan air media pemeliharaan tetap dalam kisaran optimal untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.
Monitoring kualitas air
         Pengamatan kualitas air pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi
kualitas air dan pengaruhnya terhadap udang yang dipelihara.
         Parameter kualitas air yang diukur adalah pH, suhu, salinitas, ammonia, kecerahan, dan ketinggian air. \
         Nilai masing-masing parameter air pada budidaya udang vaname di tambak BUSMETIK adalah:

No Parameter Nilai Satuan


o
1 Suhu 27 – 30 C
2 Salinitas 25 – 30 ppt
3 pH 7 – 7,4 -
4 NH3 ≥ 0,01 ppm
5 Kecerahan 20 cm
6 Tinggi air 90 - 110 cm

Pemberian probiotik
         Tujuan pemberian probiotik adalah untuk membantu proses dekomposisi dengan mengurai bahan organik yang
ada di tambak.
         Aplikasi probiotik selama pemeliharaan adalah setiap 2 hari sekali dengan dosis probiotik 1 ppm.
         Pemberian probiotik dilakukan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00 (tabel).
         Jenis bakteri yang digunakan adalah bacillus sp
         Langkah-langkah pemberian probiotik:
-          Siapkan probiotik yang akan diberikan
-          Timbang probiotik sesuai dosis yang telah ditentukan

Pencatatan (recording)
         Untuk mengetahui setiap aktifitas, perlakuan terhadap udang maupun media budidaya, maka dilakukan pencatatan
dalam buku jurnal pemeliharaan.
         Buku jurnal ditulis setiap hari dan setiap ada perlakuan apapun terhadap tambak selama pemeliharaan.
         Buku jurnal berisi tentang:
-          Deskripsi kolam dan estimasi produksi
-          Tanggal kegiatan, umur pemeliharaan
-          Jadwal & jumlah pemberian pakan
-          Hasil pengukuran kualitas air
-          Hasil sampling pertumbuhan, biomassa, dan SR
-          Kondisi kesehatan udang,
-          Keterangan perlakuan lain
         Pencatatan yang baik dari tiap kegiatan/kasus di tambak akan menjadi acuan dalam menentukan perlakuan
terhadap udang maupun media jika terjadi kasus yang sama.

Panen dan pasca panen


Persiapan peralatan panen
         Tujuan persiapan panen adalah menyiapkan peralatan untuk kegiatan panen  Peralatan panen yang perlu disiapkan
antara lain:
-          Jala dan jaring (trawl), yang akan digunakan sebagai alat tangkap,
-          Pompa air, digunakan untuk mengurangi / membuang air tambak,
-          Bak tampungan, untuk menampung hasil panen, bak tampungan ini diisi air sepertiga bagian dan diisi es balok
seperempat bagian,
-          Meja sortir, digunakan untuk sortasi udang, untuk memisahkan udang dari kotoran,
-          Keranjang / basket, digunakan untuk mengangkat udang dari tambak menuju tempat penanganan, selain itu juga
digunakan untuk proses sortasi dan penimbangan,
-          Timbangan, gunakan untuk menimbang udang hasil panen.

Penurunan air media pemeliharaan


         Penurunan air tambak sebagai media pemeliharaan bertujuan untuk mengurangi air sampai ketinggian tertentu.
         Penurunan air dilakukan 6 jam sebelum panen.
         Air media pemeliharaan dikurangi ketinggiannya hingga tinggal 40 cm dengan menggunakan pompa air,
         Selama penurunan air media kincir tetap dinyalakan.

Pemanenan udang
         Pemanenan udang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-          Membentangkan jaring panen di salah satu sisi tambak,
-          Menarik jaring panen secara perlahan dari satu sisi ke sisi tambak yang berlawanan, posisi bibir bawah jaring
harus menempel pada dasar tambak,
-          Mengangkat / mengambil udang hasil tangkapan jaring dengan menggunakan keranjang / basket,
Membawa udang hasil tangkapan ke bak penampungan.

Pasca panen
Penampungan hasil panen
         Hasil panen udang ditampung di bak penampungan yang telah diisi air dan es untuk menjaga rantai dingin agar
kualitas udang tetap baik.
         Kemudian udang disortir / dipisahkan dari kotoran / benda selain udang, seperti teritip, trisipan, batu, kayu dan
sebagainya.
         Untuk budidaya di tambak plastik, hasil panen cenderung bersih karena tidak ada kontak antara media dan biota
terhadap tanah.
         Setelah disortir, udang dimasukkan ke dalam keranjang/basket dan ditiriskan beberapa saat.  

Anda mungkin juga menyukai