Anda di halaman 1dari 2

Oksidasi dan Reduksi Tanah 

Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan kenaikan
elektron. Dapat dikatakan bahwa reduksi adalah reaksi dimana suatu zat kehilangan oksigen.
Sedangkan Oksidasi adalah reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan
penurunan elektron. Dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat mengikat
oksigen.

Reaksi oksidasi dan reduksi pada tanah tersebut dipengaruhi berbagai aspek, baik
kimia, biologi maupun fisika tanah. Ditinjau dari aspek biologi, maka kecepatan oksidasi
senyawa pirit sangat ditentukan oleh peran dari bakteri pengoksidasi pirit yang
disebut Thiobacillus sp. Sedangkan dalam kondisi reduksi, pembentukan pirit atau H2S
sangat ditentukan oleh aktivitas bakteri pereduksi sulfat Desulfovibro sp. Karena itu dalam
pengelolaan tanah sulfat masam dapat didekati melalui pemanfaatan peranan kedua bakteri
tersebut (Hardjowigeno,2007).

            Mempercepat proses reduksi sulfat dan besi, dengan menciptakan kondisi lingkungan
yang diperlukan oleh bakteri tersebut. Hasil reduksi tersebut dikeluarkan dari lahan melalui
air drainase saat air surut. Reduksi sulfat tersebut dimedia oleh organisme yang diketahui
secara kolektif sebagai bakteri pereduksi sulfur (SRB). SRB merupakan bakteri obligat
anaerob yang menggunakan H2 atau organik sebagai donor elektron (chemolithotrophic).
Kelompok organisme pereduksi sulfat ini secara generik diberi nama awal dengan “ desulfo”,
dimana SO42- sebagai aseptor elektron. Bakteri tersebut berasal dari genus Desulfovibrio dan
genus Desulfovibrio dan Desulfotomaculum yang merupakan organisme heterotrophic, yang
menggunakan sulfate, thiosulphate ( S2O3) dan sulfide (SO3) atau ion yang mengandung
sulfur tereduksi sebagai terminal aseptor dalam proses metabolisme. Bakteri tersebut
memerlukan subtrat organik yang berasal dari asam organik berantai pendek seperti asam
laktat atau asam piruvat. Dalam kondisi alamiah, asam tersebut dihasilkan oleh aktivitas
fermentasi dari bakteri anaerob lainnya. Laktat digunakan oleh SRB selama respirasi
anaerobik untuk menghasilkan acetat. H2S tersebut berguna untuk mengendapkan Cu, Zn, Cd
sebagai metal sulfide ( Hanafiah, 2004).

            Adanya proses oksidasi senyawa pirit dan proses reduksi dari hasil oksidasi tersebut
membawa berbagai dampak negatif bagi pertumbuhan tanaman dan lingkungan sekitarnya.
Karena itu perlu dilakukan upaya penanggulangan agar dampak negatif tersebut dapat ditekan
seminimal mungkin tanpa banyak mengurangi tingkat produksi padi. Dalam proses oksidasi –
reduksi pada tanah sulfat masam melalui mikroorganisme (Foth, 2000).

            Mencegah atau memperlambat terjadi proses oksidasi, yaitu mencegah kerja dari
bakteri pengoksidasi tersebut, melalui pemberian bakterisida. Aktivitas bakteri pengoksidasi
dapat ditekan melalui pemberian bakterisida yang spesifik. Hasil pengujian Polfrod et al.
(1988). Mendapatkan bahwa bakterisida seperti Panasida dan deterjen efektif mencegah
kerja bakteri pengoksidasi Thiobacillus ferrooxidans. Selain itu, pemberian NaN3 dan N-
ethyimaleimide (NEM) mampu menghambat oksidasi Fe2+ dan So (Hardjowigeno,2007).     

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reduksi dan Oksidasi Tanah

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi reduksi dab oksidasi yaitu adanya faktor
pencucian dari lapisan di dalam tanah yang menyebabkan tanah membentuk lapisan reduksi 
atau  oksidasi.  Kemudian  pembentukan  lapisan oksidasi dan reduksi juga mempengaruhi
oleh adanya zat-zat protein yang berhubungan langsung oleh mikroorganisme yang sangat
berperan penting dalam proses reduksi dan oksidasi di dalam tanah (Foth, 2000).

            Reaksi  reduksi dan oksidasi pada tanah tersebut juga dipengaruhi berbagai aspek,
baik kimia, biologi maupun fisika tanah. Ditinjau dari aspek biologi, maka kecepatan oksidasi
senyawa pirit sangat ditentukan oleh peran dari bakteri pengoksidasi pirit yang
disebut Thiobacillus sp. Sedangkan dalam kondisi reduksi, pembentukan pirit atau H 2S
sangat ditentukan oleh aktivitas bakteri pereduksi sulfat Desulfovibro sp. Karena itu dalam
pengelolaan tanah sulfat masam dapat didekati melalui pemanfaatan peranan kedua bakteri
tersebut. Namun aktivitas kedua bakteri tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, karena
adanya saling ketergantungan satu sama bakteri lingkungannya (Hakim, 2006).

Sumber : http://iinmutmainna.blogspot.com/2012/05/reaksi-oksidasi-dan-reduksi-tanah.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai