Anda di halaman 1dari 13

METODE NUMERIK

Metode Terbuka

Dosen Pengampu :

Prof.Drs. Sariyasa, M.Sc., Ph.D.


I Made Suarsana, S.Pd., M.Si.

Disusun oleh :

Ni Made Yunitasari Maharani Pricilla Murti ; 2113101018


Putu Eka Aprilliano Putra Yasa ; 2113101030
I Gusti Ayu Dya Trisna Wahyundari ; 2113101033

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2022
A. TUJUAN
1. HHF
2. HGHD
3. Hdd
4. Hdc
5. hg
B. URAIAN MATERI
1. Metode Terbuka
Metode terbuka tidak memerlukan selang [a,b] yang mengukur akar. Yang
diperlukan hanya sebuah tebakan awal akar atau dua buah tebakan yang tidak perlu
mengurung akar. Hampiran akar sekarang didasarkan pada hampiran akar
sebelumnya melalui prosedur lelaran. Kadang lelaran konvergen ke akar sejati dan
kadang juga divergen . Namun, apabila lelarannya konvergen, konvergensinya itu
berlangsung sangat cepat dibandingkan dengan metode tertutup.
Yang termasuk ke dalam metode terbuka :
a. Metode Lelaran Titik-Tetap
b. Metode Newton-Raphson
c. Metode Secant
1.1 Metode Lelaran Titik-Tetap
Metode ini kadang-kadang dinamakan juga metode lelaran sederhana, metode
langsung, atau metode sulih beruntun. Kesederhanaan metode ini karena
pembentukan prosedur lelarannya mudah dibentuk sebagai berikut:
Susunlah persamaan f ( x )=0 menjadi bentuk x=g( x ). Lalu, bentuklah menjadi
prosedur lelaran
x r +1=g( x r ) (P.1)
dan terkalah sebuah nilai awal x0, lalu hitung nilai x1 , x2 , x3 , ..., yang
mudah-
mudahan konvergen ke akar sejati s sedemikian sehingga
f ( s )=0dan s=g (s )
Kondisi berhenti lelaran dinyatakan bila
|x r +1−x r|< e
atau bila menggunakan galat relatif hampiran
¿
dengan e dan d telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria Konvergensi
Diberikan prosedur lelaran
x r +1=g(x r ) (P.2)
Misalkan x=s adalah solusi f ( x )=0 sehingga f ( s )=0 dan s=g (s ). Selisih
antara x r +1dan s adalah
x r +1−s=g ( x r ) −s

g ( x r )−s
¿ ( x r−s) (P.3)
x r−s
Terapkan teorema nilai rata-rata pada persamaan (P.3.5) sehingga
x r +1−s=g '(t) ( xr −s ) (P.4)
Yang dalam hal ini x r +1<t < s. Misalkan galat pada lelaran ke-r dan lelaran ke-
adalah
ε r=x r −s dan ε r+1 =xr +1−s (P.5)
Persamaan (P.4 ) dapat kita tulis menjadi
ε r+1 =g ' (t) ε r
Atau dalam bentuk mutlak
|ε r+ 1|=|g '( t)||ε r|≤ K |ε r|
Berapakah batas-batas nilai K itu?
Misalkan x 0dan x berada didalam selang sejauh 2 hdari s, yaitu s−h< x <s +h.
Jika lelaran konvergen di dalam selang tersebut, yaitu x 0 , x 1 , x 2 , x 3 , … .menuju

s, maka galat setiap lelaran berkurang. Jadi, haruslah dipenuhi kondisi

|ε r+ 1|≤ K |ε r|≤ K 2  |ε r −1| ≤ K 3  |ε r−2|≤ … ≤ K r +1  |ε 0|


Kondisi tersebut hanya berlaku jika
g' ( x ) ≤ K < 1
Karena K <1, maka K r +1 ⟶ 0 untuk r ⟶ ∞ ; di sini |x r +1−s|⟶ 0.
Teorema 1.1
Misalkan g( x ) dan g '( x ) menerus di dalam selang [ a , b ]=[s−h , s+h] yang
mengandung titik tetap s dan nilai awal x 0 dipilih dalam selang tersebut. Jika

|g ' (x )|<1untuk semua x ∈[a , b]maka lelaran x r +1=g( x r )akan konvergen ke s.


Pada kasus ini s disebut juga titik atraktif. Jika |g ' (x )|>1untuk semua x ∈[a , b]
maka lelaran x r +1=g( x r ) akan divergen dari s .
Teorema 1.1 dapat kita sarikan sebagai berikut:
Di dalam selang I =[s−h , s+ h] dengan s titik tetap,
 Jika 0< g ' ( x)<1untuk setiap x ∈ I , maka lelaran konvergen monoton;
 Jika−1< g '(x )< 0untuk setiap x ∈ I , maka lelaran konvergen bersosilasi;
 Jika g '( x )> 1untuk setiap x ∈ I , maka lelaran divergen monoton;
 Jika g' ( x ) <−1untuk setiap x ∈ I , maka lelaran divergrn berosilasi.
Semuanya dirangkum seperti pada Gambar 1.1
Catatan : keadaan |g ' (x )|=1 tidak didefinisikan dan Semakin dekat nilai

|g ' ( x )|ke nol didekat akar, semakin cepat kekonvergenan metode lelaran titik
tetap ini

Gambar 1.1

Contoh :
Carilah akar persamaan f ( x )=2 x 2+ 3 x −4 dengan metode lelaran titik tetap.
Gunakan ε =0,000001.
Penyelesaian :
III. 2 x2 +3 x−4=0 II. 2 x2 +3 x−4=0 I. 2 x2 +3 x−4=0
−3 x+ 4 2
2 x +3 x=4 3 x=−2 x 2+ 4
x 2=
2 x ( 2 x +3 )=4
2
−2 x + 4
x=
x=
√ −3 x + 4
2
x=
4
2 x +3
g( x )=
2
−2 x +4
3

g( x )=
√ −3 x +4
2
g( x )=
4
2 x +3
3
Menentukan konvergen/divergen


−3 x +4 √−6 x +8 Untuk x → 0=¿ −3
I. g ( x )= = =−0,53033
2 2 2 √ −6.0+ 8
−3 −3
'
g (x)= Untuk x → 1=¿ =−1,06066
2 √−6 x+ 8 2 √−6.1+8
'
−1< g ( x ) <0 , konvergen bersosilasi

4 −8
II. g ( x )= Untuk x → 0=¿ 2
=−0,89
2 x +3 4 ( 0 ) +12.0+ 9
' −8 −3
g (x)= 2 Untuk x → 1=¿ =−0,32
4 x +12 x +9 2 √−6.1+8
−1< g' ( x ) <0 , konvergen bersosilasi

−2 x +4 −4.0
III. g ( x )= Untuk x → 0=¿ =0
3 3
' −4 x −4.1
g (x)= Untuk x → 1= =−1,33
3 3
'
g ( x ) ,divergen

1.2 Metode Newton-Raphson


Di antara semua metode pencarian akar, metode Newton-Raphsonlah yang
paling terkenal dan paling banyak dipakai dalam terapan sains dan
rekayasa. Metode ini paling disukai karena konvergensinya paling cepat
diantara metode lainnya.
Ada dua pendekatan dalam menurunkan rumus metode Newton-Raphson,
yaitu:
 Penurunan rumus Newton-Raphson secara geometri,
 Penurunan rumus Newton-Raphson dengan bantuan deret Taylor.

a). Penurunan rumus Newton-Raphson secara geometri

Dari gambar 3.13, gradient garis singgung x r adalah

∆ y f ( x r ) −0
m=f ' ( x r )= =
∆ x x r −x r+1
Atau
f ( xr )
f ' (x ¿¿ r)= ¿
x r −x r+1
Sehingga prosedur lelaran metode Newton-Raphson adalah
f ( xr )
x r +1=x r− '
, f '( x ¿¿ r )≠ 0. ¿
f ( xr )

b). Penurunan rumus Newton-Raphson dengan bantuan deret Taylor

Uraikan f ( x¿ ¿ r+ 1)¿ di sekitar x r ke dalam deret Taylor:


2
' ( x r +1−x r )
f ( x r +1 ) ≈ f ( x r ) + ( x r +1−x r ) f ( x r ) + f (t), {x} rsub {r} <t< {x} rsub {r+1
2
(P.3.11)

yang bila dipotong sampai suku orde-2 saja menjadi


'
f ( x r +1 ) ≈ f ( x r ) + ( x r +1 ) f ( x r )

(P.3.12)

dan karena persoalan mencari akar, maka f ( x r +1 )=0 , sehingga

'
0=f ( x r ) + ( xr +1−x r ) f ( x r )

(P.3.13)
atau
f (x ¿¿ r)
x r +1=x r− '
¿
f ( x¿¿ r ) , f ( xr ) ≠ 0 ¿

(P.3.14)
yang merupakan rumus metode Newton-Raphson.
Kondisi berhenti lelaran Newton Raphson adalah bila

|x r +1−x r|< ε

atau bila menggunakan galat relative hampiran

| x r+1− xr
x r +1

|
dengan ε dan δ adalah toleransi galat yang diinginkan.

Catatan :
'
1. Jika terjadi f ( x r ) =0 ,ulang kembali perhitungan lelaran dengam x 0 yang
lain.
2. Jika persamaan f ( x )=0 memiliki lebih dari satu akar, pemilihan x 0 yang
berbeda-beda dapat menemukan akar yang lain.
3. Dapat pula terjadi lelaran konvergen ke akar yang berbeda dari yang
diharapkan (seperti halnya pada metode lelaran titik-tetap).
Comtoh :
Selesaikan persamaan x−e− x =0dengan titik awal x 0=0
Penyelesaian :
−x
f ( x r )=x−e

f ' ( x r ) =1+e−x

f ( xr) x −e−x
⇒ x r +1=x r− =x r −
f ' ( xr ) 1+e− x

0−e 0 1
x 0=0 maka x 1=0− = =0,5
1+e 0 2

( 0,5 )−e−(0,5 ) −0,106531


x 1=0,5maka x 2=0,5− ( 0,5)
=0,5− =0,566311
1+ e 1,60653

−0,00134051
x 2=0,566311 maka x 3=0,566311− =0,567143
1,56762

Untuk f (x¿ ¿3)=−196.10−7 ¿ merupakan bilangan yang sangat kecil

sehingga akar persamaan x=0,567143 dengan e=0,00001

Secara umum, bila metode Newton-Raphson konvergen, kekonvergenannya


itu berlangsung sangat cepat, seperti yang dilukiskan pada Gambar 3.14. Titik
potong garis singgung fungsi dengan sumbu-x semakin cepat bergerak
mendekati akar sejati.

Karena metode Newton-Raphson tergolong metode terbuka, maka dalam


beberapa kasus lelarannya mungkin divergen. Bahkan, kalau kurvanya seperti
pada Gambar 3.15 serta pemilihan x 0 yang jauh dari akar sejati lelarannya akan
berosilasi di sekitar cekungan lain.
Membuat grafik fungsi sangat membantu dalam pencarian akar. Grafik fungsi
dapat memperlihatkan secara visual lokasi akar sejati. Dengan demikian
tebakan awal yang bagus untuk akar dapat diturunkan. Pemilihan tebakan
awal sebaiknya cukup dekat dengan akar. Selain itu, kita juga dapat
mengetahui apakah fungsi tersebut mempunyai akar tidak. Pada kasus tidak
ada akar, lelarannya akan divergen berosilasi.

Kriteria konversi metode Newton-Raphson

Apakah persyaratan agar metode Newton-Raphson konvergen? Tinjau


kembali bentuk umum prosedur lelaran metode terbuka,

x r +1=g ( xr )

Karena metode Newton-Raphson termasuk metode terbuka, maka dalam hal


ini,
f ( x)
g ( x )=x− '
f (x )
Dengan mengingat syarat perlu agar lelaran konvergen adalah |g ' (x )|<1 ,maka
'
g ( x )=1−¿ ¿
¿ f ( x ) f (x)} over {{left [{f} ^ {'} left (x right ) right ]} ^ {2} ¿
(P.3.18)

Karena itu, metode Newton-Raphson akan konvergen bila


¿¿
'
dengan syarat f ( x ) ≠ 0

1.3 Orde Konvergensi Metode Terbuka

Prosedur lelaran pada setiap metode terbuka dapat ditulis dalam bentuk :
x r +1=g ( xr )

(P.3.19)
x r −f ( x r )
Misalnya pada metode Newton-Raphson g ( x r ) = . Misalkan x r adalah
f '(x r )
hampiran terhadap akar sejati s sehingga s=g (s ). Maka, berdasarkan konsep
galat yang sudah dijelaskan di Bab 2, s= xr + er dengan e r adalah galat dari x r.
Uraikan g( s) di sekitar x r :

1
g ( s )=g ( x r ) + g' ( x r ) ( s−x r )+ g ( {x} rsub {r} ) {(s- {x} rsub {r} )} ^ {2} +⋯
2
' 1
¿ g ( x r ) + g ( xr ) er + g {{(x} rsub {r} ) {e} rsub {r}} ^ {2} +
2
(P.3.20)
Kurangi persamaan (P.3.20) dengan (P.3.19) :
1
g ( s )=g ( x r ) + g' ( x r ) e r + g ( {{x} rsub {r} ) {e} rsub {r}} ^ {2} +
2
x r +1=g ( xr )

' 1
g ( s )−x r +1=g ( xr ) er + g (¿
2

Karena g ( s )=s ,maka


' 1
s− xr +1=g ( x r ) e r + g {{(x} rsub {r} ) {e} rsub {r}} ^ {2} +
2
Misalkan s− xr +1=er +1 , sehingga
1
e r +1=g ' (x ¿¿ r )e r + g {{(x} rsub {r} ) {e} rsub {r}} ^ {2} + ¿
2
(P.3.21)
Bilangan pangkat dari e r menunjukkan orde (atau laju) konvergensi prosedur
lelaran :
(a). e r +1 ≈ g' (t ) e r , x r <t < x r +1: prosedur lelaran berorde satu
(P.3.22)
(b).
1
e r +1 ≈
g ( {{t} rsub {r} ) {e} rsub {r}} ^ {2} , {x} rsub {r} <t< {x} rsub {r+1 :
2
prosedur lelaran berorde dua
(P.3.23)
Metode Newton-Raphson termasuk ke dalam metode terbuka berorde dua.
Pernyataan ini kita buktikan di bawah ini.
Orde konvergensi metode Newton-Raphson
f ( xr )
Pada metode Newton-Rapshon g ( x r ) =xr − . Turunan pertama dari g( x r )
f ' ( xr)
adalah
''
' f ( xr )f (x r )
g ( xr )= 2 (P.3.24)
[ f ' (x r )]
Jika x r adalah akar persamaan f(x) = 0, maka f( x r) = 0, sehingga
g'( x r ) = 0
Ini berarti metode Newton-Raphson paling sedikit berorde dua. Turunan kedua dari
g( x r ¿adalah
g”( x r ) = f “( x r) / f '( x r ) (P.3.25)
Sulihkan (P.3.25) ke dalam (P.3.23):
} ( {x} rsub {r} ) {ε} rsub {r} rsup {2}} over {2 {f} ^ {'} ( {x} rsub {r} ) ¿
ε r+1 =f ¿ (P.3.26)
Persamaan (P.3.26) ini mempunyai tiga arti:
1. Galat lelaran sekarang sebanding dengan kuadrat galat lelaran sebelumnya. Jika
galat lelaran sekarang misalnya 0.001, maka pada leleran berikutnya galatnya
sebanding dengan 0.000001. Hal inilah yang menyebabkan metode Newton-
Raphson sangat cepat menemukan akar (jika lelarannya konvergen).
2. Jumlah angka bena akan berlipat dua pada tiap lelaran. Ini merupakan
konsekuensi dari hal nomor 1 di atas.
3. Orde konvergensi metode Newton-Raphson adalah kuadratik. sehingga ia
dinamakan juga metode kuadratik.
Cara lain untuk menemukan orde konvergensi metode Newton-Raphson adalah
dengan meneruskan penurunan rumus Newton-Raphson dari dari deret Taylornya
sebagai berikut. Perhatikan kembali persamaan (P.3.11) di atas. Bila x r +1 = s
sehingga f( x r +1) = f(s) = 0, dalam hal ini s adalah akar sejati, subsitusikan s ke
dalam
persamaan (P.3.11) di atas:
2 ''
' ( s−xr ) f (t ) (P.3.27)
0=f ( x r ) + ( s−x r ) f ( x r ) +
2
Kurangin (P.3.27) dengan (P.3.13):
2 ''
' ( s−xr ) f (t )
0=f ( x r ) + ( s−x r ) f ( x r ) +
2
'
0=f ( x r ) + ( xr +1−x r ) f ( x r )

2 ''
' ( s−x r ) f (t) (P.3.28)
0=(s−x r+1 ) f ( x r ) +
2
Misalkan s− xr +1=ε r +1dan s− xr =ε r, maka persamaan (P.3.28) dapat ditulis
Menjadi
2 ''
' ε r f (t) } (t) {ε} rsub {r} rsup {2}} over {2 {f} ^ {'} ( {x} rsub {r} ) ¿
ε r+1 f ( x r ) + =0 atau ε r+1 =f ¿
2
(P.3.29)
yang sama dengan (P.3.26), kecuali pada f ”( x r ) dan f ”(t), tetapi perbedaan ini
tidak begitu penting, sebab yang dicari adalah pangkat dari ε r. Pada proses
pencarian akar dengan metode Newton-Raphson, muncul kesulitan jika |f '| terlalu
dekat ke nol, dan kita harus menggunakan bilangan berketelitian ganda untuk
memperoleh f(x) dan f '(x) cukup teliti . Persamaan nirlanjar f(x) = 0 yang
mempunyai kasus seperti ini disebut berkondisi buruk

1.4 Metode Secant


Metode secant merupakan metode terbuka dimana untuk menentukan solusi akar
dari persamaan non linear. Metode secant ini juga memerlukan pendekatan
terhadap kurva 𝑓(𝑥) dengan garis secant yang ditentukan oleh dua titik.

Berdasarkan gambar diatas dapat kita hitung gradien


' ∆ y AC f ( x r ) −f ( x r −1 )
f ( xr )= = = (P.3.30)
∆ x BC x r −x r−1
Subsitusikan (P.3.30) ke dalam rumus Newton-Rapson:
f ( xr )
x r +1=x r− '
f ( xr )
sehingga diperoleh
x r +1=x r−f ( x r ) ¿ ¿ (P.3.31)
(P.3.31) merupakan prosedur lelaran metode secant. Dalam hal ini, diperlukan dua
buah tebakan awal akar, yaitu x0 dan x1. Kondisi berhenti lelaran adalah bila

| |
x − xr
|x r−1 xr|ε ( galat muklak ) atau r −1x r +1
δ ( galat hampiran )

dengan ε dan δ adalahtoleransi galat


Sepintas metode secant mirip dengan metode regula-falsi, namun sesungguhnya
prinsip dasar keduanya berbeda, seperti yang dirangkum pada tabel di bawah ini:
Metode Regulasi Falsi Metode Secant
1. Diperlukan dua buah nilai awal a dan b (ujung- 1. Diperlukan dua buah nilai awal x0 dan x1 (tebakan
ujung selang) sedemikian sehingga f(a) f(b) < 0. awal akar), tetapi tidak harus f(x0) f(x1) < 0.
2. Lelaran pertama: 2. Lelaran pertama:
Pada lelaran pertama tidak ada perbedaan antara Pada lelaran pertama tidak ada perbedaan antara
regula-falsi dan secant. Perbedaan baru muncul secant dan regula falsi. Perbedaan baru muncul pada
pada lelaran kedua. lelaran kedua.
Lelaran kedua: Lelaran kedua:

Perpotongan garis lurus dengan sumbu-x tetap Perpotongan garis lurus dengan sumbu-x mungkin
berada di dalam selang yang mengandung akar. menjauhi akar.
3. Berdasarkan nomor 2 di atas, lelarannya selalu 3. Berdasarkan nomor 2 di atas, lelarannya mungkin
konvergen divergen

Anda mungkin juga menyukai