Anda di halaman 1dari 21

METODE

PENELITIAN
BIOINDIKATOR

Dr. Dining Aidil Candri, S.Si., M.Si


TERUMBU KARANG
SEBAGAI
BIOINDIKATOR

´ Terumbu parang sangat sensitif terhadap perubahan suhu, adanya pembuangan panas sisa industri ataupun aktivitas
antropogenik lainnya ke perairan akan dapat meningkatan kenaikan suhu air, kenaikan suhu air inlay yang dapat
menyebabkan krusakan pada terumbu karang berupa hambatan dalam pertumbuhan, metabolisme dan coral
bleaching atau pemutihan karang
´ Coral bleaching adalah proses menghilangnya warna karang menjadi putih yang diakibatkan oleh degradasi
populasi zooxanthellae yang bersimbiosis dengan karang. Degradasi ini menyebabkan karang menjadi mati dan
fungsinya dalam mereduksi emisi karbon, dan tempat tinggal serta berkembang biak biota laut menjadi hilang.
´ Karang yang berada di daerah yang mengalami kenaikan suhu akibat air bahang di dominasi oleh karang dengan
sifat adaptif stress tolerator yg dimiliki oleh karang2 masif, sedangkan karang yang berada di perairan dengan suhu
optimum memiliki komposisi karang dari tipe adaptif stress tolerator, rudera dan kompetitor. Salah satu jenis
karang yg bersifat ruderal adaah karang bercabang.
´ Suhu ideal karang tumbuh ialah 26 – 30 ℃, dengan batas ambang ekologi yang dapat ditolerir karang untuk
pertumbuhan yang optimum adalah 32℃
Metode Sampling

Untuk melihat status kesehatan karang


berdasarkan warna koloni dapat dilakukan
dengan snorkelling menggunakan metode
jelajah, metode ini bertujuan untuk
memaksimalkan hasil penelitian atau
mendekati kondisi alami yang ada.
Identifikasi jenis terumbu karang
menggunakan metode Coral Finder. Metode
ini menggunakan kunci indentifikasi
berdasarkan sifat hidup, karakteristik lifeform
sampai karakteristik koralit terumbu karang.
Metode yang digunakan untuk identifikasi
kesehatan koloni terumbu karang berdasarkan
warna dominan koloni jenis karang
menggunakan Metode Coral Watch
Metode Sampling

Metode ini digunakan dengan cara mencocokkan


warna dominan koloni terumbu karang dengan
warna yang ada pada kartu diagram Coral Watch.
Warna berkode A-D1 s/d A-D6 menunjukkan
tingkat kesehatan koloni terumbu karang dari
yang paling buruk (mati) sampai dengan paling
sehat (Siebeck et al. 2008).

Kesehatan karang berdasarkan skor warna yang


telah ditetapkan oleh coralwatch ini dibagi
menjadi 6 level. Terumbu karang yang sehat
memiliki skor lebih dari 3 sedangkan kondisi
karang yang tidak sehat sampai dengan bleaching
memiliki skor kurang dari 3 (Reid et al., 2011).
Metode Sampling

Tahapan identifikasi karang menggunakan Coral Watch:

Dipilih 10 koloni dari setiap Denis terumbu karang yang


ditemukan dan ukuran koloninya cukup besar sehingga
mudah diidentifikasi

Dipilih bagian karang dengan warna termuda dari kolono


terumbu karang yang diidentifikasi kesehatannya.
Hindari memilihi pucuk cabana karang arena warna
pucuk cenderung selalu berwarna putih pucat

Dibandingkan tabel Warna karang dengan Daerah karang


yang eiamati. Diputar tabel hing megmperoleh Warna
yang sesuai atau yang paling dekat dengan warna karang
yang diamati

Dictate kode warna karang dan tipe life form karang yang
diamati pada lumbar kern

Diulangi Langkah 1-4 untuk bahian karang yang berwarna


paling tua
BENTOS SEBAGAI
BIOINDIKATOR

´ Bentos dapat dijadikan sebagai biomonitor kualitas perairan karena memiliki respon yang cepat
dan berbeda-beda terhadap perubahan lingkungan yang disebabkan oleh adanya pengaruh bahan
pencemar. Adanya pencemar ini akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahan bentos.
´ Bentos merupakan organ sme akuatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif
lambat dan menetap serta daur hidupnya relatif lama sehingga hewan tersebut mempunyai
kemampuan merespon kondisi kualitas air secara terus menerus (Mason, 1993 dalam
Setiawan, 2010 ).
´ Bentos bersifat ubiquitous yaitu sebarannya luas, jumlah spesies lebih banyak dapat
memberikan spektrum respon terhadap tekanan lingkungan
´ Beberapa jenis Gastropoda sensitif terhadap perubahan lingkungan, ditandainya dengan peledakan
jumlah populasinya pada perairan yang tercemar
Metode Sampling Benthos

Pengambilan sampel bentos dilakukan menggunakan


metode eksplorasi atau metode jelajah, yaitu pengamatan
dan pengambilan sampel secara langsung pada lokasi
penelitian.
Pengambilan sampel secara acak terpilih (Purposive
random sampling) dengan Ekman Dredge dan dengan
tangan secara langsung. Sampel dari substrat yang
terdapat dalam Ekman Dredge dipindahkan ke dalam
ember berisi air, kemudian disaring dengan penyaringan
(sieve) 0.5 mm. Sampel bentos yang tersaring
dimasukkan ke dalam botol berisi formalin 4% atau
alkohol 70% dan diberi label. Untuk Makroinvetrtebrata
bentos pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
menggunakan Suber net seperti pada daerah alirah
sungan

Sampel makrozoobentos dibawa ke laboratorium untuk diamati


dan diidentifikasi. Sampel yang sudah dikenali diidentifikasi di
lapangan dianalisis dengan Indeks keanekaragaman
ShannonWinner (‘H) dan indeks Dominansi Simpson (D).
Metode Sampling Benthos

Sampling dilakukan dengan metode direct


random sampling pada sekitar lokasi
penelitian pada saat air dalam keadaan
surut. Semua spesies makrozoobentos yang
ditemukan (yang masih hidup) diambil di
bagian jaringan tubuhnya untuk dianalisis
kandungan logam berat. Sementara itu,
cangkang dikumpulkan dalam tempat yang
berbeda untuk digunakan sebagai bahan
identifikasi dan pengukuran biometrik
(khusus untuk spesies tertentu).

Data pendukung lainnya berupa data parameter


lingkungan seperti suhu, salinitas, kecerahan,
kedalaman, kecepatan arus oksigen terlarut dan
pH
Metode sampling Bentos
Sea Grass as Bioindicators

´ Beberapa peranan ekosistem Lamun:


1. sebagai phytoremediator, membersihkan wilayah perairan dengan mengabsorpsi
logam yang larut dalam air
2. menjaga garis panai dengan mengurangi erosi (short and Coles, 2001)
3. sebagai tempat memijah, berkembang biak dan mencari makan bagi beberapa Jens
biota laut
4. menstabilkan sedimen dari arus dan gelombang (sediment trap)
5. memiliki produktifitas yang tinggi, menfiksasi karbon di kolom air sebagian masuk
ke sistem rantai makanan dan sebagian tersimpan dalam biomassa dan sedimen
Seagrassbed as Bioindicators in coastal area
Beberapa spesies Lamun yang berperan sebagai bioindikator: Cymodoceae
rotundata, Enhalus acoroides, dan Thallasia hemprichii dapat
mengabsorpsi logam berat seperti Cu, Cd, Pb and Zn (Li & Huang, 2012),
spesies Zostera capriconi mengabsorpsi logam berat Cd, Cu, Pb, Se and Zn
(Rappe, 2010), Halophila ovalis sebagai bioindikator perairan estuaria (River
Science 2013).
Metode Sampling Lamun

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode


purposive sampling, dengan pemasangan garis transek
secara tegak lurus garis pantai, kuadran plot berukuran
50x50 cm2 diletakkan secara sistematik dengan jarak antar
kuadran 10 m atau tergantung kondisi. Jarak antar transek
50-100 m atau tergantung kondisi.

Parameter yang diambil di setiap stasiun penelitian


adalah persentase tutupan lamun secara estimasi visual
berdasarkan panduan persentase tutupan lamun standar
Seagrass Watch (McKenzie et al. 2003).

Analisis struktur komunitas lamun dilakukan dengan


menghitung komposisi jenis lamun, frekuensi jenis dan
frekuensi relatif, kerapatan jenis dan kerapatan relatif,
penutupan jenis dan penutupan relatif. Untuk menduga
keseluruhan dari peranan suatu jenis lamun dilakukan
perhitungan indeks nilai penting. Dilanjutkan dengan
analisis kriteria baku kerusakan dan status ekosistem
lamun berdasarkan Kepmen LH No. 200 tahun 2004.
Seagrassbed as Bioindicators in coastal area

Bagian tumbuhan lamun yang dianalisis terbagi menjadi daun, rimpang,


akar, buah, biomassa atas, biomassa bawah, dan biomassa total. Analisis
konsistensi kemampuan lamun sebagai bioakumulator logam berat
dinyatakan dengan adanya efek akumulasi dan non akumulasi. Data dianalisis
dengan cara menggabungkan hasil dari semua species lamun terhadap jenis
logam berat yang sama dengan kategori sebagai berikut:
1) *** : > 90% penelitian menyatakan hasil yang
sama
2) ** : 80-89& penelitian menyatakan hasil yang
sama
3) * : 70-79% penelitian menyatakan hasil yang sama.
Analisis kandungan logam berat pada Lamun

Sampel lamun dari lapangan diambil dan disimpan pada wadah tertutup
berupa cool box dengan suhu -20C dan dianalisis di laboratorium. Daun,
rhizome dan batting lamun dikeringkan pada suhu ruang sampai mencapai
berat konstan. Sampel lamun dihaluskan menggunakan mortar sampan
menjadi serbuk homogen. Selanjutnya sampel lamun yang Sudan homogen
dicampurkan dengan HNO3. Campuran keduanya diinkubasi selama 1 jam di
dalam waterbath pada suhu 100C, setelah itu didinginkan dan disaring,
kemudian dieencerkan dengan 15 mL air. Kemudian dilakukan uji AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometer) untuk elihat kandungan logam yang
ada pada lamun
Plankton Sebagai Bioindikator

• Keberadaan plankton baik zooplankton maupun fitoplankton di suatu


perairan dapat menentukan tingkat kesuburan perairan tersebut, sehingga
plankton dapat dijadikan sebagai bioindikator lingkungan perairan
• Zooplankton sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan
• Setiap spesies plankton memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda
terhadap perairan. Beberapa genus fitoplankton dapat hidup pada perairan
yang trecemar limbah organik seperti Stigeoclon tenue, Fragilaria,
Synedra, Chlorella, Chlamydomonas, Oscillatoria dan pormidium
• Beberapa genus fitoplankton yang menunjukkan suatu perairan tidak
tercemar seperti Navicula, Ulothrix, Cladophora
Metode Sampling Plankton

Pengambilan sampel plankton dapat bersifat deskriptif


kuantitatif. Penentuan titik sampling plankton
menggunakan metode purposive sampling dengan
pemilihan titik stasiun didasarkan pada lokasi yang
berkaitan dengan aktivitas antropogenik masyarakat.

Pengambilan sampel plankton dilakukan pada tiga


stasiun, masing-masing stasiun terbagi menjadi tiga sub
stasium atau titik sampling dengan jarak antar sub
stasiun yakni 10 m. Setiap titik sampling dilakukan tiga
kali pengulangan.

Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan


mengambil sampel air sebanyak 100L kemudian
dituangkan ke dalam plankton net berukuran mata
jaring 25 µm. Hasil pemekatan air yang tersaring
dipindahkan pada botol sampel berukuran 100 mL
yang sebelumnya sudah berisi larutan formalin 4%
sebanyak 5mL. masing-masing botol sampel diberikan
label selanjutnya disimpan dalam coolbox untuk
selanjtnya diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10x10 dan 40x10

Anda mungkin juga menyukai