Cara sitasi: Nufus C, Nurjanah, Abdullah A. 2017. Karakteristik rumput laut hijau dari perairan Kepulauan
Seribu dan Sekotong Nusa Tenggara Barat sebagai antioksidan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
20(3): 620-632.
Abstrak
Rumput laut hijau mengandung berbagai senyawa bioaktif yang salah satunya berfungsi sebagai
antioksidan, serta kaya akan serat dan mineral-mineral penting. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
karakteristik kimia dan aktivitas antioksidan Caulerpa lentillifera, Halimeda opuntia dan Ulva lactuca.
Penelitian terdiri atas analisis proksimat, komposisi mineral, kandungan senyawa aktif, kandungan
logam berat, serta penentuan aktivitas antioksidan ekstrak rumput laut hijau dengan metode CUPRAC,
DPPH dan FRAP. Hasil analisis proksimat menunjukkan kandungan air dari ketiga rumput laut berkisar
dari 10,83-28,41%, abu berkisar dari 24,97-70,66%, lemak berkisar dari 3,80-5,26%, serat berkisar dari
2,63-3,86%, protein berkisar dari 0,18-1,43% dan karbohidrat berkisar dari 10,69-36,49%. Rumput laut
mengandung mineral Ca berkisar dari 17,95-124,39 g/kg, Na berkisar dari 21,16-34,18 g/kg. Mg berkisar
dari 2,63-22,23 g/kg, K berkisar dari 2,29-12,28 g/kg dan Fe berkisar dari 0,13-0,34 g/kg. Ketiga rumput
laut mengandung logam berat Pb berkisar dari 13,57-37,76 mg/kg, Cu berkisar dari 5,02-8,32 mg/kg dan
Hg berkisar dari 0,170-0,265. Senyawa aktif dari ketiga rumput laut adalah senyawa flavonoid, steroid,
triterpenoid, saponin, alkaloid dan fenol hidrokuinon. Ketiga rumput laut hijau memiliki aktivitas
antioksidan DPPH dengan nilai IC50 43,53-95,91 mg/L, CUPRAC 138,21-212,43 μmol troloks/g, FRAP
175,93-181,79 μmol troloks/g.
Characteristics of Green Seaweeds from Seribu Islands and Sekotong West Nusa
Tenggara Antioxidant
Abstract
Green seaweeds contain many bioactive compounds which one of them act as antioxidants as well
as rich in fibers and essential minerals. This study was aimed to determine physicochemicals properties
of green seaweed Caulerpa lentillifera, Halimeda opuntia and Ulva lactuca. The analitycal methods of this
research consists of: proximate analysis, mineral composition, phytochemical compounds, heavy metal
content and antioxidant activity of extract green seaweed by CUPRAC, DPPH and FRAP method. The
proximate analysis showed that the water content of the three seagrasses ranged from 10.83-28.41%, the ash
ranged from 24.97-70.66%, the fat ranged from 3.80 to 5.26%, the fiber ranged from 2, 63-3.86%, protein
ranges from 0.18 to 1.43% and carbohydrates range from 10.69 to 36.49%. Seaweeds contain Ca minerals
ranging from 17.95-124.39 g / kg, Na ranges from 21.16 to 34.18 g / kg. Mg ranges from 2.63-22.23 g / kg,
K ranges from 2.29-12.28 g / kg and Fe ranges from 0.13-0.34 g / kg. The three seaweeds contain Pb heavy
metals ranging from 13.57-37.76 mg / kg, Cu ranges from 5.02-8.32 mg / kg and Hg ranges from 0.170 to
0.265.. bioactive compound extract C. lentillifera, H. opuntia and U. lactuca contains alkaloids, flavonoids,
phenols hydroquinone, saponins, steroids and triterpenoids. Green seaweeds contain DPPH antioxidant
activity within IC50 values of 43,53-95,91 mg/L, CUPRAC 138.21–212.43 μmol trolox /g, FRAP 175.93–
181.79 μmol trolox/g.
dan Ulva sp. Ekstrak C. serrulata mempunyai Tenggara Barat dengan ordinat 8o44`14.2”S
aktivitas antioksidan yang sedang dengan 115o57`54.9”E. Rumput laut diambil secara
Analisis fitokimia yang dilakukan terdiri asetat pH 7 1M; dan 0,7 mL akuades. Larutan
dari analisis flavonoid, fenol hidrokuinon, didiamkan selama 30 menit dan diukur
steroid/triterpenoid, tanin, dan saponin absorbansnya pada 450 nm. Campuran
(Harborne 1987). larutan tanpa ekstrak digunakan sebagai
blanko. Kurva kalibrasi dibuat menggunakan
Ekstraksi larutan trolox dengan berbagai konsentrasi.
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi Kapasitas antioksidan dinyatakan dalam μmol
menggunakan etanol 99,9% mengacu pada troloks/g serbuk kering.
Lee et al. (2017). Sampel kering (50 gram)
dimasukkan dalam erlenmeyer dan direndam Uji aktivitas antioksidan dengan
dengan 200 mL etanol, dipanaskan pada metode FRAP
water bath suhu 60 oC selama 4 jam, ekstrak Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode
cair disaring menggunakan filter kain FRAP berdasarkan Benzie dan Strain (1996)
dengan ukuran 500 mikron dan disaring yang dimodifikasi. Pereaksi FRAP dibuat
menggunakan kertas saring. Ekstrak cair dengan campuran bufer asetat 300 mM pH
kemudian dievaporasi menggunakan rotary 3,6; TPTZ 10 mM dalam 40 mM HCl; dan
vacuum evaporator pada suhu 50 oC hingga 20 mM FeCl3.6H2O dengan nisbah 10:1:1.
memperoleh ekstrak kasar rumput laut dalam Ekstrak 25 μL ditambahkan 3 mL pereaksi
bentuk serbuk atau pasta. FRAP kemudian didiamkan selama 30 menit
dalam water bath pada suhu 37°C dan diukur
Uji aktivitas antioksidan dengan absorbansinya pada 595 nm. Larutan troloks
metode DPPH dengan berbagai konsentrasi digunakan
Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar untuk membuat kurva kalibrasi. Kapasitas
rumput laut hijau berdasarkan Blois et antioksidan dinyatakandalam μmol troloks/g
al. (1958) yang dimodifikasi. Pengujian serbuk kering.
dilakukan menggunakan metode DPPH
dengan konsentrasi 0,1 mM. Sampel ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN
kasar rumput laut dilarutkan dalam etanol Karakteristik Ekstrak Rumput
dengan kosentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Laut
Asam askorbat digunakan sebagai kontrol Rendemen ekstrak C. lentillifera, H.
positif dengan konsentrasi 1, 2, 3 dan 4 ppm. opuntia dan U. lactuca masing-masing 4,46%,
Aktivitas antioksidan masing-masing sampel 4,77% dan 0,84%. Ekstrak yang dihasilkan
dinyatakan dengan persentase penghambatan berwarna hijau dan hijau pekat dengan bentuk
radikal bebas yang dihitung dengan rumus: pasta dan serbuk. Putra (2015) melaporkan
rendemen Caulerpa sp. segar sebanyak
8,88%, sedangkan Caulerpa sp. rebus 6,44%.
U. lactuca yang diekstraksi menggunakan
Uji aktivitas antioksidan dengan etanol menghasilkan rendemen 27,38%
metode CUPRAC sedangkan pelarut metanol menghasilkan
Uji aktivitas antioksidan dengan metode rendemen ekstrak sebesar 13,54%
CUPRAC berdasarkan Apak et al. (2007), (Arbi et al. 2016).
Prosedur pengukuran sampel dilakukan Basir (2017) melaporkan rendemen H.
dengan cara menimbang sampel sebanyak gracilis dan H. macroloba dari perairan Pulau
0,05 g lalu ditambahkan dengan 5 ml etanol Karya, Kabupaten Administrasi Kepulauan
di vortex dan di saring (Maryam et al. Seribu dengan perlakuan utuh 19,83%
2016) , ekstrak sebanyak 0,4 mL dilarutkan dan 17,88%, gerus 20,24% dan 14,79%,
dalam etanol 99,9% ditambahkan 1 mL potong 23,94% dan 15,55%. Perbedaan hasil
CuCl2•2H2O0 0,01 M; 1 mL neokuproin rendemen ekstrak yang dihasilkan dari suatu
etanolik 0,0075 M;1 mL bufer amonium bahan dipengaruhi oleh metode ekstraksi yang
Variasi jumlah mineral yang besar, Seribu, pada Teluk Jakarta dan Teluk Banten
komponen organik pada dasar perairan, sumber bahan pencemar atau polutan relatif
sifat kedalaman perairan, jarak dari tanah banyak, karena berada pada daerah aktivitas
dan lingkungan mempengaruhi jumlah industri dan aktivitas masyarakat yang tinggi
mineral yang ada pada rumput laut (Alim 2014). Aktivitas kapal pesiar dan kapal
(Venugophal 2010). tradisional yang digunakan sebagai alat
transportasi dan rekreasi di sekitar perairan
Kandungan Logam Berat Pulau Pramuka Kepulauan Seribu dapat
Pengujian logam berat digunakan sebagai mempengaruhi nilai kandungan logam Pb,
salah satu cara untuk menentukan cemaran hal ini karena penggunaan bahan bakar kapal
logam pada biota. Kadar logam berat pada yang mengandung logam Pb berpotensi
ketiga jenis rumput laut hijau dapat dilihat tumpah maupun tercecer dan kemudian
pada Tabel 3. mengendap di dasar perairan.
Pengujian logam berat digunakan sebagai Kandungan Pb yang tinggi pada
salah satu cara untuk menentukan cemaran U. lactuca yang diambil dari perairan Sekotong
logam pada biota yang dikhawatirkan Nusa Tenggara Barat diduga disebabkan
dapat mempengaruhi kandungan nutrisi karena terakumulasinya limbah dari kegiatan
dan menyebabkan keracunan. Logam berat manusia (akitivitas penduduk, kegiatan
mempunyai sifat racun, meskipun dalam budidaya, tempat pariwisata). Kondisi pantai
jumlah yang sedikit dibutuhkan tubuh sekotong yang merupakan teluk tertutup
(Ahmad 2009). sehingga terlindung dari gelombang. Kondisi
Konsentrasi logam berat Pb (Plumbum) ini menyebabkan sirkulasi air menjadi terbatas
pada ketiga rumput laut bervariasi, hasil sehingga logam berat cenderung terdeposit
pengujian menunjukan bahwa konsentrasi Pb dan terakumulasi di dasar perairan. Logam
pada rumput laut C. lentillifera, H. opuntia dan berat di air lebih cenderung terakumulasi di
U. lactuca masing-masing adalah 22,66 mg/kg dasar perairan (Jalius et al. 2008). Kondisi
37,76 mg/kg13,57 mg/kg, kandungan logam fisika perairan seperti arus akan berpengaruh
berat Pb maksimum dalam pangan yang besar dalam proses pengadukan maupun
diperbolehkan menurut BPOM (2009) yaitu pengendapan partikel-partikel yang melayang
0,1-10 mg/kg, maka kadar logam berat Pb di kolom perairan (Maslukah 2007).
pada ketiga jenis rumput laut telah melewati Kadar logam berat Cu pada rumput
batas maksimum yang diperbolehkan. laut C. lentillifera, H. opuntia dan U. lactuca
Tingginya kandungan Pb pada rumput laut adalah 6,03 mg/kg, 5,02 mg/kg, 8,32 mg/kg,
diduga disebabkan karena pengambilan kandungan logam berat maksimum dalam
sampel dilakukan pada bulan september yang pangan yang diperbolehkan menurut (BPOM
merupakan bagian dari musim timur. Arus 2009) sebesar 0,1-150 mg/kg, maka kadar
di perairan Pulau Seribu pada musim timur logam berat Cu pada ketiga jenis rumput
(Mei-September) bergerak dari Laut Jawa laut belum melewati batas maksimum yang
melewati perairan Kepulauan Seribu. Kondisi diperbolehkan. Kandungan logam berat Cu
tersebut memungkinkan massa air dari Laut lebih kecil dibandingkan dengan logam berat
Jawa, khususnya Teluk Jakarta dan Teluk Pb. Logam Cu termasuk logam esensial yang
Banten terbawa sampai ke perairan Pulau diperlukan organisme. Kelebihan logam Cu
dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan hasil negatif terhadap senyawa alkaloid
hati (Widowati 2008). baik pada pereaksi Mayer, Wagner maupun
Kadar logam berat Hg pada rumput Dragendroff, namun ekstrak H. opuntia dan
laut C. lentillifera, H. opuntia dan U. lactuca U. lactuca menunjukkan hasil positif terhadap
adalah 0,170 mg/kg, 0,200 mg/kg, 0,265 mg/ senyawa alkaloid pada pereaksi Mayer, Wagner
kg, kandungan logam berat Hg maksimum maupun Dragandroff. Alkaloid berfungsi
dalam pangan yang diperbolehkan menurut sebagai antibiotik dan antiinflamasi yang
(BPOM 2009) sebesar 0,5-1 mg/kg, kadar dapat mengurangi rasa nyeri, melancarkan
logam berat Hg pada ketiga jenis rumput peredaran darah, memulihkan stamina setelah
laut belum melewati batas maksimum melahirkan serta mencegah terjadinya infeksi
yang diperbolehkan. Rumput laut memiliki pada bagian rahim (Sudarsono 2002).
kemampuan dalam menyerap logam berat Ekstrak C. lentillifera, H. opuntia dan
dikarenakan memiliki gugus fungsi yang dapat U. lactuca menunjukkan hasil positif terhadap
berikatan dengan ion logam, gugus fungsi senyawa flavonoid. Flavonoid bermanfaat
tersebut terutama adalah gugus karboksil, melindungi struktur sel, meningkatkan
hidroksil, amina, sulfudril imadazol, sulfat efektivitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah
dan sulfonat yang terdapat dalam dinding sel keropos tulang dan sebagai antibiotik
dalam sitoplasma (Kusuma et al. 2014). (Haris 2011). Flavonoid dapat menurunkan
kekakuan arteri dan dapat menjadi alternatif
Kandungan Senyawa Aktif pengobatan untuk mengurangi risiko penyakit
Analisis fitokimia merupakan langkah jantung pada pasien diabetes melitus yang
awal yang digunakan untuk memberikan telah menopause (Curtis et al. 2013).
informasi jenis komponen bioaktif yang Ekstrak U. lactuca menunjukkan hasil
terkandung dalam tumbuhan. Senyawa yang positif terhadap senyawa fenol hidrokuinon
terdapat pada C. lentillifera, H. opuntia dan namun ekstrak C. lentillifera. dan H. opuntia
U. lactuca diuji secara kualitatif berdasarkan menunjukkan hasil negatif terhadap senyawa
perubahan warna atau endapan yang fenol hidrokuinon. Senyawa fenol dapat
terbentuk sebagai respon terhadap reagen mengurangi risiko beberapa penyakit kronis
yang diberikan. Adanya komponen bioaktif C. karena bersifat inflamatori, antioksidan,
lentillifera, H. opuntia dan U. lactuca disajikan detoksifikasi karsinogenik dan anti
pada Tabel 4. kolesterol (Chen dan Blumberg 2007)
Berdasarkan hasil uji fitokimia . Nurjanah et al. (2015)
(Tabel 4) ekstrak C. lentillifera menunjukkan menyatakan bahwa Caulerpa sp. mengandung
steroid, flavonoid, fenol dan saponin, dengan aktivitas antioksidan yang semakin tinggi.
total fenol 0,0441 mg GAE/g dan aktivitas Ekstrak H. opuntia menunjukkan aktivitas
antioksidan dengan IC50 451,27 mg/kg. antioksidan yang sangat lemah.
Ekstrak C. lentillifera menunjukkan Uji antioksidan menggunakan metode
hasil positif terhadap senyawa saponin CUPRAC menunjukkan kisaran aktivitas
namun ekstrak U. lactuca. dan H. opuntia antioksidan ekstrak kasar C. lentillifera,
menunjukkan hasil negatif terhadap senyawa H. opuntia dan U. lactuca masing-masing
saponin. Saponin merupakan senyawa yang adalah 212,43 μmol troloks/g ekstrak, 138,21
memiliki tegangan permukaan yang kuat μmol troloks/g ekstrak, 197,50 μmol troloks/g
yang berperan sebagai antimikroba dengan ekstrak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
menggangu kesetabilan membran sel bakteri ekstrak kasar etanol dari ketiga rumput laut
yang menyebabkan lisis sel serta berfungsi dapat mendonorkan elektron. Kapasitas
menghambat produksi jaringan bekas luka antioksidan terbesar dari ekstrak rumput
yang berlebihan (Ulya dan Rusman 2012). laut yaitu pada ekstrak C. lentillifera. Uji
Ekstrak C. lentillifera, H. opuntia dan U. antioksidan menggunakan metode FRAP
lactuca menunjukkan hasil positif terhadap pada ekstrak C. lentillifera, H. opuntia dan U.
senyawa steroid/triterpenoid. Senyawa lactuca masing-masing adalah 181,79 μmol
steroid/triterpenoid memiliki aktivitas troloks/g ekstrak, 175,93 μmol troloks/g
sebagai senyawa antibakteri. Senyawa steroid/ ekstrak, 179,86 μmol troloks/g ekstrak hasil
triterpenoid dapat menghambat pertumbuhan uji menunjukkan bahwa esktrak etanol dari
bakteri (Rosyidah et al. 2010). ketiga jenis rumput laut memiliki kemampuan
mereduksi ion ferri (Fe3+). Hal tersebut dapat
Aktivitas Antioksidan dengan Metode menggambarkan bahwa ketiga sampel ekstrak
DPPH, FRAP, CUPRAC memiliki aktivitas antioksidan. Uji aktivitas
Uji aktivitas antioksidan dilakukan untuk antioksidan pada metoda FRAP umumnya
mengetahui potensi aktivitas antioksidan akan menggambarkan aktivitas antioksidan
senyawa dalam ekstrak. Hasil uji aktivitas yang tinggi pada senyawa yang bersifat
antioksidan dapat dilihat pada Tabel 5. polar dibandingkan yang bersifat nonpolar
Hasil uji aktivitas antioksidan (Arif et al. 2014).
menunjukkan bahwa ekstrak kasar C.
lentillifera, H. opuntia dan U. lactuca masing KESIMPULAN
masing memiliki nilai IC50 2,2 mg/L, 4.445 Hasil analisis proksimat menunjukkan
mg/L dan 1,6 mg/L. Nilai IC50 vitamin C bahwa rumput laut C. lentillifera, H. opuntia
yang digunakan sebagai pembanding adalah dan U. lactuca memiliki kadar abu dan
1,8 mg/L. Hasil uji aktivitas antioksidan karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan
menunjukkan ekstrak kasar C. lentillifera, dan komponen proksimat lainnya. Senyawa
U. lactuca memiliki aktivitas antioksidan yang fitokimia dari ketiga jenis ekstrak adalah:
sangat kuat karena nilai IC50 kurang dari 50 flavonoid, steroid, triterpenoid, saponin,
mg/L. Blois (2005) menyatakan bahwa aktivitas alkaloid dan fenol. Ekstrak C. lentillifera, H.
antioksidan <50 ppm tergolong sangat kuat. opuntia dan U. lactuca berpotensi sebagai
Nilai IC50 yang semakin kecil menandakan sumber antioksidan.
Tabel 5 hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, FRAP, CUPRAC
DPPH FRAP CUPRAC
Ekstrak kasar
mg/L µmol troloks/g ekstrak
Caulerpa lentillifera 47,61 181,79 212,43
Halimeda opuntia 95,91 175,93 138,21
Ulva lactuca 43,53 179,86 197,50
Asam askorbat 1,8
Fiji, Samoa and Tonga. Journal of Applied Rosyidah K, Nurmuhaimina SA, Komari N,
Phycology. (26): 783–789. Astuti MD. 2010. Aktivitas antibakteri
Nagappan T, Vairappan C. 2014. Nutritional fraksi saponin dari kulit batang tumbuhan
and bioactive properties of threeedible kasturi (Mangifera casturi). Bioscientiae.
species of green algae, genus Caulerpa 7(2): 29-38.
(Caulerpaceae). Journal of Applied Saragih J, Assa J, Langi T. 2010. Aktivitas
Phycology. (26): 1019–1027. antioksidanekstrak jahe merah (Zingiber
Nasruddin, Asikin AN, Kusumaningrum officinale var. rubrum) menghambat
I. 2016. Pengaruh konsentrasi KOH oksidasi minyak kacang tanah
terhadap karakteristik karagenan dari (Arachishypogaea L). e-jurnal unsrat.
Kappaphycus alvarezii. Jurnal Ilmu dan (6):2-6.
Teknologi Kelautan Tropis. 21(2): 55-63. Siregar IY, Edward J. 2010. Faktor konsentrasi
Nguyen VT, Ueng JP, Tsai GJ. 2011. Proximate Pb, Cd, Cu, Ni, Zn dalam sedimen
composition total phenoliccontent perairan Pesisir Kota Dumai. Maspari
and antioxidant activity of seagrape Jurnal. 1(2010): 01-10.
(Caulerpa lentillifera). Journal Food Srimariana E, Bernita BR, Silaban, Edir L.
Sciences.(76): C950–C958. 2015. Potensi kerang manis (Gafrarium
Nurjanah, Jacoeb AM, Nurokhmatunnisa, tumidum) di pesisir pantai negeri laha,
Pujianti D. 2013. Kandungan asam teluk ambon sebagai sumber mineral.
amino, taurin, mineral makro-mikro dan Prosiding Seminar Nasional Masyarakat
vitamin B12 ubur-ubur (Aurelia aurita) Biodiversiti Indonesia. 4(1): 843-847.
segar dan kering. Jurnal Pengolahan Hasil Sudarsono, Gunawan D, Wahyono S, Donatus
Perikanan Indonesia. 16(2): 95-107. IA, Purnomo. 2002, Tumbuhan Obat II,
Nurjanah, Nurilmala M, Hidayat T, Sudirjo Sifat-sifat dan penggunaan. Yogyakarta
F. 2015. Characteristics of Seaweed as (ID): Universitas Gajah Mada.
Raw Materials for Cosmetics. Aquatic Susan MR, Jim TLV. 2006. Seasonal variation
Procedia. 7 : 177 – 180 in the chemical composition of tropical
Paul NA, Neveux N, Magnusson M, de Nys australian marine macroalga. Jurnal of
R. 2013. Comparative productionand Applied Phycology. 18:381-387.
nutritional value of sea grapes the tropical Truss K, Vaher M, Taure I. 2001. Algal Biomass
green seaweeds Caulerpa lentillifera and from Fucus vesiculosus (Phaeophyta) :
Caulerpa racemosa. Journal of Applied Investigation of the Mineral and Alginate
Phycology. (18): 1–12. Components. Prociding Estonian
Pramesti R. 2013. Aktivias antioksidan Academic Science Chemical. 50:95-103.
ekstrak rumput Caulerpa serrulata Ulya ZA, Rusman. 2012. Cegah diabetes
dengan metode DPPH (1,1 definil 2 dengan rempeyek lidah mertua. Jawa
pikrilhidrazil). Buletin Oseanografi barat (ID): Sekolah analisis kimia.
Marina. 2(2): 7-15. Widowati. 2008. Efek toksik logam pencegahan
Putera BA. 2015. Aktivitas antioksidan dan penanggulangan pencemaran.
rumput laut Caulerpa sp. segar dan rebus. Yogyakarta(ID): CV Andi Offset.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Venughopal JP. 2010. Omega-3
Bogor. polyunsaturated acids and cardiovascular
Ratana-arporn, P. and Chirapart, A. 2006. disease: notable ethnic differences or
Nutritional evaluation of tropical green unfulfilled promise. Jurnal Of Thrombosis
seaweeds Caulerpa lentillifera and Ulva And Haemostasis. (8):1095-2104.
reticulata. Kasetsart Journal of Natural Yanuarti R, Nurjanah N, Anwar E, Hidayat
Science. (40): 75-83. T. 2017. Profil fenolik dan aktivitas
Ridwan E. 2012. Kajian interaksi zat besi antioksidan dari ekstrak rumput laut
dengan zat gizi mikro lain dalam Turbinaria conoides dan Eucheuma
suplementasi. Panel Gizi Makanan. 35 cottonii. Jurnal Pengolahan Hasil
(1):49-54. Perikanan Indonesia. 20(2):230-237.