ELEMEN MESIN 1
Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2021
MATERI 1
Bahan-bahan logam terdiri dari aluminium, baja, besi, emas, kuningan atau loyang, monel,
perak, perunggu, pewter, platina, seng, stainless, tembaga dan timah putih yang masing-
masing membutuhkan treatment yang berbeda. Dan Logam memiliki Struktur SB:
-SUSUNAN ATOM
Logam merupakan struktur raksasa dari atom-atom yang berikatan satu sama lain melalui
ikatan logam.
-JORDINASI 12
Kebanyakan logam adalah terjejal (close packed) – yakni, struktur tersebut memuat atom
sebanyak mungkin pada volum yang tersedia
-KORDINASI 8
Beberapa logam (khususnya yang terletak pada golongan 1 pada tabel periodik) terjejal
kurang efektif, atom-atom logam tersebut hanya memiliki 8 sentuhan atom tetangganya.
Inilah yang disebut dengan terkoordinasi 8.
-Butiran kristal
Adalah sesuatu hal yang dapat menyesatkan jika mengira bahwa semua atom pada sepotong
logam tersusun pada cara yang teratur.
sebagian orang mungki hanya mengetahui beberapa nama logam saja, untuk itu simak yuk
artikel ini sampai habis mengenai pengenalan logam lebih dalam.
Logam-logam tersebut diantaranya adalah besi, alumunium, perunggu, timah, kobalt seng dan
logam yang lainnya. Aneka jenis logam tersebut dapat tercipta langsung dari alam atau dapat
juga sengaja dibuat manusia dengan metode pencampuran aneka logam yang ada untuk
menghasilkan logam baru yang lebih kuat dan tahan korosi.
1.Besi
Besi merupakan logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu
dikarenakan beberapa hal seperti: Limpahan besi di kulit bumi cukup besar, Pengolahannya
relatif mudah dan murah, serta besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan serta mudah
dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah besi mudah mengalmi korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang berbahan besi
dan baja.
2. Baja
4.korium
5.seng (zink)
Foto. bahan baku coil galvalume zincalume baja ringan murah (bahan baku atap galvalume)
Jika Agan melihat rumah yang sedang dibangun, adakalanya kamu melihat rangka atap
berwarna putih atau perak. Tahukah kamu apa itu? Rangka atap tersebut adalah baja ringan
atau disebut galvanum.
Galvanum merupakan logam baja tipis yang dilapisi oleh campuran logam yang terdiri atas
alumunium (Al) sebanyak 55%, seng (Zn) sebanyak 43%, dan silicon (Si) sebanyak 1,6%.
Jika dibandingkan dengan kayu sebagai atap rumah material galvanum lebih ramah
lingkungan, anti karat, dan memiliki ketahanan sangat tinggi.
7.Perunggu
Foto. Perunggu mistik titanium kristal mentah kuarsa manik manik nugget kasar
Perunggu merupakan logam campuran yang mengandung tembaga (Cu) sebagai komponen
utamanya dengan jenis logam lain seperti timah (Sn). Selain dengan timah logam lain yang
dapat dicampurkan yaitu mangan (Mn), aluminium (Al), fosfor (P), atau silikon (Si). Pada
umumnya, dalam perunggu terkandung tembaga sebesar 88% sedangkan 12% adalah timah.
8.Timah
Tembaga merupakan unsure kimia logam yang memiliki lambing Cu. Tembaga merupan
konduktor yang mengalirkan listrik dan panas dengan baik oleh karena itu tembaga
merupakan logam yang digunakan untuk membuat isi kabel. Tembaga murni memiliki sifat
halus dan lunak serta bewarna jingga kemerahan. Biasanya tembaga akan dicampur dengan
timah untuk membuat logam perunggu.
9.Kuningan
Kuningan merupakan logam paduan antara tembaga (Cu) dan seng (Zn). Perbandingan antara
tembaga dan seng beragam, tergantung dengan karakteristik kuningan yang ingin dihasilkan.
Namun, umumnya kadar tembaga antara 60-90% dari massa total. Kuningan banyak
digunakan sebagai dekorasi karena memiliki warna yang cerah seperti emas. Selain itu
kuningan juga banyak digunakan sebagai bahan dalam membuat alat-alat rumah tangga dan
alat musik seperti terompet dan snar drum.
Tahukah Agan bahwa kandungan tembaga dalam kuningan mampu membunuh bakteri
seperti Staphylococcus aureus, E. coli, dan Pseudomonas aeruginosa dalam waktu beberapa
menit hingga beberapa jam setelah menempel. Tembaga ini dapat membunuh
mikroorganisme tersebut dengan beberapa mekanisme, antara lain: merusak struktur
membran sel bakteri sehingga bakteri dapat mati, menganggu keseimbangan ion dalam
bakteri, mengganggu tekanan osmosis, dan membentuk senyawa hidrogen peroksida (H2O2)
pada membran bakteri.
11.kobalt
Kobalt merupakan logam yang bewarna abu-abu perak yang eras dan berkilau yang memiliki
lambing Co dan nomor atom 27 yang biasa digunakan pada kertas perak dan kawat.
12.Nikel
Nikel merupakan unsure kimia logam dengan lambing Ni.Nikel adalah logam yang memilki
sifat tahan karat. Nikel murni bersifat lembek, tetapi bila dipadukan dengan besi dan, krom
dan logam lainnya maka dapat membentuk baja yang keras dan tahan karat.
Pada zaman dahulu, logam tertentu, seperti tembaga, besi, dan timah digunakan
untuk membuat peralatan, perlengkapan mesin, dan senjata. Kemampuan logam
untuk meregang apabila ditarik disebut duktilitas. Kemampuan logam meregang
dan menghantarkan listrik dimanfaatkan untuk membuat kawat atau kabel,
contohnya tembaga. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa disebut
maleabilitas. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa dimanfaatkan untuk
membuat berbagai macam jenis barang, misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain-
lain.
Logam memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik sehingga banyak dipakai
untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat elektronik. Sebagai konduktor
panas yang baik, logam juga digunakan untuk membuat panci. Logam bersifat kuat
sehingga dapat digunakan untuk membangun rangka bangunan dan jembatan.
Logam juga dapat menimbulkan suara dering yang nyaring jika dipukul, maka
logam juga dapat digunakan dalam pembuatan bel. Secara umum logam mulia
berarti logam-logam termasuk paduannya yang biasa dijadikan perhiasan, antara
MATERI 2
1. JENIS-JENIS SAMBUNGAN
Terdapat dua jenis polaritas untuk pengelasan, yakni straight polarity / polaritas lurus,
dimana elektroda bermuatan ( – ) dan bahan induk bermuatan (+), dan polaritas terbalik,
dimana elektroda bermuatan + dan bahan induk bermuatan – .
Elektroda d-inline-blockuat dengan karakter khusus, ada elektroda yang hanya menggunakan
pada mesin las AC, ada yang menggunakan DC Polaritas lurus atau lazim disebut DCSP (
Direct Current Straight Polarity ) atau juga disebut DCEN (Direct Current Electrode
Negative), ada yang menggunakan DC Polaritas terbalik atau DCRP (Direct Current Reverse
Polarity) atau juga disebut DCEP (Direct Current Electrode Positive).
Mesin las dapat digerakkan oleh mesin diesel atau oleh transformer (inverter) .Pada
umumnya cakupan arus mesin las antara 20 hingga 500 Amper CC.DC (constant current),
dengan tegangan antara 14 hingga 40 V , CV DC (constant voltage). Pendingin mesin dapat
berupa minyak atau udara. Transformer menggunakan arus masuk bolak balik bertegangan
220,380 atau 415 Volt untuk kemudian dirubah menjadi arus searah bertegangan 14 hingga
40 V.
Sebelum digunakan mesin las harus diperiksa dengan teliti untuk meyakinkan bahwa semua
poolnya dalam keadaan baik . Kemudian sewaktu digunakan harus dikalibrasi untuk
mengetahui konsistensi besarnya arus dengan penunjukan yang ada pada pengendali digital
dengan menggunakan tang amper pada kabel yang menghubungkan elektroda.
SMAW menggunakan electrode batang (stick electrode) yang bersalut. Untuk mengetahui
sifat mekanis bahan las maka oleh AWS (American Welding Society) d-inline-blockuat
sistim identifikasi yang tertulis pada coating. Jika ditinjau dari kekuatan tarik bahan elektroda
maka jenis jenis stick electrode ini dapat dikelompokkan menjadi
Masing masing elektroda memiliki karakteristik khusus sesuai dengan maksud dan tujuan d-
inline-blockuatnya .
GMAW (Gas Metal Arc Welding) merupakan proses penyambungan dua buah logam atau
lebih yang sejenis dengan menggunakan bahan tambah yang berupa kawat gulungan dan gas
pelindung melalui proses pencairan. Gas pelindung dalam proses pengelasan ini berfungsi
sebagai pelindung dari proses oksidasi, yaitu pengaruh udara luar yang dapat mempengaruhi
kualitas las. Gas yang digunakan dalam proses pengelasan ini dapat menggunakan gas argon,
helium, argon+helium dsb. Penggunaan gas juga dapat mempengaruhi kualitas la itu sendiri.
Proses pengelasan GMAW merupakan pengelasan dengan proses pencairan logam. Proses
pencairan logam ini terbentuk karena adanya busur las yang terbentuk diantara kawat las
dengan benda kerja. Ketika kawat las didekatkan dengan benda kerja maka terjadilah busur
las ( menghasilkan panas) yang mampu mencairkan kedua logam tersebut (kawat las + benda
kerja), sehingga akan mencair bersamaan dan akan membentuk suatu sambungan yang tetap.
Dalam proses ini gas pelindung yang berupa gas akan melindungi las dari udara luar hingga
terbentuk suatu sambungan yang tetap. Proses pengelasan GMAW menggunakan arus searah
(DC) dengan posisi elektroda pada kutub positif, hal ini sering disebut sebagai polaritas
terbalik. Polaritas searah jarang digunakan dalam proses pengelasan dikarenakan dalam
proses ini transfer logam tidak terjadi secara sempurna.
Gas tungsten arc welding (GTAW) adalah proses las busur yang menggunakan busur antara
tungsten elektroda (non konsumsi) dan titik pengelasan. Proses ini digunakan dengan
perlindungan gas dan tanpa penerapan tekanan. Proses ini dapat digunakan dengan atau
tanpa penambahan filler metal. GTAW telah menjadi sangat diperlukan sebagai alat bagi
banyak industri karena hasil las berkualitas tinggi dan biaya peralatan yang rendah.
Prinsip : Panas dari busur terjadi diantara elektrode tungsten dan logam induk akan
meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar
atau He)
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram
yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda
wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda
wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi
busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang
melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke
busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung
dipakai gas inert seperti argon, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang
pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas. Pembakar las TIG terdiri dari :
1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingi,
3) Penyedia air pendingin,
4) Penyedia gas argon,
5) Lubang gas argon ke luar,
6) Pencekam elektroda,
7)Moncong keramik atau logam,
8) Elektroda tungsten,
9) Semburan gas pelindung.
SAW adalah salah satu jenis las listrik dengan proses memadukan material yang dilas dengan
cara memanaskan dan mencairkan metal induk dan elektroda oleh busur listrik yang terletak
diantara metal induk dan elektroda. Arus dan busur lelehan metal diselimuti (ditimbun)
dengan butiran flux di atas daerah yang dilas.
SAW tidak membutuhkan tekanan dan bahan pengisi (filler metal) dipasok secara mekanis
terus ke dalam busur lsitrik yang terbentuk diantara ujung filler elektroda dan metal induk
yang ditimbun oleh fluks. Elektroda pada proses SAW terbuat dari metal padat (solid).
Prinsip pada pengelasan ini hampir sama dengan pengelasan pada SMAW. Bedanya dengan
SMAW adalah pada SAW flux tidak di bungkus ke elektroda, menggunakan elektroda
kontinu, arus lebih tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengelas benda yang lebih tebal
hanya dengan langkah yang sedikit.
Flux cored arc welding (FCAW) merupakan las busur listrik fluk inti tengah / pelindung inti
tengah. FCAW merupakan kombinasi antara proses SMAW, GMAW dan SAW. Sumber
energi pengelasan yaitu dengan menggunakan arus listrik AC atau DC dari pembangkit listrik
atau melalui trafo dan atau rectifier. FCAW adalah salah satu jenis las listrik yang memasok
filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung
filler elektroda dan metal induk. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan karbon
dioxida CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk
menjalankan pengelasan biasa disebut dengan super anemo.
Flux cored arc welding atau las busur berinti flux mirip dengan proses las GMAW, yaitu
menggunakan elektroda solid dan tubular yang diumpankan secara kontinyu dari sebuah
gulungan. Elektroda diumpankan melalui gun atau torch sambil menjaga busur yang
terbentuk diantara ujung elektroda dengan base metal. FCAW menggunakan elektroda
dimana terdapat serbuk flux di dalam batangnya. Butiran-butiran dalam inti kawat ini
menghasilkan sebagian atau semua shielding gas yang diperlukan. Jadi berlawanan dengan
GMAW, dimana seluruh gas pelindung berasal dari sumber luar. FCAW bisa juga
menggunakan gas pelindung tambahan, tergantung dari jenis elektroda, logam yang dilas, dan
sifat dari pengelasan yang dikerjakan.
Ada dua jenis variasi FCAW yang memiliki kegunaan berbeda-beda tergantung dari metode
gas pelindung.
Self shielding FCAW (Pelindungan sendiri) , yaitu melindungi las yang mencair dengan gas
dari hasil penguapan dan reaksi inti fluks
Gas shielding FCAW (perlindungan gas) = dual gas, yaitu melindungi las yang mencair
selain dengan gas sendiri juga ditambah gas pelindung dari luar sistem.
Kedua jenis pelindung di atas sama2 menghasilkan terak las yang memadai untuk melindungi
metal las yang akan beku.
Perbedaannya terletak pada tambahan sistem pemasok gas dan welding torch (welding gun).
Tekanan pada botol-botol baja dibagi berdasarkan kelas. Kelas medium tekanannya sampai
15 atm dan kelas tekanan tinggi sampai dengan 165 atm.
2.1. Oxygen Quality Control
Untuk mengetahui kemurnian oksigen, dipakai alat Oxygen Purity Test Apparatus, pada
prinsipnya adalah mereaksikan oksigen dengan larutan ammonia (NH4OH) + CU CL2 , sisa
yang tidak larut adalah Nitrogen dan Argon.
3. PEMBUATAN ASETILIN
Secara komersial asetilin (C2H2) untuk industri las karbit, diperoleh dengan
mereaksikan kalsium karbid dengan air.
Jadi asitelin adalah gas hidro karbon yang diperoleh dari unsur-unsur kapur ,
karbon dan air dengan reaksi sebagai berikut : Ca O + 3 C Ca C2 + Co 108 k.kal/g.mole. (jadi
pembakaran kapur dengan karbon tanpa udara).
Asetilin tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan dalam perdagangan ada bau khusus
karena ada kotoran belerang dan phosphor.
Asetilin murni mudah meledak karena factor-faktor tekanan dan temperature. Tetapi faktor-
faktor lain yang mempengaruhi expobility dari asetiline adalah adanya kotoran-kotoran ,
katalisator, kelembaban, sumber-sumber penyalaan, ukuran dan bentuk tangki .
Karena alasan-alasan tersebut diatas, pada aseitilin generator dibatasi , tekanan asetilin
maksimum 5 atm. Karena asetilin diatas tekanan 2 atm dapat meledak.
Untuk mengatasinya jika asetilin disimpan didalam botol bertekanan lebih besar dari 2 atm,
harus dilarutkan pada aseton cair. Caranya adalah melapisi dinding dalam botol penyimpanan
dengan asbes ferrous dan dicelupkan dengan acetone cair.
Keterangan :
1. Tabung Oksigen
2. Kran setelan Asetilin
3. Torch
4. Kran setelan Oksigen
5. Saluran Oksigen
6. Saluran asetilin
7. Tabung Asitelin
8. Regulator Asetilin
9. Regulator Oksigen
10. Silinder Pressure
11. Adjusting Screw
Gambar 1. Las oksi asetilin.
2
5.3. Undercutting
Cacat las ini diakibatkan oleh penggunaan parameter tekanan gas yang
kurang tepat, khususnya kecepatan pengelasan dan tekanan gas yang tidak sesuai. Kecepatan
pengelasan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan undercutting terjadi.
Dengan mengurangi kecepatan pengelasan akan dapat mengurangi besarnya undercutting
bahkan menghilangkannya.
Gambar 8. Undercutting
Gambar 9. Undercut yang terdeteksi oleh radiografi
Jika hanya terdapat sedikit undercutting, maka kita dapat menaikkan tekanan gas, tetapi jika
tekanan gas dinaikkan terlalu tinggi, maka undercutting dapat terjadi.
5.4. Porositi
• Porositi adalah lubang yang diakibatkan oleh gelembung gas yang
telah membeku. Penyebab utama dari porositi adala kontaminasi atmosfir, oksidasi yang
tinggi pada permukaan benda kerja.
Keretakan yang terjadi pada ujung hasil pengelasan disebabkan oleh kesalahan dalam teknik
akhir pada saat mengelas, hal ini dapat diatasi dengan cara membalikkan arah pengelasan
pada akhir pengelasan.
Pola pergerakan torch yang bergelombang direkomendasikan untuk proses pengelasan posisi
datar. Untuk single-pass, butted joint, pergerakan torch dilakukan dengan pergerakan agak
kebelakang. Untuk pengelasan butt joint agak sedikit menekan dinding untuk memastikan
semua area terisi.
Pada pemotongan baja atau besi dengan api oksi-asetilin terjadi reaksi :
Fe + O
3Fe+2O2
2Fe+11⁄2 O2
Bila baja yang telah dipanaskan sampai suhu nyala oksigen direaksikan dengan O2 sepeti
diatas, kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ialah campuran ketiga jenis oksida tersebut
dan sisa logam Fe yang belum bereaksi. Pada pengamatan terhadap slag yang terjadi didapat
hasil adanya campuran FeO dan Fe3O4 , FeO dan Fe2O3 dan logam (Fe) yang belum
teroksidasi.
8.1. Mampu potong (Cutability)
Mengingat bahwa pada proses ini reaksi kimia adalah reaksi oksidasi,
maka untuk logam-logam yang tahan oksidasi (oxidation resistant metals) perlu adanya
penambahan flux kimia atau serbuk besi sebagai bahan yang dapat bereaksi eksotermis.
Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi :
FeO + 63. 800 Kal. Fe3O4 +267.800Kal Fe2O3 +196.800Kal
OXY ACETYLENE WELDING
Titik cair logam yang dipotong harus lebih tinggi dari temperatur nyala oksigen.
Bila temperatur logam yang dipotong lebih rendah dari temperatur nyala oksigennya, maka
logam lebih dahulu mencair reaksi oksidasi terjadi pada suatu daerah yang relatif lebih luas,
maka pemotongan yang diinginkan tidak tercapai.
Titik cair oksida logam yang dipotong harus lebih rendah dari titik cair logam, dan harus juga
lebih rendah dari temperatur yang dihasilkan oleh reaksinya. Bila temperatur oksida logam
ternyata lebih tinggi dari temperatur logam maupun temperatur yang dihasilkan pada reaksi,
maka akan sulit terjadi proses pemotongan. Misalnya pada baja paduan Chrom yang tinggi ,
adanya oksida Chrom (Cr2O3) yang mempunyai titik cair 2.000 0C atau aluminium paduan
yang mengandung oksida aluminium (Al2O3) dengan titik cair 2.050 0C akan sulit untuk
dipotong.
Koefesien konduksi panas logam yang dipotong tidak boleh tinggi (besar). Logam-logam
yang mempunyai nilai koefesien konduksi panas besar yang mudah merambatkan panas
kebagian lain dari logam, sehingga akan susah memanaskan logam setempat (lokal),
misalnya tembaga atau aluminium.
• Oksidasi yang terbentuk pada proses pemotongan harus cukup encer (cair),
untuk mempermudah pengaliran cairan keluar dari celah (kerf).
Pada pemotongan besi tuang, karena adanya cairan oksida Silikon (SiO2) yang cukup banyak
dan kental, maka pemotongan logam akan lebih sulit.
Fungsi nyala pemanasan pada proses pemotongan logam dengan oksigen adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menaikkan temperatur logam yang akan dipotong sampai pada titik nyala oksigen
untuk memulai dan melanjutkan reaksi kimia pemotongan.
2. Dapat melindungi semburan gas oksigen terhadap pengaruh atmosfir yang mungkin dapat
menyebabkan tercampurnya gas oksigen dengan gas-gas lain dari udara luar. Disamping itu
gas oksigen yang disemburkan melalui nosel telah terdapat energi panas mula dari nyala yang
dapat membantu menggalakan proses pemotongan.
3. Dapat membantu membersihkan kotoran-kotoran ringan pada permukaan baja bagian atas
seperti karat, scale, cat maupun kotoran ringan lain yang dapat menghambat proses
pemotongan.
Dari beberapa data pencatatan pemanasan dengan api oksi-asetilin untuk mencapi titik nyala
oksigen pada beberapa ketebalan pelat baja dapat dipilih pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Ketebalan dan waktu pemanasan Tebal Baja (mm) Waktu Pemanasan (detik)
Bahan bakar.
Ada beberapa macam bahan bakar gas yang umum dipakai untuk pemanasan pada proses
pemotongan logam dengan oksigen. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih pengunaan bahan bakar gas, antara lain :
1. Pengaruh pada kecepatan potong.
2. Waktu yang diperlukan untuk proses pemanasan sebelum memotong.
3. Harga bahan bakar.
4. Biaya penggunaan oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan
bakar gas secara efisien, misalnya 1 volume asetilin memerlukan 1,5
volume oksigen, 1 volume propane membutuhkan 2 volume oksigen.
5. Kemampuan bahan bakar gas dalam melayani beberapa proses operasi, seperti untuk
pemanasan, pengelasan, brazing, scuring, membuatgroove dan memotong.
Tebal
Tabel 5. Tebal dan dalamnya HAZ
Dalamnya H.A.Z. (mm)
Baja karbon rendah Baja karbon tinggi
12 mm
12mm 150 mm
0,8 mm 0,8 mm 3,2 mm
0,8 mm
0,8 mm ÷ 1,6 mm 3,2 mm ÷ 6,3 mm
Baja kontruksi dengan kadar karbon tidak melebihi 0,25 %, biasanya kekerasannya tidak
banyak berubah pada daerah pengaruh panas (H.A.Z). Pengaruh kekerasan pada daerah
terpengaruh panas akan makin berkurang pada tempat yang makin jauh dari pola potong.
Adakalanya untuk memudahkan proses pemotongan logam dengan oksigen diperlukan
pemanasan awal pada seluruh benda kerja untuk menurunkan pendinginan (terutama pada
baja paduan hardenable) atau meningkatkan efisiensi
pemotong karena meningkatnya heat input. Baja paduan rendah dan baja paduan tinggi
(>0,25 % C) memerlukan pemanasan awal untuk mengurangi pengerasan dan mencegah
kemungkinan retak. Makin tebal dan besar benda kerja yang akan dipotong maka
memerlukan pemanasan awal yang lebih tinggi dari yang tipis atau kecil.
Ada beberapa keuntungan awal untuk benda kerja yang akan di potong dengan oksigen, yaitu
:
• Dapat menigkatkan efisiensi pemotongan karena kecepatan dapat
ditingkatkan. Penggunaan gas oksigen untuk pemotongan dapat lebih kecil.
• “Gradient” suhu dapat diperkecil sehingga memperlambat laju pendinginan, dan
memperkecil kemungkinan retak pada saat pendinginan. Juga dapat
mengurangi distorsi dan dapat mengurangi pengerasan pada posisi potong.
• Dapat mengurangi migrasi unsure-unsur logam dari tempat yang dingin
ketempat yang lebih tinggi temperaturnya dan sebaliknya.
Tinggi suhu pemanasan awal tergantung pada komposisi, tebal dan besar yang akan dipotong.
Biasanya berkisar antara 100 °C s/d 700 °C, kebanyakan baja karbon dan paduan
membutuhkan suhu pemanasan awal antara 200 °C – 300 °C. Makin tinggi suhu pemanasan
awal makin tinggi pula proses reaksi oksigen dengan baja, dalam hal ini perlu diketahui
bahwa suhu pemanasan awal harus merata sampai pada bagian dalam logam.
Sebab kalau hanya bagian sushu luar saja, maka proses reaksi kimia antara bagian luar dan
dalam tidak seimbang kecepatannya. Semburan terak dan aliran gas oksigen akan terhambat,
dan proses pemotongan akan gagal. Untuk mengurangi internal stress pada benda kerja, dapat
pula dilakukan proses pemanasan lanjut berupa annealing, atau stress relieve setelah proses
pemotongan selesai.
Sebaiknya pemanasan lanjut untuk tujuan annealing dan stress relieve dilakukan pada dapur
pemanas, tetapi bila tidak mungkin karena bentuk dan beratnya maka dapat pula
menggunakan alat pemanas lain.
OXY ACETYLENE WELDING
Mutu hasil pemotongan dengan oksigen tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
• Metalurgi.
• Sifat mekanik.
• Dimensi.
• Kekerasan permukaan potong.
Faktor metalurgi dan sifat mekanik seperti yang telah dibahas di atas dan untuk faktor
dimensi dan kekerasan permukaan potong tergantung pula cara pengoperasian atau
pelaksanaan pemotongan. Mutu pemotongan yang disetujui, tentu tergantung pada
persyaratan yang diperlukan untuk setiap pengerjaan.
Kekerasan permukaan potong pada beberapa ketebalan baja tergantung pada beberapa
variable, misalnya :
• Bentuk dan ukuran mulut potong.
• Debit gas oksigen dan kemurnian dari gas oksigen yang dipakai untuk
memotong.
• Intensitas dari nyala pemanasan dan “oxy fuel gas ratio”.
• Kebersihan dari lubang nosel pemotong.
• Kondisi permukaan baja yang akan dipotong.
• Mutu dari baja yang dipotong
8.7.Penggunaan
Proses pemotongan dengan oksigen telah banyak digunakan oleh industri engineering di
Indonesia, seperti industri perkapalan, industri kontruksi, industri pembuat desain, reprasi,
dan perwatan, dan lain sebagainya. Proses ini selain dapat untuk memotong juga dapat untuk
membuat kampuh sambungan las, membuat alur dan gauging, membersikan permukaan slab
baja atau scarfing sebelum diroll menjadi bentuk pelat dan untuk membuat lubang atau
lancing.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi dalam pemakaian debit gas, karena antara pemakai
satu dengan yang lain tentu tidak akan sama. Adapun factor tersebut antara lain :
Lancing adalah juga termasuk proses memotong dengan oksigen yang dipergunakan untuk
membuat lubang pada baja yang tebal ataupun membuat lubang pada lubang curah (tap hole)
kupola yang tersumbat oleh cairan besi tuang yang membeku.
Lancing biasanya menggunakan pipa baja berdiameter luar 17-19 mm dan diameter dalam 6-
8 mm dan bagian dalam lubang pipa masih diisi kawat baja diameter 5 mm untuk
memperkecil luas lubang pipa dan jumlah debit gas oksigen. Pipa dihubungkan dengan
selang gas kebotol oksigen dan dilengkapi dengan klep pengaman untuk menghentikan aliran
oksigen pada saat diperlukan. Pemanasan sebelum proses lancing bisa digunakan pemanas
oksi asetilin atau oksipropan. Bila pemanasan dengan busur listrik maka proses dikenal
dengan nama oxygen arc , yaitu oksigen disemburkan melalui elektroda las khusus yang
berlubang ditengahnnya. Tangkai las juga khusus yaitu yang dilengkapi dengan lubang dan
keran untuk penyaluran gas oksigen. Oxygen-arc banyak digunakan untuk pemotongan baja
scrab industri pengecoran.
9. STANDAR KEAMANAN
Dalam melakukan pekerjaan mengelas, sebaiknya mengikuti standar keamanan Z49.1 yang
telah ditetapkan oleh American National Standard, mengenai pemotongan dan pengelasan
logam.
Bahan serabut sikat terbuat dari kawat-kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis,
dengan tangkai dari kayu yang dapat mengisolasi panas dari bagian yang disikat.
3. Tang penjepit
Untuk menjepit/memindahkan benda-benda yang panas yang memperoleh panas dari hasil
pemotongan dan pengelasan. Tangkai tang biasanya diisolasi.
5.Sepatu pengaman
Untuk melindungi kaki welder terhadap benda-benda panas yang ada dilantai
maupun percikan api las dari atas pada saat melakukan pengelasan dan pemotongan.
Ketika melakukan pengelasan, pemotongan maupun penggerindaan dapat menimbulkan asap.
Kita harus menggunakan pelindung untuk pernafasan kita. Asap ini dapat merusak paru-paru
kita. Untuk itu selalu mengelas dengan fentilasi yang baik.
Tabung gas
Tabung gas dapat meledak jika tidak digunakan secara benar. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menangani tabung gas adalah :
• Jangan pernah menyentuh tabung gas dengan menggunakan brender yang lagi
menyala.
• Tabung gas harus selalu diberdirikan dan terikat dengan suatu benda yang
kokoh
Bahaya Api
Selalu waspada terhadap bahaya api. Api dapat terjadi jika ada tiga elemen yaitu udara, bahan
bakar, dan panas. Udara dan bahan bakar selalu ada disekitar kita, sekarang kita harus selalu
waspada terhadap sumber panas yang dapat membakar bahan bakar tersebut. Untuk menjaga
jika terjadi api kita harus menyiapkan pemadam api. Tabung pemadam api yang berisi CO2
atau pun jenis bubuk baik untuk pengelasan. Selain itu juga boleh menyiapkan pasir untuk
mematikan api.
Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan kuat Pelindung
gas umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan Argon. Namun dengan
keberadaan oksigen kadang akan menimbulkan problem baru yaitu dengan porosity yang
dihasilkan reaksi CO2 dan oxygen yang ada di udara sekitar lasan, sehingga perlu memilih
fluks yang mengandung zat yang bersifat pengikat oxygen atau deoxydizer
C. Las carbit
Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan
bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan
suhu sekitar 3.500 °C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan
bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang
paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan
sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak
dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.
Gas asetilen diproduksi melalui reaksi antara kalsium karbit (CaC 2) dengan air (H20).
CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2
Memproduksi gas Asetilen untuk keperluan pribadi dengan mencampurkan kalsium karbit
dengan air tidak disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan
menyebabkan ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas
asetilen dalam tabung logam.
Daftar isi
1Deskripsi
o 1.1Peralatan dan bahan
2Nyala las
3Teknik pengelasan las karbit
o 3.1Teknik pengelasan maju
o 3.2Teknik pengelasan mundur
4Pranala luar
Brander listrik
Regulator
Gas asetelyne
Gas oksigen
Katup pengaman
Kaca mata las
Tang penjepit
Sarung tangan
Sumber api
Palu besi
Pembersih brrander
Kunci tabung
Sikat baja
Kawat tembaga. Kawat tembaga merupakan bahan penyambung yang dicairkan
dengan api gas asetilen. Kawat ini dileburkan bersama-sama api.
Untuk memanaskan
Untuk mengelas permukaan yang keras dan logam putih.
Pengelasan sedikit berbeda untuk setiap logam termasuk las stainless steel. Baca artikel
berikut untuk mempelajari secara spesifik tentang bagaimana untuk las stainless steel dengan
baik.
Step pengelasan stainless steel :
1. Pakai perlengkapan perlindungan yang tepat.Pakai celana dan baju full, kacamata
pelindung, sarung tangan, dan perlindungan lain sesuai SOP.
11 Membersihkan kerak-kerak di tempat las, jika perlu. Pengelasan SMAW dan FCAW
keduanya rentan terhadap residu slag.
AWS : E 307 – 16
DC+/AC
Diameter : 2,6 & 3,20 – 4,00
C 0.1 Cr 18.5
Ni 8.5
Mn 6.0
AWS : E 307 – 16
Diameter : 2,6 & 3,20 – 4,00
DC+/AC
C 0.1 Cr 18.5
Ni 8.5 Mn 6.0
Brazing practice
Logam pengisi selalu mempunyai titik cair yang lebih rendah daripada logam induk. Ada dua
macam logam patri, yaitu logam lunak dimana logamnya mempunyai titik cair lebih rendah
dari 450 °C dan logam patri yang mempunyai titik cair lebih tinggi dari 450 °C yang disebut
logam patri keras.
-Mematri atau menyolder merupakan proses penyambungan logam, baik logam yang sama
jenisnya ataupun yang berlainan bahan penyambung. Bahan yang digunakan untuk
menyolder dinamakan solder atau patri. Cara penyambungan dilakukan melalui proses
pemanasan dimana bahan pengisi atau solder yang digunakan mempunyai titik lebur
dibawah titik lebur bahan dasar yang akan disambung atau dilekatakan. Bahan dasar yang
disambung pada proses itu tidak ikut melebur,sambungan terjadi hanya akibat perekatan
bahan solder pada bidang penyolderan. Untuk menghindari dan menghilangkan terjadinya
oksidasi, maka pada proses penyambungan digunakan bahan pembersih (fluks) atau
digunakan gas pelindung oksidasi.
Sambungan patri digunakan terutama untuk mencegah kebocoran pada sambungan
lipat. Selain itu, juga digunakan untuk sambungan tumpang pada benda-benda kerja yang
tidak memerlukan kekuatan tarik yang besar.
-Pada pematrian lunak, alat pemanas yang digunakan adalah baut pematri. Baut pematri
berfungsi sebagai alat untuk mencairkan solder. Sumber panasnya diperoleh dari
pembakaran arang ataupun tenaga listrik. Baut pematri terdiri atas tiga bagian, yaitu
tembaga pemanas, batang pemegang, dan gagang. Sedangkan pada pematrian keras, alat
pemanas yang biasa digunakan adalah nyala api dari las oksi-asetilena.
1.Pengunaan
Penggunaannya serbaguna untuk hampir segala macam pekerjaan pematrian lunak,
terutama pada pematrian lunak benda kerja dari bahan pelat logam putih, nikel, baja, timah,
tembaga, dan kuningan. 2. F-SW 2 Contohnya adalah senyawa Zn-Chlorid-
Ammoniumchlorid di dalam pengolahan organis misalnya Glykol, vaselin, atau gemuk. Sisa
bahan pelumer jenis ini mengakibatkan karat pada kondisi tertentu. Bila perlu, sisa bahan
pelumer ini harus disingkirkan dari permukaan benda kerja setelah pematrian. 3. F-SW 3
Contohnya adalah damar kolofonium, gemuk patri, stearin, lemak. Sisa bahan pelumer ini
tidak menimbulkan karat sehingga tidak harus disingkirkan dari permukaan benda kerja
setelah pematrian.
2.Hasil Analisa kekuatan
Dalam era industrialisasi, banyak metode pengelasan yang telah
digunakan dalam logam, konstruksi baja dan struktur mesin. Penggunaan
teknologi pengelasan dalam struktur dan mesin adalah karena proses manufaktur
yang sederhana dan ringan dibandingkan dengan sambungan baut dan sambungan
keling. Mematri adalah proses bergabung dengan logam dengan menggunakan
filler yang mencair di fase cair. Sedangkan logam dasar yang digunakan memiliki
titik leleh di atas filler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki
kekuatan tarik dan kekerasan. Standar yang digunakan untuk persiapan spesimen
adalah ASTM D 1002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sambungan dibrazing
antara 2 mm tebal aluminium dan 2 mm tebal baja galvanis memiliki stres
tertinggi 53,373 N / mm2, regangan 8,399%, dan kekuatan maksimum 3.842,31
N. kekerasan logam dasar baja galvanis adalah 91,9 HVN. Logam dasar
aluminium memiliki 22,3 HVN. Kekerasan tertinggi adalah pada baja Galvanis
yaitu 118,5 HVN. Hal ini didukung oleh analisis foto mikro pada daerah HAZ
menunjukkan struktur mikro kecil dari logam dasar.
3.sambungan kelingan
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan
yaitu : a. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat. b. Pemeriksaannya
lebih mudah c. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling
tersebut. Bila dilihat dari bentuk pembebanannya, sambungan paku keling ini dibedakan yaitu
: 1. Pembebanan tangensial. 2. Pembebanan eksentrik. A. PEMBEBANAN TANGENSIAL
Pada jenis pembebanan tangensial ini, gaya yang bekerja terletak pada garis kerja
resultannya, sehingga pembebanannya terdistribusi secara merata kesetiap paku keling yang
digunakan. Bila ditinjau dari jumlah deret dan baris paku keling yang digunakan, maka
kampuh keling dapat dibedakan yaitu :
Bila paku tersebut mendapat pembebanan seperti terlihat pada gambar, maka seluruh
penampang dari paku tersebut akan putus tergeser bila tidak mampu menahan gaya luar yang
diberikan pada kedua ujung plat tersebut. Tegangan yang terjadi pada penampang bahan yaitu
: Tegangan Geser :g =F ( N / mm 2 ) A
Bila diameter paku adalah (d), maka luas penampang yang akan putus adalah :A=
.d 24
Sehingga :g =F F 4F = = 2 A .d .d 2 4
F ( N / mm 2 ) A
bekerja A = luas penampang plat yang akan putus. Untuk luas penampang yang kemungkinan
akan putus adalah : A=(bd)t Maka : Contoh soal : Dua buah plat akan disambung dengan
kampuh bilah tunggal dikeling tunggal, direncanakan menerima beban sebesar 10 kN. Bila
bahan plat mempunyai tegangan tarik izin 137,3 N/mm2 dan bahan paku dengan tegangan
geser izinnya 109,8 N/mm2 serta tebal plat 4 mm. Tentukanlah : a. Diameter paku keling
yang sesuai. b. Lebar plat yang dibutuhkan. Penyelesaian : Diketahui : F = 10 kNt =
F (b d )t
tgDitanya : Jawab : mm
= 10000 N ; t = 4mm
b) b ?4.F
.g
4.10000 .109,8
= 10,77 mm
= 11
b.
t=
2. Kampuh Bilah Tunggal Dikeling Tunggal Satu baris Bila kampuh bila tunggal dikeling
tungga satu baris seperti terlihat pada gambar. Dimana tegangan yang terjadi, pada paku
keling yaitu :g =F A
Plat tersebut akan terpisah bila gaya luar (F) mampu memutuskan kedua luas penampang
paku. Bila jumlah paku (z) buah maka plat tersebut akan terpisah jika gaya (F) luar tidak
mampu memutuskan sebanyak luas penampang paku.
FF
P P/2
Untuk luas penampang paku yang akan putus pada sistem pada sistem sambungan jenis ini
sama dengan jumlah paku yang dipergunakan ( z = n) yaitu : A = n x luas penampang paku
yang putus.
A = n.
.d 24
Sehingga :g =F = A F 4F = 2 .d n. .d 2 n. 4
Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu : Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), jarak
antara masing-masing sumbu paku (p), dan jumlah paku dalam satu baris (z), maka plat
tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga
tegangan yang terjadi pada penampang plat yaitu tegangan tarik.
F ( N / mm 2 ) A
bekerja A = luas penampang plat yang akan putus. Untuk luas penampang yang kemungkinan
akan putus adalah : A = ( b z.d ) t, dimana b = z.p
t=
F F p= d z.( p d )t z.t. t
P = 3.d + 5 (mm)
Contoh Soal : Dua buah plat akan disambung dengan kampuh bilah tunggal dikeling tunggal
satu baris, direncanakan menerima beban sebesar 10 kN. Bila bahan plat mempunyai
tegangan tarik izin 137,3 N/mm2 dan bahan paku dengan tegangan geser izinnya 109,8
N/mm2 , tebal plat 5 mm dan jumlah paku yang digunakan sebanyak 2 buah. Tentukanlah : a.
Diameter paku keling yang sesuai. b. Lebar plat yang dibutuhkan. c. Jarak antara paku.
Penyelesaian : Diketahui : F = 10 kN
tgDitanya : Jawab :
4.10000 2..109,8
= 7,6 mm = 8 mm
b.)
50 N/mm2 < 137,8 N/mm2 ---- Aman d.) Lebar plat yang dibutuhkan : b=z.p = 2 .(29mm) =
58 mm
P/2
FP
FF
Untuk jenis sambungan kampuh bilah tunggal di keling ganda seperti terlihat pada gambar,
maka kedua plat tersebut terpisah bila mampu memutuskan dua baris penampang, jika jumlah
paku (n) buah maka paku terasabut akan putus tergeser, maka yang terjadi pada bahan adalah
tegangan geser.
.d 24
Sehingga :g =F = A F 4F = 2 .d n. .d 2 n. 4
d=
4.F n.. g
Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu : Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), jarak
antara masing-masing sumbu paku (p), dan jumlah paku dalam satu baris (z1), maka plat
tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga
tegangan yang terjadi pada penampang plat yaitu tegangan tarik.
=
F ( N / mm 2 ) A
bekerja A = luas penampang plat yang akan putus. Untuk luas penampang yang kemungkinan
akan putus adalah : A = ( b z1.d ) t, dimana b = z1.p A ( z1.p z1.d) .t jadi A = z1 ( p d) .t
Maka : Biasaya harga
t=
F F p= d z1 .( p d )t z1 .t. t
P = 3.d + 5 (mm)
Contoh soal . Dua buah plat disambung seperti terlihat pada gambar diatas dimana pada
kedua ujungnya bekerja gaya sebesar 10000( N ). Bila Tegangan yang di izinkan untuk plat
137.9 N/mm2 tegangan geser izin untuk bahan paku 109.8 N/mm . Jumlah paku keling yang
di gunakan berjumlah 6 buah serta ketebalan plat 5 mm. Ditanyakan : a. Diameter paku
keling. b. Jarak antara paku . c. Lebar plat yang dibutuhkan .2
Penyelesaian :
Diketahui : F = 10 kN
tg
= 10000 N ; t = 5 mm
= 137,9 N/mm2
4.10000 6..109,8
= 4,4 mm = 5 mm
b.)
Periksa ;
t=
F 10000 = = 44,44 N / mm 2 z1.( p d )t 3(20 5).5
c.)
Sistem penyambung kampuh bilah berganda dikeling tunggal seperti terlihat pada gambar,
maka kedua plat tersebut akan terpisah, bila gaya luar mampu memutuskan dua luas
penampang setiap paku keling tersebut, maka banyak luas penampang paku yang akan di
putus ( n ) adalah :
.d 24
= 2. z
.d 24
=z
.d 22
Sehingga :g =F = A F 2F = 2 .d z. .d 2 z. 2
Menentukan lebar minimal plat. Pada sistem sambungan ini , kemungkinan plat yang putus
tertarik yaitu plat yang akan di sambung itu sendiri (plat bagain tengah ) . bila lebar plat (b)
dan tebal (t) serta jarak antara sumbu paku (p), maka luas penampang plat yang akan putus
bila jumlah paku dalam satu baris (z 1) adalah :
F ( N / mm 2 ) A
t=
F F p= d z1 .( p d )t z1 .t. t
Dua buah plat disambung dengan sistem kampuh bilah berganda dikeling tunggal seperti
gambar , di mana mendapat pembebanan sebesar 10000 (N) . Bila tegangan tarik izin untuk
bahan plat 137,3 N/mm2 . dan tegangan geser izin untuk bahan paku adalah 109,8 N/mm2.
Untuk plat tebal 5 mm dan jumlah paku yang akan di pasang 2 buah dalam satu baris .
Ditanyakan : a. Diameter paku keling b. Jarak antara sum.