Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KURIKULUM PENDIDIKAN NONFORMAL

Di Buat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum SMA

Dosen pembimbing
EVA MARGARETHA SARAGIH, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Indra Risky Mahesa (19051018)
Murni (19051011)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


KELAS 6 B PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ASAHAN
TP. 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
pendidikan non formal.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pedidikan non formal pada
ranah kesetaraan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kisaran, Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR…………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….......... iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………................ 1

C. Tujuan Masalah ………………………………………………………………….…. 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 3

A. Pengertian Pendidikan non formal………………………………………………..… 3

B. Tujuan dan karakteristik pendidikan non formal ……...….……………………… 4

C. Jenis dan isi pendidikan non formal……………………………………………….. 5

D. Satuan pendidikan non formal………………………………………………….... 7

E. Peran pendidikan non formal………………………………………………………. 9

BAB III PENUTUP………………………………………………………………… 11

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………... 11

B. Saran………………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui


kegiatan bimbingan, pengajaran atau pembelajaran, dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang (Sudjana, 2004: 1).

3
Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 73
Tahun 1991, pendidikan diselenggarakan melalui dua jalur, yaitu jalur sekolah
dan jalur luar sekolah. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang
diselenggarakan di luar jalur (atau sistem) pendidikan sekolah, baik
dilembagakan maupun tidak dilembagakan, yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan. Dalam UU Sisdiknas Tahun 2003 istilah pendidikan
formal, nonformal dan informal dipergunakan kembali. Dijelaskan bahwa
pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa pendidikan nonformal dilaksanakan di jalur nonformal
dan informal (Ishak, 2012: 17).
Satuan pendidikan nonformal, menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional, meliputi kelompok belajar, kursus-kursus,
pelatihan, majelis ta’lim, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan satuan
pendidikan yang sejenis (Sudjana, 2004: 2).

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun pokok permasalahan dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Apa Pengertian Pendidikan Non Formal?

2. Bagaimanakah Tujuan Dan Karakteristik Pendidikan Non Formal?


3. Bagaimanakah Jenis Dan Isi Pendidikan Non Formal?
4. Bagaimanakah Satuan Pendidikan Non Formal?
5. Bagaimanakah Peran Pendidikan Non Formal?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan Non Formal.


2. Untuk Mengetahui Tujuan Dan Karakteristik Pendidikan Non Formal.
3. Untuk Mengetahui Jenis Dan Isi Pendidikan Non Formal.
4. Untuk Mengetahui Satuan Pendidikan Non Formal.
5. Untuk Mengetahui Peran Pendidikan Non Formal.

4
BAB II

PEMBAHASAN

5
A. Pengertian Pendidikan Non Formal

Pendidikan Non Formal (PNF) merupakan kegiatan pendidikan yang diorganisir


di luar sistem pendidikan formal apakah berfungsi secara terpisah atau sebagai komponen
dari kegiatan pendidikan yang lebih luas dan dirancang untuk melayani sasaran dan tujuan
pendidikan (Unesco, 1971), dalam pengertian lain PNF merupakan jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (UU
No. 20/2003).

Pendapat para pakar pendidikan non formal mengenai definisi pendidikan non formal
cukup bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal adalah
setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system formal,
baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang
dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai
tujuan-tujuan belajar.

Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana
terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi,
pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan
hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam
lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal adalah
pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan,
latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan
negara.

Pendidikan non-formal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas sama
dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal) yakni memberikan pelayanan terbaik
terhadap masyarakat. Layanan alternatif yang diprogramkan di luar sistem persekolahan
tersebut bisa berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan
formal sistem persekolahan. Sasaran pendidikan non-

6
formal yang semakin beragam, tidak hanya sekedar melayani masyarakat
miskin, masyarakat yang masih buta pendidikan dasar, masyarakat yang
mengalami drop out dan putus pendidikan formal, masyarakat yang tidak
terakses pendidikan formal seperti; suku terasing, masyarakat daerah
pedalaman, daerah perbatasan, dan masyarakat pulau luar. Namun demikian
masyarakat sasaran pendidikan non-formal terus meluas maju sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan lapangan
kerja dan budaya masyarakat itu sendiri. Mengingat sasaran tersebut, maka
program pendidikan non-formal harus terus diperluas sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi perkembangan masyarakat.

B. TUJUAN DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN NON FORMAL

Ditinjau dari faktor tujuan belajar/pendidikan, pendidikan non


formal bertanggung jawab menggapai dan memenuhi tujuan-tujuan yang
sangat luas jenis, level, maupun cakupannya. Dalam kapasitas inilah muncul
pendidikan non formal yang bersifat multi purpose. Ada tujuan- tujuan
pendidikan non formal yang terfokus pada pemenuhan
kebutuhan belajar tingkat dasar (basic education) semacam pendidikan
keaksaraan, pengetahuan alam, keterampilan vokasional,
pengetahuan gizi dan kesehatan, sikap sosial berkeluarga dan hidup
bermasyarakat, pengetahuan umum dan kewarganegaraan, serta citra diri dan
nilai hidup.

Ada juga tujuan belajar di jalur pendidikan non formal yang ditujukan
untuk kepentingan pendidikan kelanjutan setelah terpenuhinnya pendidikan
tingkat dasar, serta pendidikan perluasan dan pendidikan nilai-nilai hidup.
Contoh program pendidikan non formal yang ditujukan untuk mendapatkan
dan memaknai nilai-nilai hidup misalnya pengajian, sekolah minggu,
berbagai latihan kejiwaan, meditasi, “manajemen kolbu”, latihan pencarian
makna hidup, kelompok hoby, pendidikan kesenian, dan sebagainya. Dengan
program pendidikan ini hidup manusia berusaha diisi dengan nilai-nilai
keagamaan, keindahan, etika dan makna.

Pendidikan non formal memiliki ciri-ciri yang berbeda dari pendidikan


sekolah. Namun keduannya pendidikan tersebut saling menunjang dan
melengkapi. Dengan meninjau sejarah dan banyaknya aktivitas yang
dilaksanakan, pendidikan non formal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan
dipergunakan. Pendidikan non formal menekankan pada belajar

7
yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan peserta
didik.
2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar
mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol
kegiatan belajarnya.
3. Waktu penyelenggaraannya relative singkat, dan pada umumnya tidak
berkesinambungan.
4. Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel,
dapat dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak ditentukan
oleh peserta didik.
5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan
pada belajar mandiri.
6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik
adalah fasilitator bukan menggurui. Hubungan diantara kedua pihak
bersifat informal dan akrab., peserta didik memandang fasilitator sebagai
narasumber dan bukan sebagai instruktur
7. Penggunaan sumber-sumber lokal. Mengingat sumber-sumber untuk
pendidikan sangat langka, maka diusahakan sumber-sumber lokal
digunakan seoptimal mungkin.

C. JENIS DAN ISI PENDIDIKAN NON FORMAL


Jenis dan isi pendidikan non formal pada dasarnya bergantung pada
kebutuhan pendidikan.
1) Jenis pendidikan non formal berdasarkan fungsinya adalah :
a. Pendidikan Keaksaraan
Jenis program pendidikan keaksaraan, ia berhubungan dengan populasi
sasaran yang belum dapat membaca-menulis. Target pendidikannya dari
program pendidikan keaksaraan ini adalah terbebasnya populasi sasaran
dari buta baca, buta tulis, buta bahasa Indonesia, dab buta pengetahuan
umum.
b. Pendidikan Vokasional
Jenis program pendidikan vakasional berhubungan dengan populasi
sasaran yang mempunyai hambatan di dalam pengetahuan dan
keterampilannya guna kepentingan bekerja atau mencari nafkah. Target
pendidikannya dari program pendidikan vakasional ini adalah
terbebasnya populasi sasaran dari ketidaktahuan atau
kekurangmampuannya didalam pekerjaan yang sedang atau akan
dimasukinya.
8
c. Pendidikan Kader

Jenis program pendidikan kader berhubungan dengan populasi sasaran


yang sedang atau bakal memangku jabatan kepemimpinan atau pengelola
dari suatu bidang usaha di masyarakat, baik bidang usaha bidang sosial-
ekonomi maupun sosial-budaya. Jenis pendidikan ini diharapkan hadir
tokoh atau kader pemimpin dan pengelola dari kelompok-kelompok
usaha yang tersebar di masyarakat.
d. Pendidikan Umum dan Penyuluhan
Jenis program pendidikan ini berhubungan dengan berbagai variabel
populasi sasaran, target pendidikannya terbatas pada pemahaman dan
menjadi lebih sadar terhadap sesuatu hal. Lingkup geraknya bisa sangat
luas dari soal keagamaan, kenegaraan, kesehatan, lingkungan hukum dan
lainnya.
e. Pendidikan Penyegaran Jiwa-raga
Jenis program pendidikannya ini berkaitan dengan pengisian waktu
luang, pengembangan minat atau bakat serta hobi.

2) Isi program pendidikan non formal yang berkaitan dengan


peningkatan mutu kehidupan seperti :
a. Pengembangan nilai-nilai etis, religi, estetis, social, dan budaya.
b. Pengembangan wawasan dan tata cara berfikir.
c. Peningkatan kesehatan pribadi, keluarga dan lingkungan.
d. Peningkatan dan pengembangan pengetahuan di dalam arti luas (
sosial, ekonomi, politik, ilmu-ilmukealaman, bahasa, sejarah, dan
sebagainya).
e. Apresiasi seni-budaya ( sastra, teater, lukis, tari, pahat dan lain
sebagainya).

9
D. SATUAN PENDIDIKAN NON FORMAL

Pada tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, nama Direktorat


DISKLUSEPA diganti menjadi Direktorat PNFP (Pendidikan Nn Formal dan
Pemuda). Berdasarkan UU tersebut jalur, jenis, dan satuan PNF mengalami
perubahan guna disesuaikan dengan tuntutan masyarkat tentang pendidikan.
Satuan pendidikan non formal diperluas menjadi enam yaitu :
a. Lembaga Kursus
Kursus adalah satuan pendidikan non formal yang terdidri atas
sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mental tertentu bagi warga belajar. Kursus
diselenggarakan bagi warga belajar yang memerlukan bekal untuk
mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah, melanjutkan ke tingkat
atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
b. Lembaga Pelatihan
c. Kelompok Belajar
Kelompok belajar adalah satuan pendidikan non formal yang terdiri atas
sekumpulan warga masyarakat yang saling membelajarkan pengalaman
dan kemampuan dalam rangka meningkatkan mutu dan taraf kehidupan.
Program Kelompok Belajar (Kejar) dikalisifikasikan menjadi dua yaitu :
1) Kelompok Belajar Fungsional ((termasuk didalam kelompok ini
adalah : Keaksaraan fungsional, Kelompok Belajar Usaha (KBU),
Kelompok Pemuda Produktif Pedesaan (KPPP), Kelompok
Pemberdayaan Swadaya Masyarakat (KPSM), dan Kelompok Pemuda
Produktif Mandiri (KPPM).
2) Kelompok Belajar Kesetaraan ( Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket
B setara dengan setara SLTP, Kelompok Belajar Paket C.
d. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pusat kegiatan belajar masyarakat menurut Sutaryat merupakan tempat
belajar yang bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat warga
masyarakat, yang bertitik tolak dari kebermaknaan dan kebermanfaatan
program bagi warga belajar dengan menggali dan memanfaatkan potensi
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di lingkungannya.
Program pembelajaran yang dilaksanakan di PKBM digali dari kebutuhan
nyata yang dirasakan warga masyarakat, dikaitkan dengan potensi
lingkungan dan kemungkinan pemasaran hasil belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran keterampilan fungsional terintegrasi dengan seluruh
program belajar, waktu belajar disesuaikan dengan kesiapan warga
belajar.Program yang dilaksanakan dan kembangkan di PKMB tidak
hanya program yang disponsori oleh instansi pendidikan non formal tetapi
10
dilaksanakan secara apik dan rapi. Kegiatankegiatan yang termasuk dalam
masjlis ta`lim adalah kelompok yasinan, kelompok pengajian, taman
pengajian Al-Qur`an, pengajian kitab kuning, salafiah dan lain-lain.
e. Satuan Pendidikan Sejenis
Pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap
cakupannya sangat luas, maka kegiatan tersebut perlu adanya landasan
hukum yang bisa menjamin keberadaan kegiatan tersebut. Maka
ditetapkan satuan pendidikan sejenis (UU No. 2003 pasal 26 ayat 4).
Jenis-jenis kegiatan yang termasuk dalam satuan pendidikan yang sejenis
(lainnya) menurut PP No. 37 Tahun 1991 tentang
Pendidikan Non Formal adalah pra sekolah (Kelompok bermain,
Penitipan Anak), balai latihan dan penyuluhan, kepramukaan,
padepokan pencak silat, sanggar kesenian, bengkel/teater,
lembaga komunikasi edukatif melalui media massa (cetak dan elektronik)
dan majelis ta`lim (dalam UU No. 20 Tahun 2003 berdiri sendiri menjadi
satuan Pendidikan Non Formal) diselenggarakan bagi warga belajar yang
memerlukan bekal untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah,
melanjutkan ke tingkat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
f. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pusat kegiatan belajar masyarakat menurut Sutaryat merupakan tempat
belajar yang bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat warga
masyarakat, yang bertitik tolak dari kebermaknaan dan kebermanfaatan
program bagi warga belajar dengan menggali dan memanfaatkan potensi
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di lingkungannya.
Program pembelajaran yang dilaksanakan di PKBM digali dari kebutuhan
nyata yang dirasakan warga masyarakat, dikaitkan dengan potensi
lingkungan dan kemungkinan pemasaran hasil belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran keterampilan fungsional terintegrasi dengan seluruh
program belajar, waktu belajar disesuaikan dengan kesiapan warga
belajar.Program yang dilaksanakan dan kembangkan di PKMB tidak
hanya program yang disponsori oleh instansi pendidikan non formal tetapi
juga program dari instansi lain (seperti pertanian, kesehatan, perindustrian
dan lain-lain).
g. Majelis Ta’lim
Majelis ta`lim adalah suatu pendiidkan non formal yang dilaksanakan
oleh masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, dan
keterampilan serta perubahan sikap hidup terutama yang berhubungan
dengan agama islam ya

11
E. PERAN PENDIDIKAN NON FORMAL

Masalah pendidikan dalam pendidikan sekolah, menyebabkan pendidikan non


formal mengambil peran untuk membantu sekolah dan masyarakat dalam
mengurangi masalah tersebut. Sudjana mengemukakan peran pendidikan non
formal adalah sebagai “pelengkap, penambah, dan pengganti" dengan
penjabaran sebagai berikut :
a. Sebagai pelengkap pendidikan sekolah
Pendidikan non formal berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta
didik dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh
dalam pendidikan sekolah. Pendidikan non formal sebagai pelengkap ini
dirasakan perlu oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan belajar
masyarakat dan mendekatkan fungsi pendidikan sekolah dengan
kenyataan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu program-program
pendididkan non formal pada umumnya dikaitkan dengan lapangan kerja
dan dunia usaha seperti latihan keterampilan kayu, tembok, las,
pertanian, makanan, dan lain-lain

b. Sebagai Penambah Pendidikan Sekolah

Pendidikan non formal sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan


untuk menyediakan kesempatan belajar kepada :
1) Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang
diperoleh selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan
sekolah; 2) Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih
memerlukan layanan pendidikan untuk memperluas materi pelajaran
yang telah diperoleh; 3) Mereka yang putus sekolah dan memerlukan
pengetahuan serta keterampilan yang berkaitan dengan lapangan
pekerjaan atau penampilan diri dalam masyarakat.
c. Sebagai Pengganti Pendidikan Sekolah
Pendidikan non formal sebagai pengganti pendidikan sekolah
meyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang
karena berbagai alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki
satuan pendidikan sekolah. Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk
memberikan kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung dan
pengetahuan praktis dan sederhana yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari seperti pemeliharaan kesehatan lingkungan dan pemukiman,
gizi keluarga, cara bercocok tanam, dan jenis-jenis keterampilan lainnya.

12
Pendidikan non formal sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan
untuk menyediakan kesempatan belajar kepada :
1) Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang
diperoleh selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan
sekolah; 2) Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih
memerlukan layanan pendidikan untuk memperluas materi pelajaran
yang telah diperoleh; 3) Mereka yang putus sekolah dan memerlukan
pengetahuan serta keterampilan yang berkaitan dengan lapangan
pekerjaan atau penampilan diri dalam masyarakat.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan non-formal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki


tugas sama dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal) yakni
memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat. Layanan alternatif yang
diprogramkan di luar sistem persekolahan tersebut bisa berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal sistem
persekolahan. Sasaran pendidikan non- formal yang semakin beragam, tidak
hanya sekedar melayani masyarakat miskin, masyarakat yang masih buta
pendidikan dasar, masyarakat yang mengalami drop out dan putus pendidikan
formal, masyarakat yang tidak terakses pendidikan formal seperti; suku
terasing, masyarakat daerah pedalaman, daerah perbatasan, dan masyarakat
pulau luar. Namun demikian masyarakat sasaran pendidikan non-formal terus
meluas maju sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta perkembangan lapangan kerja dan budaya masyarakat itu sendiri.
Mengingat sasaran tersebut, maka program pendidikan non-formal harus terus
diperluas sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perkembangan masyarakat.

B. Saran

Demikianlah penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa dalam


penyususnan makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan kami atau kurangnya referensi. Maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi para pembacanya
dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

D.Sudjana. 2001, Pendidikan Nonformal : Wawasan, Sejarah Perkembangan,


Falsafah & Teori Pendukung serta Asas., Falah Production, Bandung
Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi, 2012, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan
Non Formal, PT.Raja Grafindo Pustaka, Jakarta.
Soelaman Joesoef, 1992, Konsep Dasar Pendidikan non formal, Bumi Aksara,
Jakarta.
http://www.new-indonesia.org/beranda/pusat-data/kurikulum/330-laporan-kajian-
kebijakan-kurikulum-pendidikan-non-formal.html
https://id.scribd.com/document/347026236/kurikulum-non-formal
https://poltakbutarbutar.wordpress.com/2017/01/10/kurikulum-pendidikan-
nonformal/

15

Anda mungkin juga menyukai