TEORI PELUANG
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
=
𝑛!
𝑃%,D,E… =
𝑘!. 𝑙!. 𝑚! …
Contoh :
Tentukan permutasi dari “STATISTIK”!
Jawab :
𝑛 = 9, 𝑘 (𝑆) = 2, 𝑙(𝑇 ) = 3, 𝑚(𝐼 ) = 2
J
9! 9.8.7.6.5.4.3!
𝑃#,8,#… = = = 15120
2! .3! .2! 2.1.2.1.3!
1.2 Kombinasi
Berbeda dengan permutasi yang memperhatikan urutan unsur-
unsurnya, maka pada kombinasi urutan unsur-unsur tidak diper-
hatikan. Kombinasi 𝒓 unsur dari 𝒏 unsur yang tersedia dinotasikan
𝑲(𝒏, 𝒓)atau 𝑲𝒏𝒓 dan dirumuskan:
𝑛!
𝐾>= =
𝑟! (𝑛 − 𝑟 )!
Contoh :
Dengan berapa cara dapat dipilih 3 kemeja dari 5 kemeja yang dimiliki!
Jawab :
5! 5.4.3!
𝐾8O = = = 10
3! (5 − 3)! 3! .2.1
2. Teori Peluang
Teori peluang memiliki sejarah yang panjang. Misalnya sejak berabad-
abad manusia terlibat dalam kegiatan menerka atau memprediksi berbagai
kemungkinan keuntungan dalam arena perjudian. Fenomena peluang ini
telah menarik perhatian matematikawan dalam membangun teori peluang
untuk dipergunakan misalnya dalam perasuransian (aktuaria), ekonomi
(ekonometri), penelitian, dan pengetahuan lainnya. Konsep dasar peluang
dapat dibedakan menjadi tiga pengertian, yaitu:
𝐧(𝐀)
𝐩(𝐀) =
𝐍
Keterangan:
𝒑(𝑨) = Probalitas terjadinya kejadia A
𝒏(𝑨) = Banyaknya kejadian A
𝑁 = Banyaknya seluruh kejadian atau ruang sampel
Contoh :
Dua buah dadu ditos bersamaan, berapa peluang munculnya angka
berjumlah 4!
Jawab :
Elemen ruang sampelnya adalah {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ..., (6, 4), (6, 5),
(6, 6)}, N = 36. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu
berjumlah 4, yaitu {(1, 3), (2, 2), (3, 1)}, n(A) = 3. Maka peluang
kejadian A dapat dihitung ,
𝟑 𝟏
𝐩(𝐀) = =
𝟑𝟔 𝟏𝟐
2.2 Pengertian Berdasarkan Frekuensi Relatif
Berdasarkan pendekatan ini, probabilitas diartikan sebagai perbanding-
an waktu terjadinya kejadian dalam jangka panjang jika keadaan stabil,
atau krekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam sejumlah percobaan.
Nilai dari probabilitas ini ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai-
nya merupakan limit dari frekeunsi relatif kejadian. Berdasarkan freku-
ensi relatif, probabilitas dirumuskan :
𝐟𝐢
𝐩(𝐗 𝐢 ) = 𝐥𝐢𝐦
𝐧→` 𝐍
Keterangan :
𝐩(𝐗 𝐢 ) = Probabilitas kejadia i
𝐟𝐢 = Frekuensi kejadian i
𝐍 = Banyaknya kejadian yang mungkin
Contoh :
Nilai hasil ujian mata kuliah geometri dari 80 mahasiswa adalah
sebagai berikut :
Tabel Frekuensi Nilai Ujian
𝒙 4,8 5,7 6,3 6,9 7,5 8,2 9,1
𝒇 11 15 18 14 12 7 3
Tentukan probabilitas salah seorang mahasiswa memperoleh nilai 6,9!
Jawab :
Frekuensi mahasiswa yang memperoleh nilai 6,9 = 14
Jumlah mahasiswa N = 80
𝟏𝟒
𝐩(𝐗) = = 𝟎, 𝟏𝟕𝟓
𝟖𝟎
2.3 Pengertian Subyektif
Pengertian probabilitas disini diartikan sebagai tingkat kepercayaan
yang didasarkan pada perkiraan-perkiraan subyektif pada pengalaman
masa lalu.
Contoh :
Probabilitas pasien sembuh paska operasi nilainya merupakan perkira-
an subyektif dokter semata yang didasarkan atas pengalaman masa lalu
atau perhitungan medis tertentu.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan secara umum pe-
ngertian dari probabilitas, yaitu sebagai berikut:
Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk menentukan
tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random.
Misalkan A adalah suatu kejadian. Karena probabilitas merupakan suatu
nilai, maka probabilitas kejadian A memiliki batas-batas, yaitu:
a. Jika P (A) = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian
A tidak pernah terjadi.
b. Jika P (A) = 1,disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian A
sudah pasti terjadi.
c. Jika 0 < P (A) < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya keja-
dian A bisa atau tidak bisa terjadi.
4. Sifat-Sifat Peluang
Sifat-sifat peluang terdiri dari :
a. 𝑃 (𝐴) ∈ [0,1]
b. 𝑃 (𝑆) = 1
c. Jika 𝐴o ∩ 𝐴q = ∅, 𝑖 ≠ 𝑗 maka berlaku 𝑃(∪ 𝐴o ) = ∑ 𝑃(𝐴o )
d. 𝑃 (∅) = 0
e. 𝑃 (𝐴) = 1 − 𝑃(𝐴x )
f. Jika 𝐴 ⊆ 𝐵 maka 𝑃(𝐴) ≤ 𝑃 (𝐵 )
Dengan definisi, 𝐵 = 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴), 𝑃 (𝐵 ) = 𝑃 (𝐴) + 𝑃 (𝐵 − 𝐴) ≥ 𝑃 (𝐴)
g. 𝑃 (𝐴 ∪ 𝐵 ) = 𝑃 (𝐴) + 𝑃 (𝐵 ) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
1 1
𝑃 (𝐴 ) = = 0,5 ; 𝑃 (𝐵 ) = = 0,167
2 6
( ) ( ) ( )
𝑃 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝑃 𝐴 × 𝑃 𝐵 = 0,5 ∙ 0,167 = 0,0835
5.5 Teorema Totalitas Peluang
Misalkan B1,B2, B3,..., Bk adalah barisan kejadian-kejadian dengan
sifat
%
𝑃(• 𝐵o ) = 1, 𝐵o ∩ 𝐵q = ∅ 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 ≠ 𝑗
oŽ"
Maka untuk setiap kejadian A berlaku :
%
𝐴 = •(𝐴 ∩ 𝐵o )
oŽ"
%
𝑃(𝐴) = • 𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵o )
oŽ"
%
O
2. P(putih pertama) = © = 0,625 ;
… 8
P(putih kedua) = « = 0,571 ; P(putih ketiga) = ‚ = 0,5
Jadi, 𝑃(𝑝, 𝑝, 𝑝) = 0,625 ∙ 0,571 ∙ 0,5 = 0,178