PENELITIAN
BIOINDIKATOR
´ Terumbu parang sangat sensitif terhadap perubahan suhu, adanya pembuangan panas sisa industri ataupun aktivitas
antropogenik lainnya ke perairan akan dapat meningkatan kenaikan suhu air, kenaikan suhu air inlay yang dapat
menyebabkan krusakan pada terumbu karang berupa hambatan dalam pertumbuhan, metabolisme dan coral
bleaching atau pemutihan karang
´ Coral bleaching adalah proses menghilangnya warna karang menjadi putih yang diakibatkan oleh degradasi
populasi zooxanthellae yang bersimbiosis dengan karang. Degradasi ini menyebabkan karang menjadi mati dan
fungsinya dalam mereduksi emisi karbon, dan tempat tinggal serta berkembang biak biota laut menjadi hilang.
´ Karang yang berada di daerah yang mengalami kenaikan suhu akibat air bahang di dominasi oleh karang dengan
sifat adaptif stress tolerator yg dimiliki oleh karang2 masif, sedangkan karang yang berada di perairan dengan suhu
optimum memiliki komposisi karang dari tipe adaptif stress tolerator, rudera dan kompetitor. Salah satu jenis
karang yg bersifat ruderal adaah karang bercabang.
´ Suhu ideal karang tumbuh ialah 26 – 30 ℃, dengan batas ambang ekologi yang dapat ditolerir karang untuk
pertumbuhan yang optimum adalah 32℃
Metode Sampling
Dictate kode warna karang dan tipe life form karang yang
diamati pada lumbar kern
´ Bentos dapat dijadikan sebagai biomonitor kualitas perairan karena memiliki respon yang cepat
dan berbeda-beda terhadap perubahan lingkungan yang disebabkan oleh adanya pengaruh bahan
pencemar. Adanya pencemar ini akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahan bentos.
´ Bentos merupakan organ sme akuatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif
lambat dan menetap serta daur hidupnya relatif lama sehingga hewan tersebut mempunyai
kemampuan merespon kondisi kualitas air secara terus menerus (Mason, 1993 dalam
Setiawan, 2010 ).
´ Bentos bersifat ubiquitous yaitu sebarannya luas, jumlah spesies lebih banyak dapat
memberikan spektrum respon terhadap tekanan lingkungan
´ Beberapa jenis Gastropoda sensitif terhadap perubahan lingkungan, ditandainya dengan peledakan
jumlah populasinya pada perairan yang tercemar
Metode Sampling Benthos
Sampel lamun dari lapangan diambil dan disimpan pada wadah tertutup
berupa cool box dengan suhu -20C dan dianalisis di laboratorium. Daun,
rhizome dan batting lamun dikeringkan pada suhu ruang sampai mencapai
berat konstan. Sampel lamun dihaluskan menggunakan mortar sampan
menjadi serbuk homogen. Selanjutnya sampel lamun yang Sudan homogen
dicampurkan dengan HNO3. Campuran keduanya diinkubasi selama 1 jam di
dalam waterbath pada suhu 100C, setelah itu didinginkan dan disaring,
kemudian dieencerkan dengan 15 mL air. Kemudian dilakukan uji AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometer) untuk elihat kandungan logam yang
ada pada lamun
Plankton Sebagai Bioindikator