Di Buat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum SMA
Dosen pembimbing
EVA MARGARETHA SARAGIH, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Indra Risky Mahesa (19051018)
Murni (19051011)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
pendidikan non formal.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pedidikan non formal pada
ranah kesetaraan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR…………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………................ 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 3
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………... 11
B. Saran………………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
3
Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 73
Tahun 1991, pendidikan diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu jalur sekolah
dan jalur luar sekolah. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang
diselenggarakan di luar jalur (atau sistem) pendidikan sekolah, baik
dilembagakan maupun tidak dilembagakan, yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan. Dalam UU Sisdiknas Tahun 2003 istilah pendidikan
formal, nonformal dan informal dipergunakan kembali. Dijelaskan bahwa
pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa pendidikan nonformal dilaksanakan di jalur nonformal
dan informal (Ishak, 2012: 17).
Satuan pendidikan nonformal, menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional, meliputi kelompok belajar, kursus-kursus,
pelatihan, majelis ta’lim, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan satuan
pendidikan yang sejenis (Sudjana, 2004: 2).
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun pokok permasalahan dalam pembuatan makalah ini adalah :
C. TUJUAN MASALAH
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Pengertian Pendidikan Non Formal
Pendapat para pakar pendidikan non formal mengenai definisi pendidikan non formal
cukup bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal adalah
setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system formal,
baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang
dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai
tujuan-tujuan belajar.
Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana
terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi,
pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan
hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam
lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal adalah
pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan,
latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan
negara.
Pendidikan non-formal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas sama
dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal) yakni memberikan pelayanan terbaik
terhadap masyarakat. Layanan alternatif yang diprogramkan di luar sistem persekolahan
tersebut bisa berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan
formal sistem persekolahan. Sasaran pendidikan non-
6
formal yang semakin beragam, tidak hanya sekedar melayani masyarakat
miskin, masyarakat yang masih buta pendidikan dasar, masyarakat yang
mengalami drop out dan putus pendidikan formal, masyarakat yang tidak
terakses pendidikan formal seperti; suku terasing, masyarakat daerah
pedalaman, daerah perbatasan, dan masyarakat pulau luar. Namun demikian
masyarakat sasaran pendidikan non-formal terus meluas maju sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan lapangan
kerja dan budaya masyarakat itu sendiri. Mengingat sasaran tersebut, maka
program pendidikan non-formal harus terus diperluas sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi perkembangan masyarakat.
Ada juga tujuan belajar di jalur pendidikan non formal yang ditujukan
untuk kepentingan pendidikan kelanjutan setelah terpenuhinnya pendidikan
tingkat dasar, serta pendidikan perluasan dan pendidikan nilai-nilai hidup.
Contoh program pendidikan non formal yang ditujukan untuk mendapatkan
dan memaknai nilai-nilai hidup misalnya pengajian, sekolah minggu,
berbagai latihan kejiwaan, meditasi, “manajemen kolbu”, latihan pencarian
makna hidup, kelompok hoby, pendidikan kesenian, dan sebagainya. Dengan
program pendidikan ini hidup manusia berusaha diisi dengan nilai-nilai
keagamaan, keindahan, etika dan makna.
7
yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan peserta
didik.
2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar
mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol
kegiatan belajarnya.
3. Waktu penyelenggaraannya relative singkat, dan pada umumnya tidak
berkesinambungan.
4. Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel,
dapat dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak ditentukan
oleh peserta didik.
5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan
pada belajar mandiri.
6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik
adalah fasilitator bukan menggurui. Hubungan diantara kedua pihak
bersifat informal dan akrab., peserta didik memandang fasilitator sebagai
narasumber dan bukan sebagai instruktur
7. Penggunaan sumber-sumber lokal. Mengingat sumber-sumber untuk
pendidikan sangat langka, maka diusahakan sumber-sumber lokal
digunakan seoptimal mungkin.
9
D. SATUAN PENDIDIKAN NON FORMAL
11
E. PERAN PENDIDIKAN NON FORMAL
12
Pendidikan non formal sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan
untuk menyediakan kesempatan belajar kepada :
1) Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang
diperoleh selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan
sekolah; 2) Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih
memerlukan layanan pendidikan untuk memperluas materi pelajaran
yang telah diperoleh; 3) Mereka yang putus sekolah dan memerlukan
pengetahuan serta keterampilan yang berkaitan dengan lapangan
pekerjaan atau penampilan diri dalam masyarakat.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15