Anda di halaman 1dari 9

Kadar Alginat Rumput Laut yang Tumbuh di Perairan Laut Lombok (Widyastuti)

KADAR ALGINAT RUMPUT LAUT YANG TUMBUH DI PERAIRAN LAUT


LOMBOK YANG DIEKSTRAK DENGAN DUA METODE EKSTRAKSI

Alginate Content of the Seaweeds Grown in Coastal Zone of


of Lombok
Extracted by Two Extraction Methods

Sri Widyastuti

Program Studi Tenologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram


Jl. Majapahit 62 Mataram Lombok 81325
Email: widysri@yahoo.com

ABSTRACT

Many researchers reported that seaweeds are important sources of alginate. This
article reports on alginate content of seaweeds grown in coastal zone of Lombok extracted
by two methods. The seaweeds were collected at several sampling points in coastal zone
of Lombok, identified and analyzed their alginate content. The result shows that there
were no significant different in alginate content of samples extracted using both
procedures. However, only the brown species produced alginate. The alginate content
more than 10% was obtained from the species of Padina sp., Dictyota sp. 1, Dictyota sp. 2,
Sargassum polycistum 1, Turbinaria ornate, and Turbinaria murayana. Whereas, the
alginate content less than 10% obtained from the species of Sargassum aquifolium,
Sargassum sp., Turbinaria conoides, S. crassifolium, S. polycistum 2, S. Cristaefolium,
and Hormophysa sp.. Therefore, it can be concluded that only the brown seaweeds had
potency as alginate sources. It needed to analyze physical and chemical characteristics of
this alginate related to its quality and functional application.

Keywords: alginate, seaweed, extraction methods

PENDAHULUAN masyarakat pesisir mengenal komoditi


laut tersebut, telah dimanfaatkan sebagai
Indonesia dikenal sebagai negara sumber makanan, dengan
maritim dengan panjang pantai sekitar mengkonsumsinya secara langsung, dan
81.000 km, meiliki kawasan laut yang diproses menjadi berbagai bentuk pangan
mengandung sumberdaya hayati yang olahan. Dengan kemajuan ilmu
sangat besar dan keanekaragaman tinggi pengetahuan dan teknologi, maka rumput
(Dahuri, 2003). Salah satu sumberdaya laut diketahui mengandung senyawa
hayati laut yang sangat potensial untuk hidrokolid, senyawa bioaktif dan
dikembangkan karena memiliki nilai berbagai senyawa penting lainnya. Sejak
ekonomis tinggi adalah rumput laut, yang saat itu, komoditi tersebut diketahui
juga dikenal di masyarakat dengan nama memiliki nilai ekonomis tinggi dan
rumput laut (seaweed). Mengingat dikembangkan secara komersial. Dunia
potensinya yang demikian besar, maka industri telah mengolah rumput laut
”Departemen Kelautan dan Perikanan menjadi sekitar 500 jenis produk olahan
RI”, telah menjadikan rumput laut dan berhasil dikembangkan secara
sebagai salah satu komoditi unggulan komersial, seperti agar-agar, puding,
program revitalisasi kelautan. obat-obatan, kosmetik, pasta gigi,
Rumput laut telah lama shampoo, kertas, tekstil, dan pelumas
dimanfaatkan oleh masyarakat dan dunia pada pengeboran sumur minyak (Anonim,
industri untuk berbagai keperluan. Sejak 2003).

144
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 3 (Desember 2009) 144-152

Pemanfaatan rumput laut untuk Barat (NTB) mengandung sekitar 69


keperluan berbagai industri sangat spesies rumput laut (Sunarpi et al.,
tergantung pada kandungan senyawa 2006). Beberapa spesies diantaranya
penting di dalamnya, sifat fisik dan sifat dilaporkan mengandung karaginan
kimia senyawa tersebut. Rumput laut (Widyastuti, 2008) dan agar (Widyastuti,
merah (Rhodophyceae) telah dilaporkan 2009). Namun demikian, sampai dengan
oleh peneliti sebelumnya mengandung saat ini, belum ada publikasi ilmiah yang
karaginan (Widyastuti, 2008) dan agar melaporkan kandungan alginat pada
(Widyastuti, 2009). Karena itu, tidaklah spesies rumput laut yang tumbuh di
mengherankan kalau rumput laut merah perairan NTB tersebut. Artikel ini
banyak dimanfaatkan dalam berbagai melaporkan kadar alginat spesies rumput
industri, seperti pangan, kimia dan obat- laut Strain Lombok yang diekstraksi
obatan (Istini et al., 2008). Berdasarkan menggunakan dua metode ekstraksi.
kenyataan tersebut, rumput laut merah Informasi yang dikandung pada artikel ini
penghasil karaginan dan agar, seperti diharapkan dapat dijadikan dasar
Eucheuma dan Gracilaria, telah pengembangan rumput laut penghasil
dibudidayakan secara komersial di alginat, dalam rangka untuk memenuhi
seluruh Indonesia. kebutuhan alginat dalam negeri.
Selain karaginan dan agar, rumput
laut juga dilaporkan mengandung METODE PENELITIAN
senyawa alginat, suatu polimer yang
terdiri atas manuronat dan guluronat Desain, waktu,
waktu, dan lokasi penelitian
(Anonim, 2003). Senyawa ini merupakan Sebagaimana dilaporkan
polimer murni dari asam uronat, tersusun sebelumnya (Widyastuti, 2009abc),
dalam bentuk rantai linier panjang metode yang digunakan dalam penelitian
(Winarno, 1996). Alginat telah banyak ini adalah metode deskriptif. Lokasi
dimanfaatkan oleh berbagai industri sampling ditentukan atas dasar survei
sebagai bahan pengental (Bangun, 2001), perbedaan kondisi ekosistem perairan
pengatur keseimbangan, pengemulsi dan laut di setiap wilayah, dan pada setiap
pembentuk lapisan tipis tahan minyak lokasi, ditetapkam empat titik sampling
(Hira dan Eka, 2006; Rasyid, 2003). secara transek. Semua spesies rumput
Selain itu, alginat juga diketahui memiliki laut yang ditemukan pada empat titik
afinitas yang tinggi terhadap logam berat sampling tersebut dikoleksi,
dan unsur radioaktif, sehingga senyawa diidentifikasi sesuai prosedur standard
tersebut dapat membantu dalam dan diikeringkan sampai kadar air 15%
membersihkan polusi logam berat dan menggunakan oven, dan dianalisis kadar
radioaktif dalam makanan yang alginat di laboratorium. Analisis kadar
dikonsumsi (Menurut Astawan (2004) alginat rumput laut dilakukan dalam tiga
dalam Rasyid (2003). ulangan, sehingga setiap data yang
Sampai dengan saat ini, Indonesia dipresentasikan merupakan nilai rata-
dikenal sebagai pengimport alginat, yang rata tiga ulangan±SE. Penelitian
jumlahnya terus meningkat dari tahun ke berlangsung pada bulan April-Mei 2008.
tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam Koleksi sampel dilakukan pada berbagai
negeri (Aslan, 1991; Guiry, 2007). titik lokasi perairan laut Lombok, yang
Negara pengeksport alginat terbesar di dilanjutkan dengan identifikasi spesies di
dunia saat ini adalah Amerika Serikat. laboratorium Imunobiologi FMIPA, dan
Karena itu, sangat diperlukan informasi ekstraksi sampel menjadi alginat
spesies rumput laut (alga) penghasil dilakukan di Laboratorium Pengolahan
alginat. Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Peneliti sebelumnya telah Universitas Mataram.
melaporkan perairan laut Nusa Tenggara

145
Kadar Alginat Rumput Laut yang Tumbuh di Perairan Laut Lombok (Widyastuti)

0
Koleksi dan identifikasi sampel 1:2 pada suhu 40 C selama 2 jam sambil
Semua sampel rumput laut diaduk menggunakan pengocok magnetik
dikoleksi pada semua titik pengambilan sampai dihasilkan pasta yang homogen.
sampel yang telah ditentukan di perairan Selanjutnya, pasta diencerkan
laut Lombok sebagaimana dilaporkan dengan akuades sebanyak 3 kali volume
pada penelitian sebelumnya (Widyastuti, awal sambil diaduk. Kemudian, pasta
2009abc). Sampel rumput laut dikoleksi disaring dengan menggunakan kain halus,
pada 18 titik sampling, yang meliputi 7 dan filtrat yang dihasilkan ditambahkan 5
titik di Lombok Barat (Gili Indah, Pantai ml HCl 0,33%, didiamkan selama 6 jam
Mentigi, Pantai Kecinan, Pantai Malimbo, sampai terbentuknya endapan. Akhirnya,
Sekotong Tengah, Gili Genting, dan endapan yang merupakan rendemen
Bangko-Bangko), 4 titik sampel di alginat disaring dengan kertas saring dan
Lombok Tengah (Pantai Kute, Tanjung dikeringkan dengan oven pada suhu
o
Ann 1, Tanjung Ann 2, dan Teluk 60 C.
Gerupuk), dan 7 titik di Lombok Timur
(Pantai Ujung Mas, Teluk Ekas, Pantai Prosedur ekstraksi alginat menurut
Rambang, Pantai Labuhan Haji, Pantai Rasyid (2003) dan Haryanto (2005)
Transad, Pantai Labuhan Pandan dan Rumput laut kering seberat 5 gram
Pantai Pulur). Sampel-sampel yang telah direndam dalam larutan HCl 0,5% selama
dikoleksi, dikarakterisasi secara 30 menit, dengan perbandingan 1:15 b/v
morfologi, dan diidentifikasi atas dasar (rumput laut:larutan HCl) dengan tujuan
kunci identifikasi Bold dan Wynne untuk meningkatkan kadar alginat dan
(1985), Guiry (2007), Taylor (1979) dan membebaskan garam-garam mineral.
Suria (2003). Perendaman berikutnya dilakukan
menggunakan larutan NaOH 0,5% dengan
Prosedur ekstraksi alginat perbandingan 1:15 b/v (rumput
Sampel rumput laut yang telah laut:NaOH 0,5%} selama 30 menit,
memiliki kadar air 15%, diekstraksi dengan tujuan untuk menghilangkan
kadar alginatnya menggunakan dua senyawa protein.
metode ekstraksi yang dikembangkan Setelah perendaman, rumput laut
oleh Winarno (1996) dan Haryanto diekstraksi dengan menginkubasi rumput
(2005). Penggunaan dua metode laut tersebut dalam larutan Na2CO3 2%
0
ekstraksi tersebut dimaksudkan untuk pada suhu 60 C selama 60 menit.
mencari prosedur ekstraksi yang paling Selanjutnya, dilakukan penyaringan
optimal untuk memperoleh alginat pada dengan kertas saring, dan filtrat yang
rumput laut. diperoleh ditambahkan larutan NaOCl
10% sebanyak 2% dari jumlah filtrat
Prosedur ekstraksi alginat menurut yang dihasilkan, diaduk sampai warnanya
Winarno (1996) dan Yulianto (1997) berubah menjadi kuning. Kemudian,
Rumput laut kering (3 gram) filtrat yang diperoleh diatur pH-nya
direndam dalam 15 ml larutan CaCl2 1 % menjadi 1-2 dengan menambahkan
selama 2 jam sambil diaduk, dengan larutan HCl 15%, didiamkan 30 menit,
tujuan untuk menghilangkan adanya dan disaring menggunakan penyaring
laminaran, mannitol dan garam lain. berukuran 40 mesh.
Selanjutnya, rumput laut dicuci dengan Gel yang diperoleh kemudian
air untuk menghilangkan kalsium dan dilarutkan dalam larutan Na2CO3 10%,
garam terlarut, yang diikuti dengan diaduk sampai homogen, dan pH diatur
pencucian menggunakan HCl 0,33%. sampai netral. Selanjutnya, larutan
Sebelum dipotong-potong, rumput laut tersebut dilarutkan dalam larutan
dicuci dengan air dan direndam dalam isopropil alkohol sambil diaduk.
larutan Na2CO3 4% dengan perbandingan Akhirnya, serat yang diperoleh kemudian

146
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 3 (Desember 2009) 144-152

Gambar 1. Spesies alga merah yang tumbuh di perairan laut Lombok

dikeringkan, dan merupakan rendemen Sebaimana dilaporkan sebelumnya


alginat. Alginat diyakini dalam bentuk (Widyastuti, 2009a), umumnya rumput
garam Na-alginat yang diekstraksi laut merah memiliki thalus yang
menggunakan garam Na2CO3. Adapun berwarna kemerahan karena
karaginan dan agar, masing-masing mengandung pigmen fikoeritrin. Namun
diesktraksi dalam suasana basa dan demikian, tidak semua spesies memiliki
asam, yang tidak dilakukan dalam proses thalus berwarna merah, beberapa
ekstraksi ini. diantaranya memiliki warna thalus yang
Rendemen alginat kering dihitung bervariasi, seperti warna merah tua,
sebagai berikut (Syamsuar, 2004): merah muda, pirang, coklat dan hijau.
Kadar (%) = Berat alginat kering X 100% Variasi warna tersebut biasanya sesuai
Berat rumput laut kering dengan pencahayaan yang diterima oleh
rumput laut tersebut. Variasi warna ini
HASIL DAN PEMBAHASAN ditemukan pada Gracilaria dan
Eucheuma. Selain warna thalus, tekstur
Morfologi spesies
spesies rumput laut laut yang thallus rumput laut merah juga variatif,
ditemukan di perairan laut Lombok ada yang fleksibel seperti tulang rawan,
Rumput laut yang dilakukan pada ada juga yang keras (kaku) berbentuk
beberapa titik sampling di perairan laut silindris dan gepeng.
Lombok sekitar bulan April-Mei 2008 Selain rumput laut merah, dalam
terdiri dari 12 spesies rumput laut penelitian ini juga ditemukan rumput laut
merah, 13 spesies rumput laut coklat, coklat. Spesies rumput laut coklat yang
dan 5 spesies rumput laut hijau. Spesies ditemukan adalah Sargassum polycistum
rumput laut merah yang ditemukan 1, Sargassum polycistum 2, Sargassum
adalah: Eucheuma spinosum 1, aquifolium, Sargassum crassifolium,
Eucheuma spinosum 2, Eucheuma serra, Sargassum cristaefolium, Turbinaria
Eucheuma cottoni, Gracilaria salicornia, ornata, Turbinaria murayana, Turbinaria
Gracilaria sp. 1, Gracilaria sp. 2, conoides, Dictyota sp. 1, Dictyota sp. 2,
Gracilaria sp. 3, Gracilaria sp. 4, Hormophysa sp., Padina sp.1 dan Padina
Sarcodia sp.,Acanthophora muscoides sp.2.
dan Acanthophora spicifera (Gambar 1).

147
Kadar Alginat Rumput Laut yang Tumbuh di Perairan Laut Lombok (Widyastuti)

Gambar 2. Spesies alga hijau yang tumbuh di perairan laut Lombok

Seperti dilaporkan sebelumnya Selain rumput laut merah dan


(Romimohtarto dan Juwana, 2005; rumput laut coklat, dalam penelitian ini
Widyastuti, 2009b), rumput laut coklat juga ditemukan rumput laut hijau.
memiliki thalus berwarna coklat, yang Beberapa spesies rumput laut hijau yang
bervariasi dari coklat tua sampai coklat ditemukan antara lain Halimeda sp. 1,
muda. Bentuk thallus Phaeophyceae Halimeda sp. 2, Ulva sp. 1, Ulva sp. 2
beranekaragam, ada yang silindris, dan Dictyosphaeria covernosa.
gepeng dan banyak juga yang berbentuk Sebagimana dilaporkan sebelumnya
lembaran. (Widyastuti, 2009c), rumput laut coklat
Berdasarkan bentuk thalusnya, memiliki tekstur thalus yang sangat
rumput laut coklat merupakan kelas bervariasi, dari tekstur yang lunak
thallophyta yang menyerupai tumbuhan sampai degan tekstur thalus yang keras
tingkat tinggi, karena organ thalusnya dan berkapur. Warna dan karakter
menyerupai akar, batang dan daun. thalus rumput laut yang ditemukan dalam
Sebagai contoh, Sargassum yang meliputi penelitian ini konsisten dengan yang
Sargassum polycistum 1, S. polycistum dilaporkan sebelumnya (Widyastuti,
2, S. aquifolium, S. crassifolium dan S. 2009abc). Namun demikian, jumlah dan
Cristaefolium, yang struktur organnya jenis spesies rumput laut yang ditemukan
menyerupai akar, batang dan daun agak berbeda dengan yang dilaporkan
sebagaimana halnya tumbuhan tingkat sebelumnya (Sunarpi et al., 2006). Hal ini
tinggi (Ghazali, 2007). Berbeda dengan memperkuat argumen bahwa pemunculan
Sargassum, Turbinaria memiliki thallus rumput laut di perairan laut sangat
(folioid) yang bentuknya menyerupai terkait erat dengan ketersedian nutrisi
turbin, memiliki gerigi pada pinggirannya dan berbagai faktor lingkungan yang
yang bervariasi tergantung spesiesnya. mendukung pertumbuhannya, sehingga
Adapun Padina sp. dan Dictyota sp. jenis rumput laut yang tidak ditemukan
memiliki thalus berbentuk lembaran, besar kemungkinan disebabkan oleh
yang masing-masing menyerupai kipas ketidak tersediaan nutrisi dan faktor
dan pita. lingkungan yang mendukung
pertumbuhan rumput laut tersebut.

148
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 3 (Desember 2009) 144-152

Gambar 3. Spesies alga coklat yang tumbuh di perairan laut Lombok

Kadar alginat rumput laut merah agar. Hal ini konsisten dengan
Analisis kadar alginat rumput laut argumentasi Winarno (1996) yang
merah menggunakan metode Winarno menyatakan bahwa agar akan membeku
(1996) dan Haryanto (2005) tidak dapat dan membentuk gel setelah filtrat yang
mendeteksi keberadaan senyawa dihasilkan dalam penyaringan pertama
hidrokolid tersebut. Hasil penelitian didiamkan selama ±6 jam pada suhu
tentunya memperkuat asumsi para kamar. Spesies rumput laut merah
ilmuan bahwa rumput laut merah bukan lainnya, seperti Acanthophora muscoides
penghasil alginat. Argumentasi tersebut dan A. spicifera meskipun dapat
dapat dibuktikan dalam proses ektraksi menghasilkan filtrat pada penyaringan
alginat yang dilakukan dengan kedua kedua, namun filtrat tersebut tidak dapat
prosedur tersebut, dimana filtrat yang diendapkan untuk membentuk gel setelah
dihasilkan dalam penyaringan pertama ditambahkan larutan HCl 0,33%. Karena
mengendap dan membentuk gel, itu, rendemen alginat tidak didapatkan
sehingga proses ekstraksi selanjutnya pada kedua spesies rumput laut merah
untuk menghasilkan alginat dari rumput tersebut.
laut merah tidak dapat diteruskan. Gel
yang dihasilkan dalam proses tersebut Kadar alginat rumput laut hijau
sudah dapat dipastikan merupakan Sebagaimana halnya rumput laut
rendemen karaginan atau agar, merah, ekstraksi rumput laut hijau juga
tergantung spesies rumput laut merah tidak menghasilkan alginat. Dalam proses
yang diekstraksi. ekstraksi rumput laut hijau menggunakan
Argumentasi tersebut diperkuat prosedur Winarno (1996) dan Haryanto
setelah dilakukan ekstraksi Gracilaria (2005) filtrat yang dihasilkan dalam
verucosa yang telah dikenal kuat di penyaringan kedua berhasil membentuk
msyarakat sebagai penghasil agar. endapan encer. Namun demikian,
Setelah dilakukan penyaringan yang endapan tersebut tidak dapat membentuk
pertama, filtrat yang dihasilkan segera gel setelah 7 jam di suhu kamar karena
membentuk gel, yang tidak lain adalah sangat encer, karena viskositas

149
Kadar Alginat Rumput Laut yang Tumbuh di Perairan Laut Lombok (Widyastuti)

merupakan salah satu sifat yang sangat Tabel 1. Rendemen alginat (%) beberapa
penting dari alginat (Rasyid, 2003). spesies rumput laut coklat yang
Dalam penelitian ini, tidak dilakukan diekstraksi menggunakan dua macam
pengukuran kekuatan gel, hanya diamati prosedur
secara visual saja. Endapan encer yang
terbentuk tersebut diduga merupakan Metode Ekstraksi
senyawa seperti selulosa, xilan dan Spesies Winarno Haryanto
(1996) (2005)
mannan yang merupakan komponen
penyusun dinding sel (Aslan, 1998). Padina sp. 18,30±0,91 18,27±0,92
Spesies rumput laut hijau lainnya, seperti
Dictyota sp. 1 15,92±0,72 15,84±0,75
Halimeda sp dalam proses akhir
ekstraksi didapatkan rendemen berupa Dictyota sp. 2 14,95±0,77 14,85±0,76
kapur. Hal ini dapat dimaklumi mengingat
thalus rumput laut tersebut banyak Sargassum
14,35±0,73 14,34±0,77
mengandung kapur. Dengan demikian, polycistum 1
maka dapat dikatakan bahwa rumput laut
Turbinaria ornata 13,33±0,65 13,19±0,67
hijau bukanlah rumput laut potensial
sebagai penghasil alginat (alginofit). Turbinaria
13,22±0,66 13,21±0,66
murayana
Rendemen alginat
alginat rumput laut coklat
Persentase rendemen alginat Sargassum
8,10±0,45 8,11±0,41
aquifolium
beberapa spesies rumput laut coklat
yang diekstraksi dengan prosedur Sargassum sp 7,33±0,35 7,32±0,35
ekstraksi Winarno (1996) (Tabel 1),
tidak menunjukkan perbedaan yang Turbinaria
6,68±0,37 6,71±0,39
signifikan dengan persentase rendemen conoides
alginat rumput laut coklat yang
Sargassum
diesktraksi menggunakan prosedur crassifolium
5,75±0,28 5,72±0,31
Haryanto (2005) (Tabel 1). Kenyataan
tersebut mengindikasikan bahwa data Sargassum
5,41±0,25 5,29±0,27
persentase rendemen alginat yang polycistum 2
dipresentasikan dalam penelitian ini
Sargassum
(Tabel 1) cukup representatif dan cristaefolium
5,33±0,27 5,32±0,28
menggambarkan kadar alginat yang
sesungguhnya pada beberapa spesies Hormophysa sp. 4,43±0,27 4,31±0,23
rumput laut coklat yang diekstraksi
dalam penelitian ini.
Data pada Tabel 1 menunjukkan
Kedua prosedur ekstraksi
bahwa spesies rumput laut coklat yang
menghasilkan rendemen alginat yang
memiliki rendemen >10%, baik yang
cukup bervariasi antar spesies rumput
diekstraksi dengan prosedur Winarno
laut coklat, yang berkisar 4% sampai
(1996), maupun yang diekstraksi dengan
18%, bergantung pada spesies.
prosedur Haryanto (2005) adalah Padina
Persentase rendemen alginat tertinggi
sp. Dictyota sp. 1, Dictyota sp. 2,
ditemukan pada spesies Padina sp.
Sargassum polycistum 1, Turbinaria
sebesar 18,30% dan 18,27%, masing-
ornate dan Turbinaria murayana.
masing menurut prosedur Winarno
Sedangkan spesies rumput laut coklat
(1996) dan Haryanto (2005). Persentase
yang memiliki rendemen alginat <10%
alginat terendah ditemukan pada spesies
adalah Sargassum aquifolium, Sargassum
Hormophysa sp. sebesar 4,43% dan
sp., Turbinaria conoides, Sargassum
4,31%, masing-masing menurut prosedur
crassifolium, Sargassum polycistum 2,
Winarno (1996) dan Haryanto (2005).

150
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 3 (Desember 2009) 144-152

Sargassum cristaefolium dan alginat terendah Hormophysa sp., dengan


Hormophysa sp.. nilai 4,43% dan 4,31%, masing-masing
Selain total rendemen alginat yang menurut metode ektraksi Winarno (1996)
bervariasi antar spesies rumput laut dan Haryanto (2005). Perbedaan
coklat, maka tekstur rendemen yang tersebut kemungkinan besar disebabkan
dihasilkan juga bervariasi. Sebagai karena perbedaan lokasi tumbuh dan
contoh, struktur rendemen S. polycistum umur rumput laut saat dilakukan
1 lebih rapuh dan mudah patah, bila ekstraksi, mengingat kedua faktor
dibandingkan dengan rendemen alginat tersebut sangat menentukan rendemen
spesies S. aquifolium dan S. alginat (Rasyid, 2005).
cristaefolium, yang memiliki tekstur
rendemen yang lebih elastis. Secara KESIMPULAN DAN SARAN
teoritis, hal tersebut dapat dijelaskan
dalam kaitannya dengan keberadaan Spesies rumput laut coklat yang
monomer-monomer penyusun alginat memiliki rendemen >10%, baik yang
tersebut, mengingat komposisi diekstraksi dengan prosedur Winarno
monomer-monomer merupakan salah (1996), maupun yang diekstraksi dengan
satu faktor penentu kualitas alginat dan prosedur Haryanto (2005) adalah Padina
pemanfaatannya (Rasyid, 2005). Secara sp. Dictyota sp. 1, Dictyota sp. 2,
lebih spesifik Hui (1992) dalam Rasyid Sargassum polycistum 1, Turbinaria
(2005) mengatakan bahwa bila ornate dan Turbinaria murayana.
persentase asam glukouronat lebih Sedangkan spesies rumput laut coklat
tinggi, maka akan gel yang terbentuk yang memiliki rendemen alginat <10%
memiliki tekstur yang kaku dan lebih adalah Sargassum aquifolium, Sargassum
rapuh. Sebaliknya, bila persentase asam sp., Turbinaria conoides, Sargassum
mannuronat yang lebih tinggi, maka gel crassifolium, Sargassum polycistum 2,
yang dihasilkan memiliki tekstur yang Sargassum cristaefolium dan
yang lebih elastis. Hormophysa sp. Sebagai tindak lanjut
Selain tekstur, bentuk gel juga hasil penelitian ini, maka perlu dilakukan
berbeda antar satu spesies dengan karakterisasi sifat fisik dan kimiawi
spesies lainnya. Beberapa ahli rendemen alginat yang dihasilkan dalam
mengindikasikan bahwa bentuk gel yang rangka untuk menentukan kualitas
dihasilkan bersifat sangat spesifik alginat, sehingga dapat diketahui
spesies, dan sangat tergantung pada pemanfaatannya sebagai bahan baku dari
bagian thalus yang diekstraksi (Guiry, berbagai industri.
2007). Sebagaimana halnya dengan
ekstraksi karaginan dan agar, warna gel DAFTAR PUSTAKA
yang dihasilkan dalam ekstraksi alginat
juga sangat dipengaruhi warna figmen Anonim, 2003. Menggali Manfaat
yang dikandung oleh spesies alginat Rumput Laut. [Serial online].
yang diekstraksi tersebut. http://www.kompas.com/kompas
Hasil penelitian yang berbeda -
cetak/0307/23/bahari/431127.ht
dengan penelitian sebelumnya adalah
m diakses tanggal 25 April 2007
persetase rendemen alginat pada spesies 13.24 Wita
Hormophysa sp. Peneliti sebelumnya Aslan, L.M. 1991. Budidaya Rumput
melaporkan bahwa Hormophysa sp Laut. Penerbit Kanisius.
merupakan salah satu jenis rumput laut Yogyakarta
coklat potensial sebagai penghasil Aslan, L.M., 1998. Seri Budidaya
alginat (Rasyid, 2003). Namun demikian, Rumput Laut. Penerbit Kanisius,
data pada tabel 1 dan tabel 2 Yogyakarta
menunjukkan bahwa nilai rendemen Astawan. 2004. Agar-Agar Pencegah
Hipertensi dan

151
Kadar Alginat Rumput Laut yang Tumbuh di Perairan Laut Lombok (Widyastuti)

Diabetes,.http://www.fao.org/doc Alginat. Oseana Volume XXVIII


rep/field/AB882E.htm. Diakses No. 1: 33-38
tanggal 26 Juli 2007 pukul 16.00 Rasyid, A. 2005. Beberapa Catatan
WITA tentang Alginat. Oseana Volume
Bangun, H. 2001. Alginat sebagai dasar XXX No. 1: 9-14
salep - pelepasan obat, Romimohtarto, K., and S. Juwana.
penyerapan air, aliran reologi, dan 2005. Biola. Ilmu tentang Biota
uji iritasi kulit. Cermin Dunia Laut. Djambatan, Jakarta.
Kedokteran No. 130: 37-42 Sunarpi, Jupri, A., Suripto, Swastika, I.
Bold, H.C. dan M.J. Wynne. 1985. M., 2006. Keanekaragaman
Introduction to the Seaweed. Rumput Laut di Perairan Laut
Prentice-Hall, Inc., USA Nusa Tenggara Barat. Laporan
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Penelitian Balai Budidaya Laut.
Hayati Laut: Aset Pembangunan Suria, 2003. Algae.
Berkelanjutan Indonesia. PT http://www.surialink.com.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta diakses tanggal 10 Januari 2008
Ghazali, M. 2007. Analisis Kekerabatan pukul 14.00 WITA
Alginofit (Padina, Sargassum, Taylor, W.R. 1979. Marine Algae of the
Turbinaria) Se-Pulau Lombok Eastern Tropical and Subtropical
Menggunakan Karakter Morfologi. Coasts of the Americas. University
Skripsi, Universitas Mataram, of Michigan Press, USA
Mataram Widyastuti, 2009a. Pengolahan pasca
Guiry, M. D. 2007. Alginates. [Serial panen alga merah strain lokal
online]. http://www.algaebase.org Lombok menjadi agar
diakses tanggal 17 April 2007 menggunakan dua metode
pukul 14.30 WITA ekstraksi. Jurnal Lemlit Unram
Haryanto, R. 2005. Agar-agar, Kaya (inpress)
Serat Penuh Manfaat. Dalam Widyastuti, 2009b. Pengolahan paska
http://www.bung- panen alga coklat strain lokal
hatta.info/ambil.php?97. Diakses Lombok menjadi agar
tanggal 28 Maret 2007 pukul menggunakan beberapa metode
14.00 WITA ekstraksi. Jurnal Agroteksos
Hira, N.W. dan J.W. Eka. 2006. (inpress)
Perkembangan Komoditi Rumput Widyastuti, 2009c. Pengolahan pasca
Laut Indonesia. [Serial online] panen alga hijau strain lokal
http://www.co.id/images/_res/ris Lombok menjadi agar
et%20-%rumput%20laut.pdf menggunakan beberapa metode
diakses tanggal 28 Maret 2007 ekstraksi. Jurnal Oryza Unram
pukul 14.30 WITA (inpress)
Astawan, M. 2004. Agar-agar Pencegah Winarno, F. G. 1996. Teknologi
Hipertensi dan Diabetes. Pengolahan Rumput Laut.
http://www.fao.org/docrep/field/ Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
AB882E.htm, diakses tanggal 26 Yulianto, K. 1997. Ekstraksi alginat dari
Juli 2008 pukul 16.00 WITA makroalga coklat (Phaeophyta)
Istini. 2008. Pemanfaatan dan dan pengembangannya di Maluku.
Pengolahan Rumput Laut. Prosiding Seminar Kelautan LIPI-
http://www.bunghatta.info/ambil. UNHAS ke I:281-288
php?97, diakses tanggal 22
Februari 2008 pukul 11.45 WITA
Rasyid, A. 2003. Alga Coklat
(Phaeophyta) sebagai Sumber

152

Anda mungkin juga menyukai