Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR

FLAVONOID TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK


ETANOL KUBIS MERAH (Brassica oleracea var. Capitata rubra)

JURNAL SKRIPSI

Oleh :

Anggie Riana Della

135010935

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2018
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR
FLAVONOID TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK
ETANOL KUBIS MERAH (Brassica oleracea var. Capitata rubra)

Sumantri1), Anita Dwi Puspitasari1), Anggie Riana Della1)


1)
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

INTISARI
Kubis merah (Brassica oleracea var. Capitata rubra) mengandung
flavonoid yang berfungsi antioksidan. Flavonoid mudah teroksidasi pada suhu
yang tinggi dan mengalami kerusakan oleh lama penyimpanan. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kadar
flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol kubis merah.
Kubis merah disimpan pada suhu dingin, suhu sejuk dan suhu kamar
dengan lama penyimpanan 3, 6 dan 9 hari. Kubis merah diekstraksi dengan cara
maserasi dengan pelarut etanol 70% dilanjutkan analisis kualitatif dengan
menggunakan KLT dengan fase gerak campuran n-butanol : asam asetat : air
(7:1:2). Analisis kuantitatif kadar flavonoid total menggunakan spektrofotometri
UV-Vis dan uji antioksidan dilakukan dengan metode DPPH sebagai baku
pembanding rutin. Kadar flavonoid dihitung dengan regresi linear dan aktivitas
antioksidan dengan persen aktivitas antioksidan. Data yang diperoleh dianalisis
secara statistik menggunakan uji ANOVA dua jalan pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan
menurun pada suhu dingin (0-5oC) menurun 241,14 ppm dan 35,48% , naik pada
suhu sejuk (5-15oC) 361,65 ppm dan 37,38%, serta kembali menurun pada suhu
kamar (15-30oC) 197,06 ppm dan 32,44%. Kadar flavonoid menurun pada lama
penyimpanan 3, 6 dan 9 hari berturut-turut sebesar 351,57; 262,95 dan 146,12
ppm, serta aktivitas antioksidan menurun berturut-turut sebesar 37,63; 35,06 dan
32,82%.
Kata kunci : Kubis merah, Flavonoid, Suhu dan Lama penyimpanan, DPPH,
Antioksidan

ABSTRACT
Red cabbage (Brassica oleracea var. Capitata rubra) of flavonoids has a
function as an antioxidant. Flavonoids was easily oxidized at high temperatures
and damaged by long storage. This study aims to determine the effect of
temperature and storage time on flavonoid levels and antioxidant activity of red
cabbage ethanol extract.
Red cabbage was saved in cold temperature, cool temperature, and room
temperature for 3, 6 and 9 days. Exstracted red cabbage by maceration with
ethanol solvent 70% then continued qualitative analysis by using KLT with
mobile phase mixture of n-butanol : asam asetat : water (7:2:1). Quantitative
analysis of total flavonoid content using Uv-Vis spectrophotometry and
antioxidant test was us performed by DPPH method as a rutin comparison
standard. Levels of flavonoids were calculated by linear regression and
antioxidant activity with percent of antioxidant activity. The data were analyzed
statistically using two way ANOVA test at 95% confidence level.
The results showed that flavonoid levels and antioxidant activity decreased
at cold temperature (0-5oC) decreased 241,14 ppm and 35,48%, up at cool
temperature (5-15oC) 361,65 ppm and 37,38%, and return decreased at room
temperature (15-30oC) 197,06 ppm and 32,44%. Flavonoid levels decreased in
strorage 3, 6 and 9 days of respectively ware 351.57; 262.95 and 146.12 ppm, and
decreased antioxidant activity respectively ware 37.63; 35.06 and 32.82%.
Keywords: Red cabbage, flavonoid, temperature and storage time, DPPH,
antioxidant.
PENDAHULUAN menunjukkan penurunan senyawa
Kubis merupakan sayuran yang bioaktif secara signifikan (Djaoudene
sering dikonsumsi di Indonesia. et al., 2016).
Namun kubis bersifat mudah layu Antioksidan merupakan suatu
dan cepat membusuk sehingga senyawa yang dapat menghambat
kandungan zat aktif mengalami radikal bebas disebabkan oleh
kerusakan yang mempengaruhi oksigen reaktif sehingga mampu
stabilitas (Suryani, 2004). Penelitian mencegah berbagai penyakit
yang dilakukan Nurhaeni dkk. (2014) degeneratif (Sadewo, 2005).
menunjukkan bahwa ekstrak etanol Pencarian antioksidan dari sumber
kubis merah mengandung senyawa alami menjadi perhatian untuk
flavonoid total sebesar 10,36 % b/b mengidentifikasi senyawa yang dapat
ER yang berfungsi sebagai bertindak sebagai antioksidan yang
antioksidan dengan nilai IC50 266,19 cocok untuk menggantikan
antioksidan sintetis (Wong et al.,
g/ml. 2005). Adanya efek samping dari
Penyimpanan sayuran kubis antioksidan sintetik menyebabkan
antioksidan alami menjadi alternatif
bersifat mudah layu, rusak dan busuk
yang sangat dibutuhkan (Karadeniz
(Pracaya,   1992). Flavonoid   sangat et al., 2005)
sensitif   terhadap   panas   dan   dapat METODE PENELITIAN
mengalami   degradasi   kimia   selama Bahan
proses   yang   melibatkan   panas   atau Kubis merah dan etanol 70%,
lempeng KLT silica gel GF254
bahkan penyimpanan (Ananingsih et
(Merck), etanol p.a (Merck), n-
al.,   2013).  Harga t1/2 dari flavonoid butanol, asam asetat, aquadest, rutin,
selama penyimpanan lebih rendah uap ammonia, FeCL3, Pb asetat, rutin
pada suhu kamar 35oC dibandingkan p.a, aquadest, radikal bebas DPPH
pada suhu dingin 4oC (Mrmosanin et (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) (Sigma),
al., 2014). Waktu penyimpanan dan etanol p.a (Merck), dan ekstrak
suhu berpengaruh pada stabilitas etanol kubis merah.
senyawa bioaktif seperti total fenolat, Alat
flavonoid dan antioksidan dari selai Blender (Phillips), kertas saring,
jeruk yang diteliti. Sampel disimpan toples, pisau, kulkas (Sharp),
untuk jangka waktu 30 hari pada termometer ruang, dan rotary
suhu 25°C dan 35°C. Hasil penelitian evaporator (Heidolph), klem &
statif, gelas ukur (iwaki), cawan 70% sebanyak 750 mL, ditutup dan
porselin, pipet, corong, corong pisah dibiarkan selama 5 hari, terlindung
(pyrex), beaker glass (iwaki), dari cahaya sambil sesekali diaduk
erlenmeyer (iwaki), batang sehari minimal 3 kali. Setelah 5 hari,
pengaduk, pipa kapiler, lampu UV campuran kubis merah dan etanol
254 nm dan lampu UV 365 nm 70% diserkai sehingga diperoleh
(Camag), spektrofotometer UV-Vis filtrat (maserat) I. Ampas ditambah
(Shimadzu), timbangan elektrik etanol 70% sebanyak 250 mL
(Ohaus), seperangkat alat gelas kemudian ditutup dan dibiarkan
(Iwaki pyrex), micropipet, pipet selama 2 hari, terlindung dari cahaya
ukur, kuvet, dan yellow/blue tip. sambil sesekali diaduk. Setelah 2
Jalannya Penelitian hari, campuran ampas dan etanol
Pengambilan Sampel 70% diserkai kembali dan diperoleh
Sampel kubis merah berusia filtrat (maserat) II. Filtrat I dan II
sekitar 3 bulan diperoleh di Desa kemudian dicampur dan dipekatkan
Kopeng di wilayah Kecamatan menggunakan rotary evaporator
Getasan, Kabupaten Semarang. pada suhu 500C sampai diperoleh
Determinasi Tanaman esktrak kental.
Determinasi dilakukan di Identifikasi Flavonoid
Laboratorium Ekologi dan Flavonoid yang terdapat dalam
Biosistematika Jurusan Biologi ekstrak etanolik kubis merah
Fakultas Matematika dan Ilmu diisolasi dengan menggunakan
Pengetahuan Alam (FMIPA) metode kromatografi lapis tipis
Universitas Negeri Diponegoro. (KLT) untuk mempertegas senyawa
Suhu dan Lama Penyimpanan flavonoid yang terdapat pada sampel.
Penyimpanan dirancang dengan Ekstrak kubis merah ditotolkan pada
suhu stabil selama penyimpanan. lempeng silica gel G60 F254 yang
Perlakuan-perlakuan penyimpanan merupakan fase diam. Lempeng
sebagai berikut : tersebut diaktivasi terlebih dahulu
a. 1 buah kubis merah dibelah 2 dengan cara
o
untuk setiap penyimpanan. dioven pada suhu 100 C selama 1
b. Suhu penyimpanan kubis merah jam, kemudian dimasukkan dalam
yaitu pada suhu dingin (0oC − bejana elusi yang telah jenuh pada
5oC), suhu sejuk (5oC − 15oC) dan campuran n-butanol : asam asetat :
suhu kamar (15oC − 30oC) air (BAA) dengan perbandingan 7 : 1
(Depkes RI, 1979). : 2 yang merupakan fase gerak
c. Lama penyimpanan kubis merah (Harborne, 1996).
yaitu selama 3, 6 dan 9 hari. Larutan dielusi, kemudian
Maserasi lempeng diambil, dikeringkan,
Pelarut yang digunakan adalah diamati pada sinar UV 254 nm dan
etanol 70%, karena etanol 366 nm, dideteksi dengan penampak
merupakan pelarut senyawa polar. bercak uap ammonia yang
Kubis merah segar yang telah menghasilkan warna kuning. Bercak
dipotong-potong ditimbang 100 gram yang terlihat diamati dan dihitung
dimasukkan dalam bejana maserasi, Rf-nya dengan rumus untuk
ditambah cairan penyari yaitu etanol menghitung harga Rf adalah jarak
noda dari tempat penotolan dibagi Dari larutan induk rutin (5
dengan jarak elusi (Markham, 1988). mg/mL) dipipet sebanyak 25, 50,
Dilakukan pengujian juga secara 75, 100, dan 125 µL, kemudian
kualitatif untuk mempertegas diencerkan dengan etanol p.a
kandungan flavonoid dalam ekstrak dalam labu ukur 25 mL sampai
yaitu dengan penambahan Pb asetat tanda batas sehingga didapat
yang akan menghasilkan endapan konsentrasi rutin 5, 10, 15, 20 dan
kuning dan penambahan FeCl3 yang 25 µg/mL. Masing-masing
menghasilkan warna biru gelap konsentrasi larutan dipipet 0,5 mL
(Harborne, 1987). dimasukkan ke dalam tabung
Penetapan Kadar Flavonoid Kubis reaksi lalu tambahkan 2 mL etanol
Merah p.a, selanjutnya ditambahkan 3
Penentuan kadar flavonoid dalam mL aquadest kemudian diukur
ekstrak dilakukan untuk mengetahui serapannya pada panjang
prosentase kandungan flavonoid gelombang hasil optimasi. Dibuat
dalam ekstrak kubis merah dengan kurva kalibrasi sehingga
pengukuran absorbansi secara persamaan regresi liniernya dapat
spektrofotometri UV-Vis (Rohman, dihitung.
2006): d. Penentuan Kadar Flavonoid
a. Pembuatan Larutan Stok Rutin Ekstrak Kubis Merah
Ditimbang serbuk rutin Dibuat konsentrasi 5 mg/mL
sebanyak 50 mg, kemudian dengan cara melarutkan 0,125 g
dimasukkan labu takar 10 mL ekstrak kental sampel dilarutkan
dilarutkan dengan etanol p.a dalam etanol p.a dalam labu ukur
sampai garis tanda, sehingga 25 mL sampai tanda batas.
diperoleh larutan rutin 5 mg/mL. Kemudian ekstrak dipipet 0,5 mL
Dipipet 2 mL larutan rutin (5 dan masukan ke dalam tabung
mg/mL) diencerkan dengan etanol reaksi lalu dicampur dengan 2 mL
p.a dalam labu ukur 100 mL etanol p.a, selanjutnya
sampai tanda batas diperoleh ditambahkan 3 mL aquadest.
konsentrasi 100 µg/mL (Martinus Larutan diukur serapannya pada
dan Verawati, 2015). panjang gelombang hasil
b. Penentuan Panjang Gelombang optimasi.
Maksimum Rutin Uji Aktivitas Antioksidan Kubis
Larutan standar 100 µg/mL Merah
dipipet 0,5 mL dimasukkan ke a. Pembuatan Larutan Stok DPPH
dalam tabung reaksi lalu dicampur Ditimbang serbuk DPPH
dengan 2 mL etanol p.a, sebanyak 15,773 mg, dimasukkan
selanjutnya ditambahkan 3 mL labu takar 100 mL, ditambahkan
aquadest. Diukur serapannya pada dengan etanol p.a sampai garis
panjang gelombang 200-400 nm tanda, sehingga diperoleh larutan
dengan menggunakan DPPH 0,4 mM (Senja dkk, 2014).
Spektrofotometer UV-Vis b. Penentuan Panjang Gelombang
(Rohyami, 2008). Maksimum DPPH
c. Penentuan Kurva Baku Rutin Larutan stok DPPH 0,4 mM
diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 400-800 nm, ANOVA dua jalan pada taraf
kemudian ditentukan panjang kepercayaan 95% untuk mengetahui
gelombang maksimumnya (Senja adanya pengaruh suhu dan
dkk, 2014). penyimpanan terhadap kadar
c. Penentuan Operating Time (OT) flavonoid dan aktivitas antioksidan
Larutan rutin dibuat dengan ekstrak etanol kubis merah.
konsentrasi 25 µg/mL, dari HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan tersebut diambil 0,2 mL Determinasi Tanaman
dimasukkan ke dalam tabung Hasil determinasi menunjukan
reaksi. Kemudian ditambah 3,8 bahwa tanaman kubis yang
mL larutan DPPH 0,4 mM, kocok digunakan dalam penelitian adalah
hingga homogen. Larutan dibaca kubis merah (Brassica oleracea var.
absorbansinya pada panjang Capitata rubra).
gelombang hasil optimasi setiap Ekstraksi Kubis Merah
5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, Ekstrak kental yang diperoleh
50, 55, dan 60 menit (Wijayanti, dipekatkan dengan rotary evaporator
2016). dengan suhu < 50o C. Ekstrak yang
d. Penentuan Aktivitas Antioksidan diperoleh ditimbang dan dihitung
Larutan Ekstrak Kubis Merah rendemennya. Ekstrak disimpan
25 mg ekstrak kubis merah sesuai dengan perlakuan masing-
dilarutkan dengan etanol p.a masing yaitu suhu dingin (0 - 5oC),
dalam labu ukur 50 mL. Larutan suhu sejuk (5 - 15oC), dan suhu
tersebut diambil 4 mL kamar (15 - 30oC).
ditambahkan 1,0 mL DPPH 0,4 Uji Kandungan Flavonoid dengan
mM didiamkan selama 30 menit. Kromatografi Lapis Tipis
Intensitas warna semula berwarna Pembanding yang digunakan
ungu menjadi kompleks warna adalah rutin, karena jenis flavonoid
kuning. Larutan ini dibaca yang terdapat dalam ekstrak etanol
absorbansinya pada panjang kubis merah terikat glikosida dan
gelombang hasil optimasi. rutin pembanding flavonoid yang
Pembacaan absorbansi dilakukan terikat glikosida.
pada kontrol negatif yaitu tanpa
penambahan larutan uji (Senja
dkk, 2014). S
P
Analisis Data
Kadar flavonoid ekstrak etanol
kubis merah dihitung dengan
menggunakan persamaan regresi A B C D
Kromatogram identifikasi Flavonoid
linier yang diperoleh dari kurva
Keterangan :
baku. Data selanjutnya diolah dan
A: Pengamatan pada sinar UV 254
dianalisis dengan program SPSS for
nm sebelum diuapi amonia.
Windows version 16.00. Data diuji
B: Pengamatan pada sinar UV 366
dengan uji normalitas dan uji
nm sebelum diuapi amonia.
homogenitas untuk menentukan jenis
C: Pengamatan pada sinar UV 254
data parametrik atau non parametrik,
nm setelah diuapi amonia.
kemudian dilanjutkan dengan uji
D: Pengamatan pada sinar UV 254
nm sebelum diuapi amonia. Tabel I. Absorbansi seri konsentrasi
kurva baku rutin
Nilai Retardation sampel (Rf)
bercek sampel sebesar 0,63 dan pada
pembanding rutin sebesar 0,56.
Penetapan Kadar Flavonoid Kubis
Merah
1. Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum Rutin
Rutin menghasilkan 2 pita pada
serapan yaitu panjang gelombang
260,10 nm dan 362,70 nm. Panjang
gelombang yang dipilih yaitu 260,10
karena mempunyai serapan
maksimum yang lebih tinggi yaitu Gambar 2 .Grafik kurva baku
0,273. Penelitian yang dilakukan larutan rutin
oleh Senja, dkk. (2014) diperoleh 3. Penentuan Kadar Flavonoid
tiga panjang gelombang maksimum Ekstrak Kubis Merah
khas senyawa rutin, yaitu pada Absorbansi sebagai nilai Y yang
panjang gelombang 257,60 nm; 290 diperoleh kemudian dihitung
nm; dan 361,80 nm. Puncak kadarnya yaitu sebagai X
penentuan panjang gelombang rutin menggunakan persamaan kurva baku
dapat dilihat pada Gambar 3. yang diperoleh. Hasil pengukuran
λ = 260.10 nm λ=362.70nm serapan dan perhitungan kadar
flavonoid dapat dilihat pada Tabel
III.
Tabel II. Pengukuran Absorbansi dan
Perhitungan Kadar Flavonoid

G
ambar 3. Panjang Gelombang Maksimum
Rutin
2. Penentuan Kurva Baku Rutin
Hasil perhitungan kurva baku
menggunakan persamaan garis
regresi memperoleh persamaan Y= 0,
0196 x + 0,1379 dengan koefisien
korelasi (r) sebesar 0,9974. Dari
besarnya nilai r yang mendekati 1
dapat dikatakan bahwa terdapat
korelasi yang positif antara kadar dan Nilai signifikansi uji normalitas
serapannya artinya dengan dan homogenitas lebih dari 0,05
peningkatan konsentrasi, maka artinya data terdistribusi normal dan
absorbansi juga akan meningkat homogen. Hasil uji Anova dua jalan
secara linear. menunjukkan bahwa perubahan
kadar flavonoid dipengaruhi oleh banyak dan menyebabkan kesegaran
suhu dan lama penyimpanan dengan kubis merah menurun dan rusak
nilai signifikansi 0,00 < 0,05. sehingga kandungan flavonoid di
Analisis statistik kadar flavonoid dalam kubis merah juga menurun
berdasarkan suhu penyimpanan. (Husna, 2008).
Suhu dingin dan suhu sejuk terdapat Kegunaan suhu rendah pada
perbedaan yang signifikan. penyimpanan sebagian besar karena
Sedangkan pada suhu kamar antara 6 pengaruhnya dalam menurunkan
hari dan 9 hari tidak terdapat kerja (aktivitas) enzim-enzim
perbedaan yang signifikan. respirasi dengan enzim lain pada
Perubahan kadar flavonoid jaringan tumbuhan tingkat tinggi,
dibandingkan kontrol yang bakteri, dan cendawan (Citrosomo,
mengalami penurunan paling tajam 1984). Menurut Winarno (1982)
yaitu penyimpanan suhu kamar aktivitas enzim selain dipengaruhi
daripada kadar flavonoid ekstrak oleh suhu juga di pengaruhi oleh
etanol kubis merah yang disimpan lama penyimpanan.
pada suhu dingin dan suhu sejuk Analisis statistik kadar flavonoid
dapat dilihat pada Gambar 3 . berdasarkan lama penyimpanan 3
hari, 6 hari, dan 9 hari berbeda
signifikan terhadap suhu
penyimpanan baik suhu dingin, suhu
sejuk, maupun suhu kamar.
Uji Aktivitas Antioksidan Kubis
Merah
1. Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum DPPH
Gambar 3. Grafik rata-rata Kadar
Flavonoid
Panjang gelombang maksimum
Kadar flavonoid tertinggi pada yang diperoleh yaitu 518.5 nm.
penyimpanan suhu sejuk dikarenakan Pengukuran dilakukan pada panjang
suhu sejuk dapat mengurangi gelombang sensitivitasnya paling
kegiatan respirasi, proses penuaan, tinggi sedangkan penelitian yang
dan pertumbuhan mikroorganisme dilakukan oleh Molyneux (2004),
dibandingkan dengan suhu dingin. diperoleh panjang gelombang 517
Penyimpanan pada suhu dingin dapat nm.
menyebabkan di dalam jaringan λ = 518.50 nm
tanaman terbentuk lapisan es dan
setiap jenis hasil panen mempunyai
daya toleransi yang berbeda terhadap
kondisi suhu dingin (Ashari, 1995).
Sedangkan kubis merah yang
disimpan pada suhu kamar
menghasilkan kadar flavonoid yang
paling rendah karena suhu Gambar 4. Panjang Gelombang
penyimpanan yang tinggi pada suhu Maksimum DPPH
kamar menyebabkan kadar CO2 dan 2. Penentuan Operating Time
kadar air yang dikeluarkan semakin
Absorbansi larutan DPPH dengan artinya data terdistribusi normal dan
larutan rutin konstan pada menit ke homogen. Hasil uji Anova dua jalan
30. Operating time DPPH sesuai menunjukkan bahwa perubahan
dengan penelitian sebelumnya yang aktivitas antioksidan dipengaruhi
dilakukan oleh Senja, dkk. (2014). oleh suhu dan lama penyimpanan
Operating time DPPH dapat dilihat dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05.
pada Tabel III. Aktivitas antioksidan kubis merah
Tabel III. Hasil penentuan operating time berdasarkan suhu penyimpanan yang
DPPH mempunyai nilai paling tinggi yaitu
suhu sejuk dan nilai paling rendah
yaitu suhu kamar. Aktivitas
antioksidan berdasarkan lama
penyimpanan tertinggi pada hari ke 0
(kontrol) dan yang terendah pada
hari ke 9. Grafik rata-rata aktivitas
antioksidan dapat dilihat pada
Gambar 5.

3. Penentuan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kubis
Merah
Penelitian ini menggunakan rutin
sebagai kontrol positif karena rutin
merupakan senyawa golongan
flavonoid yang telah diketahui Gambar 5. Grafik rata-rata Aktivitas
mempunyai aktivitas antioksidan. Antioksidan
Hasil uji aktivitas antioksidan Analisis statistik aktivitas
ekstrak etanol kubis merah dapat antipoksidan berdasarkan suhu
dilihat pada Tabel VI. penyimpanan. Suhu dingin, sejuk
Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dan kamar terdapat perbedaan yang
Ekstrak Etanol Kubis Merah
signifikan. Perubahan aktivitas
antioksidan yang disimpan pada suhu
kamar mengalami penurunan yang
paling tajam dibandingkan kontrol
daripada aktivitas antioksidan
ekstrak etanol kubis merah yang
disimpan pada suhu dingin dan suhu
sejuk.
Faktor suhu penyimpanan
memiliki pengaruh yang sangat
signifikan terhadap aktivitas
antioksidan minuman fungsional
umbi bawang dayak. Aktivitas
antioksidan tertinggi didapatkan pada
Nilai signifikansi uji normalitas minuman fungsional pada suhu
dan homogenitas lebih dari 0,05 kulkas (4-8oC) yaitu 52,70%
sedangkan aktivitas antioksidan 2. Perlu dilakukan penelitian
terendah didapatkan pada suhu mengenai pengaruh suhu dan
inkubator (50oC) yaitu 41,10% lama penyimpanan terhadap
(Sugiarti, 2015). kandungan dalam kubis merah
Analisis statistik aktivitas selain flavonoid yang dapat
antioksidan berdasarkan lama berfungsi sebagai antioksidan.
penyimpanan. Penyimpanan 3 hari, 6
hari, dan 9 hari berbeda signifikan DAFTAR PUSTAKA
terhadap suhu penyimpanan baik Ananingsih, V.K., Sharma, A., and
suhu dingin, suhu sejuk, maupun Zhou,   W.,   2013,   Green   Tea
suhu kamar.
Catechins   during   Food
Faktor waktu penyimpanan
memiliki pengaruh yang sangat Processing   and   Storage:   A
signifikan terhadap aktivitas review on stabilityand detection,
antioksidan minuman fungsional Food   Research   International,
umbi bawang dayak. Aktivitas 60, 469­479.
antioksidan tertinggi didapatkan pada Ashari, S., 1995, Hortikultura Aspek
minuman fungsional pada waktu Budidaya, Penerbit Universitas
penyimpanan 0 hari yaitu 56,3% dan Indonesia, Jakarta.
aktivitas antioksidan terendah Citosomo, S.S., 1948, Botani Umum
didapatkan pada waktu penyimpanan 2, Angkasa, Bandung.
12 hari yaitu 34% (Sugiarti, 2015). Depkes RI., 1979, Farmakope
KESIMPULAN Indonesia, Edisi III, Departemen
Berdasarkan data yang telah Kesehatan Republik Indonesia,
diperoleh dapat disimpulkan bahwa: Jakarta.
1. Ekstrak etanol kubis merah Depkes RI., 1986, Sediaan Galenik,
mengandung flavonoid. Departemen Kesehatan Republik
2. Kadar flavonoid dan aktivitas Indonesia, Jakarta.
antioksidan ekstrak etanol kubis Depkes RI., 1995, Farmakope
merah pada suhu dingin (0-5oC) Indonesia, Edisi IV, Departemen
menurun, suhu sejuk (5-15oC) Kesehatan Republik Indonesia,
naik dan kembali menurun pada Jakarta.
suhu kamar (15-30oC).
Djaoudene, O., and Louaileche, H.,
3. Kadar flavonoid dan aktivitas 2016, Impact of Storage
antioksidan ekstrak etanol kubis Conditions on the Bioactive
merah semakin lama Compounds and Antioxidant
penyimpanan akan mengalami Capacity of Commecial Orange
penurunan. Jam, Journal of Analytical,
SARAN Bioanalytical and Separation
Berdasarkan hasil penelitian ini, Techniques,1.
maka saran yang dapat kami berikan Harborne, J. B, 1987, Metode
yaitu : Fitokimia Penentuan Cara
1. Penyimpanan sayuran kubis Medorn Menganalisa
merah sebaiknya disimpan Tumbuhan, alih Bahasa oleh
dalam kulkas pada suhu sejuk Kokasih, Padmawinanta,
(5o-15oC). Penerbit ITB, Bandung.
Harborne, J.B., 1996, Metode Powders, Physics, Chemistry
Fitokimia Penuntun Cara and Technology, 13, 39-49.
Modern Menganalisis Nurhaeni, F., Trilestari, Wahyuono,
Tumbuhan, diterjemahkan oleh S., dan Rohman, A., 2014,
Kosasih P, Soediro Iwang, Edisi Aktivitas Antioksidan Ekstrak
II,Penerbit ITB, Bandung, 6-17. Etanolik Berbagai Jenis Sayuran
Iloki-Assanga, S.B., Lewis-Lujan, serta Penentuan Kandungan
L.M., Lara-Espinoza, C.L., Gil- Fenolik dan Flavonoid Totalnya,
Salido, A.A., Fernandez-Angulo, Media Farmasi, 11, 2, 167-178.
D., Rubio-Pino, J.L. and Haines, Pracaya, 1992, Kol alias Kubis,
D.D., 2015, Solvent Effects on Penebar Swadaya, Jakarta.
Phytochemical Constituent Rohyami, Y., 2008, Penentuan
Profiles and Antioxidant Kandungan Flavonoid dari
Activities, Using Four Different Ekstrak Metanol Daging Buah
Extraction Formulations for Mahkota Dewa (Phaleria
Analysis of Bucida buceras L. macrocapra Scheff Boerl),
and Phoradendron californicum, Jurnal Logika, Vol 5.
BMC Res Notes, 8 (396), 1-14. Sadewo, B., 2005, Tanaman obat
Karadeniz, F., Burdurlu, H.S., Koca, populer, Agromedia Pustaka.
N., and Soyer, Y., 2005, Jakarta.
Antioxidant Activity of Selected Sastrohamidjojo,2004, Kromatografi,
Fruits and Vegetables Grown in Liberty, Yogyakarta
Turkey, Turk, 297-303. Senja, R.Y., Issusilaningtyas, E.,
Markham., K.R., 1998, Cara Nugroho, A.K., dan Setyowati,
Mengidentifikasi Flavonoid, E.P., 2014, Perbandingan
ITB, Bandung. Metode Ekstraksi dan Variasi
Martinus, B.A., dan Verawati, 2015, Pelarut terhadap Rendemen dan
Penentuan Kadar Flavonoid Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Total dan Aktivitas Antioksidan Kubis Ungu, Traditional
dari Ekstrak Daun Bandotan Medicine Journal, 19(1), 43-48
(Ageratum conyzoides L.), Sugiarti, S., 2015, Pengaruh Suhu
Scientia, 5, 1. Dan Waktu Penyimpanan
Molyneux, P., 2004, The Use of The Terhadap Kapasitas Antioksidan
Stable Free Radical Diphenyl Minuman Fungsional Umbi
Picrylhydrazyl For Estimating Bawang Dayak Formula Kayu
Antioxidant Activity, J. Sci. Manis, Politeknik Pertanian
Tecnol., 26: 211-219. Negeri Samarinda, Samarinda
Mrmosanin, J.M., Pavlovic, A.N., Suryani., 2004, Lingkungan,
Veljkovic, J.N., Mitic, S.S., Sumber daya Alam dan
Tosic, S.B., and Mitic, M.N., Lingkungan, BPFE. Yogyakarta.
2015, The Effect of Storage Voight, R., 1994, Buku Pelajaran
Temperature and Thermal Teknologi Farmasi,
Processing on Catechins, diterjemahkan oleh Soendani
Procyanidins and Total Noerono Soewandhi, Gajah
Flavonoid Stability in Mada University Press,
Commercially Available Cocoa Yogyakarta, 570-571.
Wagner, H., 1984, Plant Drug Winarno, F.G., 1982, Kimia Pangan
Analysis a Thin Layer dan Gizi. PT Gramedia Pustaka
Chromatography Atlas, Utama, Jakarta.
Springer-Verlag, Berlin. Wong, S., Lai, P.L., and Hoe, W.K.,
Wijayanti, M. N., 2016, Uji Aktivitas 2005, Antioxidant Activities of
Antioksidan dan Penetapan Aqueous Extracts of Selected
Kadar Fenolik Total dan Ekstrak Plants, J. Foodchem, Food
Etanol Buah Buni dengan Science and Technology
Metode DPPH dan Metode Programme, Department of
Folin-Ciocalteu, Skripsi, Chemistry, Natonal Universitas
Universitas Sanata Dharma, of Singapore, Singapore.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai