Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR LEMBAGA PENDIDIKAN NONFORMAL

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah :


Manajemen Pendidikan FIN

DOSEN PENGAMPU :
H. ZAINAL ABIDIN, S.Ag, M.M.

Disusun Oleh :

KHOIRUNNISAK 2201020082
NUZUL FADILLAH 2201020131
KHAIRUN HIKMAH 2201020081
RIZKY SYAQILA 2201020170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM


ASAHAN KISARAN

2023/2024

i
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
kenikmatannya kepada kita semua, sehingga pemakalah dapat membuat dan
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat berangkaikan
salam tak lupa kita hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan
dengan memperbanyak sholawatnya, kita akan mendapat syafaatnya dikemudian
hari kelak. Aamiin.

Dalam makalah ini pemakalah membahas tentang “Konsep Dasar Lembaga


Pendidikan Nonformal”. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas
makalah pada mata kuliah Manajemen Pendidikan FIN.

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini didalamnya masih banyak terdapat


kekurangan, baik dari sistem penulisan maupun desain penyajian, sehingga
pemakalah mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun makalah ini. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi pembaca
dan bagi pemakalah sendiri khususnya.

Kisaran, 14 Oktober 2023

Penyusun

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i i

DAFTAR ISI ........................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1


B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Nonformal .......................................................... 2


B. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Nonformal ............................................ 3
C. Karakteristik Pendidikan Nonformal ...................................................... 4
D. Jenis-Jenis Pendidikan Nonformal ......................................................... 5
E. Kedudukan Pendidikan Nonformal Dalam Sistem Pendidikan
Nasional..................................................................................................... 6
F. Peran Pendidik Nonformal Dalam Pembangunan Bangsa................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 13

DAFTAR PUSATAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang dilaksanakan oleh manusia dalam


merubah sikap baik seseorang secara mandiri maupun kelompok agar dapat
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dilakukan melalui
pembelajaran, pengembangan, dan pelatihan. Dengan pendidikan yang berkualitas
akan merubah kualitas manusia sehingga menjadi indikator kemajuan sebuah
bangsa. (Bhakti and Maryani 2016)

Oleh sebab itu, pendidikan merupakan suatu hal penting bagi sebuah negara
dan bangsa karena pendidikan menjadi dasar bagi setiap orang dan sebagai upaya
untuk menciptakan SDM yang berkualitas (Putri Nabila Yuhanda HTB., Cindi
Nurmala Sari, Syafitri Revi Dawani., Syahro Abidah Naiborhu. 2021). Pendidikan
wajib dipahami sebagai substitusi dari proses pembudayaan peserta didik.

Oleh karena itu, tidak hanya mengenai peralihan pengetahuan dan memiliki
keterampilan saja, tetapi juga sebagai penumbuhan dan pengembangan individu
peserta didik menjadi manusia yang beradab dan berbudaya (Syaparuddin dan
Elihami 2020).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kedudukan Pendidikan Nonformal Dalam Sistem Pendidikan
Nasional?
2. Apa Peran Pendidik Nonformal Dalam Pembangunan Bangsa!

C. Tujuan

Mengetahui Dan Mampu Menjelaskan Tentang Kedudukan Pendidikan


Nonformal Dalam Sistem Pendidikan Nasional Dan Peran Pendidik Nonformal
Dalam Pembangunan Bangsa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Nonformal


Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan nonformal
dapat didefinisikan sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedengkan menurut Axin
(Suprijanto, 2009: 7), pendidikan nonformal adalah kegiatan belajar yang
disengaja oleh warga belajar dan pembelajaran di dalam suatu latar yang
diorganisasi (berstruktur) yang terjadi di luar sistem persekolahan.
Pendidikan nonformal. Marzuki (2012:137) berpendapat bahwa pendidikan
nonformal merupakan aktivitas belajar diluar sistem persekolahan atau pendidikan
formal yang dilakukan secara teorganisir, Pendidikan nonformal dilaksanakan
terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar
untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula.
Selain itu Farrow, Arcos, Pitt & Weller (2015: 51) mengatakan bahwa
pembelajaran non-formal adalah aspek yang signifikan dari pengalaman belajar.
Belajar sekarang dapat terjadi dalam berbagai cara melalui komunitas praktik,
jaringan pribadi, dan melalui penyelesaian tugas-tugas yang berhubungan dengan
pekerjaan. Belajar adalah proses berkelanjutan, yang berlangsung seumur hidup.
Kegiatan belajar dan bekerja saling terkait tidak lagi terpisahdan dalam beberapa
situasi yang sama. Hal ini Sungsri (2018: 14) mengatakan bahwa pendidikan non
formal bisa dilakukan oleh siapa saja.
Ketika para pendidik / guru memahami proses mengembangkan masyarakat
belajar, mereka dapat mendorong semua sektor, terutama masyarakat lokal di
komunitas mereka, untuk mengambil bagian dalam menciptakan masyarakat
belajar.1

1
Raudatus Syaadah, ”Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal Dan Pendidikan Informal”, Vol.
2, jurnal Pendidikan dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2022, hlm.127.

2
B. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Nonformal

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, tujuan pendidikan nonformal adalah :2

1. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang


memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat.
2. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Adapun menurut Sudjana (2004), tiga fungsi pendidikan nonformal adalah


sebagai berikut :

1. Komplement (pelengkap) pendidikan sekolah. Pendidikan nonformal


menyajikan seperangkat kurikulum tetap yang dibutuhkan sesuai dengan
situasi daerah dan masyarakat. Artinya peserta didik pada satuan pendidikan
formal merasa perlu untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
melalui jalur pendidikan nonformal. Misalnya: kursus komputer, bahasa
asing, kursus kepribadian.

2. Suplement (tambahan). Pendidikan nonformal memberikan kesempatan


pendidikan bagi mereka yang telah menamatkan jenjang pendidikan formal
tetapi dalam tempat dan waktu berbeda. Artinya apabila pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta didik pada satuan pendidikan
formal dirasa belum memadai maka ia dapat menambahnya melalui
pendidikan nonformal Misalnya: bimbingan belajar, les privat.

3. Substitusi (pengganti) pendidikan sekolah. Pendidikan nonformal dapat


mengganti fungsi sekolah terutama pada daerah-daerah yang belum dijangkau

2
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ”tentang Sistem Pendidikan Nasional”.

3
oleh program pendidikan sekolah. Artinya apabila warga masyarakat tidak
memiliki akses terhadap satuan pendidikan formal atau putus sekolah (DO) dari
pendidikan formal, maka ia dapat mengikuti pendidikan melalui jalur nonformal.

C. Karakteristik Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri yang berbeda dari pendidikan formal


atau sekolah. Namun ke dua pendidikan tersebut saling menunjang dan
melengkapi. Menurut Abdulhak dan Suprayogi (2012), karakteristik atau ciri-ciri
dari pendidikan nonformal antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan.


Pendidikan non formal menekankan pada belajar yang fungsional yang sesuai
dengan kebutuhan dalam kehidupan peserta didik.
2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar
mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan mengontrol kegiatan
belajarnya.
3. Waktu penyelenggaraannya relatif singkat, dan pada umumnya tidak
berkesinambungan.
4. Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat
dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak ditentukan oleh peserta didik.
5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipasi, dengan penekanan pada
belajar mandiri.
6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah
fasilitator bukan menggurui. Hubungan di antara kedua pihak bersifat
informal dan akrab. Peserta didik memandang fasilitator sebagai narasumber
dan bukan sebagai instruktur.
7. Penggunaan sumber-sumber lokal. Mengingat sumber-sumber untuk
pendidikan sangat langka, maka diusahakan sumber-sumber lokal digunakan
seoptimal mungkin.

4
D. Jenis-Jenis Pendidikan Nonformal

Berdasarkan fungsinya, pendidikan nonformal dapat dibagi menjadi beberapa


jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan Keaksaraan. Jenis program pendidikan keaksaraan, ia


berhubungan dengan populasi sasaran yang belum dapat membaca-menulis.
Target pendidikannya dari program pendidikan keaksaraan ini adalah
terbebasnya populasi sasaran dari buta baca, buta tulis, buta bahasa Indonesia,
dab buta pengetahuan umum.
2. Pendidikan Vokasional. Jenis program pendidikan vokasional berhubungan
dengan populasi sasaran yang mempunyai hambatan di dalam pengetahuan
dan keterampilannya guna kepentingan bekerja atau mencari nafkah. Target
pendidikannya dari program pendidikan vokasional ini adalah terbabasnya
populasi sasaran dari ketidak-tahuan atau kekurang-mampunya di dalam
pekerjaan-pekerjaan yang sedang atau akan dimasukinya.
3. Pendidikan Kader. Jenis program pendidikan kader berhubungan dengan
populasi sasaran yang sedang atau bakal memangku jabatan kepemimpinan
atau pengelola dari suatu bidang usaha di masyarakat, baik bidang usaha
bidang sosial-ekonomi maupun sosial-budaya. Jenis pendidikan ini
diharapkan hadir tokoh atau kader pemimpin dan pengelola dari kelompok-
kelompok usaha yang tersebar di masyarakat.
4. Pendidikan Umum dan Penyuluhan. Jenis program pendidikan ini
berhubungan dengan berbagai variabel populasi sasaran, target pendidikannya
terbatas pada pemahaman dan menjadi lebih sadar terhadap sesuatu hal.
Lingkup geraknya bisa sangat luas dari soal keagamaan, kenegaraan,
kesehatan, lingkungan hukum dan lainnya.
5. Pendidikan Penyegaran Jiwa-raga. Jenis program pendidikannya ini berkaitan
dengan pengisian waktu luang, pengembangan minat atau bakat serta hobi.

5
E. Kedudukan Pendidikan Nonformal Dalam Sistem Pendidikan Nasional
1. Pengertian Pendidikan Non Formal
Definisi pendidikan nonformal menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 3

Menurut Sudjana ( 2010 : 13) Pendidikan non formal merupakan salah satu
dari sekian banyak istilah yang muncul dalam studi kependidikan pada akhir
tahun tujuh puluhan. Istilah-istilah pendidikan yang berkembang di tingkat
internsional mula saat itu adalah: pendidikan sepanjang hayat (life long
education), pendidikan pembaharuan (recurrent education), pendidikan abadi
(permanent education), pendidikan informal (informal education), pendidikan
masyarakat (community education), pendidikan perluasan (extention education),
pendidikan massa (mass education), pendidikan sosial (social education),
pendidikan orang dewasa (adult eduction), dan pendidikan berkelanjutan
(continuing education). 4

2. Pendidikan Nonformal sebagai Prantaa dan Kegiatan


Pendidikan nonformal dapat dibedakan sebagai prantara (institution) dan
sebagai kegiatan (setting). Sebagai prantara, pendidikan nonformal merupakan
fenomena yang tambuh di masyarakat bersama prantara lainnya seperti ekonomi,
hukum, dan budaya. Secara kelembagaan pendidikan nonformal menjadi wahana
atau mekanisme yang mempunyai struktur kelembagaan, peraturan, tugas, dan tata
kerja.

3. Kaitan antara Sistem Penddikan dengan Supra Sistem Pembangunan


Pembangunan Nasional, sebagaimana tertuang dalam GBHN adalah adalah
pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia yang bertujuan mewujudkan masyarakat adir dan makmur berdasarkan
pancasila di dalam wadah Negara kesatua republic Indonesia.

3
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1
4
Sudjana. 2001. Pendidikan nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan Falsafah & Teori
Pendukung serta Asas., (Bandung: Falah Production 2001), hal.107.

6
Pembangunan nasional sebagai supra system meliputi berbagai system yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

4. Sub-sub Sistem Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional terdidiri atas tiga subsistem yaitu subsistem
pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Semua
subsistem ini berkaitan dan saling menopang anatara satu dengan yang lainnya.
Setiap subsistem memiliki kedudukan yang sama dalam system pendidikan
nasional.

5. Cakupan Pendidikan Nonformal


Pendidikan nonformal sebagai ubsistem pendidikan nasional mencakup pula
bentuk-bentuk pendidikan lainnyasepanjang pendidikan tersebut di selenggarakan
di luar jalur (subsistem). Cakupan atau lingkup pendidikan tersebut yang di
kemukakan disini antara lain pendidika massam, pendidikan orang dewasa, dan
pendidikan perluasan.

a. Pendidikan Massa
Pendidikan massa (Mass Education) adalah kesempatan pendidikan yang
berkaitan kepada masyarakat luas dengan tujuan untuk membntu masyarakat
sehingga warganya memiliki kecakapan membaca, menulis, berhitung dan
bepengetahuna umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf hidup dan
penghidupannya segabai warga masyarakat dan warga Negara yang bertanggung
jawab.

b. Pendidikan orang dewasa


Pendidikan orang dewasa merupakan proses pendidikan yang terorganisasi
dengan berbagai bahan belajar, tingkatan, dan metod, baik bersifat resmi maupun
tidak, meliputi upaya kelanjutan atau perbaikan pendidikan yang di peroleh dari
sekolah, akademi, universitas, atau magang. 5

5
Wahyu Bagja Sulfemi, Modul Manajemen Pendidikan Nonformal, (Bogor, 2018), hlm.6-10

7
Saat ini, Pendidikan non formal menjadi digemari oleh masyarakat karena
dapat menambah dan melengkapi pendidikan formal. Beberapa bentuk dari
program dan lembaga pendidikan non formal diantaranya :6

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


PAUD merupakan pendidikan yang diadakan dengan maksud untuk
memberikan fasilitas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara utuh
(Nurzaman and Rahmattya 2017). Pada masa penjajahan Belanda telah muncul
pendidikan untuk anak-anak. Pada masa itu terdapat dua tipe sekolah, yakni tipe
Europe Large School (ELS) dan Frobel School dan hanya terbatas untuk
keturunan Belanda dan bangsa eropa saja. Ki Hajar Dewantara adalah tokoh yang
berpengaruh dalam perkembangan Taman Kanak-Kanak (TK) di Indonesia
dengan sistem pendidikan among, gabungan dari nature dan nurture (Saudah
2015). Pada saat ini, PAUD menjadi favorit orang tua karena pendidikan ini
sangat penting untuk perkembangan anak atau yang biasa disebut golden
age(Kurniah., Novrinda. Nina 2017). Jadi ketika anak mengikuti program PAUD
maka aspek tumbuh dan kembangnya menjadi perhatian serius karena itu dengan
perlakuan yang baik dan tepat terhadap anak PAUD akan berdampak pada
peningkatan kualitas manusia di masa mendatang.

2. Homeschooling Sejarah
Homeschooling di Indonesia belum ditemukan penelitian secara khusus yang
menjelaskannya. Homeschooling atau pendidikan yang dilaksanakan di dalam
rumah di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Sebelum lahirnya pendidikan
formal (sekolah), pendidikan yang ada pertama kali pendidikan yang dilaksanakan
di rumah. Konsep homeschooling yaitu belajar secara mandiri atau otodidak dapat
dilihat oleh tokoh terkenal yaitu K.H Agus Salim. Perkembangan homeschooling
di Indonesia saat ini dilatar belakangi oleh adanya akses terhadap informasi yang
semakin bebas mengakibatkan orang tua memiliki banyak pilihan untuk
pendidikan anak-anaknya (Derakhshanpoor, Izadyar, and Shahini 2017).

6
Siti Romlah. 2020. “Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Islam Non Formal Di Indonesia.” 15(1):
hlm.1–14.

8
Jadi dengan mengikuti program homeschooling, anak-anak secara bebas dan
mandiri memilih pendidikan sesuai dengan bakat dan minatnya, namun dalam
pengawasan orang tua dan mitra homeschooling secara penuh.

3. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)


LKP adalah salah satu macam satuan pendidikan non formal yang
dilaksanakan di masyarakat untuk mereka yang membutuhkan pengetahuan,
ketrampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, atau pun
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (Herlinda, Hidayat, and Djumena
2017).

Pembinaan kursus di Indonesia dilaksanakan sejak bulan April tahun 1976,


yakni ketika serah terima fungsi pembinaan kursus-kursus kejuruan sebagai
program PLS yang diadakan masyarakat dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan
Olahraga (PLSOR) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Sumirah Silalahi,
Risky Hardiansyah, Wika Wiryanti Siregar 2021).

Jadi, sasaran LKP adalah masyarakat yang ingin meningkatkan kompetensi


dan kapasitas praktis, sehingga dengan pengalaman belajar tersebut dapat
diterapkan di masyarakat secara praktis.

4. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)


Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah pengembangan dari konsep
Community Learning Center yang telah dikenal sejak tahun enam puluhan di
Indonesia. (Supriyono 2012) (Rahmat et al. 2021) Perintisannya secara
kelembagaan di Indonesia dengan panggilan PKBM dimulai pada tahun 1998
searah dengan usaha untuk memberikan kesempatan untuk memperoleh fasilitas
pendidikan di masyarakat. 7

7
Ahmad, Literatur Review: Tren Perkembangan Pendidikan Non-Formal di Indonesia, vol 7, Jurnal
Pendidikan, 2022, hlm.78-79.

9
F. Peran Pendidik Nonformal Dalam Pembangunan Bangsa
Masalah pendidikan dalam pendidikan sekolah, menyebabkan pendidikan non
formal mengambil peran untuk membantu sekolah dan masyarakat dalam
mengurangi masalah tersebut. Sudjana mengemukakan peran pendidikan non
formal adalah sebagai “pelengkap, penambah, dan pengganti" dengan penjabaran
sebagai berikut: 8

1. Sebagai pelengkap pendidikan sekolah


Pendidikan non formal berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik
dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam
pendidikan sekolah. Pendidikan non formal sebagai pelengkap ini dirasakan perlu
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dan
mendekatkan fungsi pendidikan sekolah dengan kenyataan yang ada di
masyarakat. Oleh karena itu program-program pendididkan non formal pada
umumnya dikaitkan dengan lapangan kerja dan dunia usaha seperti latihan
keterampilan kayu, tembok, las, pertanian, makanan, dan lain-lain.

2. Sebagai penambah pendidikan sekolah


Pendidikan non formal sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan
untuk menyediakan kesempatan belajar kepada :
a. Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu yang
diperoleh selama mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan
sekolah.
b. Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih memerlukan layanan
pendidikan untuk memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh.
c. Mereka yang putus sekolah dan memerlukan pengetahuan serta keterampilan
yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan atau penampilan diri dalam
masyarakat

8
Bayu Adi Laksono, Peran Pendidikan Nonformal Dalam Menumbuhkan Karakter Demokratis, vol
5, journal Universitas Negeri Malang, 2020, hlm.116

10
3. Sebagai pengganti pendidikan sekolah
Pendidikan non formal sebagai pengganti pendidikan sekolah meyediakan
kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang karena berbagai
alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki satuan pendidikan
sekolah.9 Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk memberikan kemampuan
dasar membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan praktis dan sederhana yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti pemeliharaan kesehatan
lingkungan dan pemukiman, gizi keluarga, cara bercocok tanam, dan jenis-jenis
keterampilan lainnya. (D. Sudjana.. 2001 : 107)

Satuan pendidikan nonformal yang menjadi inkubator bagi pebelajarnya


sangat bervariatif. mengacu pada UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal
26 ayat (4), tercantum bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga
kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. 10

a. Lembaga kursus, kursus tetap memenuhi unsur belajar-mengajar seperti


warga belajar, sumber belajar, program belajar, tempat belajar dan pasilitas.
Sistem pengajaran dapat berupa ceramah, diskusi, latihan, praktek dan
penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada evaluasi untuk menentukan
keberhasilan dalam bentuk sertifikat.
b. Lembaga pelatihan, pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Kelompok belajar, kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada
kebutuhan warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket belajar
dan dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga belajar.

9
Ahmad, Literatur Review: Tren Perkembangan Pendidikan Non-Formal di Indonesia, vol 7, Jurnal
Pendidikan, 2022, hlm.78.
10
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

11
d. Pusat Kegiatan Belajar terdapat di dalam masyarakat seperti pesantren,
perpustakaan, gedung kesenian, took, rumah ibadat, kebun percobaan dan
lain-lain lembega-lembaga tersebut para peserta dapat memperoleh proses
belajar-mengajar sesuai yang mereka inginkan.
e. Majelis Taklim, Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan Islam Non
formal dan merupakan fenomena budaya religius yang tumbuh dan
berkembang di tengah komunitas muslim Indonesia. Majelis Taklim ini
merupakan institusi pendidikan Islam non Formal, dan sekaligus lembaga
dakwah yang memiliki peran strategis dan penting dalam pengembangan
kehidupan beragama bagi masyarakat

Belajar dari negara Jepang yang menjadikan Community Learning Centre


atau istilahnya adalah kominkan sebagai pusat pendidikan sosial, dimana
kominkan menjadi pusat kegiatan budaya, rekreasi, olah raga serta kegiatan
pembelajaran lainnya (Kamil 2009 : 136). Ruang-ruang yang diberikan oleh
pendidikan nonformal kepada seluruh aspek masyarakat tanpa terkecuali
merupakan kesempatan yang begitu besar dalam meningkatkan karakter
demokratis masyarakat.11

11
Imma Latifa, Peran Lembaga Pendidikan Nonformal Dalam Mengatasi Pengangguran Di Era
Digital, vol 3, Journal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha, 2021, hlm.140.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan bunyi Pasal 26 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang


Sisdiknas, bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang


dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
merupakan konsep dalam studi kependidikan. Lembaga pendidika non formal
adalah lembaga pendidikan yang disediakan bagi warga negara yang tidak sempat
mengikuti atau menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan
formal. Pendidikan nonformal dapat dibedakan sebagai prantara (institution) dan
sebagai kegiatan (setting).

13
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1

Sudjana. 2001. Pendidikan nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan Falsafah


& Teori Pendukung serta Asas., (Bandung: Falah Production 2001), hal.107.

Wahyu Bagja Sulfemi, Modul Manajemen Pendidikan Nonformal, (Bogor, 2018),


hlm.6-10

Bayu Adi Laksono, Peran Pendidikan Nonformal Dalam Menumbuhkan Karakter


Demokratis, vol 5, journal Universitas Negeri Malang, 2020, hlm.116

Ahmad, Literatur Review: Tren Perkembangan Pendidikan Non-Formal di


Indonesia, vol 7, Jurnal Pendidikan, 2022, hlm.78.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Imma Latifa, Peran Lembaga Pendidikan Nonformal Dalam Mengatasi


Pengangguran Di Era Digital, vol 3, Journal Pendidikan Sosiologi Universitas
Pendidikan Ganesha, 2021, hlm.140.

14

Anda mungkin juga menyukai