Anda di halaman 1dari 11

Jurnal

JurnalMarikultur
Marikultur, Tahun 2022. Vol 4 (No 1): 31-41 Fahruddin et al. (2022)
e-ISSN : 2830-5973
p-ISSN : 2355-8067

Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar


(Cherax quadricarinatus) dengan pemberian substrat yang berbeda

[Growt and Survival Rate of Freshwater Crayfish (Cherax quadricarinatus)


with Different Substrate]

Muh. Fahruddin, Adi Suriyadin, Heri Murtawan

Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati, Universitas Teknologi Sumbawa
Jalan Raya Olat Maras, Batu Alang, Moyo Hulu, Pernek, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 84371, Indonesia

*E-mail korespondensi: muh.fahruddin@uts.ac.id

ABSTRAK
Di Indonesia, belum banyak orang yang mengetahui keberadaan lobster air tawar. Hal ini wajar karena
lobster air tawar baru dirintis pada tahun 1991, namun ketersediaannya saat ini masih sangat kurang.
Permasalahan yang dihadapi para pembudidaya lobster air tawar saat ini adalah tingkat kelangsungan
hidup yang rendah, terutama pada stadia benih. Adapun beberapa cara untuk menjaga dan meningkatkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan lobster air tawar, antara lain dengan penggunaan substrat yang
sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air
tawar (Cherax quadricarinatus) dengan pemberian substrat dasar yang berbeda. Penelitian ini dilakukan
dengan metode eksperimental menggunakan RAL, dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Substrat
yang digunakan adalah kontrol (tanpa substrat), pasir hitam, pasir putih, tanah entisol, dan tanah vertisol.
Parameter yang diuji antara lain pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, tingkat
kelangsungan hidup dan kualitas air yang meliputi suhu, pH dan DO. Hasil analisis menunjukkan substrat
yang berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster
air tawar. Substrat yang baik untuk kelangsungan hidup benih lobster air tawar adalah pasir putih dan
tanah entisol.

Kata Kunci: Cherax quadricarinatus, Lobster air tawar, Substrat

ABSTRACT
In Indonesia, not many people know about the existence of freshwater crayfish. This is natural because
freshwater crayfish were only pioneered in the 90s, but their availability is still very lacking. The problem
faced by freshwater crayfish cultivators today is the low survival rate, especially at the seed stage. There
are several ways to maintain and improve the survival and growth of freshwater crayfish, including the
use of suitable substrates. This study aims to increase the growth and survival of freshwater crayfish
(Cherax quadricarinatus) by giving different basic substrates. This research was under ducted an
experimental method using RAL, with five treatments and three replications. The substrates used were
control (without substrate), black sand, white sand, entisol soil, and vertisol soil. Parameters tested
included absolute weight growth, absolute length growth, survival rate, and water quality including
temperature, pH, and DO. The results of the analysis showed that different substrates did not have a
significant effect on the growth and survival of freshwater crayfish. A good substrate for the survival of
freshwater crayfish white sand and entisol soil.

Key words: Cherax quadricarinatus, Crayfish, Substrate

31
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

PENDAHULUAN berkelahi dan menyebabkan peningkatan


resiko kematian.
Cherax quadricarinatus biasa disebut
Masalah lain yang dihadapi oleh
red claw, merupakan salah satu komoditas
pembudidaya saat ini adalah kelangsungan
perikanan yang bernilai ekonomis tinggi
hidup yang rendah, terutama pada saat stadia
baik untuk lobster konsumsi maupun lobster
benih. Ada pun beberapa cara untuk
hias. Udang ini di Indonesia baru dirintis
menjaga kelangsungan hidup dan
mulai tahun 1991 itu pun masih terbatas
pertumbuhan lobster air tawar, antara lain
dilakukan oleh beberapa pembudidaya
adalah dengan penggunaan substrat yang
karena kendala keterbatasn jumlah induk
sesuai. Peran substrat dasar perairan bagi
yang tersedia di pasaran dalam negeri pada
lobster air tawar adalah sebagai pendukung
saat itu (Lukito dan Prayugo, 2007).
penstabil kualitas air (suhu, pH, oksigen
Kajian mengenai lobster air tawar di
terlarut dan kadar ammoniak). Apabila
Nusa Tenggara Barat khususnya di
kondisi substrat habitatnya kurang sesuai,
Kabupaten Sumbawa belum banyak
maka dapat menghambat pertumbuhan
dilakukan. Selain permasalahan
bahkan kematian.
ketersediaan benih, kurangnya pengetahuan
Oleh sebab itu, untuk mendalami
masyarakat serta sifat kanibal yang
karakteristik substrat dasar yang cocok bagi
merupakan faktor utama tingginya
pertumbuhan lobster air tawar, maka
mortalitas dari pada udang air tawar ini.
penelitian ini akan difokuskan pada
Penelitian penggunaan substrat terhadap
penggunaan substrat dasar yang tepat, agar
pertumbuhan dan sintasan telah diuji pada
nantinya dapat dijadikan acuan dalam
benih lobster air tawar Cherax
budidaya lobster air tawar khususnya stadia
quadricarinatus (Hakim, 2007).
benih.
Namun sejauh ini belum banyak riset-
riset lanjutan terkait penggunaan substrat
METODE PENELITIAN
pada pembesaran lobster air tawar ini. Sifat
lain dari lobster air tawar adalah memiliki Waktu dan Tempat
kecenderungan untuk mempertahankan Penelitian ini dilaksanakan selama 42
wilayah teritorialnya sehingga mudah hari, mulai dari tanggal 10 Oktober sampai
dengan 30 November 2021. Bertempat di
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

Laboratorium Program Studi Ilmu tandon air. Air telebih dahulu dalam satu
Perikanan, Fakultas Ilmu dan Teknologi wadah gentong 130 L dan selanjutnya di
Hayati, Universitas Teknologi Sumbawa. aerasi.

Alat dan Bahan Persiapan Substrat


Alat yang digunakan dalam penelitian Substrat yang digunakan adalah
ini adalah akuarium 30x30x30 cm³, batu kontrol (tanpa substrat), pasir hitam, pasir
aerasi, thermometer, pH lakmus, DO meter, putih, tanah entisol, tanah vertisol. Tanah
mistar, timbangan analitik, bak tandon, yang digunakan adalah tanah dengan
pompa air, alat tulis dan kamera (HP). kandungan pH yang berada dalam batas
Adapun bahan-bahan yang digunakan yang layak untuk kehidupan lobster air
adalah benih lobster air tawar (Cherax tawar yaitu 6-8. Pengukuran pH tanah
quadricarinatus), pasir hitam, pasir putih, dilakukan dengan menggunakan pH lakmus
tanag entisol dan tanah vertisol serta air yaitu dengan mengukur pH larutan koloid
tawar. tanah. Tanah kemudian dikeringkan selama
24 jam. Setelah kering, tanah dimasukkan ke
Prosedur Penelitian
dalam akuarium dengan ketebalan 2 cm.
Persiapan Wadah Penelitian
Wadah penelitian yang digunakan Persiapan Shelter

berupa akuarium berukuran 30x30x30 cm³ Shelter yang digunakan berupa pipa

sebanyak 15 unit. Sebelum digunakan paralon berdiameter 1 inchi dengan panjang

terlebih dahulu wadah dibersihkan masing-masing 4-5 cm. Sebanyak 6 shelter

menggunakan air mengalir hingga bersih dimasukkan ke dalam masing-masing

dan didiamkan kering selama 12 jam. wadah pemeliharaan (Lukito dan Prayoga,

Selanjutnya wadah ditempatkan sesuai 2007).

dengan posisi yang telah ditetapkan


Pengisian Air

Media Pemeliharaan Air yang telah disediakan sebelumnya,

Media pemeliharaan yang digunakan dimasukkan ke dalam akuarium percobaan

berupa air tawar yang bersumber dari air hingga mencapai ketinggian ± 23 cm dari

tanah (air tanah) yang dipompa melalui

33
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

permukaan substrat dasar atau dengan aklimatisasi dimasukkan sedikit demi


volume air ± 20,7 L. sedikit dan selanjutnya dibiarkan selama 2-5
menit. Setelah proses aklimatisasi selesai
Pemasangan Perangkat Aerasi
dilakukan, lobster-lobster dalam kantong
Untuk menyuplai oksigen dalam
pengemasan dilepas seluruhnya ke dalam
media air, maka media pemeliharaan
wadah penampungan dan dibiarkan selama
dilengkapi dengan sistem aerasi. Semua
1 hari sebelum digunakan sebagai sampel
sistem ini sebelum digunakan diuji terlebih
penelitian.
dahulu untuk memastikan berfungsinya
secara normal sebelum digunakan dalam Pelaksanaan Penelitian
penelitian. Penebaran Benih
Benih lobster yang telah diaklimatisasi
Persiapan Hewan Uji
ditebar ke dalam akuarium percobaan
Benih lobster yang digunakan sebagai
dengan kepadatan 6 ekor/akuarium.
hewan uji diperoleh dari SPP Sigerongan
Penebaran benih dilakukan pada pagi hari
Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Benih
sekitar pukul 7.00-8.00 WITA.
yang digunakan berukuran ± 1 cm dengan
berat berkisar 1 g/ekor. Padat tebar yang Pemeliharaan
digunakan adalah 6 ekor dalam satu wadah Benih yang telah ditebar dipelihara
pemeliharaan (Lukito dan Prayoga, 2007). dalam akuarium percobaan dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali
Aklimatisasi Hewan Uji
per hari pada pukul 8.00-9.00 WITA dan
Benih yang didatangkan terlebih
pukul 15.00-16.00 WITA. Jenis pakan yang
dahulu di aklimatisasi agar tidak mengalami
diberikan berupa pakan komersil (pellet)
stres ketika dipindahkan ke lingkungan baru
dengan merek Bintang (42% protein)
(wadah penampungan). Benih dalam
sebanyak 5% dari total berat lobster per
kantong pengemasan dibiarkan dalam
akuarium. Banyaknya pakan yang diberikan
wadah aklimatisasi (akuarium berisi air
disesuaikan dengan pertambahan berat total
tawar dengan volume ± 20 L) selama 30
lobster per akuarium hasil pengukuran yang
menit, kemudian ikatan kantong
dilakukan tiap 7 hari.
pengemasan dibuka dan air media
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

Parameter Penelitian pemeliharaan. Survival rate dihitung


Pertumbuhan Bobot Mutlak menggunakan rumus menurut Muchlisin et
Pertumbuhan bobot mutlak adalah laju al. (2006) sebagai berikut :
pertumbuhan pada udang selama penelitian. SR = Nt/No x 100%
Pertumbuhan bobot mutlak dihitung untuk Keterangan :
SR : Kelangsungan Hidup (%)
mendapatkan pertambahan bobot biota yang
Nt : jumlah lobster akhir penelitian
dipelihara setiap harinya. Pertumbuhan (ekor)
No : jumlah lobster awal penelitian
bobot mutlak (W) dihitung menggunakan
(ekor)
rumus Muchlisin et al. (2016) sebagai
berikut : Kualitas Air
W = Wt – Wo Paramater kualitas air yang diukur
Keterangan : dalam penelitian ini meliputi suhu, pH dan
W : Pertumbuhan bobot mutlak (g)
oksigen terlarut.
Wt : bobot rata-rata pada waktu akhir (g)
Wo : bobot rata-rata pada waktu awal (g)
Analisis Data
Pertumbuhan Panjang Mutlak Data penelitian yang diperoleh
pertumbuhan panjang mutlak dianalisis menggunakan Analisis Varian
digunakan untuk menghitung pertambahan (ANOVA) dengan SPSS pada taraf
panjang udang selama pemeliharaan. signifikan 5% untuk mengetahui pengaruh
Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dari perlakuan dalam penelitian. Jika
menggunakan rumuas Mayana (2016) terdapat data yang menunjukkan pengaruh
sebagai berikut : nyata, maka akan diuji lanjut menggunakan
Pm = Lt – Lo uji Duncan.
Keterangan :
Pm : Pertumbuhan mutlak (cm) HASIL DAN PEMBAHASAN
Lt : panjang rata-rata akhir (cm)
Pertumbuhan Bobot Mutlak
Lo : panjang rata-rata awal (cm)
Hasil analisa pertumbuhan bobot
Tingkat Kelangsungan Hidup mutlak benih lobster air tawar yang
Kelangsungan hidup (survival rate) diperlihara selama 42 hari pada masing-
dinyatakan sebagai persentase dari semua masing perlakuan memperlihatkan nilai
benih lobster yang hidup selama yang berbeda beda (Gambar 1).

35
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

Ruswahyuni dan Nata (2010) menambahkan


bahwa keberadaan bahan organik bersumber
Pertumbuhan Bobot Mutlak (g)
8.0
7.0 6.1 6.2
5.3 5.5 5.6
6.0 pada pembusukkan sisa hewan yang telah
5.0
4.0 mati. Bahan organik merupakan sumber
3.0
2.0
1.0 nutrien bagi biota perairan yang umumnya
0.0
terdapat pada substrat dasar sehingga
ketergantungan bahan organik sangat besar
(Amin dan Marwan, 2012).
Perlakuan
Menurut Rouse (1977), habitat alami
Gambar 1. Pertumbuhan Bobot Mutlak Cherax jenis red claw adalah wilayah tropis
Australia bagian utara yaitu daerah
Berdasarkan hasil analisis anova yang
Queensland. Genus Cherax yang ada di
telah dilakukan dalam penelitian ini, bahwa
Danau Paniai, Irian Jaya hidup di dasar
pertumbuhan bobot mutlak penggunaan
perairan dan kadangkadang membenamkan
jenis substrat yang berbeda tidak
diri di lumpur. Menurut Holthuis (1949),
memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05).
Cherax dapat hidup di daerah dataran rendah
Pertumbuhan bobot mutlak penggunaan
maupun dataran tinggi. Mereka cenderung
substrat yang berbeda terbaik dalam
bersembunyi di celah dan rongga bebatuan,
penelitian ini adalah perlakuan substrat
potongan pohon dan di antara akar tanaman
tanah vertisol yang merupakan tanah vertisol
rawa (Iskandar, 2003).
(Gambar 1). Tingginya pertumbuhan bobot
mutlak pada pemberian tanah vertisol Pertumbuhan Panjang Mutlak
dikarenakan jenis tanah ini merupakan Hasil analisa pertumbuhan panjang
tanah yang banyak dijumpai pada sungai mutlak benih lobster air tawar selama 42 hari
yang merupakan habitat lobster air tawar. masa pemeliharaan menunjukkan adanya
Sembiring (2008) mengatakan bahwa perbedaan nilai pada masing-masing
kandungan bahan organik menggambarkan perlakuan substrat yang berbeda (Gambar
tipe, substrat, dan kandungan nutrisi di 2).
dalam perairan. Tipe substrat berbeda-beda
seperti pasir, lumpur, dan tanah liat.
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

Pertumbuhan Panjang Mutlak 4.00 3.51 3.33 3.48 Sjafei et al. (1989) dalam Priyanto et al.
3.20 3.25
3.50
3.00 (2016), bahwa pertumbuhan udang dapat
2.50
2.00 dipengaruhi oleh kemampuan memanfaat-
(cm)

1.50
1.00
0.50 kan makanan. Kurangnya pemanfaatan
0.00
makanan oleh udang juga secara tidak
langsung akan memperlambat proses
pertumbuhan pada udang. Dengan
Perlakuan
demikian, proses pertumbuhan menjadi
Gambar 2. Pertumbuhan Panjang Mutlak tidak optimal akibat pemanfaatan pakan

Berdasarkan hasil analisis anova yang tidak maksimal.

dalam penelitian ini bahwa pertumbuhan


Tingkat Kelangsungan Hidup
panjang mutlak benih lobster ait tawar
Hasil analisa tingkat kelangsungan
dengan pemberian substrat yang berbeda
hidup benih lobster air tawar yang dipelihara
tidak memberikan pengaruh yang nyata
selama 42 hari menunjukkan perbedaan
(p>0,05). Jika dilihat dari hasil pertumbuhan
pada masing-masing perlakuan pemberian
panjang mutlak pemberian substrat yang
substrat yang berbeda (Gambar 3).
berbeda memperlihatkan kecenderungan
120 89
Tingkat Kelangsungan Hidup (%)

pertumbuhan yang baik hal ini dikarenakan 78 89 78


100 83
sifat dari pada lobster air tawar yang 80
60
memiliki kecenderungan hidup pada daerah 40
20
berpasir, berbatu dan tanah. Selain itu faktor 0
pertumbuhan juga sangat dipenagruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Seperti yang
dikemukakan oleh Lagler et al. (1962)
Perlakuan
dalam seperti pakan, padat tebar, kualitas air
Gambar 3. Tingkat Kelangsungan Hidup
dan genetik. Selain faktor di atas juga tingkat
pemanfaatan pakan merupakan salah satu Tingkat kelangsungan hidup benih
faktor penting yang mempengaruhi lobster air tawar dengan penggunaan
pertumbuhan panjang mutlak benih lobster substrat yang berbeda berada pada kisaran
air tawar. Seperti yang dikemukakan oleh rata-rata 77-89 %. Persentase kelangsungan

37
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

hidup tertinggi secara berturut-turut yang berukuran besar pada fraksi pasir
ditunjukkan pada perlakuaan substrat pasir membuat bahan organik juga dengan mudah
putih dan tanah entisol, di mana kedua lolos dan tidak terikat atau tertahan pada
perlakuan subtrat tersebut memiliki tingkat sedimen. Murdiyanto (2003) menambahkan
persentase kelangsungan hidup yang sama substrat berpasir akan menampakkan
yaitu 88,89%, perlakuan subtrat pasir hitam kandungan.
83,33% dan diikuti dengan perlakuan tanpa
Kualitas Air
substrat (kontrol) dan tanah vertisol pada
Hasil pengukuran parameter kualitas
tingkat yang sama yaitu sebesar 77,78%.
air dilakukan pada setiap perlakuan selama
Tingginya persentase kelangsungan hidup
penelitian menunjukkan bahwa suhu 28°C.
ini sesuai dengan pernyataan Sofiandi
Hal ini tidak berbeda dari pernyataan Iriana
(2002) bahwa penggunaan substrat vertikal
et al. (2006) bahwa suhu optimal bagi benih
dan horizontal akan menurunkan tingkat
lobster air tawar ialah 28 °C, sebab pada
kematian, masing-masing 45,5% dan 34%,
suhu tersebut benih lobster mengalami
sedangkan untuk yang tidak menggunakan
tingkat adaptasi paling baik dalam
substrat tingkat kematiannya adalah sebesar
menggunakan energi yang ada untuk
67,6%. Dengan penambahan substrat pada
pertumbuhan. Menurut Wardoyo dan
wadah pemeliharaan, maka luas permukaan
Djokosetiyanto (1988), suhu air dapat
akan semakin bertambah, sehingga udang
mempengaruhi sintasan, pertumbuhan
akan lebih leluasa dalam bergerak dan
morfologis, siklus reproduksi, tingkah laku,
mudah untuk mencari tempat berlindung
pergantian kulit atau moulting dan
untuk berganti kulit tanpa mengalami
metabolism tubuh. Hal ini juga didukung
persaingan yang tinggi.
oleh pernyataan Santoso (2008), bahwa pada
Hal ini sesuai dengan pendapat
suhu yang rendah proses metabolisme pada
Murdiyanto (2003) yang menyatakan
tubuh lobster air tawar rendah dan semakin
bahwa, kandungan oksigen relatif lebih
tinggi suhu maka proses metabolism
tinggi pada substrat dasar berpasir bila
semakin tinggi pula.
dibandingkan dengan substrat yang lebih
Nilai pH merupakan salah satu sifat
halus. Tetapi disisi lain justru fraksi berpasir
kimia perairan yang secara langsung
mengandung sedikit bahan organik. Pori
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan KESIMPULAN


sintasan (Boyd, 1990). Nilai pH selama Berdasarkan hasil penelitian yang
pemeliharaan berada pada kisaran yang telah dilakukan bahwa penggunaan jenis
mampu mendukung pertumbuhan benih substrat yang berbeda tidak memberikan
lobster air tawar. Sesuai dengan penelitian pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot
Kurniasih (2008), pH yang sesuai untuk mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan
mendukung kehidupan lobster yang layak
tingkat kelangsungan hidup. Substrat dasar
berkisar antara 6,5-9,0. Nilai pH air untuk yang baik untuk kelangsungan hidup benih
pertumbuhan lobster air tawar berkisar lobster air tawar dalam penelitian ini yaitu
antara 7-8. Jika pH kurang dari kisaran pasir putih dan tanah entisol.
tersebut lobster air tawar akan mengalami
stres (Suryaningrum et al., 2007). DAFTAR PUSTAKA
Oksigen terlarut dalam air merupakan Amin, I. N. dan Marwan. 2012. Kandungan
unsur penting untuk menunjang Bahan Organik Sedimen dan
Kelimpahan Makrozoobenthos
metabolisme Lobster. Setiawan (2006) Sebagai Indikator Pencemaran
menyatakan jika jumlah oksigen dalam air Perairan Pantai Tanjung Uban
Kepulauan Riau. Laboratorium Kimia
terbatas atau <5 ppm, Lobster akan sulit Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu
berganti kulit dan akan menghambat Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru.
pertumbuhan. Kandungan oksigen terlarut Arifin, Z dan Rupawan. 1997. Pertambahan
selama penelitian berkisar antara 6,67-7,2 Bobot dan Tingkat Sintasan Ikan
Betutu dengan Pemberian Pakan yang
ppm, kondisi ini sangat baik bagi
Berbeda. Jurnal Perikanan Indonesia
kelangsungan hidup dan pertumbuhan 3. Hlm. 22-26.
Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for
lobster air tawar. Menurut Iskandar (2003) Aquaculture, Agricultural Experiment
Lobster air tawar capit merah dapat Station. Auburn University. Auburn.
Alabama. The USA. 482 pp.
mentolerir konsentrasi oksigen terlarut Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi
sampai 3 ppm. Widha (2003) menambahkan Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
112 hlm.
lobster memerlukan oksigen untuk Frost, J.V. 1975. Australian Crayfish. Paper
pembakaran makanan sehingga terbentuk from The Second International
Symposium on Freshwater Crayfish.
energi untuk pertumbuhan, reproduksi, dan Lousiana State University, Baton
beraktivitas Rouge, Lousiana. p. 87—96.

39
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

Hakim, R.R. 2007. Optimalisasi Rouse, D.B. 1977. Production of Australian


Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Red Claw Crayfish. Auburn
Lobster Air Tawar (cherax University. Alabama. USA. 11 pp.
quadricarinatus) Dengan Penggunaan Ruswahyuni dan W. Nata. 2010. Populasi
Jenis Substrat Dasar Yang Berbeda. Hewan Makrobenthos pada Tanah
Naskah Publikasi Penelitian Gambut di Perairan Rawa Pening.
Pengembangan Ipteks; Fakultas Jurnal Saintek Perikanan. 4(2): 40 –
Peternakan Perikanan Universitas 46.
Muhammadiyah Malang. Santoso, R. 2008. Total Dissolved Solids.
Holthuis, L.B. 1949. Decapoda Macrura (http://airreverseosmosis.wordpress.c
with Revision of the New Guinea om/2008/12/30/ total-dissolved-
Parastacidae. Zoological Results of solids/ diakses pada tanggal 28 juni
the Dutch New Guinea Expedition. 2014)
Nova Guinea. New Ser. 5: 289-328. Sembiring. 2008. Keanekaragaman dan
Iskandar. 2003. Budidaya Lobster Air Kelimpahan Ikan serta kaitannya
Tawar. Agromedia Pustaka. Jakarta. dengan faktor Fisik Kimia. Diambil
Kurniasih. 2008. Peranan Pengapuran dan dari www.repositort.usu.ac.id pada 26
Faktor Fisika Kimia Air Terhadap November 2018.
Pertumbuhan dan Sintasan Lobster Air Setiawan, 2006. Teknik Pembenihan Dan
Tawar (Cherax sp). Balai Riset Cara Cepat Pembesaran Lobster Air
Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor Tawar. PT. Agromedia Pustaka.
Lagler KF, Bardach, J.E. and Miller, R.R. Jakarta.
1962. Ichthyology, 545. John Willey Sjafei, D.S, Rahardjo, M.F, Affandi, R,
and Sons, Inc., New York. Sulistiono. 1989. Ikhtiologi.
Lukito dan Prayugo, 2007. Panduan Manajemen Sumber daya Perairan.
Lengkap Lobster Air Tawar. Penebar Fakultas Perikanan. Institut Pertanian
Swadaya. Jakarta. Bogor. Bogor. (tidak dipublikasikan)
Muchlisin, Z.A., A.A. Arisa., A. A. Sofiandi, A. 2002. Pengaruh Perbedaan
Muhammadar., N. Fadli., I.I. Arisa., Shelter Terhadap Pertumbuhan dan
M. N. Siti-Azizah. 2016. Growth Kelangsungan Hidup Udang Galah
performance and feed utilization of (Macrobachium rosenbergii de Man).
keureling (Tortambra) fingerlings fed Program Studi Budidaya Perairan.
a formulated diet with different doses Fakultas Perikanan dan Ilmu
of vitamin E (alpha-tocopherol). Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Archives of Publish Fisheries, (23) : Storer, T.I. and Usinger. 1961.Element of
47-52. Zoology. Second Edition. McGraw-
Priyanto, Y. dan Mumpuni, F.S. 2016. Hill Books Company Inc. 463 pp.
Influence Of Almond Leaf ( Suryaningrum, T.D., Ikasari, D.,
Terminalia catappa ) Against Growth Peranginangin, R., Muljanah, I.,
And Survival Rate Of Nile Tilapia ( Murniyati., dan Syamdidi. 2007.
Oreochromis niloticus ) FRY Laporan Teknis Riset Peningkatan
MATERI DAN METODE Waktu dan Nilai Tambah Udang dan Ikan Air
Tempat Penelitian Alat dan Bahan Tawar. Balai Besar Riset Pengolahan
Metode Penelitian. 44–50. Produk dan Bioteknolgi Kelautan dan
Perikanan Jakarta. 96 pp.
Jurnal Marikultur Fahruddin et al. (2022)

Wardoyo, T.H dan Djokosetiyanto, D. 1988. Wirabakti, C.M. 2006. Laju Pertumhan Ikan
Pengelolaan kualitas air di tambak Nila Merah Yang Dipelira Pada
udang. Fakultas Perikanan. IPB. Perairan Rawa Dengan Keramba dan
Bogor. Kolam.
Widha W. 2003. Beberapa Aspek Biologi http://google.com,/jurnal.upr.ac.id.
Reproduksi Lobster Air Tawar Jenis diakses tanggal 30 Oktober 2018
Red Claw (Cherax quadricarinatus, pukul 16.00 WIB.
Von Martens; Crustace; Parastacidae). Wiyanto dan Hartono, 2007. Lobster Air
Tesis. Bogor. Sekolah Pascasarjana. Tawar, Pembenihan dan Pembesaran.
IPB. Penebar Swadaya. Jakarta.

41

Anda mungkin juga menyukai