Anda di halaman 1dari 5

RIWAYAT HIDUP

Semua akan terasa indah jika

Kita menafsirkan dengan keindahan.

Dan akan terasa jenuh pula

Ketika kita menganggap semua jenuh.

Oleh:

Rahmi
21 Agustus 2002 adalah hari kelahiranku di Desa Tamarenja. Sebuah

rumah sederhana jadi tempat kelahiranku saat ini. Saat ini aku menjadi siswa di

SMA N 1 SINDUE TOMBUSABORA yang berada di Desa Tibo.

Aku punya hobi yang menarik, yaitu bermain voli. Seperti kebanyakan

orang-orang pecinta olahraga, hobiku ya berolahraga. Karena berolahraga itu

sungguh menyenangkan, terus berlatih di sekolah maupun di luar sekolah untuk

bermain voli. Setiap sore kadangkala aku juga sering berlatih bersama teman-

teman.

Salah satu alasanku masuk di sekolah ini dengan jurusan IPS ini adalah

karena minat aku di IPS karena jika saya masuk dijurusan yang kurang saya

minati mungkin aku akan stres karena melakukan sesuatu yng tidak sesuai dengan

keinginan kita. Melakukan hal yang tidak kita inginkan itu sangat membosankan

dan bisa saja karena bosan aku akan bermalas-malasan belajar yang akan

membuat aku semakin sulit mengejar cita-cita dan agar nantinya setelah lulus saya

bisa mudah mendapatkan pekerjaan karena aku belum bekeinginan untuk

melanjutkan kuliah. Berbagi ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sosial di

jurusan IPS merupakan ilmu-ilmu yang bisa langsung di aplikasikan dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat mengambil peran di masyarakat,

dengan masuk jurusan IPS akan lebih paham dan mengikuti isu-isu terkini.

Di sekolah aku sering bermain voli bersama teman-teman dilingkungan

sekolah , baik dengan yang satu angkatan ataupun kakak tingkatku. Bahkan aku

pun pernah mengikuti lomba voli di Desa alindau. Sangat menyenangkan sekali

ketika aku bisa mengikuti lomba beermain voli itu. Itulah hal yang paling aku
tunggu-tunggu, agar dengan begitu aku bisa terus berlatih dengan baik lagi

sehingga bisa menjadi pemain voli terbaik.

Hidupku terbiasa mandiri sejak kecil. Aku berasal dari keluarga buruh

tani, keluargaku bukan pemilik lahan tani, ayah dan ibuku hanya bekerja di

ladang. Ketika aku sedang berlibur aku mengikuti orang tuaku ke ladang untuk

membantu mereka. Setelah itu aku berlatih bermain voli bersama teman.

Orang tuaku mengajarkan bahwa setiap keadaan sudah ada takdirnya dari

Allah, dan kita diharuskan menjalani keadaan hidup yang seperti ini. Jangan

pernah menguluh dan berputus asa dalam kehidupan karena semua akan indah

pada waktunya.

Sejak di Sekolah Dasar (SD) aku diajarkan bagaimana cara bertahan

hidup, belajar mandiri hingga cari uang jajan sendiri. Di SD aku di ajarkan cari

uang jajan dengan cara menjual salak. Hal inilah yang membuatku mandiri hingga

sekarang. Sifat mandiri harus dilatih sejak dini agar kita tidak mudah

mengandalkan orang lain, bekal untuk bertahan hidup di dunia yang keras ini

karena semakin bertambahnya usia, semakin besar tanggung jawab yang akan kita

terima. Apalagi kalau memutuskan untuk berumah tangga, tentunya sikap mandiri

menjadi bekal penting yang harus dimiliki. Sementara di luar sana, orang bisa

melakukan apa saja untuk bertahan hidup di dunia yang keras ini. Melatih mental

menjadi lebih tangguh, membantu menumbuhkan rasa percaya diri.

Cita-cita aku dari dulu ingin jadi pemain voli dengan latihan yang keras

aku bisa rintangan ku hadapi demi cita-citaku ini, aku berdoa agar cita-citaku

tercapai. Rasa lelah tak menghalangiku penuh kerja keras, waktuku hanya untuk
berlatih dan terus berlatih untuk sebuah impian demi masa depanku semoga aku

kelak berhasil nanti.


Tentang Penulis

Rahmi adalah perempuan yang lahir di Desa Tamarenja, kecamatan Sindue

Tombusabora, Kabupaten Donggala, Tamarenja 21 Agustus 2002 dengan 9

bersaudara yang bersekolah di SMA N SINDUE TOMBUSABORA kelas XII IPS

2 telah menulis sebuah karya yakni “RIWAYAT HIDUP”

Anda mungkin juga menyukai