Sponsors Link
Cara budidaya udang sistem busmentik bukan merupakan hal yang baru
dalam sistem budidaya udang. Busmentik sendiri merupakan akronim dari Budidaya Udang Skala Mini Sistem
Empang Plastik. Teknologi ini sendiri merupakan salah satu teknologi budidaya udang yang dikembangkan di
BAPPL STP Serang.
ads
Berdasarkan pada budidaya udang yang efektif, efisien serta menguntungkan baik secara finansial ataupun
lingkungan. Budidaya udang sistem Busmentik ini mengedepankan budidaya yang tidak hanya menguntungkan
namun juga ramah lingkungan sebagaiamana cara budidaya udang sistem bioflok.
Banyak para petani udang yang telah mengenbangkan sistem ini. Selain cukup mudah, teknologi ini juga dapat
diterapkan bagi petani udang dengan kelas kecil dan menengah. Sebab dengan hanya memiliki 1000 meter persegi
lahan saja anda sudah dapat membudidayakan udang dengan menggunakan sistem ini. Terlebih lagi, sistem ini
juga relatif menguntungkan, sebab penggunaan plastik HDPE dapat menutup atau mencover dinding tambak.
Pada sistem ini para petani tidak perlu lagi melakukan penggantian air. Sebab teknologi ini tidak memiliki sistem
pembuangan dan hanya menggunakan pompa untuk mengaduk aduk dan membetsihkan air dari endapan kotoran.
Tentunya hal ini relatif akan mengintensifkan budidaya, sebab jika dihitung biaya untuk sekali penggantian air
relatif besar. Maka dari itu tidak salah jika banyak petani yang berganti menggunakan teknologi ini. Jika anda
tertarik mencoba, maka berikut 5 cara budidaya udang sistem busmentik sederhana .
Dinding tambak dan bagian dasar seluruhnya ditutup oleh plastik HDPE.
Tidak ada sistem pembuajgan aur pada tambak.
Pemasukan dan pengekuatan air tambak menggunakan pompa yang dipasang di tambak.
Kedalaman tanbak antara 90-110 centi meter.
Jika terdapat sisa ruang atau sisa lahan dapat digunakan sebagai tandon untuk efisiensi lahan.
disekitar kanan dan kiri tambak ditanami manggrove sebagai upaya biofilter agar limbah tidak mencemari
lingkungan sekitar.
Dalam hal ini penggunaan palastik HDPE dapat lebih efisien sebab tidak perlu memperhatikan kualitas
tanah yang dipakai sebagai tambak karena seluruh permukaan tanah dicover oleh penggunaan plastik
HDPE.
Lahan yang digunakan juga dapat berupa lahan bekas tambak, rawa rawa atau bahkan lokasi tanah yang
sudah tidak terpakai lagi.
Pasang pkastik HDPE di sekitar dinding tambak, hal ini merupakan bagian dari penerapan bio sekuriti yang
ada dalam budidaya udang busmentik.
hal ini merupakan upaya pencegahan masuknya hama atau juga penyebaran penyakit pada tamba budang
yang dikelola.
Penggunan benih udang atau benur berkualitas merupakan elemen utama dalam budidaya udang sisten busmentik
sebagaimana pada cara budidaya udang vaname dengan plastik mulsa. Sebab penggunaan benih yang berkuakitas
akan berefek pada hasil serta juga dapat meningkatkan produktifitas.
Meskipun banyak faktor yang juga mempengatuhi nakun tentunya penggunaan benih berkualitas akan menjadi
tolak ukur hasil yang akan diperoleh pada saat panen. pada dasarnya benih yang digunakan dapat menggunakan
berbagai jenis udang yang memiliki harga jual tinggi.
Namun secara umum harus dapat memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut :
3. Manjeman Pakan
Tentunya hal ini harus menjadi perhatian tersendiri. Sebab efisiensi dalam pengunaan pakan akan bisa memangkas
biaya operasional yang selama ini relatif di boroskan. Manajemen pengaturan pakan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Perawatan dan pemeliharaan dalam budidaya udang busmentik dilakukan dengan monitoring kesehatan dan juga
monitoring kualitas air seperti pada cara budidaya ikan cupang halfmoon . Untuk monitoring kesehatan dapat
dilakukan setiap hari dengan cara berkeliling ke sekutar tambak. Perhatikan perilaku udang, jika ada udang yang
berenang kearah pinggir perhatikan udang tersebut kemudian. Periksa kelengkapan organ tubuhnya, selain itu juga
periksa saluran pencernaannya. Monitoring harus dilakukan setiap hari dengan cara seksama dan benar, sehingga
tingkat kesehatan udang dapat diketahui dengan baik.
Untuk monitoring kualitas air sendiri anda dapat melakukannya dengan memperhatikan kualitas air. Dilihat dari
warna air, kejernihan dan kepekatan air. Selain itu juga anda bisa melihat dari bau air tambak. Kualitas air
merupakan hal yang penting dalam budidaya, sebab kualitas air yang jelek akan bisa menyebabkan udang stres dan
bahkan juga menyebabkan kematian. Kondisi air yang buruk juga dapat menimbulkan resiko kegagalan panen.
Selanjutnya bertangkan jaring pada tambak, lalu kemudian angkat jaring dan selanjutnya jaring. Setelah itu,
siapkan box atau kotak penyimpanan udang. Lakukan juga sortasi untuk memisahkan udang hasil panen
berdasarkan ukuran dan juga kualitasnya. Kemudian udang dibersihkan dan selanjutnya dapat langsung di jual ke
pasaran.
Itulah tadi, 5 cara budidaya udang sistem busmentik sederhana. Senoga dapat menjadi referensi bagi anda. Selamat
mencoba dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Sponsors Link
Keuntungan Penerapan Teknologi Budidaya Udang
Berwawasan Lingkungan Busmetik
January 31, 2017
Redaktur: Yos Mo
Penerapan teknologi budidaya udang berwawasan lingkungan (Ecoshrimp) Busmetik sudah mulai
marak diaplikasikan di Indonesia. Busmetik merupakan akronim dari budidaya udang skala mini
empang plastik. Teknologi ecoshrimp busmetik efektif, efisien, dan menguntungkan secara finansial
jika diaplikasikan dengan tepat.
Penerapan ecoshrimp Busmetik dengan cara tambak dilapisi bahan plastik HDPE (geomembrane).
Teknologi Busmetik tidak menggunakan senyawa kimia berbahaya atau antibiotik, memanfaatkan
aktifitas probiotik selama pemeliharaan, serta menerapkan biosekuritas untuk menghindari sumber
penyakit dan predator.
Busmetik dapat digunakan pada budidaya udang intensif dan super-intensif. Keuntungan penerapan
teknologi budidaya udang berwawasan lingkungan Busmetik, antara lain:
Biaya investasi dan operasional rendah, sehingga dapat diaplikasikan oleh pembudidaya skala
kecil dan menengah.
Bisa dilakukan di seluruh jenis tanah.
Kecil risiko serangan penyakit.
Rendah risiko kegagalan panen.
Busmetik dapat diterapkan dengan tingkat kepadatan tinggi 150-200 ekor/m2.
Mudah pengelolaannya
Waktu pemeliharaan lebih singkat
Hemat air karena tidak perlu melakukan penggantian air, cukup dilakukan penambahan air.
Efisien dalam penggunaan pakan
Mengurangi tingkat pencemaran, karena plastik HDPE umurnya bisa lebih dari 10 tahun
Keseimbangan ekosistem terjaga melalui pemanfaatan limbah
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
BUDIDAYA UDANG SKALA MINI EMPANG PLASTIK
(BUSMETIK)
Supervisor:
Dr. Tb Haeru Rahayu, M.Sc
Team teknis:
Suharyadi, S.St.Pi, M.Si
Sinar Pagi Sektiana, S.St.Pi, M.Si
Sri Budiani S.,A.Pi., MM
Margono, S.St.Pi
Tristian, S.St.Pi
Agus Triwanda, S.St.Pi
TEKNOLOGI BUSMETIK
Pengertian dan Kriteria
BUSMETIK adalah akronim dari Budidaya udang skala mini empang plastik. Teknologi ini merupakan
salah satu teknologi budidaya udang yang dikembangkan di BAPPL-STP Serang berdasarkan prinsip-prinsip
budidaya yang efektif, efisien dan menguntungkan secara finansial serta berwawasan lingkungan. Pengelolaan
tambak dengan teknologi ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Memanfaatkan lahan tambak dengan luasan ≤ 1000 m2.
Tambak dilapisi bahan plastik HDPE (high density polyethelene) untuk menampung air supaya tidak rembes.
Menggunakan system budidaya semi tertutup dengan tingkatan budidaya intensif sampai dengan super intensif.
Tidak menggunakan senyawa kimia/obat obatan yang berbahaya, dan antibiotik.
Tetap menjaga keseimbangan mikrobiologis dengan memanfaatkan aktifitas probiotik pada petakan selama
pemeliharaan serta melakukan penanaman mangrove di kawasan budidaya sebagai biofilter.
Menerapkan biosekuritas.
Menebar benih yang sehat.
Untuk memenuhi persyaratan di atas maka unit tambak terdiri dari :
Saluran pengairan (sumber air pasok).
Unit tandon (terdiri dari petak pengendapan dan petak sterilisasi).
Petak pemeliharaan.
Petak biofilter/pengolahan limbah
Persiapan Pemeliharaan
Persiapan pemeliharan bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan,dan produktivitas lahan, dengan
mengeliminir faktor-faktor yang tidak mendukung kelangsungan hidup udang dan mengoptimalkan beberapa
faktor yang memberikan dukungan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.
Pengeringan wadah
Pengeringan wadah bertujuan untuk membuang sisa air yang terdapat di dalam tambak setelah panen sehingga
mempermudah proses pembersihan wadah serta mematikan seluruh organisme yang menempel pada wadah seperti
lumut dan teritip.
Pengeringan dilakukan dengan membuang air dari wadah budidaya ke saluran pembuangan
Pengeringan air mengunakan bantuan pompa submersible (pompa celup).
Setelah kering wadah dijemur selama 3 hari dibawah sinar matahari untuk memudahkan dalam melepas teritip
yang menempel.
Pembersihan wadah
Tujuan pembersihan wadah untuk melepaskan organisme yang menempel pada bagian permukaaan dinding dan
dasar plastik setelah proses pengeringan selesai.
Pembersihan dilakukan dengan bantuan alat berupa sikat plastik untuk membersihkan lumut, sedangkan untuk
membersihan teritip dengan menggunakan alat yang keras dan tumpul (seperti bilah bambu).
Waktu pembersihan sebaiknya dilakukan siang hari dimana kondisi plastik benar-benar kering sehingga
organisme penempel mudah lepas.
Setelah seluruh organisme penempel terlepas dari permukaan wadah budidaya maka dilakukan pencucian dengan
menggunakan air bersih,
Seluruh kotoran yang terkumpul dikeluarkan dari dalam wadah pemeliharaan.
Selanjutnya wadah budidaya dibilas kembali dengan air bersih, sisa air bilasan yang ada dalam wadah dibuang
menggunakan pompa.
Semprot/siram seluruh bagaian wadah yang telah kering dengan larutan kaporit (untuk satu wadah luas 600 m2
dibutuhkan 7 kg kaporit)
Kemudian wadah dibiarkan kering dibawah sinar matahari
Pemasangan Biosekuriti
Biosekuriti merupakan pengamanan lingkungan budidaya terhadap masuknya biota lain seperti hama, atau yang
dapat menyebabkan penyakit.
Tujuan penerapan biosekuriti adalah mencegah masuknya agen penyakit seperti kepiting, ketam atau hama
predator seperti ular dan lain-lain.
Penerapan biosekuriti di tambak BUSMETIK yaitu dengan melakukan pemagaran pada keliling tambak
menggunakan plastik HDPE setinggi 60 cm
Persiapan Media Pemeliharaan
PengisianMedia Pemeliharaan
Air media pemeliharaan diambil dari air tandon pengendapan.
Proses pengisian air dengan menggunakan pompa.
Pada bagian ujung pipa pemasukan dipasang saringan dengan meshsize 1 mm untuk mencegah kotoran masuk ke
dalam tambak.
Pengisian air dilakukan sampai penuh
Pemasangan kincir air
Pemasangan kincir dilakukan setelah media pemeliharaan dalam wadah budidaya siap
Kincir air dipasang pada sudut kolam
Pada bagian kedua sisi depan dan belakang kincir air diikat menggunakan tali PE dengan diameter 10 mm,
selanjutnya tali tersebut dibentangkan dan diikatkan dengan patok yang ada dipematang
Sambungkan kabel kincir ke sumber listrik dengan magnetic kontaktor
Pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan adalah tahapan budidaya mulai dari seleksi benur, penebaran, pengelolaan pakan,
monitoring pertumbuhan dan kesehatan udang , monitoring kualitas air sampai dengan panen.
Penebaran benur
Sebelum benur ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi, yaitu penyesuaian lingkungan baru.
Penebaran benur dilakukan pada saat kondisi cuaca teduh, yaitu pada pagi hari antara jam 06 – 08.00 atau pada
malam hari.
Langkah-langkah penebaran benur adalah sebagai berikut:
- Membuka semua box wadah kantong kemas benur,
- Selanjutnya mengeluarkan seluruh kantong kemas dan dimasukan ke dalam tambak, biarkan kantong kemas
terapung di permukaan tambak.
- Kantong paking dibiarkan terapung sampai terjadi pengembunan di bagian dalam plastik, yang menandakan
bahwa suhu air yang ada di kantong kemas sama dengan suhu air di tambak
- Kemudian kantong kemas dibuka dan masukan air sedikit demi sedikit sampai kantong penuh untuk menyamakan
salinitas.
Jika salinitas tambak dan kantong kemas sama maka benur akan keluar dengan sendirinya dan kantong kemas dapat
dituang untuk mengeluarkan benur ke dalam tambak
Pengelolaan pakan
Waktu pemberian dan dosis pakan
Waktu dan frekuensi pemberian pakan sangat menentukan efektifitas pakan yang dimakan udang.
Dalam satu hari frekuensi pemberian pakan adalah lima kali dengan pembagian waktu sebagai berikut:
Total 100
Jenis pakan no #0 dan #1 sebelum ditebar terlebih dahulu ditimbang kemudian dilarutkan dalam air.
Untuk jenis pakan no #2, #3s dan #3p cara pemberiannya adalah dengan menebar langsung ke tambak.
Semua pakan yang akan diberikan sebagai pakan udang setiap hari dicampur dengan vitamin C pada waktu
pemberian pakan pagi hari jam 07.00, dengan cara vitamin C dicampur dengan perekat komersial atau putih telur.
Takaran vitamin C adalah 1 gram untuk 1 kg pakan dan perekat 4 gram untuk 1 kg pakan. Kedua bahan tersebut
dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml kemudian dicampur dengan pakan dan diaduk hingga merata.
Sebelum pakan ditebar terlebih dahulu kincir air dimatikan 5 menit sebelum tebar pakan dan dihidupkan kembali
15 menit setelah tebar pakan.
Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan secara merata ke seluruh bagian tambak.
Tujuannya adalah agar semua udang mendapat bagian pakan yang sama sehingga pertumbuhannya seragam.
Monitoring pertumbuhan
Tujuan monitoring pertumbuhan adalah untuk mengetahui bobot udang keseluruhan (biomassa) dalam tambak
dan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
Monitoring pertumbuhan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan cara sampling jala setelah umur pemeliharaan
udang lebih dari 45 hari.
Jika umur pemeliharaan udang kurang dari 40 hari, maka sampling pertumbuhan dapat dilakukan menggunakan
ancho.
Langkah-langkah monitoring pertumbuhan adalah sebagai berikut:
- Bukaan jala diukur untuk mengetahui luas maksimal.
- Udang ditangkap dengan jala tebar pada 2 titik dalam setiap tambak. persentase bukaan jala saat dilempar dicatat.
- Dari hasil jala diambil sampel sebanyak 1 kg untuk ditimbang, sedangkan udang yang lain dilepaskan kembali ke
tambak sambil dihitung jumlahnya.
- Sampel udang yang ditimbang juga dikembalikan ke tambak sambil dihitung berapa jumlah individu udang dalam
1 kg.
- Selanjutnya hasil sampel dapat dihitung berat rata-rata individu, populasi, dan biomassa udang yang ada di
tambak.
- Jumlah total udang tertangkap dihitung dan dibandingkan dengan luas dan bukaan jala untuk mengetahui
kepadatan udang dalam petakan tambak.
Monitoring kesehatan
Tujuan monitoring kesehatan adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan udang.
Pemantauan kesehatan udang selama pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, Caranya adalah dengan
berkeliling tambak sambil memperhatikan apakah ada tingkah laku udang yang berenang ke tepi pematang atau
dengan mengambil sampel udang yang naik ke ancho.
Secara umum yang diamati pada saat mengambil sampel udang di ancho adalah:
- Kelengkapan anggota tubuh udang, apakah anggota tubuh udang yang naik di ancho kondisinya normal atau tidak
normal seperti kaki jalan dan kaki renang putus, luka, kulit lunak, antena putus dan sebagainya.
- Saluran pencernaan udang, apakah saluran pencernaan udang tersebut penuh atau kosong atau saluran
pencernaan tampak sebagian terisi pakan dan sebagian kosong.
- Nafsu makan udang dari pakan yang ada di ancho. Nafsu makan udang dapat diketahui salah satunya dari habis
atau tidaknya sampel pakan yang diletakkan di ancho sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan.
- Ada tidaknya luka atau parasit yang ada di tubuh udang.
Pengelolaan air
Tujuan pengelolaan air adalah untuk memastikan air media pemeliharaan tetap dalam kisaran optimal untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.
Monitoring kualitas air
Pengamatan kualitas air pemeliharaan harus dilakukan setiap hari, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi
kualitas air dan pengaruhnya terhadap udang yang dipelihara.
Parameter kualitas air yang diukur adalah pH, suhu, salinitas, ammonia, kecerahan, dan ketinggian air. \
Nilai masing-masing parameter air pada budidaya udang vaname di tambak BUSMETIK adalah:
Pemberian probiotik
Tujuan pemberian probiotik adalah untuk membantu proses dekomposisi dengan mengurai bahan organik yang
ada di tambak.
Aplikasi probiotik selama pemeliharaan adalah setiap 2 hari sekali dengan dosis probiotik 1 ppm.
Pemberian probiotik dilakukan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00 (tabel).
Jenis bakteri yang digunakan adalah bacillus sp
Langkah-langkah pemberian probiotik:
- Siapkan probiotik yang akan diberikan
- Timbang probiotik sesuai dosis yang telah ditentukan
Pencatatan (recording)
Untuk mengetahui setiap aktifitas, perlakuan terhadap udang maupun media budidaya, maka dilakukan pencatatan
dalam buku jurnal pemeliharaan.
Buku jurnal ditulis setiap hari dan setiap ada perlakuan apapun terhadap tambak selama pemeliharaan.
Buku jurnal berisi tentang:
- Deskripsi kolam dan estimasi produksi
- Tanggal kegiatan, umur pemeliharaan
- Jadwal & jumlah pemberian pakan
- Hasil pengukuran kualitas air
- Hasil sampling pertumbuhan, biomassa, dan SR
- Kondisi kesehatan udang,
- Keterangan perlakuan lain
Pencatatan yang baik dari tiap kegiatan/kasus di tambak akan menjadi acuan dalam menentukan perlakuan
terhadap udang maupun media jika terjadi kasus yang sama.
Pemanenan udang
Pemanenan udang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Membentangkan jaring panen di salah satu sisi tambak,
- Menarik jaring panen secara perlahan dari satu sisi ke sisi tambak yang berlawanan, posisi bibir bawah jaring
harus menempel pada dasar tambak,
- Mengangkat / mengambil udang hasil tangkapan jaring dengan menggunakan keranjang / basket,
Membawa udang hasil tangkapan ke bak penampungan.
Pasca panen
Penampungan hasil panen
Hasil panen udang ditampung di bak penampungan yang telah diisi air dan es untuk menjaga rantai dingin agar
kualitas udang tetap baik.
Kemudian udang disortir / dipisahkan dari kotoran / benda selain udang, seperti teritip, trisipan, batu, kayu dan
sebagainya.
Untuk budidaya di tambak plastik, hasil panen cenderung bersih karena tidak ada kontak antara media dan biota
terhadap tanah.
Setelah disortir, udang dimasukkan ke dalam keranjang/basket dan ditiriskan beberapa saat.