Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KANDUNGAN GIZI ALGA HIJAU SILPAU

(Dictyosphaeria versluysii) DARI PERAIRAN PANTAI RAITAWUN DESA


NUWEWANG KECAMATAN PULAU LETTI

ANALYSIS OF NUTRIENT CONTENT GREEN ALGAE SILPAU (Dictyosphaeria


versluysii) FROM COASTAL WATERS RAITAWUN VILLAGE OF NUWEWANG SUB-
DISTRICT ISLAND LETTI

Mozes S.Y. Radiena


Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon Jalan Kebun Cengkeh Ambon 97128
Email : arjunradiena@gmail.com

Received : 13/03/2018; revised : 09/04/2018; accepted : 10/07/2018


Published online : 31/07/2018

ABSTRAK

Silpau (Dictyosphaeria versluysii) adalah salah satu jenis alga hijau yang banyak terdapat di Kabupaten Maluku
Barat Daya. Salah satu lokasi yang memiliki potensi alga hijau silpau adalah di Perairan Pantai Raitawun Desa
Nuwewang Kecamatan Pulau Letti. alga hijau silpau biasanya ditemukan tumbuh pada substrat karang dan
diterumbu karang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan gizi dari alga hijau silpau
(Dictyosphaeria versluysii). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif, yaitu
dilakukan analisa di laboratorium untuk mengungkapkan keterangan dari fakta tertentu dan data yang diperoleh
ditampilkan dalam bentuk tabel. Berdasarkan data hasil uji laboratorium (uji proksimat) menunjukkan bahwa
silpau kering mengandung nilai gizi antara lain kadar air (2,91%), kadar abu (84,52%), kadar protein (3,33%),
kadar lemak (0,55%), kadar karbohidrat (4,03%), serat kasar (4,44%), Mineral Cu (0,0204 ppm) dan mineral Zn
(0,0849 ppm). Nilai kandungan gizi dari silpau sangat tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pangan
yang potensial dan aman untuk dikonsumsi.

Kata kunci : alga hijau silpau, kandungan gizi, suplemen makanan

ABSTRACT

The green algae of silpau (Dictyosphaeria versluysii) is one of the many green algae found in Southwest Maluku
District. One of the locations that have the potential of green algae silpau is in the Raitawun Beach Water Village
Nuwewang Kecamatan Island Letti. Green algae silpau are usually found growing on coral substrate and coral
reefs. The purpose of this study was to determine the nutritional content of green algae silpau (Dictyosphaeria
versluysii). The method used in this research is explorative method, that is done in the laboratory analysis to
reveal information from certain facts and data obtained is shown in tabular form. Based on data of laboratory test
result (proximate test) showed that dry cassava contains nutritional value such as water content (2,91%), ash
content (84,52%), protein content (3,33%), fat content (0, 55%), carbohydrate (4.03%), crude fiber (4.44%),
Mineral Cu (0.0204ppm) and Zn minerals (0.0849 ppm). The nutritional value of silpau is so high that it can be
used as a potential food and safe for consumption.

Key words : green algae silpau, nutrient content, food supplement

PENDAHULUAN bantu yaitu mikroskop. Sebaliknya makro alga


Indonesia dikategorikan sebagai negara laut atau alga yang berukuran besar dapat dilihat
kepulauan terbesar di dunia,`memiliki wilayah langsung (kasat mata) (Barsanti dan Gualtieri
laut yang sangat luas dan sumber daya alam 2006; Kharkongor dan Ramanujam 2014).
hayati laut yang besar. Alga laut merupakan Panjang garis pantai Indonesia sekitar
salah satu sumber daya alam yang memiliki 81.000 kilometer memiliki potensi alga yang
potensi besar. Alga laut adalah tanaman laut sangat tinggi (Bengen 2001). Tercatat sedikitnya
yang di kelompokkan dalam 2 kelompok besar ; ada 555 jenis alga di perairan Indonesia. Gupta
makro alga laut dan mikro alga laut. Mikro alga & Abu-Ghannam 2011, menyatakan bahwa
laut tidak dapat dilihat secara kasat mata tetapi rumput laut dibagi menjadi 4 kelompok besar
hanya boleh dilihat dengan menggunakan alat berdasarkan komposisi kimianya yaitu alga hijau
8
Radiena / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 8-13

(Chlorophyceae), alga merah (Rhodophyceae), ketika muda berbentuk bulat, agak padat, dan
alga coklat (Phaeophyceae) dan alga biru berbentuk rata ketika matang. Silpau juga
(Cyanophyceae). Alga laut mengandung memiliki rhizoids yang pendek dan tidak
senyawa aktif dengan berbagai bioaktivitas bercabang. Masyarakat setempat sering
sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan mengkonsumsi dalam bentuk mentah dan
sebagai bahan nutraseutikal (Kelman et al mengolahnya menjadi sayuran, gudangan atau
2012). colo-colo.
Di dalam laut terdapat bermacam- Penelitian tentang potensi nilai gizi dari
macam makluk hidup baik berupa tumbuhan air alga hijau silpau belum banyak diketahui oleh
maupun hewan air. Salah satu makluk hidup masyarkat. Oleh sebab itu, dalam rangka
yang tumbuh dan berkembang di laut adalah mensosialisasikan alga laut sebagai komoditi
rumput laut. Menurut Aslan dalam Muskita pangan, dipandang perlu dilakukan penelitian
(2005), pemakaian nama “rumput” laut kurang analisis kandungan gizi dari alga hijau silpau.
tepat, karena bila ditinjau secara botanis Dengan mengetahui kandungan nutrisinya
tumbuhan ini tidak tergolong “rumput”. Tapi , diharapkan pemanfaatan alga laut ini lebih
akan lebih tepat jika digunakan nama “alga”, ditingkatkan lagi. Bukan hanya sebagai produk
karena alga termasuk tumbuhan berthalus, yaitu mentah saja, tapi dapat dibuat diversifikasi
tumbuhan tak sejati, karena tidak memiliki produk yang baru.
kerangka tubuh yang kekar, berbatang dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
berdaun (Muskita 2005). Bentuk thalus mengetahui kandungan gizi dari alga hijau silpau
bermacam-macam ada yang bulat seperti (Dictyosphaeria versluysii) dari Perairan Pantai
tabung, pipih, berbentuk seperti rambut dan Raitawun Desa Nuwewang Kecamatan Pulau
gepeng, bulat seperti kantong dan lain Letti serta pemanfaatannya sebagai suplemen
sebagainya. makanan.
Di Indonesia bagian timur, ditemukan
782 jenis alga, yang terdiri dari dari 179 jenis METODE PENELITIAN
rumput laut hijau, 134 jenis alga cokelat, dan
352 jenis alga merah (Nontji 1983). Sedangkan Alat dan Bahan
jenis alga yang ditemukan di perairan Maluku ± Bahan baku yang digunakan dalam
75 jenis. Dari ± 75 jenis alga laut di Maluku, penelitian ini adalah alga hijau silpau
sebagian besar telah di manfaatkan sebagai (Dictyosphaeria versluysii) diambil dari Pantai
bahan makanan, antara lain : kue cincau yang Raitawun Perairan Desa Nuwewang Kecamatan
terkenal di Ameth (Nusalaut) yang terbuat dari Pulau Letti. Bahan kimia untuk analisa yaitu :
Hypnea carvivornis, ada juga Caulerpa sp atau H2SO4, NaOH, HCL, natrium thiosulfate
yang dikenal dengan istilah “lat” (di daerah (Na2S2O3), asam sulfat, amonium sulfat, asam
Maluku Tenggara, Tual), yang dikonsumsi klorida, indikator fenolftalein, kertas saring
mentah atau diolah menjadi kohu-kohu, dan whatman, kertas lakmus, dan aquades. Alat
gudangan (makanan khas Maluku), serta yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
Gracilaria, Sargassum, dan Eucheuma yang pisau, baskom, timbangan, oven, desikator,
telah lama dimanfaatkan sebagai bahan gelas ukur, pipet, cawan, kertas saring, cawan
makanan. porselin, corong, alat destilasi uap, labu kjeldhal,
Di Daerah Kabupaten Maluku Barat soxhlet, tanur, buret dan beberapa peralatan
Daya (MBD) khususnya di Perairan Pantai yang umumnya digunakan di laboratorium.
Raitawun Desa Nuwewang Kecamatan Pulau Metode yang digunakan dalam
Letti diketahui bahwa terdapat salah jenis alga penelitian ini adalah metode eksploratif, yaitu
hijau yang telah lama dikonsumsi oleh dilakukan analisa di laboratorium untuk
masyarakat setempat dikenal dengan nama mengungkapkan keterangan dari fakta tertentu
silpau. Silpau merupakan salah satu jenis alga dan data yang diperoleh ditampilkan dalam
hijau yang hidup pada substrat karang dan bentuk tabel.
terumbu karang dan tidak tergolong tumbuhan Pengamatan yang dilakukan dalam
musiman, sehingga tersedia setiap saat. Thallus penelitian ini adalah pengamatan terhadap
pada silpau membentuk bulatan berongga parameter objektif, meliputi : Analisa Kadar Air,
seperti bola dengan kulit agak kasar berbenjol- Analisa Kadar Abu, Analisa Kadar Protein,
benjol, kaku dan agak tebal. Pada kondisi yang Analisa Kadar Lemak, Analisa Kadar
agak besar dan menua, bagian atas bulatan Karbohidrat, Analisa Serat Kasar (SNI 01-2891-
thallus pecah sehingga thallus tampak seperti 1992), serta Mineral Cu dan Zn (SNI 01-2896-
ruangan bola yang terbuka. Silpau memiliki 1996).
thallus dengan ukuran mencapai 5 cm. Silpau

9
Radiena / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 8-13

Prosedur Kerja Tabel 1. Analisa Nilai Gizi Silpau


No Parameter Satuan Hasil Uji Standar Acuan
Persiapan Sampel Uji
1 Kadar Air % 2,91 SNI. 01-2891-1992
Pengambilan sampel alga hijau silpau
2 Kadar Abu % 84,52 SNI. 01-2891-1992
diperoleh dari Perairan Pantai Raitawun Desa
3 Protein % 3,33 SNI. 01-2891-1992
Nuwewang Kecamatan Pulau Letti. Kemudian
dibawa ke laboratorium proses (3-4 hari). 4 Lemak % 0,55 SNI. 01-2891-1992
5 Karbohidrat % 4,03 SNI. 01-2891-1992
Silpau 6 Serat Kasar % 4,44 SNI. 01-2891-1992
7 Mineral Cu ppm 0,0204 SNI. 01-2896-1996
8 Mineral Zn ppm 0,0849 SNI. 01-2896-1996
Sumber : Data Hasil Penelitian Pribadi
dibersihkan
Parameter obyektif yang diamati dalam
penelitian ini meliputi : analisa kadar air, kadar
abu, kadar protein, kadar lemak, kadar
ditiriskan karbohidrat, serat kasar, kandungan Cu dan Zn.
Berikut data hasil analisa nilai gizi silpau
(D. versluysii) disajikan pada tabel 1.
dikeringkan sinar matahari Berdasarkan Tabel 1, komposisi
kandungan gizi dari silpau (D. versluysii) kering,
yaitu : kadar air (2,91 %), kadar abu (84,52 %),
Pengujian kadar protein (3,33 %), kadar lemak (0,55 %),
kadar karbohidrat (4,03 %), serat kasar (4,44 %),
mineral Cu (0,0204 ppm), dan mineral Zn
(0,0849 ppm).
Menurut Winarno (1996), kandungan
 Analisa Proksimat dan komposisi masing-masing senyawa kimia
 Serat Kasar tergantung spesies, umur panen, dan keadaan
 Mineral Cu dan Zn lingkungan tempat alga tumbuh. Dengan
demikian kandungan dan komposisi masing-
masing alga berbeda satu sama lain.
Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Kadar Air
Setelah itu dibersihkan dan ditiriskan, kemudian Air merupakan komponen penting dalam
di jemur dimatahari. Silpau yang telah kering bahan pangan, karena dapat mempengaruhi
selanjutnya dianalisa (Gambar 1) penampakan, tekstur, serta cita rasa dari bahan
pangan tersebut. Hal ini disebabkan karena air
Waktu dan Tempat Penelitian dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme, baik
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan aktivitas enzimatik, mikroba, maupun kimiawi,
Juni – Desember 2017 bertempat di seperti terjadinya ketengikan dan reaksi-reaksi
laboratorium proses, dan kimia Balai Riset dan non enzimatik. Semua proses ini dapat
Standardisasi Industri Ambon. menimbulkan perubahan sifat organoleptik,
penampakan, tekstur, cita rasa, dan nilai gizi dari
HASIL DAN PEMBAHASAN bahan pangan tersebut (Apituley 2008).
Berdasarkan hasil analisa pada tabel 1,
Data Hasil Analisa nilai kadar air silpau kering yang diperoleh
Secara umum kondisi lingkungan dari adalah 2,91%. Hal ini dipengaruh karena sampel
lokasi penelitian di Perairan Pantai Raitawun yang digunakan dalam pengujian dalam bentuk
Desa Nuwewang sangat berpengaruh dalam kering. Sedangkan bila dibandingkan dengan
proses sampling. Kondisi cuaca pada saat alga laut Eucheuma cottonii dan Eucheuma
sampling adalah hujan gerimis, kondisi air laut spinosum, maka silpau memiliki kadar air yang
pasang surut pada kedalaman 10-15 cm, suhu sangat tinggi. Perbedan kadar air ini di
udara 26 - 270C, pH berkisar antara 8,48 – 8.50 pengaruhi oleh spesies, umur panen, dan
hi, salinitas relatif tinggi dengan nilai sebesar 35 keadaan lingkungan tempat tumbuh alga.
ppt. Dengan demikian kandungan dan komposisi

10
Radiena / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 8-13

masing-masing spesies alga berbeda satu sama dalam tubuh, serta berperan sebagai zat
lain (Winarno 1996). pembangun dan pengatur. Protein terbentuk dari
Laju penguapan air bahan dalam asam-asam amino yang mengandung unsur C,
pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak
suhu. Bila suhu pengeringan dinaikan maka maupun karbohidrat (Winarno dalam Yusefi
panas optimum yang dibutuhkan untuk 2011).
penguapan air menjadi kurang. Pada proses Nilai kadar protein silpau kering adalah
pengeringan, suhu udara selain berpengaruh 3,33%. bila dibandingkan dengan alga laut
terhadap waktu pengeringan, juga berpengaruh Eucheuma cottonii 2,69% dan Eucheuma
terhadap kualitas bahan yang dikeringkan. Spinosum 9.120%, Istini et al. (1986) maka
Winarno dkk (1988), menyatakan bahwa silpau memiliki kadar protein yang sangat
rendahnya kadar air pada bahan dapat rendah. Nilai kadar protein yang rendah
memperpanjang umur simpannya, selain itu dipengaruhi oleh tingginya kadar air. Pada
reaksi pencoklatan, oksidasi lemak menjadi umumnya, untuk memenuhi kebutuhan
berkurang sehingga bahan akan tetap baik proteinnya, hewan sebagai besar tergantung
walau disimpan lama. pada sumber-sumber organik. Akan tetapi hal ini
Dengan demikian, walaupun silpau berbeda dengan tumbuhan, yang selalu
berkadar air tinggi, tapi silpau bukanlah produk mensintesa protein dari lingkungan sekitarnya
yang cepat rusak. Hal ini dapat dibuktikan ketika (habitatnya), seperti tanah, dan batu-batuan.
silpau dibawa dari lokasi sampling (Perairan Protein tersusun dari atom C, H, O dan N serta
Pantai Raitawun Desa Nuwewang Pulau Letti ke unsur lain seperti P dan S yang membentuk unit-
Ambon) dalam coolbox, yang membutuhkan unit asam amino. Terdapat 20 jenis asam amino
waktu perjalanan 3-4 hari, silpau masih tetap di alam. Hasil pembakaran setiap gram protein
segar dan bisa dikonsumsi. menghasikan energy 4,1 kalori
Menurut Winarno dalam Leiwakabessy Sebagai salah satu tumbuhan yang
(2000), berkurangnya kadar air dalam bahan hidup dalam lingkungan laut, maka tidak
pangan, maka senyawa-senyawa yang mengherankan apabila protein yang dihasilkan
terkandung seperti protein, lemak, abu, oleh silpau (D. verslyusii) hanyalah 3,33%.
karbohidrat, dan mineral-mineral lainnya akan Apalagi bila ditinjau dari habitatnya, yang
meningkat konsentrasinya. Hal ini sejalan sebagian besar tumbuh di atas batu karang.
dengan pendapat dari Nurjanah, dkk (2005). Walaupun demikian, silpau masih mengandung
Bahwa peningkatan kadar protein, abu, lemak, komponen-komponen lainnya yang dibutuhkan
dan karbohidrat disebabkan karena penurunan oleh tubuh, seperti iodium dan serat kasar.
kadar air. Sehingga dapat dijelaskan, bahwa
alga hijau silpau yang berkadar air tinggi, hanya Kadar Lemak
mengandung protein, lemak, abu, karbohidrat, Minyak atau lemak meupakan
dan mineral dalam konsentrasi yang rendah. komponen bahan makanan yang penting. Istilah
minyak atau lemak sebenarnya tergantung
Kadar Abu apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam
Abu adalah zat organik sisa hasil keadaan cair atau padat. Bila pada suhu kamar
pembakaran suatu bahan organik. Bahan dalam keadaan cair, maka disebut minyak,
makanan terdiri atas 99% bahan organik dan air. sebaliknya dalam keadaan padat disebut lemak.
Sisanya terdiri dari atas unsur-unsur mineral Lipid atau lemak merupakan istilah ilmiah, yang
yang dikenal sebagai zat organik atau kadar mencakup baik minyak maupun lemak. Dalam
abu. Dalam proses pembakaran, komponen- pustaka asing, lipida yang kita makan umumnya
komponen organik terbakar, sedangkan disebut dietary fat, yang dapat kita terjemahkan
komponen anorganiknya tidak terbakar, karena sebagai lemak pangan (Anonymous 2011).
itulah disebut abu (Winarno 2008). Berdasarkan hasil analisa tabel 1, maka
Nilai kadar abu silpau kering yang diperoleh nilai kadar lemak silpau kering adalah 0,55%.
adalah 84,52%. Bila dibandingkan dengan alga Bila dibandingkan dengan alga laut Eucheuma
laut Eucheuma cottonii 0,95% dan Eucheuma cottonii 0,37% dan Eucheuma Spinosum 0,160%
spinosum 1,730%, Istini et al. (1986), maka maka silpau memiliki kadar lemak yang lebih
silpau memiliki kadar abu yang lebih tinggi. tinggi dari alga laut Eucheuma cottonii dan lebih
rendah dari Eucheuma Spinosum.
Kadar Protein Lemak bersama-sama dengan protein,
Protein merupakan makro molekul yang air dan karbohidrat merupakan komponen utama
dibentuk dari asam-asam amino yang berikatan dalam bahan pangan. Lemak merupakan
lipida. Protein berfungsi sebagai bahan bakar senyawa yang penting dalam bahan pangan,

11
Radiena / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 8-13

karena dapat langsung dicerna dalam tubuh dan tepat bila silpau dijadikan bahan pangan untuk
kemudian digunakan sebagai sumber energy dikonsumsi.
atau kalori. Setiap pembakaran satu gram lemak
dapat menghasilkan energy 9,3 kalori (Apituley Mineral (Cu dan Zn)
2008) Tembaga (Cu) berperan dalam berbagai
kegiatan enzim, yaitu sebagai faktor. Selain itu,
Kadar Karbohidrat tembaga juga diperlukan tubuh untuk
Karbohidrat merupakan salah satu pembentukan hemoglobin pada sel darah
komponen bahan pangan yang sangat merah, dan pertumbuhan sel-sel darah merah
dibutuhkan oleh tubuh. Fungsi utama yang masih muda. Seng (Zn) berfungsi sebagai
karbohidrat adalah sebagai sumber energy yang katalis dalam memulai kerja enzim, seperti DNA-
diperlukan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas dan RNA-polomerase (Apituley 2008).
sehari-hari. Sumber utama karbohidrat berasal Berdasarkan hasil analisa Tabel 1,
dari tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan maka nilai mineral Cu dari silpau kering adalah
menghasilkan karbohidrat melalui proses 0,0204 mg/l dan Zn 0,0849 mg/l. Mineral
fotosintesis. memiliki peranan yang sangat penting bagi
Berdasarkan tabel 1, nilai kadar tubuh, sekalipun hanya terdapat dalam jumlah
karbohidrat silpau kering adalah 4,03%. Bila yang relative kecil. Mineral terbagi atas 2, yaitu
dibandingkan dengan alga laut Eucheuma mineral makro, terdapat dalam jumlah yang
cottonii dan Eucheuma Spinosum, maka silpau cukup banyak dalam tubuh, yaitu 0,05 % dari
kering memiliki kadar karbohidrat yang lebih berat tubuh kita dan mineral mikro, terdapat
rendah dari Eucheuma cottonii dan Eucheuma dalam jumlah yang lebih kecil dari 0,05 %
Spinosum hal ini di sebabkan karena adanya (Apituley 2008). Tembaga (Cu) dan Seng (Zn)
perubahan-perubahan kimia maupun biologis tergolong dalam mineral mikro.
yang terjadi selama proses pengeringan. Bila kita membandingkan nilai mineral
Karbohidrat merupakan komponen yang Cu dan Zn pada tabel 1 dengan beberapa alga
mengandung unsur karbon (C), Hidrogen (H), laut, maka kandungan Cu pada silpau lebih
dan oksigen (O). Berdasarkan kemungkinan rendah dari Caulerpa sertularoides. Sebagai
terhidrolisinya karbohidrat dapat diklasifikasikan pembanding kadar Cu 0,062-0,251 mg/l dan
menjadi monosakarida, oligosakarida, dan kadar Zn 0,001-0,003 mg/l (Santoso 1993),
polisakarida (Apituley 2008). Karbohidrat tetapi lebih tinggi dari alga laut lainnya.
berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan Sedangkan kandungan Zn silpau lebih tinggi dari
protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan alga laut lainnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh
membantu metabolisme lemak dan protein spesies, umur panen, dan keadaan lingkungan
(Winarno 1987). Setiap pembakaran satu gram tempat alga tumbuh (Winarno 1996).
karbohidrat menghasilkan energy 4,2 kalori.
KESIMPULAN
Serat Kasar
Serat kasar adalah bahan pangan yang Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
tersisa atau tidak dapat dihidrolisis kembali oleh disimpulkan bahwa : Nilai kandungan gizi dari
larutan (H2SO4) atau larutan natirum hidroksida silpau, yaitu kadar air 2,91 %, kadar abu 84,52
(NaOH). Serat kasar sangat penting dalam %, kadar protein 3,33 %, kadar lemak 0,55 %,
penilaian kualitas makanan, karena angka ini kadar karbohidrat 4,03 %, serat kasar 4,44 %,
merupakan indeks dan menentukan nilai gizi mineral Cu 0,0204 mg/l dan mineral Zn 0,0849
bahan makanan tersebut (Suhardi 1999). mg/l. Nilai kandungan gizi dari silpau sangat
Berdasarkan tabel 1, nilai serat kasar yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan
terkandung dalam silpau kering adalah 4,44%. pangan yang potensial dan aman untuk
Sebagai pembanding adalah hasil uji serta kasar dikonsumsi.
dari silpau segar (17,23%) (Lewerissa dan
Srimariana 2012) DAFTAR PUSTAKA
Serat kasar mengandung selulosa dan
lignin, yang sangat berguna untuk memperlancar Anonymous, 2011d, Dictyosphaeria versluysii.
proses pencernaan makanan dalam tubuh. Serat http://www.hawaii.edu/reefalgae/invasife
kasar bermanfaat dalam mengatur gerakan _algae/chloro/dictyosphaeria
peristaltic usus dan mencegah terjadinya versluysii.htm (diakses Juli 2011).
konstipasi (susah buang air besar). Oleh karena
silpau mengandung serat kasar, maka sangat

12
Radiena / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 8-13

Anonymous, 2011, Alga Coklat. Nontji, A. 1983. Laut nusantara. Gramedia.


http://id.wikipedia.org/wiki/Alga coklat Jakarta.
(diakses Juli 2011).
Nurjanah, Zulhamsyah dan Kustiyariyah, 2005.
Apituley, D.A.N., 2008. Buku Ajar Kimia Pangan. Kandungan Mineral dan Proksimat
Program Studi Teknologi Hasil Kerang Darah (Anadara granosa) yang
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Diambil dari Kabupaten Boalemo,
Kelautan. Universitas Pattimura, Ambon. Gorontalo. Buletin Teknologi Hasil
Perikanan 8 : 2.
Bengen, D.G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan
Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Standar Nasional Indonesi (SNI 01-2891-1992).
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Metode Uji Makanan dan Minuman.
Lautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Barsanti, L. and Paolo, G. 2006. Algae : Santoso,. H.B. 1993. Pembuatan Tempe dan
Anatomy, Biochemistry, and Tahu Kedelai Bahan Makanan Bergizi.
Biotechnology. CRC Press. United Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
States of America.
Suhardi, M.S. 1999. Hand Out Analisa Hasil
Gupta, S. and Abu-Ghannam, N. 2011. Bioactive Pertanian. Analisa Kualitatif dan
potential and possible health effects of Karbohidrat. Universitas Gajah Mada.
edible brown seaweeds. Trends in Food Yogyakarta.
Science and Technology 22: 315–326.
Winarno, G.G. 1987. Gizi dan Makanan, Jakarta.
Istini, S. A, Zantika, Suhaimi, dan J. Pustaka Sinar Harapan.
Anggadiredja. 1986. Manfaat dan
Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1988.
Jurnal Penelitian BPPT 14 : 01-04. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta..
Kelman, D., E. K. Posner, K. J. McDermid, N. K.
Tabandera, P. R. Wright and A. D. Winarno, F.G. 1996. Teknologi Pengolahan
Wright. 2012. Antioxidant Activity of Rumput Laut. PT. Gramedia Pustaka
Hawaiian Marine Algae. Marine Drugs Utama. Jakarta.
10 : 403-416.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Kharkongor, D. and Ramanujam, P. 2014. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Research Article Diversity and Species
Composition of Subaerial Alga Yusefi, V. 2011. Karakteristik Asam Lemak
Communities in Forested Areas of Kerang Bulu (Anadara antiquata).
Meghalaya, India. Hindawi Publishing Skiripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Corporation International Journal of Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Biodiversity 456202 : 1-10. Bogor.

Lewerissa, S dan Srimariana E. S. 2012. A


Preliminary Study of Silpau
(Dictyophaeria versluysii) nutritional
content (publikasi poster penelitian).
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Pattimura. Ambon

Muskita, L. 2005. Pemanfaatan Rumput Laut


Gracilaria lichenoides dan Eucheuma
cotonii Sebagai Bahan Substitusi
Pembuatan Mie Basah. Skripsi. Jurusan
Teknologi Hasil Perikanan,Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Unviersitas Pattimura. Ambon

13

Anda mungkin juga menyukai