PELAYANAN KEFARMASIAN
“SOAL NOMOR 1”
DISUSUN OLEH :
O1B121024
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2021
KASUS
Seorang wanita, umur 56 tahun, datang dengan fibrilasi atrial non rematik disertai dengan
kegagalan ventrikel kiri derajat sedang. Pemberian digoksin dan diuretil memberikan hasil
termasuk wanita aktif dan hidup sendiri sejak suaminya meninggal 4 tahun yll. Pada
masalah ini dibicarakan di bangsal RS, muncul usulan untuk memberikan antikoagulan
Pertanyaan :
Bagaimanakah resiko terjadinya stroke embolik pada penderita tersebut jika tidak
Jawab :
Pada kasus pasien seorang wanita umur 56 dengan adanya fibrasi atrium dapat
meningkatkan risiko terjadinya stroke. Atrial fibrilasi (AF) adalah salah satu bentuk
aritmia jantung penyebab stroke dan komplikasi lainnya. Satu dari setiap empat kasus
stroke iskemia bersumber dari proses kardioemboli yang 50%-nya disebabkan oleh AF
stroke iskemia hingga 4-5 kali lipat (yosdyanto, 2018). Patofisiologi utama AF adalah
jantung yang menyebabkan darah stasis dan memenuhi trias Virchow. Trombus yang
embolisasi, Stroke embolik terbentuk diakibatkan pasien memiliki penyakit fibrilasi atrium
yang merupakan faktor penyebab dari terbentuknya emboli atau gumpalan dimana
akibatnya pada saat penghantaran darah ke otak mengalami penyumbatan. karena adanya
gumpalan tersebut dan apabila otak tidak menerima suplai darah maka pasien akan
mengalami stroke iskemik karena kurangnya suplai darah yang mengakibatkan kebutuhan
dapat diatasi dengan pemberian anti koagulan pada pasien. Hal ini karena Mekanisme
penulis menyimpulkan bahwa jika pasien tidak diberikan terapi antikoagulan dapat
menyebabkan emboli atau penyumbatan semakin meluas dan dapat meningkatkan resiko
DAFTAR PUSTAKA
Yoesdyanto Kennytha, dkk, 2018, Laporan Seri Kasus: Stroke Kardioemboli Pada Pasien
Dengan Atrial Fibrilasi, Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali,
Volume 1 Nomor 1.