Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322826653

Kandungan senyawa bioaktif bubur rumput laut Sargassum plagyophyllum


dan Eucheuma cottonii sebagai bahan baku krim pencerah kulit (Bioactive
Compounds of Seaweed Sargassum plagyoph...

Article  in  Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia · December 2017


DOI: 10.17844/jphpi.v20i3.19820

CITATIONS READS

22 8,733

5 authors, including:

Nurjanah Nurjanah Effionora Anwar


Bogor Agricultural University 77 PUBLICATIONS   575 CITATIONS   
74 PUBLICATIONS   441 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Taufik Hidayat
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
77 PUBLICATIONS   398 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Utilization of Chitosan-Sodium Tripolyphosphate as Nanoparticle Excipient for Topical Dosage Form View project

Thesis View project

All content following this page was uploaded by Taufik Hidayat on 04 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3
Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi

KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF BUBUR RUMPUT LAUT


Sargassum plagyophyllum DAN Eucheuma cottonii SEBAGAI
BAHAN BAKU KRIM PENCERAH KULIT

Maretty Twentyna Dolorosa1*, Nurjanah1, Sri Purwaningsih1, Effionora Anwar2,


Taufik Hidayat3
1
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat
Telepon (0251) 8622909-8622906, Faks. (0251) 8622915
2
Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Depok Jawa Barat
3
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jalan Raya Pakupatan KM 4
Serang, Banten
*Korespodensi: ocabutarbutar@gmail.com
Diterima: 10 September 2017/ Disetujui: 2 Desember 2017

Cara sitasi: Dolorosa MT, Nurjanah, Purwaningsih S, Anwar E, Hidayat T. 2017. Kandungan senyawa
bioaktif bubur rumput laut Sargassum plagyophyllum dan Eucheuma cottonii sebagai bahan baku krim
pencerah kulit. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(3): 633-644.

Abstrak
Rumput laut adalah komoditas unggulan dengan jumlah melimpah dari Perairan Indonesia. Rumput
laut mengandung bahan aktif alami yang berfungsi sebagai antioksidan dan inhibitor tirosinase yang dapat
menghambat proses pembentukan melanin dan pendekatan terbaru yang digunakan untuk mencerahkan
kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik kimia meliputi logam berat, metabolit
sekunder (senyawa fitokimia), kadar air, vitamin C dan E, serta aktivitas antioksidan dan angka lempeng
total (TPC) pada simplisia dan bubur S. plagyophyllum dan E. cottonii. Total mikroba S. plagyophyllum
sebesar 2,3×102 koloni⁄g dengan kadar air 16,71% dan E. cottonii 2,2×103 koloni⁄g dengan kadar air 19,79%.
Rumput laut cokelat S. plagyophyllum tidak mengandung logam berat yang berbahaya. Kadar vitamin
C pada kedua jenis rumput laut adalah 212,95 mg/kg untuk S. plagyophyllum dan 15,95 mg/kg untuk
E. cottonii. Kadar vitamin E S. plagyophyllum adalah 363,86 mg/kg dan 0,23 mg/kg untuk E. cottonii.
Nilai IC50 S. plagyophyllum sebesar 109 ppm dan 130,62 ppm untuk E. cottonii. Bubur S. plagyophyllum
mengandung senyawa bioaktif antara lain alkaloid, steroid, flavonoid, saponin dan tanin. Bubur E. cottonii
memiliki senyawa bioaktif alkaloid dan terpenoid.

Kata kunci: antioksidan, bubur S. plagyophyllum, inhibitor tirosinase, vitamin

Bioactive Compounds of Seaweed Sargassum plagyophyllum and Eucheuma cottonii as


Lightening Raw Materials

Abstract
Seaweed is main commodity with abundant amount of Indonesian waters. Seaweed contains naturally
bioactive compounds that acts as antioxidant and tyrosinase inhibitor which inhibit melanin formation
and the latest approach used to skin lightening. The aim of this research were to determine chemical
characterization such as heavy metal, secondary metabolite (phytochemical compounds), moisture, vitamin
C and E, antioxidant activity and total plate count (TPC) on dry simplisia and slurry of S. plagyophyllum
and E. cottonii. Total microbe of S. plagyophyllum amounted 2.3×102 colony⁄g with moisture content 16,71%
and E. cottonii amounted 2.2×103 colony⁄g with moisture content 19.79%. Brown seaweed, S. plagyophyllum,
did not contain dangerous heavy metal. Vitamin C value in both spesies of seaweed were 212.95 mg/kg for
S. plagyophyllum and 15,95 mg/kg for E. cottonii. Vitamin E of S. plagyophyllum amounted 363.86 mg/kg
and 0.23 mg/kg for E. cottonii. IC50 value of S. plagyophyllum was 109 ppm and 130.62 ppm for E. cottonii.
S. plagyophyllum slurry contain bioactive compound such as alkaloids, steroids, flavonoids, saponins and
tannins. E. cottonii slurry contain bioactive compound alkaloids and terpenoids.

Keywords: antioxidant, S. plagyophyllum slurry, tyrosinase inhibitor, vitamin

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 633


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al.

PENDAHULUAN melimpah di Indonesia. Rumput laut yang


Kosmetik adalah suatu produk yang digunakan merupakan rumput laut cokelat
digunakan dalam penampilan khususnya (Phaeophyta) dan rumput laut merah
wanita agar kulit terlihat lebih menarik dan (Rhodophyta).
sebagai terapi estetika dalam mengurangi Genus dari Divisi Phaeophyta salah
masalah estetika misalnya kulit menjadi gelap. satunya adalah Sargassum. Beberapa
Pigmen yang menyebabkan kulit tampak lebih spesies dari rumput laut cokelat dilaporkan
gelap adalah pigmen melanin. Pigmen melanin memiliki aktivitas penghambatan tirosinase,
yang terdapat pada kulit manusia digunakan di antaranya ekstrak S. silquastrum dengan
sebagai bentuk pertahanan terhadap paparan aktivitas penghambatan tirosinase sebesar
sinar ultraviolet (UV). Indonesia adalah 50% (Seon-Heui et al. 2011); ekstrak metanol
negara beriklim tropis dengan radiasi Sargassum sp. sebesar 27,50±0.9 ppm
matahari yang menyengat serta mengganggu, pada substrat l-tyrosine (monofenolase)
maka produksi melanin dapat terganggu. dan 209,06±64,96 ppm pada substrat
Chang (2009) menyatakan pembentukan L-DOPA (difenolase) dan senyawa bioaktif
melanin (melalui reaksi pencokelatan) yang didapatkan antara lain flavonoid,
pada kulit manusia terjadi dengan adanya saponin, fenol, steroid, dan terpenoid (Putri
katalisator (berupa enzim tirosinase) 2014). Pratama et al. (2015) melaporkan
dan sinar UV yang dapat menimbulkan hasil penapisan fitokimia pada simplisia
hiperpigmentasi. Likhitwitayawuid (2008) S. duplicatum mengandung flavonoid
mendefinisikan tirosinase (yang lebih jenis flavonol dan memiliki nilai IC50
dikenal dengan fenol oksidase) adalah sebesar 14,351
enzim yang mengandung tembaga dan ppm. Keberadaan senyawa phlorotannin yang
memiliki campuran fungsi oksidase dan turut berperan dalam melindungi kerusakan
terlibat dalam sintesis melanin. Enzim kulit terhadap radikal bebas yang disebabkan
tirosinase mengkatalisis dua reaksi berbeda oleh paparan sinar UV sehingga menghambat
yang menggunakan oksigen: o-hidrosilasi pembentukan melanin (Svobodová et al.
tirosin menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin 2003). Nurjanah et al. (2015) melaporkan
atau DOPA (o-difenol) yang dikenal dengan nilai IC50 pada ekstrak metanol Sargassum sp.
nama monofenolase dan oksidasi dari DOPA sebesar 57,05 ppm dan jumlah ketersediaan
menjadi dopakuinon (o-kuinon) yang disebut vitamin E sebesar 165,19 ppm. Aktivitas
difenolase, sebelum menjadi eumelanin antioksidan pada sediaan bubur Sargassum
atau feomelanin. Sintesis dikontrol oleh sp. dengan nilai IC50 sebesar 119,66 ppm
sekumpulan enzim yang disebut dengan (Luthfiyana et al. 2016). Salah satu jenis rumput
tyrosinase-related proteins (TRPs) yang laut cokelat yang potensial untuk dimanfaatkan
terdapat pada membran melanosomal. adalah S. plagyophyllum. Karakteristik biologi
Proses pembentukan melanin dapat S. plagyophyllum memiliki gelembung udara
direduksi dengan senyawa aktif melalui (bladder), cabang rimbun, daun melebar atau
mekanisme antioksidan dan inhibitor seperti pedang. S. plagyophyllum memiliki
enzim tirosinase. Inhibitor tirosinase adalah batang pada batang utama dan percabangan
senyawa yang dapat menghambat proses berbentuk silindris, namun batang dan
pembentukan melanin dan pendekatan percabangannya licin (tidak berduri), tumbuh
terbaru yang digunakan untuk mencerahkan pada substrat batu di daerah rataan terumbu
kulit. Beberapa senyawa kimia dilaporkan karang. Pigmen fukosantin dan xantofil
memiliki efek karsinogenik, teratogenik dan memberikan warna cokelat pada rumput
ochronosis (kulit berwarna kehitaman) antara laut cokelat (Firdaus 2011). Merdekawati dan
lain asam kojat (Miyazawa 2007), merkuri Susanto (2009) melaporkan beberapa pigmen
dan hidrokuinon (BPOM 2016). Alternatif dominan yang terdapat pada Sargassum sp.
lain yaitu dengan penggunaan bahan aktif antara lain klorofil a 52,82%, fukosantin
alami (bioactive compound) yang dianggap 20,95%, turunan klorofil 15,23%, xantofil
lebih aman yaitu rumput laut dengan jumlah 8,46%, karoten 1,49% dan klorofil c 1,05%.

634 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

Diachanty et al. (2017) melaporkan total kopolimer 3,6-anhydro-galactose (Laurienzo


fenolik ekstrak etanol S. polycystum yaitu 2010). Karagenan digunakan dalam industri
8287,18 mg GAE/g serta komposisi mineral kosmetika sebagai stabilizer, suspensi dan
S. polycystum meliputi Fe 0,03±0,00 mg/g, pelarut (Suparmi dan Sahri 2009). Karagenan
Ca 11,28±0,03 mg/g, K 34,49±0,70 mg/g, Na menunjukkan kemampuan menyebar dan
19,34±0,11 mg/g dan Mg 8,67±0,16 mg/g. memiliki kapasitas menahan air sehingga
Salah satu spesies karaginofit adalah digunakan sebagai pelembab. Penelitian ini
E. cottonii atau Kappaphycus alvarezii. bertujuan untuk menentukan karakteristik
Pigmen klorofil (hijau), karoten (keemasan) kimia meliputi logam berat, metabolit
dan fikoeritrin (merah) adalah beberapa zat sekunder (senyawa fitokimia), kadar air,
warna penyusun dari rumput laut merah vitamin C dan E, serta aktivitas antioksidan
E. cottonii. Yanuarti et al. (2017) melaporkan dan jumlah angka lempeng total (TPC) pada
total fenolik ekstrak metanol dan etil asetat simplisia dan bubur S. plagyophyllum dan E.
E. cottonii masing-masing 141,00 mg cottonii.
GAE/g dan 134,33 mg GAE/g, sedangkan
total flavonoid ekstrak metanol dan etil BAHAN DAN METODE
asetat masing-masing 17,78 mg QE/g dan Bahan dan Alat
35,18 mg QE/g. Merdekawati dan Susanto Bahan utama yang digunakan adalah
(2009) melaporkan E. cottonii mengandung rumput laut E. cottonii dan S. plagyophyllum
beberapa pigmen yang dominan, antara lain yang didapatkan dari Serang (Banten). Bahan-
klorofil a 74,920%, turunan klorofil 16,418%, bahan yang digunakan untuk analisis terdiri
xantofil 7,715% dan karoten 0,947%. Proses dari1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH)
pembentukan melanin dapat direduksi (Sigma), asam askorbat (Merck), media plate
dengan mekanisme antioksidan. Beberapa count agar (PCA), asam sulfat (H2SO4) (Merck),
penelitian tentang potensi E. cottonii sebagai pereaksi Dragendorff, pereaksi Meyer, dan
antioksidan telah dilaporkan. Nurjanah et pereaksi Wagner, kloroform (Merck), anhidrat
al. (2015) melaporkan nilai IC50 dari ekstrak asetat, asam sulfat, serbuk magnesium, amil
metanol E. cottonii sebesar 105,04 ppm, alkohol, asam klorida (HCl) (Merck), larutan
ketersediaan vitamin E sebesar 160,01 ppm. FeCl3, etanol (Merck). Alat utama yang
Maharany et al. (2017) melaporkan digunakan adalah spektrofotometer UV VIS
kandungan vitamin E pada E. cottonii tipe 1601 (Shimadzu), High Performance
158,07 ppm, nilai IC50 ekstrak metanol Liquid Chromatography, magnetic stirrer
E. cottonii 106,021 ppm dan terdapat beberapa (Jenwey 1200), blender (Philips), sokhlet
senyawa fitokimia antara lain flavonoid, (IWAKI), vortex (Stuart SA8 Vortex Mixer,
fenol hidrokuinon dan triterpenoid. 230V, 50-60Hz, 20-2500rpm), timbangan
Luthfiyana et al. (2016) melaporkan pada analitik (Sartorius), timbangan digital (Tanita
sediaan bubur E. cottonii memiliki aktivitas KD-160), oven (Memmert, Jerman), pH meter
antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 127,23 tipe 510 (Eutech Instrument, Singapura) dan
ppm. Rumput laut dikembangkan pada alat-alat gelas (pyrex).
bidang kosmetika dengan memanfaatkan sifat
fisiko-kimiawi antara lain membentuk gel, Metode Penelitian
kekentalan, mengikat air, dan mengikat ion Pengambilan dan preparasi sampel
sehingga dapat mempertahankan kelembaban Rumput laut S. plagyophyllum diperoleh
(Yunizal 2004). Rumput laut digunakan dari perairan pantai Pasauran, Serang,
dalam pembuatan sediaan kosmetik dalam Banten. Sampel S. plagyophyllum berada
bentuk karagenan. Karagenan adalah dalam keadaan segar, dicuci dengan air
polisakarida sulfat yang diperoleh dari laut dan segera ditransportasikan ke
ekstraksi menggunakan air atau alkali laboratorium menggunakan cool box. Sampel
dari spesies Eucheuma cottonii. Karagenan S. plagyophyllum dicuci dengan larutan
terdiri dari potassium, sodium, magnesium garam,untuk meminimalisir pasir, lumpur
dan ester kalsium sulfat dari galaktosa dan dan garam mineral. Tujuan pencucian adalah

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 635


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al.

menghilangkan bau dan rasa amis yang Preparasi bubur rumput laut
terdapat pada alga cokelat (Yunizal 2004). Rumput laut direndam menggunakan air
Sampel dikering-anginkan selama 5-6 hari deionisasi selama 12 jam dengan perbandingan
(Masduqi et al. 2014). Tujuan dari pengeringan rumput laut dan air deionisasi 1:20 (Saputra
ini adalah untuk mempertahankan kandungan 2012). Tujuan perendaman dilakukan utnuk
bahan kimia dari rumput laut ini. Bahan baku melembikkan (melembutkan) rumput laut
disimpan hingga akan digunakan dalam supaya memudahkan dalam homogenisasi.
penelitian. Sampel E. cottonii diperoleh sudah Proses perendaman atau rehidrasi dilakukan
dalam keadaan kering dari hasil budidaya untuk menghilangkan bau dan rasa amis yang
masyarakat Desa Lontar, Serang, Banten. mungkin terdapat dalam kedua jenis rumput
Sampel E. cottonii dicuci dengan larutan laut yang digunakan (Yunizal 2004). Rumput
garam dan dikeringkan kembali di bawah laut dihomogenisasi dengan air deionisasi
sinar matahari agar sampel dapat disimpan dengan perbandingan antara sampel dan air
dalam jangka waktu yang lama. 1:1. Penghomogenan menggunakan blender
Penelitian diawali dengan menganalisis selama 3-5 menit.
komposisi kimia dan mikrobiologi berupa
kadar air, logam berat dan angka lempeng Analisis fitokimia
total pada simplisia S. plagyophyllum dan Skrining fitokimia dilakukan mengacu
E. cottonii. Rumput laut dibuat dalam sediaan pada Harborne (1984). Uji fitokimia
bubur, kemudian dianalisis senyawa fitokimia, dilakukan untuk mengetahui metabolit
vitamin C dan E, serta aktivitas antioksidan. sekunder (komponen bioaktif) yang terdapat
pada bubur S. plagyophyllum dan E. cottonii.
Kadar air Analisis fitokimia yang dilakukan terdiri dari
Komposisi kimia rumput laut analisis alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon,
S. plagyophyllum dan E. cottonii diketahui steroid/triterpenoid, tanin, dan saponin.
dengan analisis kadar air berdasarkan AOAC
(2005). Analisis kadar air dilakukan dengan Analisis vitamin C
metode pengeringan oven pada suhu 105oC. Pengujian vitamin C secara umum adalah
menghomogenkan sampel dengan asam
Logam berat metafosfat, kemudian dilakukan pemisahan
Pengujian kandungan logam berat asam askorbat menggunakan kolom oktadesil
dilakukan pada bahan baku dengan metode silan (ODS, C-18), fase gerak larutan fosfat
spektrofotometeri serapan atom (SSA). (bentuk asam atau garam) pada panjang
Jenis residu logam berat yang diuji pada gelombang 254 nm (Rohman dan Sumantri
sampel bahan baku rumput laut E. cottonii 2013). Sampel yang digunakan adalah bubur
dan S. plagyophyllum adalah timbal (Pb) rumput laut merah dan cokelat. Penentuan
dan kadnium (Cd) (BSN 2011), arsen (As) kadar vitamin C mengacu pada metode Khalili
(Nurjanah et al. 1999), merkuri (Hg) (BSN et al. (2010) dengan membandingkan waktu
2016), dan timah (Sn) (Vera 2011). retensi dan spiking tes pada sampel dengan
L-asam askorbat. Sampel sebanyak 5 µL di-
Total mikroba inject-kan ke dalam High Performance Liquid
Perhitungan total mikroba dilakukan Chromatography (HPLC) dengan kecepatan
secara aseptis yang mengacu pada metode aliran eluen 0.8 mL/menit. Fase gerak (eluen)
BSN (1992). Sampel yang digunakan adalah yang digunakan adalah asam fosfat 1% dengan
simplisia kering rumput laut S. plagyophyllum kolom oktadesil silan (ODS merek Cronus,
dan E. cottonii. Media yang digunakan adalah C-18). Pengukuran dilakukan pada panjang
Plate Count Agar (PCA) yang steril pada suhu gelombang 254 nm.
45-55oC. Total mikroba diperoleh dengan
menghitung jumlah koloni yang tumbuh.

636 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

Analisis vitamin E menggunakan kering angin. Perbedaan jumlah


Sampel yang digunakan adalah bubur kandungan air yang terdapat pada kedua jenis
rumput laut merah dan cokelat. Penentuan Sargassum ini dipengaruhi oleh perbedaan
kadar vitamin E mengacu pada metode Sarikaya waktu dan proses pengeringan yang dilakukan.
dan Kalayar (2011) dengan menggunakan Proses pengeringan pada bahan baku
perbandingan antara waktu retensi (RT) pada yang tidak merata dan terdapat perubahan
standar vitamin E dengan sampel. Larutan temperatur dan kelembaban lingkungan
standar yang digunakan adalah α-tokoferol secara fluktuatif dapat mempengaruhi
dan tokoferol asetat. Sampel sebanyak 20 µL kandungan air. Sampel rumput laut pada
diinjekkan ke dalam HPLC dengan kecepatan proses pengeringan dilakukan pembolak-
aliran eluen 1.5 mL/menit. Fase gerak (eluen) balikan agar pengeringan secara merata.
yang digunakan adalah metanol:air (95:5% Rumput laut yang telah dikeringkan, disimpan
v/v) dengan kolom oktadesil silan (ODS merk pada suhu ruang (untuk mempertahankan
Cronus, C-18). Pengukuran dilakukan pada kadar air).
panjang gelombang 280 nm. Kadar air rumput laut E. cottonii yang
diperoleh dari pembudidaya rumput laut
Aktivitas antioksidan rumput laut sebesar 40,10%. Rumput laut E. cottonii
Analisis aktivitas antioksidan mengacu memiliki kandungan air yang lebih tinggi
pada Salazar-Aranda et al. (2009) dengan dibandingkan dengan S. plagyophyllum.
metode DPPH. Sampel bubur rumput laut Perbedaan spesies dan umur panen dapat
diabsorbansi pada panjang gelombang 517 nm mempengaruhi kadar air. Setiap spesies
menggunakan spektrofotometer UV-Visible. memiliki kadar air yang berbeda dan semakin
Persentasi penghambat aktivitas radikal tua dalam umur panen maka kandungan air
bebas diperoleh dari nilai absorbansi sampel. yang terdapat dalam bahan baku juga berbeda.
Persamaan regresi diperoleh dari hubungan E. cottonii diperoleh dari hasil budidaya yang
antara konsentrasi sampel dan persentasi telah dikeringkan oleh masyarakat Desa
penghambatan aktivitas radikal bebas. Lontar Serang, Banten. Standar kadar air E.
Nilai konsentrasi penghambatan aktivitas cottonii adalah 30% (BSN 2015). Hal yang
radikal bebas sebanyak 50% (IC50) dihitung mempengaruhi kandungan air cenderung
menggunakan persamaan regresi linier. Nilai tinggi (di atas standar nasional) adalah
IC50 diperoleh dengan memasukkan y=50 kondisi penyimpanan setelah dikeringkan.
serta nilai A dan B yang telah diketahui. Hasil pertanian atau perikanan bersifat
higroskopis menyerap air dari lingkungan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN melepaskan air ke lingkungan. Bahan baku
Kadar air dapat menyerap air apabila kondisi lingkungan
Bahan baku yang digunakan adalah memiliki kelembaban relatif tinggi dan akan
rumput laut S. plagyophyllum dan E. cottonii melepaskan kembali air apabila kelembaban
yang dilakukan pengeringan dengan sistem relatif rendah baik dalam proses pengeringan
kering angin selama 5-6 hari. Rendemen dan selama penyimpanan.
rumput laut S. plagyophyllum adalah 16,795% E. cottonii dilakukan pengeringan kembali
dengan rasio penyusutan dari kondisi segar di bawah sinar matahari dan diperoleh kadar
sebesar 1:6 (berat segar : berat kering). air sebesar 19,79%. Proses pengeringan akan
Kadar air S. plagyophyllum diperoleh sebesar terjadi penguapan air dari rumput laut dan
16,71%. Hasil uji kadar air S. plagyophyllum membentuk butiran garam yang melekat pada
jika dibandingkan dengan penelitian yang permukaan thallus. Alamsyah et al. (2013)
telah dilakukan oleh Masduqi et al. (2014) menyatakan butiran garam dapat dibuang
menggunakan rumput laut S. polycystum dengan cara mengayak rumput laut dan
14,43%, cenderung masih lebih tinggi. butiran garam dapat turun melalui saringan.
Metode pengeringan yang telah dilakukan Rumput laut akan menjadi lembab kembali
apabila masih banyak terdapat butiran garam.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 637


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al.

Tabel 1 Kandungan logam berat E. cottonii dan S. plagyophyllum


Satuan (mg/kg)
Parameter
E. cottonii S. plagyophyllum BSN (2015)
Timbal (Pb) 3,73 <0,040 0,3
Kadnium (Cd) 1,82 <0,005 0,1
Timah (Sn) <0,8 <0,8 40,0
Raksa (Hg) <0,005 <0,005 0,5
Arsen (As) <0,013 <0,005 1,0

Logam berat Rumput laut memiliki kemampuan


Sediaan kosmetik yang mengandung dalam mengakumulasi logam berat di
logam berat berbahaya dalam kadar yang dalam thallusnya dari lingkungan perairan
berlebih akan kontak dengan kulit secara tempat hidupnya. Rumput laut memiliki
langsung dan terabsorbsi masuk ke dalam cara hidup yang relatif menetap sehingga
darah serta menyerang organ tubuh sehingga kecil kemungkinannya untuk menghindar
menyebabkan penyakit (Erasiska et al. 2015). dari perubahan lingkungan perairan
Pengujian kandungan logam berat dilakukan yang membahayakan. Hutagalung (1991)
pada bahan baku dan dibandingkan dengan menjelaskan bahan cemaran yang masuk
standar logam berat pada rumput laut ke dalam lingkungan laut, akan mengalami
kering yang telah ditetapkan oleh BSN tiga proses akumulasi antara lain secara fisik,
(2015). Kandungan logam berat E. cottonii kimia dan biologis. Rumput laut menyerap zat
dan S. plagyophyllum disajikan pada Tabel pencemar yang masuk ke ekosistem air laut
1. Kandungan logam berat pada rumput yang dipekatkan oleh proses biologis.
laut S. plagyophyllum memenuhi standar Penggunaan air deionisasi bertujuan
batas aman yang telah ditetapkan sehingga meminimalisir kontaminasi logam berat
aman digunakan sebagai bahan baku untuk selama proses produksi sediaan kosmetik.
sediaan kosmetik. Kandungan timbal dan Air deionisasi adalah air yang memiliki
kadnium pada rumput laut E. cottonii tidak kandungan total organik karbon lebih
memenuhi standar batas aman. Diachanty et kecil dari 3 µg/L (ppm) (BSN 2016).
al. (2017) melaporkan kandungan logam berat Luthfiyana et al. (2016) menyatakan bahwa
S. polycystum yang diperoleh dari perairan air deionisasi memiliki tingkat kemurnian
Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu) yang sangat tinggi (Ultra Pure Water), jumlah
meliputi Pb 6,43 mg/kg, Hg 0,24 mg/kg dan kadar zat ionik dan anionik mendekati nol,
Cu 5,66 mg/kg. menghilangkan ion garam dan berbagai
Akumulasi logam berat tergantung macam ion logam.
pada konsentrasi logam tersebut
dalam air atau lingkungan, suhu, Total mikroba
keadaan spesies dan aktivitas fisiologis Pengujian total mikroba dilakukan pada
(Connel dan Miller 1995). Hal ini didukung bahan baku dengan metode angka lempeng
oleh Prihantono et al. (2014) melaporkan hasil total (ALT). Total mikroba S. plagyophyllum
pengukuran terhadap kualitas air di perairan sebesar 2,3×102 koloni⁄g dan E. cottonii
Kabupaten Serang berada di atas baku mutu sebesar 2,2×103 koloni⁄g. Jumlah ini masih
yang telah disyaratkan oleh (KLH 2004). memenuhi standar batas layak konsumsi
Walaupun jumlah mutu terhadap logam ALT menurut BSN (2009) adalah 1×105
berat tidak dipaparkan lebih rinci, akan tetapi koloni⁄g. Total mikroba yang terdapat pada
kualitas air berada di atas baku mutu 0,001 rumput E. cottonii lebih tinggi dibandingkan
mg/L untuk raksa, 0,012 mg/L untuk arsen, dengan S. plagyophyllum. Hidayah et al.
0,001 mg/L untuk kadnium, dan 0,008 mg/L (2015) menyatakan peningkatan total bakteri
untuk timbal (KLH 2004). berkaitan dengan kadar air yang terdapat

638 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

dalam bahan baku. Air merupakan media Metanol dan air demineralisasi merupakan
yang sangat baik untuk pertumbuhan pelarut polar akan tetapi air demineralisasi
mikroba (Rienoviar dan Nashrianto 2010). lebih polar dibandingkan dengan metanol.
Kadar air yang terdapat pada E. cottonii lebih Tingkat kepolaran pelarut mempengaruhi
tinggi dibandingkan dengan S. plagyophyllum. jenis senyawa polifenol yang terekstraksi.
Putri (2012) menambahkan pengeringan Pemilihan air demineralisasi pada pembuatan
dengan sinar matahari sangat bergantung bubur rumput laut dianggap lebih aman dan
pada cuaca dan memungkinkan terjadinya tidak meninggalkan residu bahan kimia yang
kontaminasi selama penjemuran yaitu debu, berbahaya.
kotoran atau serangga. Gazali et al. (2014) melaporkan
seyawa flavonoid dan tanin yang terdapat
Kandungan fitokimia S. plagyophyllum dalam ekstrak metanol kulit buah nyirih
dan E. cottonii (Xylocarpus granatum) merupakan senyawa
Kandungan fitokimia adalah metabolit yang memiliki aktivitas inhibitor tirosinase.
sekunder yang terdapat pada suatu simplisia. Flavonoid dan tanin termasuk ke dalam
Anggriyamurti (2014) mendefiniksikan kelompok senyawa polifenol. Senyawa
metabolit sekunder adalah hasil reaksi dari polifenol adalah senyawa yang bersifat polar
metabolit primer yang biasa digunakan oleh yang memiliki cincin aromatik dengan jumlah
tumbuhan untuk mempertahankan diri. gugus hidroksil (OH-) lebih dari satu. Chang
Analisis fitokimia dilakukan secara kualitatif (2009) menambahkan flavonoid, salah satu
untuk menentukan senyawa bioaktif yang dari polifenol, memiliki peran besar dalam
berperan sebagai senyawa pencerah kulit. aktivitas tirosinase karena mengandung gugus
Senyawa bioakif yang terdapat pada bubur fenol dan cincin piren. Struktur dari flavonoid
E. cottonii dan S. plagyophyllum disajikan pada secara prinsip sesuai sebagai substrat dan
Tabel 2. mampu berkompetisi sehingga dapat menjadi
Komponen bioaktif alkaloid dan penghambat tirosinase. Juwita et al. (2011)
terpenoid yang terdapat pada bubur menyatakan ekstrak kulit batang nangka
E. cottonii. Bubur S. plagyophyllum adalah penghambat kompetitif dengan
mengandung beberapa komponen bioaktif mekanisme penghambatan terjadi karena
antara lain alkaloid, steroid, flavonoid, senyawa aktif memiliki struktur yang mirip
saponin, dan tanin. Senyawa bioaktif yang dengan L-DOPA sebagai substrat dan akan
diduga berperan sebagai inhibitor tirosinase berkompetisi untuk berikatan pada sisi aktif
yang terdapat pada ekstrak metanol Sargassum tirosinase (atom Cu) yang menyebabkan tidak
sp. antara lain flavonoid, saponin, fenol dan terjadinya reaksi oksidasi sehingga berkurang
steroid (Putri 2014). Pembuatan bubur rumput pembentukan dopakuinon dan dopakrom.
laut menggunakan pelarut air demineralisasi. Alkaloid terdapat pada daun (tempat

Tabel 2 Kandungan fitokimia E. cottonii dan S. plagyophyllum


Uji Fitokimia E. cottonii S. plagyophyllum Hasil uji positif
Alkaloid + + Endapan putih kekuningan (Meyer),
endapan cokelat (Wagner), endapan merah
(Dragendorff)
Steroid - + Berwarna merah-biru/hijau
Terpenoid + - Berwarna merah kecokelatan
Flavonoid - + Berwarna kuning
Saponin - + Terbentuk busa
Fenol
- - Berwarna hijau/hijau biru
hidrokuinon
Tanin - + Berwarna merah/biru tua/hijau kehitaman

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 639


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al.

fotosintesa), kuncup muda, akar pada rusak selama penyimpanan sehingga vitamin
tumubuhan, serta alkaloid larut dalam air C yang tersisa jauh lebih kecil jumlahnya
jika berupa garam alkaloid (HCl dan H2SO4), dibandingkan dengan sebelum penanganan
dan akan larut dalam pelarut organik jika atau penyimpanan (Kumalaningsih 2006).
dalam bentuk basa (Sirait 2007). Terpenoid Daya tahan vitamin yang terdapat dalam
adalah senyawa aktif yang terbentuk dari bahan pangan yang dikeringkan dengan alat
dua isopren aktif (isopentenil pirofosfat pengering (oven) lebih baik dibandingkan
atau IPP dan dimetilalil pirofosfat atau dengan di bawah sinar matahari karena dapat
DMAPP). Dua isopren ini berasal dari asam dengan cepat melepaskan kandungan air
mevalonat. Terpenoid dijumpai dalam bentuk dalam bahan baku.
glikosida, glikosil ester, dan iridoid. Steroid
adalah senyawa aktif yang terdiri dari 17 Kadar vitamin E
atom karbon dengan membentuk struktur Vitamin C dan E tergolong antioksidan
dasar 1,2-siklopentenoperhidrofenantren. sekunder. Kedua jenis vitamin ini dapat
Saponin adalah senyawa yang menangkap radikal bebas, mencegah
menimbulkan busa jika dikocok dalam air terjadinya reaksi berantai sehingga tidak
(Kristanti et al. 2008). Mekanisme saponin terjadi kerusakan yang lebih besar, serta
dari sampel Xanthoceras sorbifolia sebagai menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat
inhibitor tirosinase adalah meningkatkan oksigen. Kandungan vitamin E yang terdapat
nilai Km akan tetapi menurunkan nilai laju pada E. cottonii 0,23 mg/kg (berat kering) dan
oksidasi yang diindikasi dari rendahnya S. plagyophyllum 363,86 mg/kg (berat kering).
nilai Vmax dengan laju penghambatan Nurjanah et al. (2015) melaporkan kandungan
52% pada konsentrasi 0,96 mg/mL vitamin E yang terdapat pada E. cottonii
(Zhang dan Zhou 2013). segar 160,01 mg/kg dan Sargassum sp. segar
165,19 mg/kg. Matanjun et al. (2009)
Kadar vitamin C melaporkan kandungan vitamin E pada
Rumput laut memiliki senyawa simplisia kering dari rumput laut E. cottonii
fitonutrien yang terdiri dari senyawa polifenol dan S. polycystum masing-masing sebesar
dan non polifenol. Kelompok non polifenol 58,5 mg/kg dan 112,9 mg/kg. Kadar vitamin
di antaranya adalah vitamin. Handayani et E yang terdapat pada E. cottonii sangat sedikit,
al. (2004) menyatakan vitamin C merupakan diduga disebabkan oleh proses pengeringan
vitamin yang larut dalam air. Kandungan di bawah sinar matahari kembali. Jumlah
vitamin C yang terdapat pada E. cottonii 15,95 vitamin E pada rumput laut cokelat lebih
mg/kg (berat kering) dan S. plagyophyllum tinggi bila dibandingkan dengan rumput laut
212,95 mg/kg (berat kering). Kadar vitamin C merah. Suparmi dan Sahri (2009) menjelaskan
ini masih tergolong rendah bila dibandingkan bahwa rumput laut cokelat mengandung α,
dengan kadar vitamin C rumput laut secara β, dan γ-tokoferol, sedangkan pada rumput
umum. Menurut Burtin (2003), kadar vitamin laut merah hanya mengandung α- tokoferol,
C untuk rumput laut cokelat mencapai 500-300 sehingga jumlah vitamin E pada alga cokelat
mg/kg dan 100-800 mg/kg untuk rumput laut lebih besar dibandingkan dengan alga merah.
merah. S. plagyophyllum dikeringanginkan Syamsudin (2013) mendefinisikan vitamin
sedangkan E. cottonii dikeringkan di bawah E adalah vitamin yang memiliki cincin
sinar matahari. Hal ini bisa dipengaruhi kromanol dan rantai karbon C-12 alifatis yang
oleh beberapa faktor, antara lain, spesies, mengandung dua kelompok senyawa metil
umur panen, penyimpanan, kontak dengan di pertengahan dan di ujung. Mekanisme
lingkungan saat pengeringan sampel, dan aksi tokoferol sebagai antioksidan adalah
pengolahan. Sejati (2012) melaporkan bahwa melibatkan transfer hidrogen pada kelompok
vitamin C yang terdapat dalam sampel rentan 6-OH pada cincin krinamol, penangkapan
terhadap udara, cahaya, panas, dan sudah radikal bebas, dan regenerasi dengan
ketersediaan asam askorbat.

640 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

Aktivitas antioksidan S. plagyophyllum


dan E. cottonii KESIMPULAN
Pengujian aktivitas antioksidan Rumput laut S. plagyophyllum yang
menggunakan metode penangkapan dilakukan pengeringan dengan sistem
radikal bebas dengan vitamin C (L-asam kering angin selama 5-6 hari memiliki rasio
askorbat) sebagai pembanding. Larutan penyusutan 1:6 (dari kondisi segar) dengan
DPPH berwarna ungu tua dalam pelarut nilai kadar air 16,71%. Kadar air E. cottonii
metanol karena adanya delokalisasi elektron diperoleh sebesar 19,79% setelah dikeringkan
pada bagian molekul DPPH (Amin 2015). di bawah sinar matahari. Rumput laut cokelat
Kristanti et al. (2008) menyatakan bahwa S. plagyophyllum tidak mengandung logam
karena sifat DPPH adalah stabil maka terjadi berat yang berbahaya. Kadar vitamin C pada
delokalisasi elektron yang dapat meningkatkan kedua jenis rumput laut adalah 212,95 mg/kg
warna ungu dan absorbansi pada panjang untuk S. plagyophyllum dan 15,95 mg/kg untuk
gelombang 517 nm. Perubahan warna yang E. cottonii. Kadar vitamin E S. plagyophyllum
terjadi dikarenakan adanya reaksi antara adalah 363,86 mg/kg dan 0,23 mg/kg untuk
molekul 1,1 -difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH*) E. cottonii. Nilai IC50 S. plagyophyllum sebesar
dengan atom H yang dilepaskan oleh molekul 109 ppm dan 130,62 ppm untuk E. cottonii.
komponen sampel uji (senyawa antioksidan) Total mikroba S. plagyophyllum sebesar
sehingga terbentuk senyawa 1,1-difenil-2- 2,3×102 koloni⁄g dan E. cottonii sebesar
pikrilhidrazin (DPPH) berwarna kuning 2,2×103 koloni⁄g. Bubur S. plagyophyllum
(Biranti et al. 2009). mengandung senyawa bioaktif antara lain
Nilai aktivitas antioksidan yang alkaloid, steroid, flavonoid, saponin dan tanin.
dinyatakan dalam IC50 yang terdapat dalam Bubur E. cottonii memiliki senyawa bioaktif
sediaan bubur S. plagyophyllum dan E. cottonii alkaloid dan terpenoid. Kandungan fitokimia
masing-masing sebesar 109 ppm dan 130,62 dari sediaan bubur mengindikasikan bahwa
ppm dibandingkan dengan nilai IC50 dari S. plagyophyllum dan E. cottonii berpotensial
vitamin C (L-asam askorbat) sebesar 6,56 untuk digunakan sebagai bahan baku dalam
ppm. Luthfiyana et al. (2016) melaporkan pembuatan pencerah kulit.
nilai IC50 dari bubur Sargassum sp. adalah
119,66 ppm dan 127,23 ppm untuk bubur UCAPAN TERIMA KASIH
E. cottonii, nilai IC50 vitamin C sebesar 6,29 Penelitian ini didukung oleh Kementrian
ppm. Aktivitas antioksidan dari sediaan Riset dan Teknologi DIKTI melalui BOPTN
bubur tergolong sedang (100-150 μg/mL) dan DIKTI dengan skim PUPT (Penelitian
vitamin C tergolong sangat kuat (<50 μg/mL). Unggulan Perguruan Tinggi) Nomor: 79/
Molyneux (2004) menyatakan bahwa senyawa SP2H/LT/DRPN/II/2016.
yang disebut aktif sebagai antioksidan apabila
nilai IC50 kurang dari 200 μg/mL. Bila nilai DAFTAR PUSTAKA
IC50 yang diperoleh berkisar antara 200-1000 [AOAC]. Association of Official Analytical
μg/mL, maka zat tersebut kurang aktif namun Chemist. 2005. Official Methods of
masih berpotensi sebagai zat antioksidan. Analysis (18 Edn). Associaton of Official
Vitamin C memiliki aktivitas antioksidan Analytic Chemist Inc. Mayland. US.
lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan.
digunakan. Hal ini disebabkan oleh vitamin 2016. Waspada Kosmetika Mengandung
C yang digunakan dalam bentuk murni dan Bahan Berbahaya“Pilih Kosmetika Aman
dalam bentuk isomer L. Isomer L memiliki untuk Tampil Cantik”.
aktivitas yang lebih besar dibandingkan [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1992.
dengan isomer D. Winarsi (2007) menyatakan Penentuan Total Mikroba. SNI 19-2897-
vitamin C dalam keadaan murni berbentuk 1992. Jakarta (ID): Badan Standardisasi
kristal putih dengan berat molekul 176,13 Nasional.
dengan rumus molekul C6H6O6. Isomer D [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2009.
memiliki aktivitas hanya 10% dari isomer L. Batas Maksimum Cemaran Mikroba

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 641


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al.

dalam Pangan. SNI 7388:2009. Jakarta Diachanty S, Nurjanah, Abdullah A. 2017.


(ID): Badan Standardisasi Nasional. Aktivitas antioksidan berbagai jenis
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2011. rumput laut cokelat dari Perairan
Cara UJi Kimia-Bagian 5: Penentuan Kepulauan Seribu. Jurnal Pengolahan
Kadar Logam Berat Timbal (Pb) dan Hasil Perikanan Indonesia. 20(2): 305-
Kadnium (Cd) pada Produk Perikanan. 318.
SNI 2354.5:2011.Jakarta (ID): Badan Erasiska, Bali S, Hanifah TA. 2015. Analisis
Standardisasi Nasional. kandungan logam timbal, kadmium dan
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2015. merkuri dalam produk krim pemutih
Rumput Laut Kering. SNI 2690-2015. wajah. Jurnal Online Mahasiswa FMIPA
Jakarta (ID): Badan Standardisasi 2(1): 123-129.
Nasional. Firdaus M. 2011. Phlorotanin: Struktur, Isolasi
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2016. dan Bioaktivitas. Malang (ID): UB Press,
Cara UJi Kimia-Bagian 6: Penentuan 20-36.
Kadar Logam Berat Merkuri (Hg) pada Gazali M, Zamani NP, Batubara I. 2014.
Produk Perikanan. SNI 2354.6:2016. Potensi limbah kulit buah nyirih
Jakarta (ID): Badan Standardisasi Xylocarpus granatum sebagai inhibitor
Nasional. tirosinase. Depik. 3(3): 187-194.
[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. Handayani T, Sutarno, Setyawan AD. 2004.
2004. Baku Mutu Air Laut. Kep.Men LH Analisis komposisi nutrisi rumput
Nomor. 51 Tahun 2004. Jakarta (ID): laut Sargassum crassifolium J. Agardh.
Kementerian Lingkungan Hidup. Biofarmasi. 2(2): 45-52.
Alamsyah R, Lestari N, Hasrini RF. 2013. Harborne JB. 1984. Phytochemical Methods.
Kajian mutu bahan baku rumput laut Ed ke-2. New York (US): Chapman and
(Eucheuma sp.) dan teknologi pangan Hall.
olahannya. Jurnal Dinamika Penelitian Hidayah RY, Winarni, Susatyo EB. 2015.
Industri. 24(1): 57-67. Pengaruh penggunaan lengkuas terhadap
Amin S. 2015. Uji aktivitas antioksidan dan sifat organoleptik dan daya simpan ikan
telaah fitokimia Sargassum crassifolium nila segar. Indonesian Journal of Chemical
J. G. Agardh. rumput laut alam asal Science. 4(3): 1-5.
Pantai Batu Karas Kecamatan Cijulang Hutagalung HP. 1991. Pencemaran Laut oleh
Kabupaten Ciamis. Jurnal Kesehatan Logam Berat. Dalam Status Pencemaran
Bakti Tunas Husada. 14(1): 1-7. Laut di Indonesia dan Teknik
Anggriyamurti R. 2014. Anatomi dan profil Pemantauannya. Jakarta (ID): P30-LIPI.
metabolit sekunder daun kecubung Juwita NK, Djajadisastra J, Azizahwati.
(Datura metel L.) setelah mendapat 2011. Uji penghambatan tirosinase dan
perlakuan logam berat tembaga. [Skripsi]. stabilitas fisik sediaan krim pemutih yang
Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah mengandung ekstrak kulit batang nangka
Mada. (Artocarpus heterophyllus). Majalah Ilmu
Biranti F, Nursid M, Cahyono B. 2009. Analisis Kefarmasian. 8(2): 57-124.
kuantitatif B-karoten dan uji aktivitas Khalili MAR, Norhayati AH, Rokiah
karotenoid dalam alga cokelat Turbinaria MY, Asmah R, Muskinah SM, Manaf
decurrens. Jurnal Sains dan Matematika. AA. 2010. Determination of radical
17(2): 98-104. scavenging activity and Vitamin A, C
Burtin P. 2003. Nutritional value of seaweeds. and E in organically grown Red Pitaya
Electron. Journal of Environmental, (Hylocereus sp.). International Food
Agricultural and Food Chemistry. 2(4): Research Journal. 17: 405-409.
498-503. Kristanti AN, Aminah NS, Tanjung M,
Chang T. 2009. An updated review of Kurniadi B. 2008. Buku Ajar Fitokimia.
tyrosinase inhibitor. International Journal Surabaya (ID): Airlangga University Pr.,
of Molecular Science. 10: 2440-2475. 3-161.

642 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al. JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3

Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan konsumsi. Bulletin THP. 1(17): 5-8.


Alami: Penangkap Radikal Bebas Nurjanah, Nurilmala M, Anwar E, Luthfiyana
Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan dan N, Hidayat T. 2015. Identification of
Pengolahan. Surabaya (ID): Trubus bioactive compounds seaweed Sargassum
Agrisarana, 16-40. sp. And Eucheuma cottonii as a raw
Laurienzo P. 2010. Review marine sunscreen cream. Pakistan Journal of
polysaccharides in pharmaceutical Nutrition. Inpress.
applications: an overview. Marine Drugs. Pratama DM, Yuliawati KM, Kodir RA. 2015.
8: 2435-2465. Identifikasi senyawa antioksidan dalam
Likhitwitayawuid. K. 2008. Stilbenes with rumput laut Sargassum duplicatum J.
tyrosinase inhibitor activity. Current G. Agardh. dari pantai ujung genteng.
Science. 94: 44-52. Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba.
Luthfiyana N, Nurjanah, Nurilmala M, Anwar ISSN 2460-6472.
E, Hidayat T. 2016. Rasio bubur rumput Prihantono J, Troa RA, Dillenia I, Dewi LC,
laut Eucheuma cottonii dan Sargassum sp. Triarso E. 2014. Sumberdaya Laut dan
sebagai formula krim tabir surya. Jurnal Pesisir – Tahun 2013: Kajian Dampak
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. Penambangan Pasir Laut Pantai Utara
19(3): 183-195. Banten untuk Reklamasi Teluk Jakarta
Maharany F, Nurjanah, Suwandi R, Anwar terhadap Sumberdaya Laut dan Pesisir.
E, Hidayat T. 2017. Kandungan senyawa [Internet]. [Diunduh 27 Februari 2017].
bioaktif rumput laut Padina australis dan Tersedia pada: http://p3sdlp.litbang.
Eucheuma cottonii sebagai bahan baku kkp.go.id/index.php/litbang/sumber-
krim tabir surya. Jurnal Pengolahan Hasil daya-pesisir/2014/600- kajian-dampak-
Perikanan Indonesia. 20(1): 10-17. penambangan-pasir-laut-pantai-utara-
Masduqi AF, Izzati M, Prihastanti E. 2014. banten-untuk-reklamasi-teluk-jakarta-
Efek metode pengeringan terhadap terhadap-sumberdaya-laut-dan-pesisir.
kandungan bahan kimia dalam rumput Pusat Penelitian dan Pengembangan
laut Sargassum polycystum. Buletin Sumberdaya Laut dan Pesisir.
Anatomi dan Fisiologi. 22(1): 1-9. Putri AM. 2012. Pengaruh kadar air terhadap
Matanjun P, Mohamed S, Mustapha NM, tekstur dan warna keripik Pisang
Muhammad K. 2009. Nutrient content Kepok (Musa parasidiaca formatypica).
of tropical edible seaweeds, Eucheuma [Skripsi]. Makassar (ID): Program
cottonii, Caulerpa lentillifera and Studi Keteknikan Pertanian. Fakultas
Sargassum polycystum. Journal of Applied Pertanian. Universitas Hasanuddin.
Phycology. 21:75–80. Putri AM. 2014. Ekstraksi rumput laut cokelat
Merdekawati W, Susanto AB. 2009. Kandungan Sargassum sp. (CP 01) dan pengujian
dan komposisi pigmen rumput laut serta ekstrak sebagai inhibitor tirosinase.
potensinya untuk kesehatan. Squalen. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
4(2): 1-7. Bogor.
Miyazawa M. 2007. Inhibitory compound Rienoviar, Nashrianto H. 2010. Penggunaan
of tyrosinase activity from the sprout of asam askorbat (vitamin C) untuk
Polygonium hydropiper L. (Benitade). meningkatkan daya simpan sirup rosela
Biology Pharmaceutical Bulletin. 30: 595- (Hibiscus sabdariffa Linn.). Jurnal Hasil
597. Penelitian Industri. 3(1): 8-18.
Molyneux P. 2004. The use of the stable free Rohman A, Sumantri. 2013. Analisis
radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) Makanan. Yogyakarta (ID): Universitas
for estimating antioxidant activity. J. Sci. Gadjah Mada Pr., 138-182.
Technol. 26(2): 211-219. Salazar-Alanda R, Perez-Lopes L, Joel L, Noemi
Nurjanah, Hartanti, Nitibaskara RR. 1999. W. 2009. Antimicrobial and antioxidant
Analisa kandungan logam berat Hg, activities of plants from Northeast of
Cd, Pb, As, dan Cu dalam tubuh kerang Mexico. Sucursal Tecnol´ogico. 1: 1-6.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 643


JPHPI 2017, Volume 20 Nomor 3 Kandungan Senyawa Bioaktif Bubur Rumput Laut, Dolorosa et al.

Saputra R. 2012.Pengaruh konsentrasi alkali 116.


dan rasio rumput laut-alkali terhadap Svobodová A, Psotová J, Wal-terová D. Natural
viskositas dan kekuatan gel semi refined phenolic in the pre-vention of UV-
carrageenan (SRC) dari rumput laut induced skin damage, a review. Journal
Eucheuma cottonii. [Skripsi]. Makasar Biomed. Papers. 147: 137-145.
(ID): Universitas Hasanuddin. Syamsudin. 2013. Nutraseutikal. Yogyakarta
Sarikaya BB, Kalayar H. 2011. Quantitative (ID): Graha Ilmu.Vera. 2011. Analisis
determination of D-tocopherol and logam timbal (Pb), timah (Sn), dan
quality control studies in Sarcopoterium cadmium dalam buah lengkeng kemasan
spinosum L. Marmara Pharmaceutical kaleng secara spektrofometri serapan
Journal. 15: 7-10. atom. [Skripsi]. Depok (ID): Universitas
Sejati TKA. 2012. Perubahan komposisi kimia, Indonesia.
vitamin C, dan mineral pada pengukusan Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami & Radikal
genjer (Limnocharis flava). [Skripsi]. Bebas: Potensi dan Aplikasinya dalam
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kesehatan. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Seon-Heui C, Seok-Chun K, Daekyung K, Yanuarti R, Nurjanah, Anwar E, Hidayat
You-Jin J. 2011. Screening of marine algae T. 2017. Profil fenolik dan aktivitas
for potential tyrosinase inhibitor: Those antioksidan dari ekstrak rumput laut
inhibitors reduced tyrosinase activity and Turbinaria conoides dan Eucheuma
melanin synthesis in zebrafish. Journal of cottonii. Jurnal Pengolahan Hasil
Dermatology. 38: 354–363. Perikanan Indonesia. 20(2): 230-237.
Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Yunizal. 2004. Teknologi Pengolahan Alginat.
Farmasi. Bandung (ID): ITB, 55-130. Jakarta (ID): Pusat Riset Pengolahan
Suparmi, Sahri A. 2009.Mengenal potensi Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan
rumput laut : kajian pemanfaatan sumber Perikanan.
daya rumput laut dari aspek industri dan Zhang H, Zhou Q. 2013. Tyrosinase inhibitory
kesehatan. Sultan Agung XLIV. 118: 95- effects and antioxidative activities of
saponins from Xanthoceras Sorbifolia
Nutshell. PLoS ONE. 8(8): e70090.

644 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai