Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA

“SELUK BELUK AGAMA”

DISUSUN OLEH:
MARIO KEVIN BUDIMAN (190217829)
CICI HARIANTY MARLINA BUTARBUTAR (190217843)
FERNANDO NASARETHO (190217853)
ROLAND UMBU RUNGA (190217854)
MARCELINO HENDRATMO JAMUN (190217858)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anuger
ah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Seluk Beluk Ag
ama”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Seluk Beluk Agama b
agi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak ter
dapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta sara
n dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebi
h baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Yogyakarta, 26 Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Agama merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia. Manusia beragama bukan h
anya terbatas pada mereka mempercayai adanya Tuhan, akan tetapi senantiasa menghidupi setiap
ajaran Nya, dengan menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya.
Membicarakan tentang ketuhanan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah aga
ma. Ini karena inti dari semua agama adalah berasal dari keyakinan adanya hakikat yang di yakni
sebagai Tuhan yang paling tinggi, yang paling agung, yang suci, yang menciptakan dan menghid
upkan manusia, tempat bergantung, yang di kagumi sekaligus dan sebagainya. Tuhan menurut ag
ama-agama besar dunia di sebut Allah (Islam), Allah/yesus (kristen dan katolik), Sang Hyang Wi
dhi (Hindhu), dan Adi Buddha (Buddha).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana sejarah masuknya agama-agama ke Indonesia?
b. Apa saja dimensi naratif (kitab suci) tiap agama?
c. Apa saja dimensi doktrinal filosofis (ajaran pokok/dogma) tiap agama?
d. Apa saja dimensi ritual (peribadatan) tiap agama?
e. Apa saja dimensi institusional (kelembagaan) tiap agama?
f. Apa saja dimensi material (simbol) tiap agama?
g. Jelaskan moral bagi kehidupan beragama

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui sejarah masuknya agama-agama ke indonesia
b. Mengetahui dimensi naratif (kitab suci) tiap agama
c. Mengetahui dimensi doktrinal filosofis (ajaran pokok/dogma) tiap agama
d. Mengetahui dimensi ritual (peribadatan) tiap agama
e. Mengetahui dimensi institusional (kelembagaan) tiap agama
f. Mengetahui dimensi material (simbol) tiap agama
g. Moral bagi kehidupan beragama

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Agama


Menurut Elizabeth K. Nottingham dalam buku Jalaludin, agama gejala yang begitu sering “terda
pat di mana-mana”, dan agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamny
a maknadari keberadaan diri sendiri dan keberadaan alam semesta. Selain itu agama dapat memb
angkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna dan juga perasaan takut dan ngeri. Meskipun
perhatian tertuju kepada adanya suatu dunia yang tak dapat dilihat (akhirat), namun agama melib
atkan dirinya dalam masalah-maslaah kehidupan sehari-hari di dunia.
Sedangkan menurut Max Muller dalam buku Allan Menzies mengatakan bahwa “Agama adalah
suatu keadaan mental atau kondisi pikiran yang bebas dari nalar dan pertimbangan sehingga
menjadikan manusia mampu memahami Yang Maha Tak Terbatas melalui berbagai nama dan
perwujudan. Tanpa kondisi seperti ini tidak akan ada agama yang muncul.” Pada karya-karya
berikutnya, Muller mengoreksi definisinya tersebut setelah mendapat kritikan dari sejumlah
ilmuwan. Ia memodifikasi definisi tersebut menjadi, “Agama terbentuk dalam pikiran sebagai
sesuatu yang tak tampak yang dapat memengaruhi karakter moral dari seorang manusia”.
Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-
norma tertentu. Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan
bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Sebagai sistem nilai
agama memiliki arti yang khusus dalam kehidupan individu serta dipertahankan sebagai bentuk
ciri khas.
BAB III
ANALISA

3.1 Sejarah Masuknya Agama di Indonesia


3.1.1 Agama Budha
Agama Buddha pertama kali masuk ke Nusantara (sekarang Indonesia) sekitar pada abad ke-5 M
asehi jika dilihat dari penginggalan prasasti-prasasti yang ada. Diduga pertama kali dibawa oleh
pengelana dari China bernama Fa Hsien. Kerajaan Buddha pertama kali yang berkembang di Nus
antara adalah Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 sampai ke tahun 1377. Kerajaan Sr
iwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Hal ini
terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke I
ndia dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainn
ya yang mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan V
ajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.

3.1.2 Agama Hindu


Pengaruh agama Hindu mencapai Kepulauan Nusantara sejak abad pertama dan diketahui berasa
l dari India. Ada beberapa teori tentang bagaimana Hindu mencapai Nusantara. Teori (Waishya)
adalah bahwa perkawinan terjadi antara pedagang Hindustan (India) dan penduduk asli Nusantar
a. Teori lain (Kshatriya) berpendapat bahwa para prajurit yang kalah perang dari Hindustan (Indi
a) menemukan tempat pelipur lara di Nusantara. Ketiga, teori para Brahmana mengambil sudut p
andang yang lebih tradisional, bahwa misionaris menyebarkan agama Hindu ke pulau-pulau di N
usantara. Terakhir, teori oleh nasionalis (Bhumiputra) bahwa para pribumi Nusantara memilih se
ndiri kepercayaan tersebut setelah perjalanan ke Hindustan.

3.1.3 Agama Islam


Menurut Thomas Walker Arnold, sulit untuk menentukan bilakah masa tepatnya Islam masuk ke
Indonesia. Hanya saja, sejak abad ke-2 Sebelum Masehi orang-orang Ceylon telah berdagang da
n masuk pertengahan abad ke-8 orang Arab telah sampai ke Kanton. Mengenai tempat asal kedat
angan Islam yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat.
Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkan teori masuknya Islam dalam tiga teori besar. Perta
ma, teori Gujarat, India. Kedua, teori Makkah. Ketiga, teori Persia. Melalui Kesultanan Tidore ya
ng juga menguasai Tanah Papua, sejak abad ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah m
encapai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

3.1.4 Agama Katolik


Sejarah Gereja Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Malu
ku. Orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku, Kolano (kepala kampung) Mamu
ya (sekarang di Maluku Utara) yang dibaptis bersama seluruh warga kampungnya pada tahun 15
34 setelah menerima pemberitaan Injil dari Gonzalo Veloso, seorang saudagar Portugis.

3.1.5 Agama Kristen Protestan


Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada abad ke-16 M dengan pe
ngaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut animisme di wilayah Indonesia bagian T
imur, dan bagian lain, merupakan tujuan utama orang-orang Belanda, termasuk Maluku, Nusa Te
nggara, Papua dan Kalimantan. Kemudian, Kristen menyebar melalui pelabuhan pantai Borneo,
kaum misionarispun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah Sumatera juga menjadi target para mision
aris ketika itu, khususnya adalah orang-orang Batak, dimana banyak saat ini yang menjadi pemel
uk Protestan.

3.2 Dimensi Naratif ( Kitab Suci )


3.2.1 (Agama Buddha)
Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka, yang berisikan tentang pengalaman iman para Budha
dan murid muridnya. Terdapat perkataan Budha dan ajaran ajarannya.

3.2.2 (Agama Hindu)


Weda merupakan kitab suci dalam agama Hindu. Weda ditata menjadi 4 bagian :
a) Ringweda : berisi pujian kepada dewa, berupa kidung. Berisi juga cara perawatan orang
mati, pembakaran dan penguburannya
b) Samaweda :
c) Yajurweda : Berisikan doa doa yang diucapkan pada saat upacara
d) Atharweda : Berisikan mantra dan doa doa yang dianggap memiliki kekuatan

3.2.3 Alquran (Agama Islam)


Al-Qur'an atau Qur'an adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang umat Muslim pe
rcaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Tuhan, kepada Nabi Muhammad. Kitab ini terbagi ke dala
m beberapa surah (bab) dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat.

3..2.4 Alkitab (Agama Kristen)


Alkitab adalah sebutan untuk sekumpulan naskah yang dipandang suci dalam Yudaisme dan Kek
ristenanyang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Alkitab merupakan sekumpulan k
itab suci yang ditulis pada waktu yang berlainan, oleh para penulis yang berbeda di lokasi-lokasi
yang berbeda. Umat Yahudi dan Kristiani (Kristen) memandang kitab-kitab dalam Alkitab sebag
ai hasil dari pengilhaman ilahi, dan sebagai catatan otoritatif mengenai hubungan antara Allah de
ngan manusia.

3.3 Dimensi Doktrinal Filosofis (Ajaran Pokok / Agama)


3.3.1 Agama Buddha
Ajaran dasar Buddhisme dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia atau Empat Kebenaran Ariya
(Cattari Ariya Saccani), yang merupakan aspek yang sangat penting dari ajaran Buddha. Empat
Kebenaran Ariya tersebut adalah:
- Kebenaran Ariya tentang Dukkha (Dukkha Ariya Sacca)
- Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha(Dukkha Samudaya Ariya Sacca)
- Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha (Dukkha Nirodha Ariya Sacca)
- Kebenaran Ariya tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha (Dukkha Nirodha Ariy
a Sacca)

Budhyana dan Theravanda

3.3.2 Agama Hindu


Inti ajaran Hindu dikonsepkan kedalam “Tiga Kerangka Dasar” dan “Panca Sradha”. Tiga keran
gka dasar tersebut terdiri dari
- Tattwa (Filsafat)
- Susila (Etika)
- Yadnya (Upacara)

3.3.3 Agama Islam


Ada dua doktrin yang harus ada di dalam agama Islam yaitu doktrin kebenaran dan doktrin keber
agaman. Doktrin kebenaran berkaitan dengan keyakinan terhadap Islam adalah agama yang suci
dan memiliki kebenaran mutlaq (absolut)jika dibanding dengan agama lainya.

3.3.4 Agama Katolik


Gereja Katolik meyakini bahwa hanya ada satu Allah saja, yang hadir dalam tiga pribadi: Allah
Bapa; Yesus Sang Putera; dan Roh Kudus. Keyakinan-keyakinannya terangkum dalam Kredo Ni
cea dan dirinci dalam Katekismus Gereja Katolik. Kredo Nicea juga merupakan pusat pernyataan
keyakinan dari denominasi-denominasi Kristen lainnya.

3.3.5 Agama Kristen


Doktrin Kristen atau Kristiani tentang Tritunggal menyatakan bahwa Allah adalah tiga pribadi ya
ng sehakikat yaitu: Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus, ketiga pribadi itu sebagai "satu
Allah dalam tiga Pribadi Ilahi". Ketiga pribadi ini berbeda, tetapi merupakan satu "substansi, ese
nsi, atau kodrat"

3.4 Dimensi Ritual (Peribadatan)


3.4.1 Agama Buddha
Peribadatan dilakukan pada hari Minggu. Peribadatan tedapat pembacaan doa, puji - pujian,
membaca Paritta, dan mendengar kan firman oleh seorang Romo/Bhikku/Bhante

3.4.2 Agama Hindu


Aktivitas ibadah masyarakat Hindu Bali yang dilakukan setiap hari menjadi bukti keimanan mere
ka kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ada 5 aktivitas kegiatannya, yaitu: Mesodan, Mesaiban,
Mejejaitan, Metanding dan Membanten Canang.

3.4.3 Agama Islam


Salah satu peribadatan agama Islam setiap hari yaitu Salat Lima Waktu ( Subuh, Zuhur, Asar,
Magrib, dan Isya).

3.4.4 Agama Katolik


Peribadatan agama Katolik dilakukan pada hari Minggu, peribadatan terdapat Ritus Pembuka,
Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup.

3.4.5 Agama Kristen


Peribadatan dilakukan juga pada hari Minggu, peribadatan terdapat puji-pujian, doa, pengakuan
iman,membaca Alkitab, dan mendengar kan firman oleh seorang Pendeta.

3.5 Dimensi Institusional (Kelembagaan)


3.5.1 Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi)
Walubi adalah wadah kebersamaan organisasi umat Buddha Indonesia yang terdiri dari Majelis-
Majelis Agama Buddha, Lembaga Keagamaan Buddha, Dewan Sangha, Badan Kehormatan dan
Wadah Kemasyarakatan yang bernapaskan Agama Buddha.
WALUBI didirikan di DKI Jakarta berdasarkan Konsensus Nasional Umat Buddha Indonesia pa
da tanggal 8 Mei 1978 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.

3.5.2 Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)


PHDI adalah majelis organisasi umat Hindu Indonesia yang mengurusi kepentingan keagamaan
maupun sosial. PHDI yang awalnya bernama Parisada Hindu Dharma Bali ini didirikan pada tah
un 1959 Pedanda Gd Wayan Sidemen, Prof Dr IB Mantra dll untuk memperjuangkan agar agama
Hindu menjadi agama yang diakui di Indonesia.
3.5.3 Majelis Ulama Indonesia (MUI)
MUI adalah lembaga independen yang mewadahi para ulama, zuama, dan cendikiawan Islam unt
uk membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia b
erdiri pada 17 Rajab 1395 Hijriah atau 26 Juli 1975 Masehi di Jakarta, Indonesia.

3.5.4 Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)


KWI adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan bertujua
n menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin umat Katolik Indonesia.

3.5.5 Persekutuan Gereja-Geraja Indonesia (PGI)


PGI dulu disebut "Dewan Gereja-gereja di Indonesia" didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta seb
agai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja
sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembent
ukannya adalah "Mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia."

3.6 Dimensi Material (Simbol)


3.6.1 Padma / Teratai Suci
Padma juga dikenal sebagai teratai suci. Tanaman air ini sangat simbolis bagi agama Budha. Ter
kadang disebut “Lotus India” atau “Bean of India,” Padma melambangkan penciptaan dan pemb
aruan kosmis. Teratai dianggap sebagai bunga pembaharuan karena tumbuh di tanah berlumpur n
amun keluar tanpa noda (murni). Bunga teratai dianggap menyatukan keempat unsur: angin, air,
api dan udara. Teratai mewakili kesempurnaan di bumi dan juga kemunculan spiritual dari dunia
yang lebih tinggi.

3.6.2 Swastika
Swastika adalah salah satu simbol yang paling disucikan dalam tradisi Hindu, merupakan contoh
nyata tentang sebuah simbol religius yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang kom
pleks sehingga hampir mustahil untuk dinyatakan sebagai kreasi atau milik sebuah bangsa atau k
epercayaan tertentu.

3.6.3 Simbol Bulan Sabit dan Bintang


Bulan sabit sederhana dengan bintang adalah simbol religi yang paling dikenal untuk iman Islam.
Ditemukan di bendera sejumlah negara dengan populasi Islam besar, seperti Turki dan Pakistan,
simbol ini mewakili jalan hidup bagi Allah. Bila simbol itu berwarna hijau atau digambarkan den
gan latar belakang hijau, gambar tersebut membawa iman yang lebih kuat lagi kepada Allah, kar
ena hijau adalah warna resmi untuk iman Islam.

3.6.4 Simbol agama Katolik


Dibawah beberapa simbol agama Katolik
- Lilin bernyala berarti Yesus Terang Dunia atau hati yang siap siaga.
- Air suci berarti kesucian.
- Dupa berarti kemuliaan Allah.
- Roti Suci berarti Tubuh Kristus
- Anggur berarti Darah Kristus.

3.6.5 Salib
Lambang ini adalah menjadi lambang pengenal yang sangat membanggakan bagi umat Kristiani.
Dari lambang kehinaan, kekejian,dan kerendahan menjadi lambang yang agung, dan mulia. Lam
bang ini melambangkan "kemenangan Kristus atas maut". Lambang ini sampai sekarang adalah l
ambang simple yang resmi menjadi lambang Umat Kristen di seluruh dunia.

3.7 Moral Bagi Kehidupan Beragama


Secara umum, agama merupakan bagian yang integral dari kehidupan manusia. Keberadaan aga
ma-agama ditengah masyarakat mengklasifikasikan manusia ke dalam golongan-golongan yang
membedakan keyakinan yang satu dengan yang lain. Hal yang pasti dan sama dari agama-agama
itu yakni tentang tindakan bermoral. Moral merupakan standar baik dan buruk yang ditentukan ol
eh individu dengan nilai-nilai sosial budaya di mana individu sebagai anggota sosial. Menurut Sh
affer, pengertian moral adalah kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam
hubungannya dengan masyarakat dan kelompok sosial. Sedangkan menurut kamus psikologi, mo
ral mengacu kepada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau ad
at kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Agama bagi manusia menjadi sarana mencapai kebaha
giaan dan kenikmatan abadi. Maka dalam bermasyarakat, eksistensi agama dalam kehidupan ma
nusia menjadikan agama sebagai pedoman dalam berperilaku. Namun, dewasa ini, banyak orang
beragama yang melakukan tindakan amoral. Merebaknya berbagai kasus pelanggaran hak asasi
manusia menjadi salah satu contoh dari kehidupan masyarakat beragama yang bertentangan deng
an tindakan bermoral. Lalu, apakah moralitas bagi kehidupan beragama? Hal yang seharusnya pa
ling pasti ialah agama menjunjung prinsib-prinsib moral dalam kehidupan bermasyarakat. Maka,
kita mesti kembali lagi kepada individu manusia itu sendiri. Manusia ialah makhluk yang mempu
nyai akal, budi dan kehendak bebas yang membedakannya dari makhluk hidup yang lain. Pilihan
manusia menjadi penentu kemana arah dari dirinya diarahkan. Agama menyediakan jalan bagi m
anusia itu sendiri dengan segala kebaikan dan tindakan moralnya. Jadi, yang seharusnya kehidup
an beragama masyarakat mengandung nilai moral.
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Agama merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia. Manusia beragama bukan h
anya terbatas pada mereka mempercayai adanya Tuhan, akan tetapi senantiasa menghidupi setiap
ajaran Nya, dengan menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Agama dalam
kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu.
Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah
laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Sebagai sistem nilai agama memiliki
arti yang khusus dalam kehidupan individu serta dipertahankan sebagai bentuk ciri khas. Membi
carakan tentang ketuhanan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah agama. Ini karena i
nti dari semua agama adalah berasal dari keyakinan adanya hakikat yang di yakni sebagai Tuhan
yang paling tinggi, yang paling agung, yang suci, yang menciptakan dan menghidupkan manusia,
tempat bergantung, yang di kagumi sekaligus dan sebagainya. Tuhan menurut agama-agama bes
ar dunia di sebut Allah (Islam), Allah/yesus (kristen dan katolik), Sang Hyang Widhi (Hindhu), d
an Adi Buddha (Buddha).

4.2 Saran
1. Bagi Sekolah dan Pelajar
Sekolah diharapkan dapat memupuk pengajaran tentang agama lain bagi para pelajar serta mamp
u mengembangkan sikap toleransi diantara para pelajar.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan membangun relasi lintas agama dengan sesamanya serta mampu menge
mbangkan sikap moral dalam kehidupan sebagai orang beragama.
3. Bagi Pemuka Agama
Pemuka agama diharapkan mampu menjadi teladan dalam membangun komunikasi lintas agama
yang harmonis dan bersifat toleransi demi terciptanya situasi yang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Buddhisme_di_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hindu_di_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gereja_Katolik_di_Indonesia
https://www.google.co.id/amp/s/sejarahindonesiasma.wordpress.com/2012/10/30/sejarah-masuknya-agam
a-kristen-di-indonesia/amp/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Alkitab
http://reginasitirohmah.blogspot.com/2016/01/doktrin-dasar-buddhisme.html
https://www.kompasiana.com/mertamupu/55176548a33311b906b6603b/inti-ajaran-hindu
https://www.kompasiana.com/muchith/5b0744cbf13344382b3c6c02/doktrin-kebenaran-doktrin-keberaga
man-dalam-islam?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Roma
https://id.wikipedia.org/wiki/Tritunggal
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perwakilan_Umat_Buddha_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Parisada_Hindu_Dharma_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Majelis_Ulama_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Waligereja_Indonesia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Persekutuan_Gereja-gereja_di_Indonesia
http://www.martinrecords.com/pengetahuan/mengenal-makna-dari-berbagai-simbol-agama/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Swastika
https://www.santoyakobus.org/2015/2012/01/lambang-keagamaan/
http://www.definisi-pengertian.com/2018/07/pengertian-moral-definisi-menurut-ahli.html?m=1
http://misdinarredemptormundi.blogspot.com/2014/10/lambang-lambang-kristiani-yang-perlu.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai