Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

PELAYANAN KEFARMASIAN
“SOAL NOMOR 1”

DISUSUN OLEH :

MUH. ISRAWAN AZIS

O1B121024

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KASUS

Seorang wanita, umur 56 tahun, datang dengan fibrilasi atrial non rematik disertai dengan

kegagalan ventrikel kiri derajat sedang. Pemberian digoksin dan diuretil memberikan hasil

yang cukup baik. Penderita mempunyai riwayat hipertensi yang terkendali.

Ekhokardiogram menunjukkan deteriorisasi fungsi ventrikel kiri derajat sedang. Penderita

termasuk wanita aktif dan hidup sendiri sejak suaminya meninggal 4 tahun yll. Pada

masalah ini dibicarakan di bangsal RS, muncul usulan untuk memberikan antikoagulan

warfarin jangka panjang. Kasus ini untuk Pertanyaan No.1&2 saja

Pertanyaan :

Bagaimanakah resiko terjadinya stroke embolik pada penderita tersebut jika tidak

diberikan obat antikoagulan ?

Jawab :

Pada kasus pasien seorang wanita umur 56 dengan adanya fibrasi atrium dapat

meningkatkan risiko terjadinya stroke. Atrial fibrilasi (AF) adalah salah satu bentuk

aritmia jantung penyebab stroke dan komplikasi lainnya. Satu dari setiap empat kasus

stroke iskemia bersumber dari proses kardioemboli yang 50%-nya disebabkan oleh AF

(Guzman,2012) . Atrial fibrilasi menurut yosdyanto 2018 meningkatkan resiko terjadinya

stroke iskemia hingga 4-5 kali lipat (yosdyanto, 2018). Patofisiologi utama AF adalah

dengan adanya penyebaran listrik ektopik yang menyebabkan iregularitas kontraksi

jantung yang menyebabkan darah stasis dan memenuhi trias Virchow. Trombus yang

terbentuk lepas lalu menyumbat cabang arteri serebral menyenyebabkan stroke


kardioemboli (Iwasaki,2011). Komplikasi fibrilasi atrium yang paling serius adalah

embolisasi, Stroke embolik terbentuk diakibatkan pasien memiliki penyakit fibrilasi atrium

yang merupakan faktor penyebab dari terbentuknya emboli atau gumpalan dimana

akibatnya pada saat penghantaran darah ke otak mengalami penyumbatan. karena adanya

gumpalan tersebut dan apabila otak tidak menerima suplai darah maka pasien akan

mengalami stroke iskemik karena kurangnya suplai darah yang mengakibatkan kebutuhan

oksigen dan nutrisi tidak terpenuhi.

Adanya gumpalan atau emboli yang dapat menyebabkan penyumbatan kemudian

dapat diatasi dengan pemberian anti koagulan pada pasien. Hal ini karena Mekanisme

utama antikoagulan adalah mencegah metabolisme intrahepatik epoksida vitamin K

sehingga pembentukan trombin melambat dan pembekuan menjadi terganggu karena

penurunan aktivitas biologis protein kompleks prothrombin (yosdyanto,2018). Sehingga

penulis menyimpulkan bahwa jika pasien tidak diberikan terapi antikoagulan dapat

menyebabkan emboli atau penyumbatan semakin meluas dan dapat meningkatkan resiko

terjadinya stroke pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Guzmán JD. Cardioembolic stroke: epidemiology. Neurología. 2012;27:4–9.

Iwasaki Y-K, Nishida K, Kato T, Nattel S. Atrial Fibrillation Pathophysiology:


Implications for Management. Circulation. 2011;124(20):2264– 2274.

Yoesdyanto Kennytha, dkk, 2018, Laporan Seri Kasus: Stroke Kardioemboli Pada Pasien
Dengan Atrial Fibrilasi, Callosum Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali,
Volume 1 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai